Istri Lugu Milik Pak Duda Kejam

Istri Lugu Milik Pak Duda Kejam

Awal Mula

Mister Kanzler. Panggilan pria berusia 45 tahun yang sedang meratapi perceraiannya dari istri yang 13 tahun lalu adalah wanita yang dicintainya dan diperjuangkannya mati-matian hingga menerjang restu kedua orang tuanya.

Namun apa daya, takdir jodoh berkata lain. Dia dan mantan istrinya harus bercerai karena masalah ekonomi yang mendera. Gaji bulanan yang dihasilkan dari bekerja di sebuah Perusahaan swasta seperti tak pernah dihargai. Membuat istrinya meradang dan selalu meminta untuk menceraikannya.

Alhasil perceraian terjadi, namun kata-kata yang menyakitkan yang keluar dari mulut istrinya masih terngiang jelas di telinganya.

" Pergi! Ceraikan aku sekarang juga! Aku tidak mau digantung. Cari! Silahkan cari wanita yang jauh lebih diatas segalanya dari aku!"

Kata-kata yang terus terngiang di telinganya. Membuat dendamnya membara bagai api unggun yang terus di siram bensin di atasnya.

Bahkan sedikit menggunakan mantra cinta entah dari dukun mana membuat seorang wanita lugu, polos bernama Freish timbul kasihan setelah Mister Kanzler menceritakan kisahnya.

Keduanya menikah singkat tanpa perkenalan lama. Bahkan Freish sama sekali tidak berpikir panjang dengan hidupnya. Menikah dengan seorang duda beranak dua. Padahal saat itu usianya yang masih diangka 23 tahun menginjak 24 tahun hitungan sekitar 3 bulan lagi. Membuatnya juga tanpa peduli restu yang menghalangi dari seorang ibu satu-satunya yang dia miliki.

Pernikahan mereka terbilang sederhana. Hanya digelar di sebuah KUA kecil di sebuah kota kelahiran Freish. Freish tidak berpikir panjang bahkan sama sekali tidak terlalu dalam mengenal Mister Kanzler. Maka dari itu, jika diperhatikan seperti terkena mantra guna-guna yang Freish sendiri bingung mengapa menerima pinangan duda beranak dua itu.

Hanya sekilas melihat kebaikan Mister Kanzler bak malaikat membuatnya jatuh klepek-klepek di tangannya. Padahal jangan ditanya, Freish bukanlah wanita yang mau ongkang-ongkang saja ingin hidup enak setelah dinikahi duda beranak dua.

Bagaimana bisa? menerima pinangan duda beranak dua, tidak mengenal dalam karakternya namun sudah memutuskan mengiyakan membina biduk rumah tangga. Jelas ini ada sesuatu hal yang aneh, namun begitulah kenyataannya berjalan. Freish bekerja di sebuah perusahaan swasta yang memilik gaji cukup untuk menghidupi dirinya sendiri bahkan memberikan sebagian gaji untuk ibu dan adik-adiknya.

Harusnya jika dia berpikir waras, mengapa dia harus menikah dengan duda beranak dua yang tidak jelas. Padahal banyak pria mengantri untuk mendapatkan cintanya namun banyak yang ditolaknya karena Freish memang wanita yang tak mudah untuk jatuh cinta.

Singkat cerita, Freish dikecewakan oleh pria yang katanya akan meminangnya. Namun seiring waktu berjalan, pria yang akan meminangnya memilih pergi mengejar impiannya yang ternyata itu adalah alasan belaka.

Orang yang ingin meminangnya malah menggoda wanita lain rekan sekerjanya melalui pesan singkat yang dikirimkan kepadanya. Membuat dadanya semakin sesak dengan kisah cintanya yang akhirnya memutuskan untuk berakhir dengan kata iya ketika Mister Kanzler datang tiba-tiba dengan membawa segala kegundahan nya akibat perceraian dan dikecewakan oleh seorang wanita pasca perceraian.

Hati yang sama-sama galau sebenarnya ketika Mister Kanzler dan Freish bertemu. Yang membuat merasa orang yang dekat saat itu adalah orang yang tepat menurut mereka.

Pernikahan sudah usai. Semua yang diundang juga sudah pulang kerumahnya masing-masing. Tidak ada hal spesial seperti resepsi pernikahan mewah pada umumnya.

Setelah menikah pun, mereka masih terlihat baik-baik saja. Belum kelihatan sifat dan karakter asli mereka berdua. Bagi Freish, Mister Kanzler adalah orang yang pintar, cerdas, pekerja keras dan baik dimatanya saat itu.

Semua masih terlihat adem ayem ketika Freish masih bekerja dan masih memiliki penghasilan sendiri. Mister Kanzler bahkan tidak berubah sikap sampai anak pertama mereka lahir dan melengkapi rumah tangga mereka.

Sampai dimana drama mulai bermunculan satu persatu.

" Aku tidak ingin kamu bekerja! Kamu banting tulang untuk keluarga dan adik-adikmu. Kamu sudah punya keluarga. Jangan bodoh mau diperas mereka." Nada keras dengan mata membulat sempurna memekik di telinga Freish saat Mister Kanzler melajukan mobilnya menuju ke sebuah kantor Freish yang memintanya untuk kembali bekerja.

Freish hanya diam. Tanpa sepatah kata pun.

" Aku tidak mau! kamu menjadi sibuk dan memikirkan mereka padahal kamu sudah memiliki rumah tangga." Nada tinggi itu keluar lagi dari mulutnya.

Freish tertunduk. Masih tidak bergeming. " Aku anak pertama, dari dulu aku selalu menyisihkan gajiku untuk mereka. Sudah hampir dua tahun lebih dari aku mengandung sampai lahiran dan anakku sudah 6 bulan, rasanya tidak menjadi masalah jika aku bekerja, toh itu juga bisa membantu perekonomian kita yang pas-pasan." Tandas Freish berusaha menjelaskan.

" Kamu itu istriku, istri harus nurut sama suami. Jangan membantah! Apalagi menjadi pembangkang! Saya paling tidak suka jika kamu selalu menjawab jika kita sedang bicara." Nada intonasi tinggi yang tak pernah berubah menjadi lebih pelan atau halus untuk terdengar di telinga.

Freish mengalihkan pandangannya dengan menoleh ke arah jendela kaca mobil yang melaju menembus padatnya jalanan kota.

" Mereka itu bukan tanggung jawab kamu lagi, nanti kamu bekerja, waktu yang seharusnya kamu pergunakan untuk melayani suami mu dan keluarga, malah menjadi sibuk dan tidak ada waktu. Belum lagi anakmu, kalau kamu menyerahkannya ke pembantu. Bagaimana kalau dia diculik? jaman sekarang banyak penculikan anak, penculikan bayi yang kemudian di jual ke luar negeri. Belum lagi kalau ketemu pembantu yang tidak pas. Malah akan menjadi masalah." Kata-kata dengan nada kasar itu selalu memekik ditelinga Freish.

Hingga akhirnya dia menimang-nimang dengan waktu yang sangat singkat sesingkat perjalanan mereka menuju kantor lama Freish.

Sesampainya Mister Kanzler memberhentikan di depan kantor lama Freish bekerja. Freish turun dengan langkah ragu karena merasa tidak enak dengan atasannya yang sudah memberi kesempatannya bekerja lagi. Yang sebenarnya itu sangat dibutuhkan oleh Freish kembali karena ekonominya saat itu benar-benar pas-pasan karena Mister Kanzler harus menanggung dua anaknya sekaligus. Biaya pendidikan yang tidak murah membuat Mister Kanzler mengesampingkan urusan rumah tangganya dengan Freish.

" Maaf Bu. Suami saya tidak mengizinkan saya bekerja. Harusnya saat anda menawari kembali pekerjaan untuk saya, saya harusnya berunding dulu dengan suami saya. Yang aku pikir, dia akan menyetujuinya. Namun ternyata aku salah, suamiku tidak mengizinkan saya bekerja kembali. Sekali lagi saya mohon maaf." Freish tertunduk malu karena dengan begitu, membuat orang sulit untuk mempercayainya kembali. Sudah mengecewakan atasannya yang sudah memberinya kesempatan bekerja kembali.

" Iya tidak papa. Saya bisa paham Freish." Jawab ramah atasan Freish.

Hingga percakapan kedua orang mantan atasan dan bawahan itu selesai. Freish yang kemudian keluar dari kantor lamanya untuk menuju ke mobil Mister Kanzler yang terparkir tidak jauh dari gedung membuat langkahnya tidak butuh waktu lama untuk masuk ke dalam mobil.

" Sudah, aku sudah ucapkan permintaan maaf kepada atasanku karena menolak pekerjaan yang diberikan diwaktu yang seharusnya aku menerima pekerjaan itu dan besok mulai bekerja kembali." sembari kepalanya bertanya. Masak iya, suami yang baik seperti itu. Bukankah harusnya dia tahu kondisi ekonomi keluarganya yang sedang pas-pasan seperti ini. Harusnya senang dong, dengan aku bekerja, malah akan membantu perkonomian keluarga. Tapi...gumam Freish dalam batinnya. Banyak pertanyaan menggantung di udara tanpa ia ketahui jawabannya.

Freish kemudian menoleh melihat pelipis duda beranak dua itu yang sedang mengemudi mobil untuk membawa kami pulang.

Mobil akhirnya melaju menembus jalanan kota hingga akhirnya kami sampai di rumah.

Rumah yang Mister Kanzler entah beli atau kontrak yang Freish sendiri juga tidak tahu menahu. Yang katanya beli, namun uangnya juga dari mana? yang katanya kontrak namun juga sedikit di renovasi bagian terasnya. Entahlah, toh juga kalau dia membelinya. Tanda tangan sebagai seorang istri yang sedikit banyak memiliki hak juga tak pernah dia bubuhkan di atas kertas bermaterai bernama sertifikat rumah.

Bukan waktunya memperdebatkan masalah rumah. Dua orang terlihat akur rukun tanpa bertengkar saja sudah Alhamdulillah. Entah mengapa? Freish masih tidak menyadari sosok Mister Kanzler suaminya. Masih patuh terhadap apapun yang dikatakan oleh suaminya yang jelas-jelas menyengsarakan hidupnya.

Bagaimana tidak menyengsarakan? Freish saja tidak tahu menahu gaji suaminya. Hanya diberi makan bergantung padanya. Diberi uang bulanan yang terbilang pas-pasan setiap harinya. Diberi tempat tinggal yang cukup sederhana. Namun juga diperlakukan semena-mena dan seenak jidat duda beranak dua itu.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Mampir Thor..Nyimak Bab1..Kasihan Freis

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!