Stella menghentikan mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan. Daripada dia terus-terusan larut dalam kesedihan dan galau yang tiada ujungnya, lebih baik menyenangkan dirinya sendiri dengan pergi berbelanja.
Meskipun sebenarnya Stella bukankah tipe gadis yang suka menghambur-hamburkan uang hanya untuk barang-barang yang tidak penting, tapi jika hanya sesekali saja dia rasa tidak ada masalah.
Gadis itu memasuki salah satu mall terbesar yang berada di kota Seoul. Tempat pertama yang dia datangi adalah boutique.
Deretan dress, blus fashion dan gaun malam langsung menyambut kedatangannya di boutique tersebut. Banyak sekali jenis pakaian yang menyilaukan matanya.
"Apa warna dress ini ada yang lain?" Tanya Stella pada karyawan boutique yang melayaninya.
"Ada, akan saya ambilkan." Stella mengangguk.
Sambil menunggu, Stella melihat-lihat lagi siapa tau ada dress atau blus cantik yang menyita perhatiannya. Dan benar saja, dia mendapatkan tiga dress dengan warna dan model berbeda.
"Nona, hanya ini warna yang tersisa." Ucap karyawan itu sambil menunjukkan tiga warna lain pada Stella.
"Aku ambil yang hitam dengan motif mawar besar saja. Sekalian bungkus yang ini juga," Stella menyerahkan tiga dress ditangannya pada karyawan tersebut.
Setelah membayar belanjaannya, Stella pergi ke toko lainnya. Kali ini targetnya adalah tas dan sepatu. Siapa tau ada yang menarik dimatanya. Apalagi sudah lama dia tidak membeli tas dan sepatu.
"Nona, bisa saya bantu?" Seorang pelayan toko menghampiri Stella.
"Apa ini ada yang nomor 36?"
"Sebentar, Nona. Saya lihat dulu," Stella mengangguk.
Tak sampai 5 menit. Pelayan itu datang dengan membawa sepatu dengan ukuran yang Stella minta. Dirasa cocok, Stella membawa sepatu itu ke kasir untuk membayar. Hanya sepasang sepatu yang Stella beli dari toko tersebut, karena tidak ada yang menarik dimatanya.
Setelah puas berbelanja, Stella memutuskan singgah di cafe untuk makan siang. Karena terlalu asik berbelanja, sampai-sampai dia tidak sadar jika jam makan siang sudah lewat lebih dari 10 menit, pantas saja perutnya terasa keroncongan.
Gadis itu berjalan tenang menuju meja kosong yang berada di dekat jendela kaca. Karena dari sana ia bisa melihat keindahan kota Seoul dari ketinggian. Diantara banyaknya pengunjung cafe, hanya dia yang datang sendirian, tanpa teman, tanpa pacar. Tapi Stella tak mau ambil pusing dan bersikap acuh.
"Nona, apa kursi ini kosong? Boleh aku duduk dan bergabung denganmu? Aku lihat kau sendirian, aku juga sendirian."
Seorang laki-laki muda dengan penampilan bak orang kantoran tiba-tiba menghampiri meja Stella dan bertanya apakah dia sendirian atau tidak.
"Ya, aku sendirian. Tapi maaf, aku tidak bisa mengizinkanmu duduk di sana, masih banyak tempat kosong disini, jadi cari tempat lain saja!!" Pintanya.
Laki-laki asing itu pun kemudian pergi dari hadapan Stella. Dia merasa malu karena ditolak mentah-mentah oleh gadis cantik itu. Stella menghela napas, karena dia tidak suka berinteraksi dengan orang baru yang tidak dia kenal.
Selanjutnya Stella menyantap makan siangnya dengan tenang. Tak banyak menu yang dia pesan, hanya tiga menu berbeda dan segelas minuman dingin. Stella membatasi jumlah lemak dan kalori yang masuk ke tubuhnya. Karena Stella tidak ingin kehilangan bentuk tubuh idealnya.
-
-
Diberbagai belahan dunia manapun, tentu banyak kelompok-kelompok mafia berbahaya yang tumbuh dan menjamur, salah satunya adalah negeri ginseng.
Siapa yang menduga, jika Negara yang terkenal dengan musik dan dramanya tersebut, menjadi salah satu negara yang paling banyak dihuni oleh para gembong mafia.
Mereka melakukan perbuatan ilegal tanpa takut mati. Aparat saja sudah lelah dengan ulah mereka yang jelas-jelas melanggar hukum. Mungkin bukan hanya lelah, namun banyaknya aparat yang ikut menyokong bisnis ilegal para mafia membuat hukum sulit diterapkan bagi kelompok-kelompok tersebut.
Salah satu dari sekian banyak kelompok mafia bernama Black Phoenix. Kelompok yang diakui aparat sangat terorganisir dengan baik sehingga mereka licin, atau memang sengaja dibuat licin?
Mereka melakukan pekerjaan ilegal mulai dari menjual senjata api, menjadi pembunuh bayaran, dan masih banyak lagi pekerjaan-pekerjaan kotor yang mereka tekuni.
Tak kurang 10 ribu anggotanya tersebar di berbagai negara bagian Amerika, Eropa seperti Italia, Rusia, dan Jerman, serta benua Asia seperti Jepang dan Hongkong.
Menurut desas desus yang beredar di masyarakat, disetiap wilayah mereka memiliki pemimpin yang membawahi anggota kelompok di masing-masing wilayah. Tapi diantara semua pemimpin dalam kelompok organisasi hitam tersebut, hanya ada satu yang paling berbahaya.
Dia memang tidak pernah turun tangan langsung dalam menangani pekerjaan kelompoknya. Tapi dia sering turun tangan langsung untuk menghabisi para penghianat dan pembelot. Dan dia adalah orang yang paling kejam di antar anggota kelompok yang lain. Ialah Zian Lu, pemimpin utama Black Phoenix.
Zian keluar dari sebuah gedung bekas perkantoran yang lama tidak terpakai. Dan tak lama setelah ia masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba saja gedung itu meledak beriringan dengan mobil Zian yang melaju menjauh.
Seringai iblis tercetak disudut bibirnya. Sedikitnya ada 20 orang yang terpanggang hidup-hidup di sana. Dan kematian adalah hukuman paling tepat bagi mereka yang berani mencari masalah dengannya.
"Itulah akibatnya jika berani mencari masalah denganku, dasar sampah!!"
-
-
Jam di dinding sudah menunjuk angka 23.00 malam. Dan suasana di Mansion William pun tampak legang. Hanya beberapa orang pria tampak berjaga di luar.
Disebuah kamar yang di dominasi warna putih-gold. Tampak seorang dara cantik sedang diam termenung di balkon kamarnya. Pandangannya lurus pada langit malam bertabur bintang, bulan bulat sempurna diatas sana tampak sempurna.
Dari langit malam, perhatiannya teralihkan. Sebuah mobil sport hitam baru saja memasuki halaman utama, dan seorang pemuda tampan dalam balutan pakaian hitamnya keluar dari mobil mewah tersebut, namun sesuatu langsung menarik perhatiannya.
Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Stella langsung meninggalkan kamarnya dan mendapati Zian tengah menaiki tangga, darah segar tampak pada sebelah wajahnya. Stella menghentikan langkah Zian.
"Kak, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa terluka seperti ini?" Tanya Stella sambil mengunci langsung ke dalam manik kanan sang kakak.
"Sebuah insiden kecil terjadi. Tidak perlu cemas, hanya luka kecil saja. Aku ke kamar dulu," Zian menepuk kepala coklat Stella dan pergi begitu saja.
Stella kembali ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k. Meskipun hanya luka kecil, tapi tetap saja membutuhkan perawatan. Stella menghampiri Zian yang sedang membersihkan darah di wajahnya.
"Biar aku saja," ucap Stella. Dia mengambil alih tisu di tangan Zian lalu mulai membersihkan darah yang menutupi sisi wajah kiri kakaknya. Stella tidak tau apa yang terjadi hingga Zian terluka seperti ini.
"Jangan menangis," Zian menyeka air mata yang menetes dari mata Stella.
"Siapa yang menangis, mataku hanya sedikit pedih saja." Elaknya. Jelas-jelas itu adalah air mata, dan tidak mudah baginya untuk membohongi Zian.
Stella melepas benda hitam bertali yang selama 15 tahun terakhir selalu melekat pada mata kiri Zian. Zian kehilangan mata kirinya saat dia berusia 10 tahun, mata kirinya tertusuk pecahan kaca saat dia mencoba bersembunyi dari para membunuh keji yang membantai seluruh keluarganya.
Dan mata itu adalah saksi bisu dari insiden berdarah yang menewaskan kedua orang tua dan kakaknya.
Setelah memastikan darahnya bersih, Stella kemudian menutup luka-luka itu dengan perban. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat Zian terluka, tapi tetap saja rasanya menyakitkan.
"Sebaiknya Kakak istirahat, aku keluar dulu." Stella bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Zian menatap punggung Stella yang semakin menjauh dengan tatapan tak terbaca. Dadanya berdenyut nyeri melihat air mata yang mengalir dari mata Hazel-nya. Zian ingin sekali memeluknya tadi, tapi dia takut jika hal itu ia lakukan, Stella semakin tidak bisa melepaskan perasaannya.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
lanjut
2022-11-28
1
Tuti Tyastuti
semangt💪💪
2022-11-06
1
Yanti Jambi
jgn menyiksa diri n stella jg terluka..sama² la menghagai cinta..luah kan perasaan mu Zian..
2022-10-30
1