0.2 Langit Aurora

...“Aku benci menunggu.

...

...Tapi semua itu berubah saat yang aku tunggu itu kamu.”...

......................

Happy Reading!!!

.

.

.

Seorang pemuda tampan berjalan santai kearah pintu keluar dan menuju lobi tunggu dibandara. Sesampainya di sana, kedatangan pemuda itu sudah ditunggu oleh seorang laki-laki berusia matang dan dua wanita berbeda usia serta seorang gadis kecil yang tampak begitu menggemaskan. Mereka adalah keluarga yang menjemput kedatangannya.

“Kak Hans!” merasa terpanggil. Hans pun mengangkat wajahnya kemudian melambai pada pemuda tersebut.

“Langit,”

Hans menghampiri pemuda itu dan mereka berpelukan. Hans melepas pelukannya lalu menatap Langit dari ujung rambut sampa ujung kaki. “Lama tidak bertemu, kau tumbuh dengan sangat baik. Kau sudah semakin tinggi dan semakin tampan!” pemuda dalam balutan jenas hitam, kaos putih polos yang di balut jaket kulit hitam itu tersenyum tipis mendengar pujian Hans.

“Tampan apanya? Jelas-jelas dia itu cantik!” sahut Aurora menanggapi.

Luna mendelikkan matanya pada Aurora dan menatapnya sedikit tak bersahabat. “Jaga ucapanmu, Aur!” Aurora hanya memutar matanya jengah mendengar teguran Luna. Gadis itu berdecak sebal dan pergi begitu saja.

Tanpa menghiraukan kakak, kakak ipar serta keponakannya juga Langit yang menatap kepergiannya dengan sejuta pertanyaan. Hingga Langit berpikir bila dia tidak menyukai keberadaannya.

“Aur, kali ini kakak sependapat denganmu. Langit memang cantik, bahkan kau dan Luna kalah cantik dari dia!” ujar Hans dan membuat langkah adik iparnya itu terhenti.

Aurora menatap Hans dan berdecak sebal. Lalu pandangan dingin beralih pada Langit. Dan ada getaran tak biasa ketika mata mereka bersirobok. Buru-buru Aurora mengakhiri kontak mata itu dan berlalu begitu saja.

“Jangan dipikirkan, Langit. Aurora memang seperti itu. Sebaiknya kita segera pulang sebelum udaranya semakin dingin!” ujar Luna dan menyadarkan Langit dari lamunan panjangnya. Pemuda itu menoleh kemudian mengangguk.

“Aku sangat heran dengan gadis itu. Jelas-jelas dia memiliki julukan Ice Princess, tapi malah membenci musim dingin!” ujar Hans sambil menggelengkan kepalanya.

“Eeehhhh??” Langit menghentikan langkahnya saat merasakan sentuhan jari mungil pada pergelangan tangannya.

Langit menundukkan wajahnya dan mendapati Ainsley tengah tersenyum manis padanya.”Paman, aku rasa penglihatan bibi Aur dan ayah mengalami gangguan. Jelas-jelas paman ini sangat tampan, lalu kenapa malah dibilang cantik!” ujar Ainsley dengan polosnya.

Langit tersenyum tipis dan mengacak rambut panjang Ainsley dengan gemas. “Benarkah? Jadi menurutmu paman ini tampan? Bukan cantik?” Ainsley mengangguk antusias. Langit benar-benar gemas dengan kelucuan dan kepolosan gadis itu.

“Yakk, kenapa kalian lama sekali?” teriak Aurora kesal.

“Bibi, kau berisik!” seru Ainsley menyahut.

Aurora menatap kesal keponakannya dan menghentakkan kakinya kesal. Aurora menggembungkan pipinya kemudian meniup poninya, kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika sedang kesal ataupun bosan.

Melihat sikap kekanakan Aurora membuat Langit menarik sudut bibirnya. Pemuda itu tersenyum tipis ‘Gadis yang unik!’ lirih Langit membatin.

“Huaaa, akhirnya tiba juga di rumah!” seru Aurora dan melesat masuk ke dalam rumahnya.

Gadis itu berlari menuju perapian untuk menghangatkan tubuhnya yang terasa membeku. Aurora benci jika harus keluar rumah ketika salju turun. Melihat salju rasanya seperti melihat tumpukan mentimun family yang begitu menjijikan dimatanya. Bahkan kebencian Aurora pada salju lebih dari itu. Karena salju merenggut seluruh kebahagiaannya. "Bibi, geser. Aku dan paman tampan juga kedinginan!" seru Ainsley dan membuat gadis itu sedikit terlonjak kaget. Gadis itu mendongak dan mendapati Langit berdiri disampingnya dengan tatapan datarnya."Bibi!!" seru Ainsley dan segera menyadarkan Aurora dari lamunannya. Gadis itu menggeser duduknya lalu mempersilahkan Langit untuk duduk. Setelah Langit duduk di samping Aurora, Ainsley segera turun dari pangkuan pemuda itu kemudian menghampiri kedua orang tuanya. "Ibu, Ayah. Bagaimana jika kita jodohkan saja bibi Aur, dengan paman tampan. Mereka terlihat cocok!"

Luna dan Hans mengikuti arah pandang putri kecilnya. Senyum tipis tersungging dibibir Luna."Gadis nakal, memangnya siapa yang sudah mengajarimu tentang kisah orang dewasa? Sebaiknya sekarang Ains pergi ke kamar dan bobok siang. Ibu tidak ingin mendengar penolakkan." Ucap Luna yang kemudian di balas anggukan oleh Ainsley.

Hans menahan lengan Luna membuat langkah wanita itu terhenti. “Aku sependapat dengan putri kita. Mereka berdua memang tampak sangat serasi!” Luna tersenyum kemudian mengangguk.

“Tapi semua keputusan kita serahkan pada mereka berdua saja. Jika memang Langit yang terbaik dan dapat membahagiakan Aur, aku sih tidak masalah!” ujar Luna.

Luna tidak melarang adiknya untuk berhubungan dengan siapa pun. Bahkan jika itu adalah penjahat sekali pun, selama orang itu bisa membahagikan adiknya. Luna rasa tidak ada masalah, karena hanya kebahagiaan Aurora yang terpenting untuk Luna.

Sementara itu, kecanggungan mewarnai kebersamaan Langit dan Aurora. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya. Mereka sama-sama diam dan terlarut dalam fikiran masing-masing. Tidak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibir mereka berdua.

Meskipun itu hanya sekedar basa-basi saja. Sesekali Langit melirik Aurora menggunakan ekor matanya, ada kepedihan dan kesedihan yang terpancar dari sorot mata hazelnya.

“Apa ini pertama kalinya kau datang ke Korea?” setelah diam cukup lama. Akhirnya sebuah pertanyaan meluncur dari bibir Aurora. Gadis itu menoleh, dan mata hazelnya bersirobok dengan mata abu-abu milik Langit. Langit menggeleng.

“Bukan, tapi ini adalah kedatanganku yang kedua ke negara ini. 10 tahun lalu aku dan papa datang ke Korea untuk menghadiri pernikahan putri rekan bisnisnya!” ujar Langit memaparkan.

“Begitu ya, lalu apa hubungamu dengan Kak Hans??” tanya Aurora lagi.

Aurora memang tidak pernah tau apa hubungan antara Langit dan kakak iparnya. Karena Hans memang pernah bercerita jika dia memiliki saudara yang tinggal di China. Tapi Aurora tak yakin jika orang itu adalah Langit.

“Dia kakak sepupu jauhku, aku datang kemari karena undangannya. Saat Kak Hans dan Kak Luna aku memang tidak datang, saat itu aku berada di Inggris untuk melanjutkan sekolah. Dan ketika dia memintaku untuk datang, aku fikir tidak ada salahnya. Lagi pula aku juga merindukannya!!” tutur Langit panjang. Aurora mengangguk.

“Ahh begitu ya!!”

Setelah berbincang dengan Aurora. Langit menarik kembali anggapannya tentang gadis itu. Ternyata gadis itu tidaklah sedingin yang terlihat. Dia cukup menyenangkan untuk dijadikan teman mengobrol.

“Apa kau hanya tinggal bersama mereka bertiga saja? Jika boleh tau dimana kedua orang tuamu? Kenapa sejak tadi aku tidak melihatnya?”

Deg !!!

Aurora tersentak mendengar pertanyaan Langit yang begitu tiba-tiba. Gadis itu menundukkan wajahnya, sorot matanya berubah sendu. “Ibu, meninggal saat aku berusia 9 tahun. Sementara ayah, dia meninggalkanku dan Kak Luna kemudian menikah dengan wanita lain!” tutur Aurora memaparkan.

Mendengar hal itu terbesit penyesalan dihati Langit karena sudah bertanya seperti itu pada Aurora dan mengungkit luka lamanya. “Aur, aku-“ Aurora tersenyum hambar kemudian menggeleng.

“Tidak apa-apa, Langit. Maaf, aku ke kamar dulu!” kata Aurora dan beranjak meninggalkan Langit sendiri di depan perapian. Langit sungguh-sungguh menyesali pertanyaannya. Tapi mau bagaimana lagi, toh itu juga sudah terjadi.

Aurora berdiri balkon kamarnya dengan pandangan hampa. Hamparan salju yang memenuhi halaman belakang rumahnya membuat kepala Aurora berdenyut sakit. Inilah yang selalu dia benci ketika musim dingin datang. Salju putih yang suci selalu membawa kembali kenangan buruk yang ia alami di masa lalu

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

jodoh mu otw Aur

2023-04-27

0

Widia Aja

Widia Aja

Langit dan Aurora gak menyadari kalau sudah ada getaran cinta sepertinya ya...

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!