Bloody Marriage Contract
Di kota Ishmir yang dingin tinggallah seorang gadis yang hidup dengan ibunya saja. Ayahnya meninggalkan mereka berdua begitu saja setelah terpikat dengan wanita lain tanpa memberikan biaya hidup untuk mereka.
Judith, gadis berusia 24 tahun itu tinggal di sebuah rumah sederhana. Dia merawat ibunya yang mengidap kanker.
“uhuk... uhuk...”suara seorang wanita batuk-batuk dan bangun dari tempat tidur kemudian duduk bersandar ke dinding.
“Ibu... apa ibu baik-baik saja ?”ucap Judith yang sedang membersihkan rumah yang terlihat kotor.
Gadis itu kemudian menghampiri ibunya dan duduk di sampingnya. Dia melihat wajah ibunya tampak pucat dan sedikit berkeringat.
“Ibu... bagaimana jika kita ke rumah sakit saja ?”ucap Judith melihat ibunya dengan khawatir.
Wanita itu menatap putrinya dan mencoba menghitung sisa gaji yang di pegang Judith saat ini.
“Setelah untuk berobat ku beberapa hari yang lalu pasti uang yang dia saat ini hanya cukup untuk hidup sampai akhir bulan.”batin ibunya Judith bisa mengingat dengan jelas.
“Tak perlu Judith, sungguh Ibu baik-baik saja. dengan minum obat nanti sakit yang kurasakan hilang.”jawab wanita itu sambil menahan sakitnya di depan putrinya karena tak ingin membuat Judith kerepotan.
“Baiklah ibu.... aku ambilkan obatnya dulu mungkin kita akan ke rumah sakit awal bulan depan.”balas Judith.
Gadis itu kemudian berdiri keluar dari kamar Ibunya dan mengambilkan obat untuknya.
“Ini bu obatnya.”ucap Judith memberikan obat pada ibunya dan juga segelas air mineral.
Wanita itu segera meminum obatnya untuk meredakan sakit yang dirasakannya.
“Ibu istirahatlah dulu, jika merasa tak enak atau ada apa-apa panggil aku segera.”ucap Judith berdiri berjalan menuju ke pintu setelah melihat ibunya yang mengangguk.
Di dalam kamar setelah Judith pergi, wanita itu terlihat kembali batuk dan nampak kesakitan dan tubuhnya gemetar tapi dia tak berani memanggil putrinya.
“Lebih baik aku segera tidur saja. Besok pasti sudah baikan.”gumam ibunya Judith kembali merebahkan diri di tempat tidur lalu menarik selimutnya menutupi tubuhnya.
Malam hari di saat ibunya sudah tidur, Judith masuk ke kamar ibunya dan melihat keadaannya.
“Ibu... aku tahu kau menahan rasa sakit mu karena tak ingin merepotkan aku. Aku berjanji akan membawamu ke rumah sakit dan mengobarkan mu sampai sembuh.”gumam Judith lirih menatap wajah ibunya dengan sedih lalu keluar dari kamar ibunya dan masuk ke kamarnya.
Keesokan paginya Judith berangkat kerja setelah sarapan pagi bersama ibunya.
“Ibu... aku berangkat dulu.”ucap gadis itu berpamitan pada ibunya.
“Yan nak, hati-hati di jalan.”balas wanita itu mengantarnya sampai ke depan pintu.
Tak lama kemudian Judith tinggal di tempatnya bekerja, sebuah perusahaan besar dan dia menempati posisi kecil sebagai admin.
Selama dia bekerja di sana hingga saat ini, dia pernah melihat dan bertemu langsung dengan pemimpin perusahaan itu, Vaska.
Suasana di kantor hari ini terlihat tak seperti biasanya. Para staf terlihat tertib dan duduk dengan serius di kursinya masing-masing.
“Aneh... kenapa ruangan yang biasanya ramai menjadi sepi begini ?”batin Judith kembali mengamati keadaan sekitar dan sama sekali tak ada suara di sana.
Karena penasaran dia pun bertanya pada teman yang duduk di sebelahnya.
“Maria... ada apa tiba-tiba ruangan ini menjadi seperti kuburan ?”ucap Judith bertanya.
Maria menatap ke sekitar seolah mencari seseorang dan setelah tak menemukan orang yang dicari dia pun berani bicara.
“Hari ini bos kita tuan Vaska sudah kembali dari Britain. Dan kau tahu itu mereka semua takut bos mengaudit mereka.”jawab Maria berbisik di telinga Judith.
Judith pun jadi mengerti alasannya. Namun baginya hal itu sama saja, ada ataupun tidak ada bosnya di sana.
“tik... tik.... tik...”Judith terlihat mengetik mengerjakan laporan. Terdengar suara langkah kaki masuk ke ruangan.
Para staf yang ada di sana menoleh pada seorang lelaki yang masuk ke ruangan dan mereka semua segera berdiri memberikan hormat padanya.
“Siapa orang itu ? Kenapa semua hormat padanya ?”batin Judith menatap lainnya.
Semua staf di sana berdiri kecuali dirinya. Dia melihat seorang lelaki berusia hampir tiga puluh tahunan, bertubuh tinggi dan tegap juga berparas tampan tersenyum membalas salam dari staf yang ada di sana.
“Selamat pagi tuan Vaska...”ucap seorang staf menyapanya.
Lelaki itu hanya mengangguk sambil tersenyum saja menetap mereka.
Vaska berjalan dan menatap semua staf yang ada di sana hormat padanya kecuali satu staff saja.
“Gadis itu... kenapa dia tidak hormat pada ku saat aku masuk ke sini ?”batin Vaska menatap Judith.
Setelah menatapnya tajam, Judith juga masih duduk di kursinya.
“Gadis ini... sungguh dia benar-benar...”batin Vaska kesal pada tingkah laku orang zaman sekarang.
Vaska menghampiri Judith dan semua pandangan mata tertuju ke sana.
“Halo nona... apa kau baru di sini ?”ucap Vaska menatap dengan tatapan mengadili.
Judith pun masih duduk, dia tak tahu siapa lelaki itu dan kenapa dia mendekatinya.
“Ya tuan...”jawab Judith singkat dengan tenang.
Staf lainnya menatap Judith dengan tatapan tajam.
“Kenapa mereka menatapku seperti itu ? Apa Aku melakukan kesalahan ?”batin Judith menatap staf yang duduk di depannya.
Dia masih memperhatikan dan staf itu memberikan kode padanya. Dia berbicara tanpa mengeluarkan suara dan hanya menggerakkan bibirnya dengan pelan.
“Lelaki itu tuan Vaska, pimpinan di sini, bos kita.”ucap Elly menggerakkan bibir tanpa bersuara.
Judith melihat gerakan bibir dan mencoba memahami apa yang Elly ucapkan padanya.
“Astaga... jadi lelaki ini adalah CEO di sini ? Pantas saja mereka semua bersikap seperti itu saat lelaki ini masuk. Gawat... apa yang harus ku lakukan ?”batin Judith gugup dan berkeringat dingin.
Ia pun segera berdiri lalu memberi hormat padanya.
“Maaf tuan Vaska... aku baru melihat anda hari ini. Aku baru tiga bulan bekerja di sini.”jawab Judith tak berani menatap mata bosnya itu dan menunduk.
Vaska baru kali ini bertemu dengan seorang gadis yang tidak hormat saat bertemu dengannya.
“Hay gadis... siapa nama mu ? Kau terlihat segar sekali.”ucap Vaska mengangkat dagu Judith dan bisa merasakan aliran darahnya hanya dengan menyentuhnya saja.
“Ju-judith tuan Vaska...”jawab gadis itu ketakutan melihat Vaska yang seolah ingin memakannya hidup-hidup.
“Oke... kali ini aku memberi mu maaf karena tidak mengetahui diriku sebaiknya pimpinan mu. Tapi jika lain waktu kau tetap seperti ini maka akan ada sanksi untuk mu.”ucap Vaska tersenyum lebar dan menakutkan lalu melepas dagu Judith dengan kasar.
“Maaf tuan.... hal seperti ini tak akan terulang lagi.” jawab Judith kembali meminta maaf karena dia takut itu akan pekerjaannya.
Vaska kemudian berjalan keluar dari ruangan itu dan masuk ke ruangan lain. Sementara Judith terlihat syok dan duduk kembali. Entah kenapa dia punya feeling buruk tentang lelaki tadi.
“Semoga saja aku tidak berurusan dengan lelaki dingin itu.”batin Judith masih merasakan tangannya yang sedingin es menyentuh dagunya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Erni Fitriana
sekali kali mampir di cerita vampire....salam kenal thor🙏🙏🙏
2024-06-12
0
sakura
..
2023-06-13
0
KaUnna26
aku mampir kakak🥰
2022-12-16
0