Hari pernikahan pun tiba. Para tamu undangan sudah ada yang mulai memenuhi aula pernikahan. Banyak sekali dari kalangan pejabat, pengusaha dan orang-orang terhormat lainnya. Wartawan juga sudah ada di tempatnya merekam acara. Sontak saja acara live streaming itu langsung menjadi trending nomor satu di sebuah aplikasi yang menampilkan banyak video.
Semuanya heboh karena seorang CEO tampan yang diidamkan kebanyakan kaum wanita, hari ini akan melepas masa lajangnya. Itu seperti hari patah hati sedunia. Mereka juga penasaran dengan sosok wanita yang beruntung itu. Apa hebatnya dari mereka sehingga pria sehebat dan setampan Marsell harus menjadi miliknya.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Jeni yang baru saja memasuki kamar Meisya. Kamar itu disulap menjadi tempat merias pengantin, sudah dari pagi-pagi sekali Meisya di rias oleh Mua ternama.
Para perias pun berjajar di sisi Meisya.
"Sudah assisten Jeni, Nona Meisya sudah siap."
Jeni mengajak Meisya untuk ke aula pernikahan. Dia yang mendampingi gadis itu, dan ada beberapa orang di belakang yang membantu mengangkat ekor gaunnya yang menjuntai panjang.
Mungkin semua wanita akan iri dengan Meisya yang bisa menikah dengan Marsell Anderson. Pesta pernikahannya saja begitu megah dan menjadi salah satu pesta termahal di abad ini. Namun, tidak bagi Meisya yang sebenarnya tidak merasa seperti itu. Dia hanya anak yang begitu patuh pada kedua orangtuanya.
Para tamu terkagum-kagum melihat kecantikan Meisya, mereka bertanya-tanya siapakah gadis itu sebenarnya. Putri keluarga mana yang begitu cantik dan beruntung bisa menikah dengan seorang Marsell.
"Mari Nona," ujar Jeni membantu Meisya untuk terus berjalan menuju altar. Di sana sudah ada Gina yang menunggunya.
"Sayang, kau sangat cantik sekali. Oma benar-benar tidak menyangka kau secantik ini," puji Gina.
"Terimakasih Oma, semua ini karena orang-orang itu sudah bekerja keras."
"Bukan sayang, kecantikanmu karena kamu sendiri dan dari dalam dirimu yang memancarkan kecantikan itu."
...
Sementara itu, Marsell baru saja turun dari pesawat. Dia tau kalau hari ini adalah hari pernikahannya dan mungkin juga dia sengaja melakukan hal itu.
"Tuan, anda sudah ditunggu." Asisten Gio mengingatkan tuannya.
"Hmmm." Marsell tetap berjalan dengan santai.
Di mobil.
"Gio, apa kau sudah menyelidiki wanita itu. Putri dari keluarga mana yang Oma jodohkan denganku?" tanya Marsell.
"I--itu bukan salah satu dari mereka Tuan."
"Lalu siapa dia? Tapi itu tidak penting, pilihan Oma pasti putri dari pengusaha atau walikota seperti sebelumnya."
Sam hanya tersenyum simpul. Seandainya saja tuannya tau seperti apa gadis yang akan dinikahinya. Apa mungkin dia akan membuat masalah di hari pernikahannya.
...
Di pesta yang seharusnya pengantin pria yang menunggu di atas altar. Kini malam pengantin wanitanya yang dibuat menunggu. Semua orang pun mulai membicarakannya.
Meisya menunduk sendu, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Inikah pernikahan yang ayahnya inginkan. Apa mungkin ayahnya yakin dia akan bahagia dengan pernikahan ini.
Oma Gina mulai dibuat ketar-ketir karena cucunya belum juga datang. Dia sudah menyuruh orang-orangnya untuk mencari keberadaan cucunya. Namun belum juga ada kabar, seharusnya pesawatnya sudah mendarat di negara ini dan jarak bandara ke hotel itu juga tidak terlalu jauh. Anak itu seharusnya sudah sampai bukan.
"Di mana anak itu, apa dia ingin melihat omanya jantungan lagi," gerutu Oma Gina.
"Sabar Mah, mungkin Marsell masih di jalan," ujar bibi Sira menenangkan ibunya.
"Jeni!! Cepat kau suruh lebih banyak orang untuk mencari anak itu. Cari dia sampai ketemu!" Kemarahan Oma Gina sudah membuncah, dia sudah cukup sabar membiarkan cucunya pergi tanpa menemui Meisya lebih dulu. Oma Gina sungguh prihatin melihat gadis itu, dia tidak bersalah tapi harus mendapatkan perlakuan seperti itu dari cucunya.
Wartawan dan tamu undangan pun sudah mulai berbisik-bisik tentang pengantin laki-laki yang tidak kunjung datang dan membiarkan pengantin wanitanya menunggu sendirian. Meski Jeni sudah berusaha menghentikan wartawan untuk mengunggah berita seenaknya tapi masih ada saja yang tidak mendengar Jeni. Rupanya mereka tidak takut akan kehilangan pekerjaan.
"Bereskan mereka yang mengambil gambar sembarangan dan menulis berita yang tidak-tidak. Bilang pada mereka kalau cucuku sebentar lagi pasti akan datang!" Oma Gina sungguh kehabisan kesabaran.
Dibalik itu semua ada paman Sam yang senang melihat kekacauan pernikahan keponakannya. Akhirnya ada juga celah untuk menjatuhkan keponakannya itu. Dia juga puas melihat ibu mertuanya kelabakan.
"Rasakan! Semoga saja anak itu tidak datang!" gumamnya. Saat dia ditanya tamu yang hadir dia seenaknya menyebar rumor yang tidak benar. Dia bilang kalau keponakannya tidak mau dinikahkan dengan gadis desa itu.
Bagaimana mungkin Presdir menikahkan cucunya dengan gadis desa itu?
Padahal berdasarkan rumor selama ini, Marsell dekat dengan seorang artis terkenal, meski tidak ada yang pernah menangkap kedekatan mereka dengan lensa kamera. Tentu saja karena Marsell mempunyai kuasa untuk menghilangkan berita tentangnya dan Laura. Itu semua atas permintaan Laura yang tidak ingin hubungan mereka tersebar.
Meisya menunduk di balik kain penutup kepalanya. Dia memejamkan mata dan mencoba menutup telinga agar tidak mendengar semua ucapan mereka yang menyudutkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments