Hanya Istri Sementara
"Sampai kapan kau akan menunggu wanita itu, umurmu sudah tidak muda lagi nak. Umur Oma juga semakin tua, nak. Oma tidak tau sampai kapan bisa hidup di dunia ini."
"Oma bicara apa? Aku yakin umur Oma akan panjang. Oma harus menemaniku sampai menikah dan mempunyai anak." Marsell begitu khawatir melihat omanya tergeletak di atas ranjang rumah sakit. Dia bahkan meninggalkan meeting pentingnya begitu mendapatkan kabar kalau omanya tidak sadarkan diri.
"Tidak nak, Oma tidak yakin bisa hidup lebih lama lagi kalau terus-terusan memikirkanmu. Menikahlah agar Oma bisa tenang," ujar sang Oma.
"Oma aku ... beri aku waktu sebentar lagi Oma. Dia janji akan kembali secepatnya dan kami akan segera menikah." Marsell begitu mencintai kekasihnya, kekasih yang sudah lima tahun lamanya meninggalkannya demi mengejar kariernya sebagai penyanyi internasional.
"Sampai kapan nak, sampai kapan kau akan menunggu wanita itu dengan sia-sia. Dia tidak mencintaimu, dia lebih mencintai kariernya."
"Dia mencintaiku Oma, dan aku juga sangat mencintainya. Saat ini namanya sedang naik daun, menikah akan membuat kariernya meredup Oma. Dia ingin memenangkan penghargaan tahunan sebagai penyanyi terbaik di kancah internasional. Setelah itu dia janji akan kembali."
Sang Oma menarik tangannya dari genggaman cucunya. Cucu dari anak pertamanya yang telah tiada. Marsell adalah satu-satunya harapan yang bisa mewarisi kerajaan bisnis keluarga.
"Omaa ...."
"Untuk apa semua itu nak, apa dia pikir kau tidak bisa memberinya uang setelah menikah. Untuk apa bersusah payah di luaran sana. Bahkan apapun yang dia mau bisa dengan mudah dia dapatkan setelah kalian menikah. Kamu juga bukan sembarang laki-laki nak. Wanita mana yang tidak mau menikah denganmu, untuk apa menunggunya lagi."
"Oma, dia hanya ingin membuktikan dirinya kalau dia pantas bersanding denganku. Dia tidak ingin terkenal karena menjadi istriku."
"Justru dia sama sekali tidak pantas, wanita yang rela meninggalkan lelaki yang dicintainya demi karier. Lalu bagaimana kalau kalian sudah menikah dan mempunyai anak, dia akan meninggalkan suami dan anaknya untuk mengejar impiannya itu."
"Tidak Oma, dia berjanji akan kembali dan melepaskan semuanya setelah mendapatkan penghargaan itu."
"Itu hanya omong kosong nak. Sampai kapan kau akan menipu dirimu sendiri. Semua itu bisa ia dapatkan setelah kalian bersama. Untuk apa dia di luaran sana bernyanyi di atas panggung dan memamerkan tubuhnya. Tidak ada larangannya seorang artis untuk menikah kan."
"Tap Oma ...."
"Cukup nak, suruh dia kembali ke sini dan menikah denganmu. Kalau dia tidak mau segera kembali, menikahlah dengan wanita pilihan Oma." Sang oma memalingkan wajahnya.
...
Marsell keluar dari ruangan omanya dengan langkah gontai. Dia sudah berjanji pada kekasihnya akan menunggunya pulang. Bagaimana sekarang dia akan memintanya untuk pulang dan menikah. Namun, sepertinya keputusan sang Oma tidak bisa dibantah lagi. Dia harus bertemu dengan kekasihnya.
Marsell menghubungi assistennya.
"Siapakah pesawat, aku akan terbang ke Amerika malam ini." Bukan hal yang sulit untuk Marsell untuk bertemu dengan kekasihnya kapanpun ia mau. Keluarga memiliki pesawat pribadi dan kekayaan yang tidak bisa dihitung banyaknya.
"Laura, aku harap kamu mengerti," gumamnya berharap.
...
Di dalam ruangan rawat inap VVIP.
"Nyonya, apa anda yakin akan membiarkan tuan muda menikah dengan artis itu."
"Aku tidak yakin wanita itu akan mau meninggalkan kariernya. Itu yang membuatku tidak setuju dengan hubungan mereka. Wanita itu terlalu egois, selalu mementingkan dirinya. Wanita itu juga tidak sebaik yang Marsell pikirkan." Ya selama ini sang Oma sudah menyelidiki wanita yang merupakan kekasih cucu kesayangannya. Selama di luar negeri wanita itu bahkan beberapa kali menjalin hubungan dengan pria yang berbeda.
"Kenapa anda tidak menggunakan foto-foto itu untuk memisahkan mereka?" tanya assisten kepercayaan Oma.
"Apa menurutmu cucuku akan percaya dengan semua itu. Cucuku sangat mencintainya. Dia tidak akan percaya kalau tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."
"Apa perlu kita buat agar tuan muda memergoki kekasih sedang bersama laki-laki."
"Tidak perlu, jangan sampai membuat wanita itu curiga. Dia akan mencari cara agar cucuku percaya. Gunakan rencana awal. Tawarkan kerjasama yang menarik untuknya, buat dia bertahan lebih lama di sana."
...
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama. Marsell sudah sampai di negara tempat kekasihnya berada. Dari landasan pacu dia langsung menuju lokasi konser kekasihnya. Tak lama dia sudah sampai di sana. Lebih dulu dia menghubungi sang kekasih kalau dia menunggu di mobil.
"Hallo Tuan, maaf nona Laura sedang di atas panggung." Begitu kata sang assisten kekasihnya.
"Sampaikan padanya aku menunggunya." Setelah itu dia mematikan panggilan ponselnya.
Marsell sudah sangat yakin kalau sang kekasih akan ikut pulang bersamanya dan mereka akan menikah. Dia bahkan sudah menyiapkan kejutan untuk melamar wanita itu.
"Aku harap kamu tidak mengecewakanku," katanya dalam hati sambil memandangi cincin berlian yang sengaja ia pesan untuk melamar kekasihnya. Sudah lama sekali dia menyiapkan itu semua.
Laura selalu beralasan ingin mengejar mimpinya. Ingin membuktikan kalau dia pantas bersanding dengan Marsell dan tidak ingin bergantung pada Marsell. Dia juga mengatakan tidak ingin terkenal karena dia merupakan kekasih Marsell yang merupakan pengusaha muda ternama incaran banyak wanita. Jadilah mereka berpacaran dengan cara sembunyi-sembunyi.
Namun, tanpa wanita itu sadari kalau semua yang diraihnya semuanya berkat dukungan Marsell dibelakangnya. Semua dukungan dari orang-orang ternama semua itu karena Marsell. Sayangnya wanita itu menganggap dirinya terlalu tinggi, hingga mengira kalau semua itu berkat kemampuannya sendiri. Padahal jika Marsell menghentikan semua dukungannya, dia bukanlah apa-apa.
Semua orang menghormatinya karena tau ada orang hebat di belakangnya.
Wanita itu baru saja turun dari atas panggung, setelah menyelesaikan lagu terakhirnya di konser yang cukup megah. Yang akan membuatnya lebih dikagumi orang.
Sang asisten langsung membantu majikannya yang baru saja masuk ke dalam ruangan istirahat. Memberinya minum dan keperluan lainnya.
"Nona, tadi Tuan Marsell menghubungi anda. Saya sudah mengatakan kalau anda masih di atas panggung."
"Marsell?" Wajah Laura berbinar. "Apa dia menitipkan pesan?"
"Tuan bilang kalau dia menunggu nona di mobil."
"Benarkah? Aku akan ke sana sekarang." Laura menyambar masker, topi serta kacamatanya.
Bertepatan dengan itu seseorang memasuki ruangan. Orang itu ada manager Laura. Yang mengatur segalanya tentang kegiatan serta kontrak dan kerjasama yang akan dilakukan Laura.
"Kamu mau kemana?" tanyanya.
"Mau menemui Marsell, Kak."
"Ohh, hati-hati jangan sampai ada yang memotretmu."
"Siap. ehh ngomong-ngomong apa mungkin ini sudah saatnya aku berhenti di sini. Aku sudah cukup puas dengan semua ini. Aku rasa ini saatnya aku berhenti di sini, aku akan kembali pada kekasihku," ujar Laura.
"Apa kau bercanda? Kau mau berhenti sekarang?"
"Yaa, Marsell terlalu sempurna untuk dilepaskan. Aku ingin kembali ke negaraku bersamanya. Aku yakin aku masih bisa berkarier meski sudah menikah kan Kak."
"Hmmm ya mungkin tapi sangat jarang produser yang mau mengontrak artis yang sudah berumahtangga. Kau tau sendiri bagaimana selera penggemar jaman sekarang. Kalau kau menyerah. Masih banyak bakat-bakat muda yang siap menggantikan mu. Itu semua tidak masalah, kau punya suami kaya. Tidak perlu bersusah payah lagi, cukup duduk di rumah dan mengurus suami dan anak-anakmu," sindir sang manager.
"Tidak Kak, kau tau kan. Aku tidak pernah mau seperti itu. Aku ingin dianggap setara dengan suamiku nanti, aku akan tetap berkarir dengan kamampuanku. Aku yakin para penggemarku tidak akan mempermasalahkannya."
"Kau jangan terlalu percaya diri, mereka menyukaimu karena kamu masih muda cantik dan juga lajang. Setelah kau menikah, auramu akan memudar, tidak lagi bersinar seperti sekarang. Aku hanya mengingatkanmu, perjalananmu tinggal sedikit lagi untuk menuju titik tertinggi. Bukankah akan sia-sia jika mundur sekarang." Wanita itu duduk menyilangkan kakinya. "Aku bukan takut rugi, aku masih bisa mencari artis lain untuk aku didik menjadi bintang. Yang masih muda dan mudah diatur tentunya. Pikirkan itu baik-baik sebelum mengambil keputusan."
"Baiklah, aku akan memikirkan hal itu dengan matang." Laura pun pergi meninggalkan ruangan itu.
"Ck. Apa dia merasa sudah hebat sekarang, mau berhenti seenaknya. Sia-sia aku membuatnya seperti ini kalau berhenti di sini. Dia harus mendapatkan penghargaan itu agar namaku semakin dikenal sebagai manager artis terbaik."
Sang manager memandang kepergian Laura dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Mereka sama-sama mengawali semuanya dari nol. Dari awal Laura debut, dialah yang berusaha keras untuk membuat nama Laura semakin dikenal. Mencari job kesana-kemari, mengantarkan Laura meski panas ataupun hujan. Jika Marsell adalah pendukung rahasia, maka Meli si manager adalah yang selalu ada di samping Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
⚔️🧸🍁YULIANTY❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Yeee,Karya Baru Adeee 🥳🎉💃 ... Smngaaattttttt,De,lnjtkn 👍🌹❤️🤗😘
2022-10-26
1
Fatma Kodja
lanjut thor 👍👍👍👍👍
2022-10-26
2