DENDAM SANG MAFIA

DENDAM SANG MAFIA

Bab 1: Awal Pertemuan!!

Selain menangis...

Apa lagi yang bisa dilakukan oleh seorang bocah berusia 10 tahun saat melihat seluruh keluarganya dib*ntai tepat di depan matanya. Tidak hanya dib*nuh dengan sangat s*dis, tetapi tub*h mereka juga dibakar setelah seluruh org*n dalamnya di ambil untuk di jual di pasar gelap .

Kobaran api yang sangat besar membakar di setiap inci bangunan yang memiliki tiga lantai tersebut. Tidak ada yang tersisa, seluruh bangunannya telah hancur dan rata menjadi dengan tanah.

Bocah laki-laki dengan luka hampir di sekujur tubuhnya, terlihat keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri tiga jas*d manusia yang telah terbakar dan tak bisa dikenali lagi tersebut.

Bocah itu menangis keras di depan jas*d kedua orang tua dan juga kakak laki-lakinya. Luka di sekujur tubuhnya dan luka pada mata kirinya yang terus mengeluarkan darah pun tak dia hiraukan. Karana luka itu tak sebanding dengan rasa sakit yang dia rasakan dihatinya saat ini.

"Mama, Papa, Kakak, kenapa kalian meninggalkan Zian sendirian? Kenapa kalian tidak membawa Zian untuk ikut pergi bersama kalian. Zian sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi sekarang. Hiks...! Mama, Papa, Kakak. Bangun dan temani Zian lagi."

Tangis bocah laki-laki itu meledak. Hatinya hancur melihat tiga jas*d yang telah terbakar hangus itu. Kini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi, dia kini hidup sebatang kara di dunia yang kejam ini.

Tappp...

Tappp..

Tappp...

Derap langkah kaki yang datang menggema dan berkaur di dalam telinga bocah laki-laki tersebut. Zian menoleh, seorang pria dalam balutan pakaian serba hitam dan seorang gadis kecil berusia 8 tahun menghampiri dirinya.

Pria itu berlutut di depan bocah laki-laki itu yang terus menangisi kepergian keluarganya yang dibantai secara keji.

"Tidak ada gunanya menangisi dan meratapi kepergian mereka. Kau harus bangkit untuk membalaskan dendam keluargamu yang telah dibantai dengan sangat keji. Ayo, kita pulang ke rumah barumu!!"

Zian mengangkat wajahnya dan menatap gamang tangan yang terulur padanya itu. Dia tidak mengenal siapa pria dan gadis kecil di depannya itu. Apakah pria itu berniat membantunya atau hanya ingin memanfaatkannya saja?!

"Jangan takut Kakak tampan, kami bukan orang jahat kok. Daddy ku cuma ingin membantumu, perkenalkan aku adalah Stella." Gadis kecil itu memperkenalkan dirinya dan meyakinkan pada Zian jika ia dan ayahnya bukanlah orang jahat.

"Bisakah aku mempercayai kalian berdua?"

Laki-laki paruh baya itu mengangguk. "Tentu, Nak. Karena hanya aku satu-satunya orang yang bisa kau percayai dan kau andalkan saat ini!!"

Dengan penuh keraguan, akhirnya Zian menerima uluran tangan pria asing itu. Entah salah atau benar, tujuannya saat ini adalah balas dendam. Dia akan membalas kematian keluarganya, dia akan membuat mereka membayar mahal semua kejahatannya. Orang-orang itu, harus mati ditangannya.

-

-

(15 tahun kemudian)

"Dasar sampah!!"

Pemuda itu hanya menatap sinis mayat-mayat yang bergelimpangan di tanah dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Berani mencari masalah dengan Black Phoenix sama saja dengan memberikan nyawanya secara suka rela.

Zian Lu, sebut saja nama pemuda itu. Pemuda berdarah dingin yang tidak pernah mengenal kata ampun pada mereka yang berani mencari masalah dengannya, Zian tak pernah segan-segan menyingkirkan siapa pun yang berani menghalangi jalannya.

"Tuan Muda, kenapa Anda harus turun tangan sendiri lagi. Kenapa tidak menunggu sampai kami datang?!" mata kanannya menatap beberapa pria itu dengan tatapan tak bersahabat.

"Kalian semua sungguh tidak berguna!! Bereskan mayat-mayat itu, dan jangan tinggalkan jejak apapun ditempat ini!!" Perintahnya dan pergi begitu saja.

Dalam sejarah dunia gelap mafia, Zian tercatat sebagai pemimpin termuda. Dia menggantikan posisi Billy William sebagai pemimpin Black Phoenix saat berusia 18 tahun. Dan Billy sendiri yang menunjuk putra angkatnya tersebut sebagai penerusnya.

Zian begitu ditakuti dan disegani, bahkan polisi pun tak berani mencari masalah dengannya. Mereka memilih menutup mata daripada harus berurusan dengan Iblis seperti dia.

Ting...

Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel Zian. Pemuda itu memicingkan matanya melihat nomor asing tertera di layar ponselnya yang menyala terang. Bukan nomor luar negeri, tapi nomor Korea, penasaran siapa yang mengiriminya pesan, Zian pun membuka pesan tersebut.

"Kakak, jemput aku di bandara sekarang juga. Jangan katakan apapun pada Daddy, apalagi mengabarkan tentang kepulanganku padanya!!"

Zian memasukkan kembali ponsel itu ke dalam saku celananya. Dan tanpa membuang banyak waktu, Ia pun segera pergi ke bandara untuk menjemput orang yang mengirim pesan singkat padanya.

-

-

"Ck, kenapa kakak lama sekali? Apa dia tidak tau jika aku sudah hampir lumutan menunggunya disini?!"

Gadis itu menghembuskan napas berat. Hal yang paling dia benci dalam hidupnya adalah menunggu, dan sekarang dia harus sedikit bersahabat dengan apa yang dibencinya itu.

Sudah hampir 30 menit sejak dia mengirim pesan singkat itu, tapi orang yang dia tunggu belum juga menampakan batang hidungnya. Dan ia pasti akan membuat perhitungan dengan orang itu, karena sudah membuatnya menunggu.

"Beer, tidak baik untuk kesehatanmu!!"

"Yakk!!"

Baru saja dia hendak membuat perhitungan dengan orang yang berani merebut minumannya tanpa ijin. Tapi hal itu ia urungkan setelah melihat siapa yang berdiri di depannya.

Kedua matanya langsung berbinar-binar saat menatap sosok tampan tersebut. "Kakak!!" Ia berseru dan berhambur ke dalam pelukan orang itu. "Kakak, aku merindukanmu," gadis itu menutup matanya dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Gadis nakal, berani sekali kau kabur dari London dan meninggalkan kuliahmu sebelum liburan musim semi tiba, apa kau cari mati?!"

Gadis itu 'Stella' melepas pelukannya dan menatap sebal pemuda di depannya. "Jangan salahkan aku, tapi salahkan dirimu yang sudah hampir 6 bulan tidak pernah datang menjengukku, apa kau lupa jika memiliki seorang adik yang jauh dari sanak saudara?!"

Zian menghela napas berat. "Baiklah, Kakak minta maaf, sekarang juga kembalilah ke London. Satu bulan lagi Kakak akan mengunjungimu di sana."

"Kakak sudah gila?! Jauh-jauh aku terbang dari London kesini, dan dengan teganya kau memintaku untuk kembali ke sana?! Yang benar saja, kenapa kau semakin kejam dan tidak berhati?! Dari pada memintaku untuk kembali ke London. Sebaiknya traktir aku makan siang, aku lapar,"

Zian menjitak kepala Stella saking gemasnya, membuat gadis itu meringis ngilu. "Kenapa kau tidak berubah sama sekali, tetap saja kekanakan dan suka berbuat seenaknya. Baiklah, kau ingin makan siang dimana?"

"Restoran Eropa. Anggap saja itu sebagai hukuman untuk Kakak karena sudah membuatku menunggu. Ayo kita pergi, aku sangat lapar. Dan jangan lupa bawakan koperku, oke,"

Zian mendengus berat. Kesabarannya selalu diuji ketika sudah berhadapan dengan gadis itu. Dan anehnya Zian tidak pernah bisa marah apalagi tersinggung meskipun Stella suka bertindak dan berbicara dengan sesuka hati.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Wy Ky

Wy Ky

keren

2024-11-11

0

zian al abasy

zian al abasy

mampir lg thor

2023-01-22

0

Yusha Krya

Yusha Krya

aku mampir...

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!