Bab 4: Ungkapan Hati Stella

15 tahun berlalu. Namun Zian belum juga menemukan titik terang dari pembantaian tragis yang melibatkan seluruh keluarganya. Berkat bantuan dari Tuan William, Zian memang sudah berhasil menemukan para pelaku yang terlibat, tapi dalang utamanya masih tetap menjadi misteri hingga detik ini.

Orang-orang yang tertangkap, memilih mati dari pada harus berkhianat pada organisasinya. Dan hal itu sempat membuat Zian merasa frustasi.

"Jujur saja aku masih sangat penasaran apa alasanmu bergabung dengan organisasi hitam seperti 'Black Phoenix' dan menjadi Bos di sana?!"

"Dendam. Seluruh keluargaku dibantai dengan keji tepat di depan mataku. Mereka membunuh kedua orang tuaku dan kakak laki-lakiku. Hanya aku satu-satunya yang tetap hidup dalam keluargaku, dan mata kiriku adalah saksi bisu dari peristiwa tragis yang menimpa keluargaku."

Max terdiam. Dia membisu setelah mendengar cerita Zian tentang masa lalunya. Dia sungguh tidak menduga jika pemuda seperti Zian ternyata memiliki masa lalu yang begitu menyakitkan.

"Lalu apakah kau sudah menemukan para pembunuh itu?!"

"Belum semuanya, karena sampai detik ini aku masih belum mengetahui siapa dalang utama dibalik pembantaian itu."

"Kau ingin aku membantumu, aku bisa membuka kembali kasus itu untuk diselidiki."

Zian menggeleng. "Jangan libatkan dirimu dalam masalahku, lagipula kejadian itu sudah sangat lama, dan tidak ada bukti sama sekali. Mengungkap tabir dibalik kejadian itu sama saja dengan mencari jarum diatas tumpukan jerami, tidak mustahil tapi sulit."

"Betul juga, lalu apa rencanamu sekarang? Apa kau sudah menyerah untuk menemukan orang itu atau~"

"Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupku!!" Zian menyela cepat. Matanya terkunci pada mata hitam Max. "Aku tidak akan berhenti sebelum menemukan bajingan itu dan membunuhnya dengan tanganku sendiri!!" Zian mengepalkan tangannya.

Max mengangguk. "Aku akan selalu mendukungmu. Meskipun pekerjaan kita bersimpangan, tapi percayalah jika aku selalu berdiri dipihakmu."

Zian hanya diam dan tidak memberikan tanggapan apa-apa. Karena dia sendiri tidak tau harus mempercayai Max atau tidak, apakah Max benar-benar orang yang bisa dipercaya atau bukan, Zian tidak tau.

Tanpa mengatakan apa pun. Zian bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja. Tapi sebelum pergi dia tidak lupa membayar semua pesanannya dan Max. Sedangkan Max tidak merasa tersinggung sama sekali, karena memang begitulah Zian. Arogan dan selalu bersikap sesuka hati.

-

-

Jam dinding menunjuk angka 10 malam ketika Stella tiba di Mansion mewahnya. Gadis itu berhenti di depan kamar Zian yang pintunya tertutup rapat.

Ruangan itu tampak gelap gulita setelah pintunya dibuka, yang menandakan jika pemiliknya belum pulang. Stella masuk ke dalam lalu berbaring di tempat tidur king size milik Zian. Terasa dingin, menandakan sudah berapa lama kasur itu ditinggalkan oleh pemiliknya.

Derap kaki seseorang yang datang membuat mata Stella yang sebelumnya tertutup perlahan terbuka. Sosok tampan namun penuh keangkuhan memasuki ruangan bernuansa putih biru tua tersebut.

"Stella, apa yang kau lakukan di tempat tidurku? Turunlah dan kembalilah ke kamarmu." Pinta Zian menuntut.

Stella menggeleng. Gadis itu menutup kembali matanya. "Biarkan aku tetap disini sebentar saja. Hanya sebentar," lirih Stella memohon.

Zian menatap gadis itu selama beberapa detik. Dia melepas kemeja hitamnya dan meletakkan asal, tersisa singlet putih yang melekat pas di tubuh kekarnya. Banyak tinta yang menghiasi tubuh itu. Mulai dari punggung, dada sampai lengan kanannya.

Tribal, tribal itu adalah bentuk protes dari semua ketidakadilan yang menimpa hidupnya.

Dan Zian mulai menghiasi tubuhnya dengan tribal ketika dia berusia 17 tahun, satu tahun sebelum dia ditunjuk oleh Billy William sebagai pemimpin baru organisasi yang didirikan oleh mendiang ayahnya.

"Kak, apa aku masih tetap menjadi orang yang paling penting bagimu, seperti yang kau katakan dulu? Kenapa kau menciptakan jarak diantara kita setelah aku mengungkapkan perasaanku padamu?! Aku tidak pernah memintamu untuk membalasnya, aku hanya ingin kau tau jika aku mencintaimu bukan sebagai Kakakku, tapi sebagai seorang pria."

"Ini memang konyol dan terkesan tidak masuk akal. Tapi siapa yang bisa mencegahnya, karena perasaan itu datang dan tumbuh dengan sendirinya. Kau tidak perlu membalasnya, anggap saja aku tidak pernah mengatakan apapun dan kau tidak mendengar apapun. Tapi tetaplah bersikap seperti dulu, jangan menciptakan jarak diantara kita, karena itu membuatku sakit!!"

Zian berbalik badan dan menghindari tatapan Stella. Dia bisa lemah saat melihat tatapan sendunya. "Pergilah ke kamarmu dan cepat tidur, ini sudah malam." Pintanya datar.

Stella beranjak dari tempat tidur Zian lalu berjalan menghampiri pemuda itu. Zian terpaku saat merasakan sesuatu yang lembut dan basah menyapu permukaan bibirnya. Matanya terbuka dan menatap mata Stella yang tertutup rapat.

Tak ada pergerakan balasan. Zian hanya diam bahkan ketika Stella mel*mat bibirnya. Setidaknya dia tidak memberikan harapan pada gadis itu agar Stella tidak berharap lagi padanya. Karena mereka berdua memang ditakdirkan hanya sebatas kakak beradik, tidak lebih.

Stella melepaskan ciumannya dan pergi begitu saja. Menyisakan Zian yang diam termenung dalam keheningan. Sebelah tangannya meremas dadanya yang terasa sakit. Seumur hidupnya, Zian tidak pernah jatuh cinta, tapi sekalinya jatuh cinta, cintanya malah terlarang.

Terkadang dia merasa jika takdir selalu berlaku tidak adil padanya.

-

-

Pagi hari. Burung berkicau saling bersahut-sahutan, sang mentari telah membumbung tinggi di singgasananya. Membagi sinarnya yang hangat pada sebagian bumi yang dinaungi. Memaksa para manusia kelelahan untuk segera bangun agar tidak melewatkan momen indah yang tercetak pagi ini.

Waktu baru menunjuk angka 06.00 pagi. Bagi sebagian orang, masih terlalu awal untuk bangun apalagi memulai aktifitas hariannya. Sebagian ada yang masih tertidur pulas, dan sebagian lagi ada yang sedang bermalas-malasan di tempat tidurnya.

Tapi hal tersebut tidak berlalu bagi ayah dua anak ini. Ya, bangun lebih awal sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi.

Billy William, sedang melakukan olah raga ringan di balkon kamarnya. Meskipun usianya tidak muda lagi, tapi dia tetap ingin memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Itulah kenapa Billy selalu berolahraga setiap pagi tiba, karena mengeluarkan keringat saat pagi hari sangat bagus untuk kesehatannya.

"Daddy,"

Gerakan tangannya terhenti karena panggilan sang putri. Sungguh sebuah keajaiban melihat Stella sudah bangun di pagi buta seperti ini.

"Omo!! Apakah Daddy sedang bermimpi, semalam kau mimpi apa sampai-sampai bisa bangun sepagi ini?!" Ucap Tuan William penuh keheranan.

Stella berdecak sebal. "Jangan sembarangan!! Daddy pikir aku adalah gadis pemalas yang selalu bangun ketika matahari sudah tinggi?! Begini-begini aku juga bisa bangun pagi."

"Aneh saja melihatmu bangun sepagi ini."

"Berhenti meledekku dan berikan kunci mobil, Daddy. Hari ini aku akan memakainya."

"Kau mau pergi kemana?"

"Hanya mencari angin segar saja. Terlalu lama di rumah membuatku suntuk, siapa tau aku bisa bertemu pria tampan yang kelak akan menjadi jodohku. Oya, satu lagi, jangan lupa mobil baru untukku. Aku ingin yang keluaran terbaru, titik tanpa ada koma!!"

Tuan William menghela napas berat. "Dasar kau ini, kunci mobil Daddy ada di atas laci samping tempat tidur. Kenapa kau tidak pergi bersama kakakmu saja. Dia juga mau pergi hari ini."

Stella menggeleng. "Lebih nyaman pergi sendiri. Dad, aku pergi dulu," Stella mencium pipi ayahnya dan pergi begitu saja. Dan lagi-lagi Tuan William hanya bisa mendengus dan menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

kasihan cinta yg tdk tersampaikan pastilah sakit

2022-11-28

1

📴🍀⃟🐍ᶜʰᶦ🥜⃫⃟⃤

📴🍀⃟🐍ᶜʰᶦ🥜⃫⃟⃤

mereka sama² tersiksa...

2022-10-29

2

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ

kasian mereka berdua saling memendam rasa cinta nya

2022-10-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!