Cinta Terlarang Putri Siluman Ular

Cinta Terlarang Putri Siluman Ular

Awal Kisah

Disebuah hutan belantara yang biasa disebut sebagai hutan larangan. Di dalam hutan tersebut tinggalah berbagai macam makhluk kasat mata dan berbagai macam siluman, serta banyaknya pohon yang lebat daunnya. Yang akhirnya membuat hutan tersebut terkesan angker.

Seperti halnya di dunia manusia, di hutan larangan juga terdapat siluman yang baik dan juga siluman yang jahat, ada yang cantik dan tampan, ada kerajaan dan ada pula rakyatnya.

Dan di dalam kerajaan siluman ular itu, terdapat raja dan ratu ular. Dimana sang Raja mempunyai kemampuan membuat kepalanya menjadi tujuh dan Ratu ular yang mempunyai kemampuan membuat racun yang mematikan.

Raja dan Ratu ular itu mempunyai seorang putri yang cantik jelita dan dia mempunyai kemampuan seperti halnya sang raja dan juga sang Ratu.

Ara nama Putri siluman itu yang bisa merubah dirinya menjadi tujuh dan juga meracik racun seperti halnya ibunya ratu siluman.

Putri siluman itu jika menjadi ular, maka tubuhnya berubah menjadi ular kuning keemasan. Yang itu berarti kelak dia menjadi Dewi ular yang akan memimpin para siluman, khususnya siluman Ular.

"Ayahanda, ibunda! Ara pamit mau jalan-jalan dengan teman-teman!" seru Ara yang pamit pada kedua orang tuanya.

"Baik Ara, hati-hati ya nak!" seru seru ratu Ular yang membalas seruan putrinya.

"Iya bunda!" ucap Ara yang kemudian membalikkan badannya dan berlari kecil keluar dari istana dan menghampiri teman-temannya.

"Putri Ara! cepat sedikit, keburu siang nih!" seru para siluman ular muda wanita.

"Ayo lari!" seru para siluman ular muda laki-laki yang menatap Ara, yang saat ini mempercepat langkahnya menghampiri para siluman-siluman muda itu.

"Iya-iya, aku juga sudah berusaha secepat mungkin! ayo kita kemana sekarang?" tanya Ara pada saat sudah menghampiri para siluman ular muda itu.

"Kita ke tengah hutan dan main tutup mata tebak siluman!" jawab laki-laki yang memakai pakaian garis-garis hitam dan putih, yang bernama Weling.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang juga!" seru laki-lakibyang memakai pakaian serba hitam dan semuanya melangkahkan kaki menyusuri jalan yang berliku menuju ke tengah hutan.

Tak berapa lama mereka pun sampai di tanah lapang ditengah hutan belantara yang mereka maksud.

"Ayo siapa yang pertama kali jaga!" seru laki-laki yang memakai pakaian serba hitam itu pada saat mereka sudah berdiri dan berkumpul di tengah tanah lapang itu.

"Baiklah biar aku yang lebih dulu jaga!" ucap laki-laki yang memakai pakaian bermotif warna coklat itu, dan dia mengeluarkan sehelai kain panjang untuk menutup kedua matanya.

"Hitam, kamu ikat kain ini di kedua mata Phito!" seru laki-laki yang bernama Weling.

"Baiklah, kesinikan kain yang kamu bawa itu Phito!" seru si Hitam dan Si Phito memberikan kain nya itu pada Si hitam.

Kemudian si hitam mwngikat kedua mata si phito dengan sedikit kencang.

"Apa kamu sudah siap Phito?" tanya Ara yang menatap si Phito dengan penasaran

"Aku sudah siap!" seru si Phito yang tangannya mulai meraba-raba ruang hampa, karena para siluman muda itu mulai menghindar.

"Ayo Phito, ketemukan aku!" seru si Weling.

"Phito, kalau bisa jadikan aku penjaga!" seru si Hitam yang menatap dan memperhatikan gerak-gerik si Phito.

"Ah, kalian bicara mudah karena kalian tidak disituasi yang sama denganku saat ini! coba saja kalau kalian yang jaga!" seru si Phito yang terus meraba-raba berusaha menemukan lawan mainnya.

Tak berapa lama akhirnya Phito mendapatkan tangan salah satu siluman ular muda yang sedang bermain bersamanya.

Photo meraba dari tangan sampai pakaian dan wajah lawan yang di tangkapnya itu. Disaat sudah yakin siapa yang ditangkapnya, Photo mulai menebaknya.

"Weling....!" seru Phito dengan yakin.

"Aaagh...! kenapa kamu mengenaliku? padahal kan kedua mata kamu ditutup? kok bisa tepat tebakanmu sih?" rentetan pertanyaan dari Weling karena rasa penasarannya.

"Iya karena selain dari bau, pakaian kamukan yang terasa di tangan kasar. Pastinya itu kamu, siapa lagi? he... he...!" jawab Phito seraya terkekeh dan melepaskan ikatan kedua matanya.

Dan nampak dia melihat Weling yang sedikit iu

"Ha.... haha.....! bisa saja kamu Phito!" seru Ara yang menganggap jawaban Photo benar namun lucu menurut dirinya.

"Sudah-sudah, ayo lekas ikat kedua mataku!" seru Weling yang sudah siap menjadi penjaga.

"Iya, sini saya ikatkan!" sahut Pitho setelah melepaskan kain yang semula mengikatnya.

Pitho kemudian mengikatkan kain tersebut pada Weling.

Setelah selesai mengikat, Weling mulai meraba-raba untuk mencari lawannya dan yang lainnya mulai menghindari dari tangkapan Weling.

"Ayo tangkap aku!" seru siluman ular wanita muda yang memakai pakaian serba putih itu yang tak lain adalah siluman ular putih.

"Tangkap aku juga!" seru siluman ular wanita muda yang memakai pakaian serba hijau. wanita muda itu adalah siluman ular hijau.

Dan kembali mereka berusaha saling menghindar dari tangan penjaga, dan pada akhirnya siluman penjaga yaitu si Weling.

Permainan pun berjalan dengan seru dan ada gelak tawa diantara mereka. Rasa haus dan lapar menghinggapi mereka, dan si hitam berinisiatif mencari kelapa yang tumbuh di sekitar tempat mereka bermain.

"Ada yang haus?" tanya si hitam dan tentunya semuanya seperti terpanggil untuk ikut minum air kelapa yang dicarikan oleh si Hitam.

"Saya haus!"

"Saya juga haus!"

Seru mereka yang kemudian menghampiri si Hitam dan mereka mengantri untuk meminum air kelapa tersebut .

Tak terasa hari beranjak siang, dan siang beranjak sore.

"Ayo kita pulang!" ajak Ara dan yang lainnya menoleh ke arah Ara.

"Ayo!" balas para siluman muda itu yang kemudian menghampiri Ara. Mereka menyudahi permainan dan sepertinya ada yang ingin diutarakan oleh siluman ular laki-laki pada Ara.

Sementara siluman ular wanita lebih dulu melangkahkan kaki untuk kembali ke istana siluman ular.

"Kenapa kalian mencegahku kembali bersama yang lainnya?" tanya Ara yang penasaran.

"Ma'af tuan Putri Ara, kami hanya ingin mengutarakan perasaan kami selama ini. Kalau kami menaruh hati pada putri raja ular sejak dulu." ucap si hitam dan yang lainnya seperti si Weling, si Pithon, dan si Vipera, terus mereka mengelilingi Ara yang saat ini berada di tengah-tengah para siluman laki-laki muda.

"Mohon ma'af jika Ara saat ini ada tak merespon kalian. Mengertilah kalau sekarang ini Ara ingin mencari cinta sejati Ara. Jadi Ara harap kalian maklum dan mau memaafkan Ara. Kita tetap berteman iq ." ucap Ara seraya menatap satu persatu itu temannya itu.

"Baiklah kami mengerti, ayo kita pulang sekarang!" ajak si hitam dan mereka semuanya ikut pulang bersama-sama.

Tak berapa lama mereka telah sampai di istana dan saatnya mereka untuk berpisah.

"Daa.. semuanya!" seru Ara seraya melambaikan tangan kanannya. Demikian dengan yang lainnya yang juga melambaikan tangan mereka pada putri raja siluman ular it

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel CINTA TERLARANG PUTRI SILUMAN ULAR....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

R. Yani aja

R. Yani aja

air kelapa yang diminum enggak bikin racun mereka jadi tawar kan? 😅✌

2023-01-19

1

🛡️Change⚔️ Name🛡️

🛡️Change⚔️ Name🛡️

👍

2023-01-19

0

🥑⃟ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓG_ard

🥑⃟ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓG_ard

ara ara, pake logat jepu

2023-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Makan Bersama
3 Meninggalkan Istana Siluman
4 Pertemuan Ara dengan Langit
5 Perkenalan dan perpisahan
6 Keluar dari Hutan Terlarang
7 Menjadi Calon istri Baron
8 Mimpi dan mengintai
9 Menu Ular
10 Masa Lalu Baron
11 Batu Intan Hitam
12 Membebaskan rakyatnya
13 Mengintai
14 Kembali ke Hutan Larangan
15 Kemarahan Putri siluman ular
16 Kedatangan dan Ungkapan Hati Langit
17 Pelukan hangat dan Ciuman Mesra
18 Asmara beda dunia
19 Kembali ke keluarga Misnah
20 Suasana di rumah keluarga Misnah
21 Menemui Bu Misnah dan Baron
22 Membebaskan Pengaruh Kutukan Pada Baron
23 Keluarga baru Ara
24 Makan malam di Taman
25 Masa lalu Bu Misnah dan Pak Darjo
26 Kedatangan Langit di Keluarga Misnah
27 Percakapan Langit dan Baron
28 Ara Menghindari Langit
29 Sisik Ular Emas
30 Langit membawa sisik ular emas
31 Bicara empat mata dengan Baron
32 Baron dan Ara di Taman
33 Menjaga Kios seorang diri
34 Kebakaran di Supermarket
35 Pulang Bersama Baron
36 Perkampungan di belakang tambal ban
37 Ancaman Ular Berkepala Tujuh
38 Menuju Bulan Purnama
39 Pertemuan Ara dan Langit di rumah Bu Misnah
40 Membicarakan Hubungan Ara dan Langit
41 Tujuan yang sama
42 Perjalanan Berdua
43 Kembali ke Tempat Rahasia
44 Kembali ke tempat rahasia ll
45 Air Kelapa pantangan Ara
46 Ular Emas menghancurkan perkemahan Darjo
47 Membebaskan Ular Weling dan ular hitam
48 Kemarahan Darjo
49 Melapor pada raja Ular
50 Penyerangan Darjo ke istana Siluman Ular
51 Duka di istana siluman ular
52 Duka di dalam istana siluman Ular ll
53 Kembali bertemu dengan sang Kekasih
54 Dan terjadilah
55 Dan Terjadillah ll
56 Dan Terjadilah lll
57 Perjalanan Kembali ke Istana Siluman Ular
58 Kabar Duka
59 Menuju ke ruang tahanan bawah tanah
60 Menemukan Langit di sel tahanan bawah tanah
61 Cerita siluman ular Putih
62 Keluar dari Istana siluman ular
63 Mencari tanaman obat
64 Berpisah dengan siluman Ular Putih
65 Menuju ke rumah Baron
66 Darjo Yang Merestui
67 Persiapan Pernikahan
68 Hari bersejarah untuk Ara dan Langit
69 Bukan yang pertama kalinya
70 Rencana kedua sejoli
71 Tidur siang
72 Pengorbanan Langit
73 Merawat Mertua
74 Kembali ke Hutan Larangan
75 Kabar yang tak menyenangkan
76 Menerima perjodohan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Kisah
2
Makan Bersama
3
Meninggalkan Istana Siluman
4
Pertemuan Ara dengan Langit
5
Perkenalan dan perpisahan
6
Keluar dari Hutan Terlarang
7
Menjadi Calon istri Baron
8
Mimpi dan mengintai
9
Menu Ular
10
Masa Lalu Baron
11
Batu Intan Hitam
12
Membebaskan rakyatnya
13
Mengintai
14
Kembali ke Hutan Larangan
15
Kemarahan Putri siluman ular
16
Kedatangan dan Ungkapan Hati Langit
17
Pelukan hangat dan Ciuman Mesra
18
Asmara beda dunia
19
Kembali ke keluarga Misnah
20
Suasana di rumah keluarga Misnah
21
Menemui Bu Misnah dan Baron
22
Membebaskan Pengaruh Kutukan Pada Baron
23
Keluarga baru Ara
24
Makan malam di Taman
25
Masa lalu Bu Misnah dan Pak Darjo
26
Kedatangan Langit di Keluarga Misnah
27
Percakapan Langit dan Baron
28
Ara Menghindari Langit
29
Sisik Ular Emas
30
Langit membawa sisik ular emas
31
Bicara empat mata dengan Baron
32
Baron dan Ara di Taman
33
Menjaga Kios seorang diri
34
Kebakaran di Supermarket
35
Pulang Bersama Baron
36
Perkampungan di belakang tambal ban
37
Ancaman Ular Berkepala Tujuh
38
Menuju Bulan Purnama
39
Pertemuan Ara dan Langit di rumah Bu Misnah
40
Membicarakan Hubungan Ara dan Langit
41
Tujuan yang sama
42
Perjalanan Berdua
43
Kembali ke Tempat Rahasia
44
Kembali ke tempat rahasia ll
45
Air Kelapa pantangan Ara
46
Ular Emas menghancurkan perkemahan Darjo
47
Membebaskan Ular Weling dan ular hitam
48
Kemarahan Darjo
49
Melapor pada raja Ular
50
Penyerangan Darjo ke istana Siluman Ular
51
Duka di istana siluman ular
52
Duka di dalam istana siluman Ular ll
53
Kembali bertemu dengan sang Kekasih
54
Dan terjadilah
55
Dan Terjadillah ll
56
Dan Terjadilah lll
57
Perjalanan Kembali ke Istana Siluman Ular
58
Kabar Duka
59
Menuju ke ruang tahanan bawah tanah
60
Menemukan Langit di sel tahanan bawah tanah
61
Cerita siluman ular Putih
62
Keluar dari Istana siluman ular
63
Mencari tanaman obat
64
Berpisah dengan siluman Ular Putih
65
Menuju ke rumah Baron
66
Darjo Yang Merestui
67
Persiapan Pernikahan
68
Hari bersejarah untuk Ara dan Langit
69
Bukan yang pertama kalinya
70
Rencana kedua sejoli
71
Tidur siang
72
Pengorbanan Langit
73
Merawat Mertua
74
Kembali ke Hutan Larangan
75
Kabar yang tak menyenangkan
76
Menerima perjodohan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!