"Ara putriku!" ucap lirih ratu ular seraya menggelengkan kepalanya, dia tak percaya putrinya membuat keputusan yang melanggar keputusan ayahandanya.
"Ibunda tenang saja, Ara akan baik-baik saja!" ucap Ara yang kemudian memeluk ibundanya.
"Putriku, cepatlah kembali jika sudah menemukan cinta sejati kamu!" bisik Ratu ular seraya mengecup kening putrinya.
"Ayahanda!" panggil Ara yang hendak pamit pada ayahandanya, tapi sang Raja Ular membalikkan badannya. Seolah dia sudah tak peduli lagi pada putrinya.
Namun yang sebenarnya dia sedang menangis, karena akibat keputusannya itu putrinya akan meninggalkannya. Dan dia akan mengembara, entah kemana tak yang tidak akan dia ketahui.
Sang raja sebetulnya sangat khawatir dengan putrinya, mengingat bahaya di luar kerajaan Siluman Ular.
Tapi berkali-kali sang raja menarik dafasnya dan membuangnya pelan-pelan, untuk menenangkan hati dan pikirannya untuk sementara waktu ini.
Sementara itu Ara memandang kedua orang tuanya dengan berat hati dan perlahan dirinya melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya.
Putri siluman ular itu mengambil beberapa benda miliknya sebagai bekal dia diperjalanannya nanti.
Walaupun berat hati, Ara tetap melangkahkan kakinya keluar dari istana.
Ara sempat bertemu dengan teman-temannya di luar istana. Dan dia mengucap salam perpisahan dengan teman-temannya itu.
"Putri Ara, anda yakin dengan keputusan meninggalkan istana ini?" tanya Weling yang terlihat sangat tak mengharapkan itu.
"Iya, kalian janganlah khawatir. Ara bisa jaga diri Ara." ucap Putri siluman ular itu dengan yakin.
"Seandainya aku tidak ikut kompetisi menjadi panglima di kerajaan kita, aku akan menemani kamu putri Ara!" seru Phito yang memandang wajah Ara dengan sendu.
"Sudahlah, kalian janganlah khawatir. Ara kan sudah bilang kalau Ara bisa jaga diri Ara, jadi kalian raihlah cita-cita kalian semuanya."ucap Ara yang menatap satu persatu temannya yang ada dihadapannya itu.
"Ara, aku pasti akan selalu merindukanmu!" seru si ular putih.
"Aku juga akan selalu merindukanmu putih!" ucap Ara yang kemudian memeluk siluman ular putih.
Beberapa saat kemudian Ara melepaskan pelukannya dan dia saat ini berpamitan sekali lagi untuk pergi.
"Maafkan Ara, Ara harus pergi sekarang juga!" seru Ara yang kemudian melangkahkan kakinya dan beberapa langkah dia membalikkan badan dan melambaikan tangannya pada teman-temannya itu dan kemudian Ara melangkahkan kakinya tanpa menoleh sekalipun pada teman-temannya.
Ara terus berjalan menusuri jalan setapak di hutan belantara itu, yang terdapat pepehonan yang tinggi dengan daunnya yang lebat dan semak-semaknya yang meninggi juga sangat rimbun.
Putri siluman itu sesekali menoleh ke kanan dan juga ke kiri serta menebarkan pandangannya ke pepohonan dan juga langit diatas hutan larangan itu.
"Rasanya begini ya rasanya keluar istana dan berada di tengah hutan sendirian?" gumam dalam hati Ara saat berhenti untuk beristirahat.
Hari sudah beranjak siang, Ara merasakan gerah di tubuhnya.
"Aku mandi, badanku lengket semuanya karena keringat. Sebaiknya aku mencari sungai atau air terjun untuk mandi." gumam Ara yang terus melangkahkan kakinya untuk mencari aliran sungai atau air terjun yang bisa buatnya merendam tubuhnya.
"Bless... blesss....!"
Terdengar suara air yang jatuh ke bumi.
"Itu bukan hujan, air terjun! wah pasti sejuk sekali airnya!" seru Ara yang bersemangat untuk mencari sumber suara itu.
Dan benar saja, tak berapa lama Ara menemukan aiir terjun yang tadi sempat membuatnya penasaran.
Gadis siluman itu bersemangat dan dia mencari tempat yang aman untuknya melepaskan pakaiannya.
Setelah menemukan batu yang besar untuknya bersembunyi, kemudian Ara melangkah menuju ke batu besar itu.
Ara meletakkan benda-benda miliknya ke batu besar yang ada dihadapannya.
Kemudian Ara melepaskan pakaiannya dan dengan segera dia menceburkan diri ke dalam kolam yang berada di bawah air terjun.
Gadis itu asyik berenang dan juga bermain air dengan riangnya. Ara yang sedang melupakan kesedihannya meninggalkan kedua orang tuanya dengan terpaksa.
Karena terlalu asyiknya bermain, Ara tak menyadari ada yang sedang memperhatikannya dari kejauhan sepasang mata seorang pemuda yang penasaran dengan keberadaan Ara.
"Siapa gadis itu? siluman ataukah manusia?" gumam dalam hati pemuda itu yang nampaknya menaruh hati pada Ara, dan dia sangat penasaran akan keberadaan Ara tersebut.
Pemuda itu bernama Langit, dia adalah putra seorang pawang ular sekaligus pemburu ular.
Langit adalah seorang mahasiswa dan juga bekerja sebagai peneliti alam sekitarnya. Dan dia saat ini sedang libur, dia ikut dengan ayahnya yang sedang berburu ular.
Pemuda itu ada rasa tertarik pada Ara dan terus memperhatikan setiap gerakan Ara, yang menyelam dan menyembul kemudian memainkan rambutnya. Sehingga keluarlah aura kecantikan dari gadis itu.
"Gadis itu sangatlah cantik, kenapa ada gadis cantik dengan kulit yang sangat putih dan bersih itu?" gumam Langit yang masih memperhatikan Ara.
Sementara itu Ara yang sudah puas dengan mandi dan bermain airnya, gadis siluman itu menuju ke batu besar dimana dia meletakkan pakaian dan juga benda-bendanya yang dia bawa dari istana.
Setelah memakai pakaiannya, Ara melangkahkan kakinya meninggalkan kolam air terjun.
Tiba-tiba gerimis datang, sehingga Ara bergegas mencari tempat untuk berlindung. Tanpa dia sadari langit membuntutinya.
Ara merubah dirinya menjadi ular emas, dan dengan indranya, Ara menemukan sebuah goa yang lumayan besar.
"Aku berteduh di sana saja." seru Ara yang mempercepat langkahnya merayap menuju ke goa yang dia maksud.
Setelah itu dia masuk ke dalam goa itu dan mencari posisi yang nyaman untuknya beristirahat di bongkahan batu yang ada di atas dinding.
Sementara itu Langit yang mengejar Ara, kehilangan jejak karena Ara berubah wujud menjadi ular emas.
Mendung menghitam, suara Guntur bergemuruh dan angin mulai berhembus secara tak beraturan.
"Wuss..... wuss.... !"
"Blessh....!"
Dan akhirnya hujan pun turun dengan derasnya, sedangkan Langit bergegas mencari tempat berteduh yang paling dekat.
Pemuda itu mendapati sebuah goa, dimana Ara yang berubah wujud menjadi ular emas tadi juga berteduh di sana.
"Duarr.... duarr... duarr...!"
Suara petir yang bersautan, menambah kesan yang menyeramkan di dalam hutan larangan tersebut.
Sementara itu Langit masuk lebih dalam ke goa dan sebelumnya dia menyalakan senternya.
Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, Langit menurunkan tas ranselnya. Kemudian dia mencari kayu bakar yang masih kering, di sekitar goa dan kemudian dia menyalakannya.
Perlahan-lahan api di kayu bakar tersebut membesar dan membuat api unggun yang mampu mengubah hawa di sekitar yang sebelumnya dingin dan pengap.
Rasa lapar menghinggapi perut Langit, dan pemuda itu mengambil beberapa makanan yang ada di dalam tasnya. Sementara hujan sudah turun dengan derasnya.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel CINTA TERLARANG PUTRI SILUMAN ULAR....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
R. Yani aja
Aku tebak, Ara nanti jatuh cinta sama Langit... Tapi... apa kata author deh... 🤭
2023-01-19
1
🛡️Change⚔️ Name🛡️
1
2023-01-19
0
🥑⃟Serina
semangat thorr
2023-01-12
1