"Daa.. semuanya!" seru Ara seraya melambaikan tangan kanannya. Demikian dengan yang lainnya yang juga melambaikan tangan mereka pada putri raja siluman ular itu.
"Daa.... Ara, besok kita main lagi ya!" seru si Weling.
"Iya pasti itu!" jawab Ara sambil tersenyum dan masuk ke istana sedangkan yang lainnya melanjutkan langkah mereka meninggalkan istana dan menuju rumah masing-masing.
Sementara itu Ara yang telah masuk ke istana, disambut oleh Ratu dan juga para dayang istana.
"Ara, lama sekali kamu main di luarnya!" seru Ratu Ular pada saat Ara menghampirinya.
"Mohon ma'af ibunda, tadi kamu asyik bermain sehinggal lupa waktu. Ibunda tidak marah kan?" jelas sekaligus tanya Ara pada saat di tanggul ibundanya dan dia menatap wajah ibundanya dan mengulas senyumnya.
"Kali ini Ibunda ma'afkan, tapi lain kali jangan diulangi lagi ya!" seru ibunda Ratu Ular yang juga menatap putrinya.
"Baik ibunda." balas Ara yang kemudian mereka melangkahkan kaki menyusuri lorong istana siluman ular itu.
"Sekarang kamu bersihkan diri dan ganti pakaian kamu dengan pakaian yang bersih, setelah itu pergi ke ruang makan ya! Ayahanda dan ibunda menunggu kamu di ruang makan." ucap Ratu Ular yang menatap putrinya dengan lemah lembut, saat mereka sampai di depan pintu kamar Ara.
"Iya ibunda!" jawab Ara yang kemudian masuk ke kamarnya setelah melihat sang ibunda telah meninggalkannya.
Ara menutup dan mengunci pintu kamarnya, kemudian Ara melangkahkan kaki mengambil pakaian ganti dan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Setelah mengambil pakaian ganti, Ara masuk ke kamar mandi dan menutup serta menguncinya.
Mulailah Ara melakukan ritual membersihkan badannya yang kotor terkena debu-debu di hutan serta keringatnya pada waktu bermain tadi.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Ara memakai pakaiannya dan kemudian dia keluar dari kamar mandi.
Ara melangkahkan kakinya ke meja riasnya dan merias wajahnya seperti biasanya. Setelah selesai merias diri, gadis siluman ular itu melangkahkan kaki meninggalkan kamarnya.
Perlahan langkah kaki Ara menyusuri lorong istana dan menuju ke ruang makan keluarga istana, dimana kedua orang tuanya sudah berada disana dan mereka sedang berbincang-bincang sambil menunggu putrinya selesai mandi.
"Ma'af jika Ara membuat ayahanda dan ibunda menunggu lama." ucap Ara pada saat memasuki ruang makan dan segera mengambil tempat duduk yang telah disediakan.
Ara duduk di depan ibundanya, sedangkan Raja Ular Duduk di tepi diantara putri dan juga istrinya.
"Lama juga putriku mandinya, kamu ritual mandi pakai apa? he..he..!'' goda Ratu ular.
"Ah, ibunda namanya juga anak muda! Apa ibunda tidak seperti itu sebelumnya?" tanya Raja Ular sekaligus menggoda istrinya.
"He... he....! iya juga sih!" sahut Ratu ular seraya mengulas senyumya.
"Ayahanda dan ibunda ini sedang ngomongin apa ya?" tanya Ara yang menatap kedua orang tua ya dengan rasa penasaran.
"Ah tidak apa-apa kok! ayo kita makan. Keburu dingin makanannya!" ajak Ratu Ular yang kemudian mengambilkan makanan untuk suaminya sang Raja Ular. Setelah itu Ratu ular mengambil untuk dirinya sendiri.
Sementara itu Ara menunggu ibundanya selesai mengambil makanan untuk ayahanda dan juga untuk ratu Ular sendiri, kemudian Ara mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Mereka makan dengan tanpa suara sampai mereka menghabiskan makanan mereka, karena itu tradisi di kerajaan mereka.
Tak berapa lama mereka mereka telah selesai makan dan para dayang membereskan peralatan makan yang sudah digunakan untuk makan, dan makanan yang masih sisa diatas meja.
Mereka berpindah tempat ke gazebo yang berada di taman kerajaan.
Raja Ular, Ratu Ular dan Ara memulai perbincangan mereka.
"Putriku Ara, kamu sekarang ini sudah dewasa. Ayahanda dan ibunda sangat berharap jika kamu segera mendapatkan pendamping yang sebangsa dengan kita, untuk meneruskan kerajaan Siluman Ular ini." ucap Raja ular yang mengawali.
"Iya putriku, ibu sangat menginginkan segera mendapatkan momongan darimu putriku." ucap Ratu Ular.
"Tapi ayahanda dan ibunda, Ara belum mendapatkan laki-laki yang membuat jantung Ara begetar. Lagi pula Ara masih suka bermain dengan teman-teman Ara!" balas Ara yang menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
"Ara, kenapa harus menunggu ada debaran jantung segala. Ayahanda dan ibunda dulu tidak begitu. Kami dijodohkan oleh kedua orang tua kami, yaitu kakek ayahanda dan kakek Ibunda. Dan kita tetap bahagia!" ucap Raja ular yang menatap putrinya.
"Maksud ayahanda dan ibunda, kalian mau menjodohkan Ara begitu?" tanya Ara yang penasaran.
"Iya, dan kamu harus mau!" seru raja ular dengan sedikit penekanan.
"Tapi ayahanda!" seru Ara yang rasanya ingin menolak, tapi dia takut jika ayahandanya akan menghukumnya.
"Ayah dan ibu akan mengadakan sayembara, ditujukan untuk para siluman ular laki-laki. Dan siapa yang punya kemampuan beladiri terbaik, dia akan menjadi panglima dan jika selama setahun kita pantau kinerjanya menjadi panglima. Jika kerjanya bagus, maka dia akan menjadi suami kamu kelak. Dan yang pasti dia akan menggantikanku sebagai Raja siluman ular nantinya." ucap Raja Ular yang yakin dengan ucapannya.
"Ibunda, apakah tidak ada kelonggaran buat Ara memilih calon suami Ara?" tanya Ara seraya berbisik.
"Ini sudah menjadi keputusan ayahanda kamu Ara. Tahu sendiri bukan, jika apa yang sudah dikatakan ayahanda kamu itu tidak ada yang bisa merubahnya!" bisik Ratu Ular pada Ara.
Ara yang kecewa hanya bisa menangis, dan dalam hati menangis.
"Kenapa aku tak bisa memilih sendiri laki-laki pilihanku? aku juga kan juga berhak memilih?" ucap dalam hati Ara yang kemudian meneteskan air matanya.
"Kamu kenapa Ara?" tanya ratu Ular yang menghampiri putrinya.
Ara terus menangis dengan tersedu-sedu.
"Apa kamu tidak setuju dengan keinginan Ayahanda ini?" tanya Raja Ular yang menatap putrinya dengan tajam.
"I...iya ayahanda. Ma'afkan ananda ayahanda." jawab putri siluman Ular itu dengan menundukkan kepalanya.
"Kamu tahu akibatnya jika menentang keputusan ayahanda kamu ini? Apa sudah kamu pikirkan jawaban kamu itu putriku!" seru raja ular itu dengan rona wajahnya yang berubah memerah.
"Ayah? hukuman ayah berlaku juga pada putri semata wayangmu ini?" tanya Ara yang tak percaya dengan hukuman yang akan diterimanya nanti.
"Ayahanda tidak peduli, siapa yang menentang keputusan ayah! maka dia harus pergi dari istana ini!" seru Raja ular dengan mata memerah.
Dalam hati Raja Ular juga tak ingin putrinya menjauh dari dirinya.
"Baiklah ayahanda, Ara akan menerima hukuman dari ayahanda. Karena itu Ara kan meninggalkan istana sekarang juga. Akan Ara buktikan kalau Ara bisa mendapatkan cinta sejati Ara." ucap Ara sekali lagi dengan yakin setelah menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara pelan-pelan.
"Ara putriku!" ucap lirih ratu ular seraya menggelengkan kepalanya, dia tak percaya putrinya membuat keputusan yang melanggar keputusan ayahandanya.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel CINTA TERLARANG PUTRI SILUMAN ULAR....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
R. Yani aja
dan dimulailah petualangan putri Ara sang siluman ular mencari cinta... ✌😅
2023-01-19
1
🛡️Change⚔️ Name🛡️
🌟
2023-01-19
0
🥑⃟Serina
mamtap
2023-01-12
1