Beberapa hari berlalu, semakin hari kondisi ibunya Judith semakin memburuk. terlihat wanita itu seharian penuh merintih kesakitan.
Sore hari sepulang kerja, Judith segera masuk ke rumah. Hal pertama yang dipikirkannya adalah ibunya.
“Ibu... bagaimana kondisi ibu ?”ucap Judith bertanya pada ibunya saat dia masuk ke kamar ibunya dan menghampirinya.
“uhuk... uhuk...ibu tak apa nak. Bagaimana pekerjaanmu di kantor ?”balas ibunya sambil batuk-batuk dan memegang dadanya.
“Ibu... di kantor baik-baik saja. Ibu lebih baik sekarang kita ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi ibu.”ucap Judith mengajak ibunya sambil membantunya berdiri.
“Apa kau ada uang ?”tanya ibu.
Judith diam saja karena Emang saat ini uang yang dipegangnya tinggal sedikit.
“Tak apa bu, aku akan mencoba mencari tambahan uang untuk berobat.”jawab Judith tak tega melihat kondisi ibunya yang semakin lemas dari ke hari.
Wanita itu kembali duduk di tempat tidur dan menggeleng.
“Tidak Judith... ibu masih bisa menahannya. Nanti saja kalau kamu punya uang lebih barulah antar ibu berobat ke rumah sakit.” ucap wanita itu tersenyum menatap putrinya.
Judith terus memaksa ibunya pergi ke rumah sakit, namun Ibunya tetap menolaknya.
“Ibu... aku akan mencarikan biaya pengobatan untukmu. Sekarang beristirahatlah.”ucap Judith akhirnya menyerah memaksa ibunya.
Gadis berusia 24 tahun itu kemudian keluar dari kamar Ibunya dan masuk ke kamarnya. di dalam kamar dia merenung mencari cara bagaimana mendapatkan uang cepat dalam jumlah banyak, dan terlintas berbagai ide.
“Tidak-tidak... aku masih punya harga diri dan tidak serendah itu. Aku tak mau menjual diriku hanya demi uang.”gumam Judith tak cocok dengan Ide gila itu dan dia pun kembali berpikir.
“Ya benar sebaiknya Aku mencari pinjaman saja. Mungkin Maria mau meminjami ku.”gumam Judith saya menemukan ide yang benar-benar tepat untuknya.
Gadis itu pun merasa tenang selama menemukan solusi dan dia pun segera memejamkan matanya di tempat tidur.
Keesokan paginya di tempat kerja. Judith menoleh ke samping kiri dan menarik tangan Maria mendekat.
“Maria.... apa kau bisa membantuku ?”ucap Judith agar yang lainnya tidak mendengar percakapannya.
“Ya Judith katakan saja, biar aku tahu aku bisa membantunya atau tidak.”balas Maria yang merupakan teman dekat Judith di tempat kerja.
Judith kemudian berbisik lirih di telinga temannya itu dan menjelaskan jika dia ingin meminjam sejumlah uang padanya untuk membiayai pengobatan ibunya.
“Judith... maaf untuk uang sejumlah itu aku tak punya. Seandainya saja aku seorang bos atau menempati posisi tinggi kan aku bisa membantumu.”balas Maria dengan jujur.
Judith pun hanya tersenyum kecut mendengar jawaban temannya itu jadi dia kembali memutar otak bagaimana atau pada siapa dia bisa meminjamnya.
Hingga siang terlalu gadis itu belum mendapatkan ide lagi. Dia menuju ke ruang makan karyawan di saat jam istirahat untuk makan siang.
Judith duduk sendiri sambil mengeluarkan bekal makanan yang dia bawa. Di tengah dia makan tiba-tiba datang seseorang yang tidak asing baginya.
“Astaga... bukankah itu tuan Vaska ? Kenapa dia juga ada di tempat ini ?”batin Judith saat melihat CEO itu duduk di paling ujung dan memakan makanan yang khusus disiapkan untuk para atasan.
Judith makan dan terus menatap lelaki itu dari kejauhan. Dan pikirannya melayang.
“Tuan Vaska... CEO.... di sini. Ya benar dia pasti banyak uang. Atau aku mencoba meminjam padanya saja ?”batin Judith terlintas dalam pikirannya begitu saja saat melihat wajah atasannya itu.
Vaska tahu jika Judith sedari tadi menatapnya dari kejauhan.
“Gadis itu kan... gadis yang tempo hari ku temui di bagian admin. Kenapa dia terus menatapku ?”batin Vaska melirik ke arah Judith.
Judith terkejut dan salah tingkah saat lelaki itu memergoki dirinya menatapnya, dan dia pun segera menundukkan kepala sambil meneruskan makan siangnya.
Sore hari Judith berjalan keluar kantor, dia berpapasan dengan Vaska di depan.
“Selamat sore tuan Vaska.”ucap Judith menyapa lelaki itu saat masuk ke mobil namun Vaska hanya melihatnya saja dan segera menutup mobilnya berlalu pergi dari sana.
“Kenapa tuan Vaska Dingin sekali seperti itu tidak seperti sebelumnya ?”batin Judith, namun gadis itu tak mau ambil pusing ataupun memikirkannya dan dia pun meneruskan langkahnya menuju ke rumah.
“Ibu... aku pulang...”ucap Judith saat tiba di rumah.
Tak ada jawaban dan dia pun perasaan deh karena biasanya ibunya selalu menjawab salamnya ketika masuk rumah.
“tap... tap...”Judith melempar tasnya begitu saja ke kursi dan berlari ke kamar ibunya.
“Ibu... !”pekik Judith saat melihat ibunya diam dan tak sadarkan diri. Gadis itu membangunkannya berulang kali namun Ibunya tetap tidak membuka matanya.
Di tengah kepanikannya dia tak bisa berpikir dan segera membawa ibunya ke rumah sakit meskipun uang yang dipegangnya hanya sedikit.
Judith menunggu ibunya di luar ruangan saat dokter melakukan pemeriksaan dan perawatan.
“Klak... !”pintu ruangan terbuka dan dokter keluar dari sana.
Judith segera menghampiri dokter untuk mengetahui keadaan ibunya.
“Dokter bagaimana ibu ku ?”tanya Judith panik.
“Nona kanker ibu mu sudah menjalar. Dan harus segera dioperasi untuk menghentikan menyebar ke organ lainnya dalam tiga hari ini.”ucap dokter menjelaskan kondisinya yang parah.
“Berapa biaya operasinya dokter ?”tanya Judith.
Dokter menyebutkan kisaran biaya operasinya dan gadis itu seketika tulangnya terasa tak berotot mendengar jumlahnya.
Judith kembali duduk dan berpikirlah setelah dokter dan petugas medis pergi dari sana.
Keesokan harinya gadis itu di pagi hari memberanikan diri menghadap CEO. Dia berada di depan pintu ruangan Vaska.
“tok.... tok...”Judith mengetuk pintu.
“Ya masuk.”jawab Vaska tanpa menatap ke arah pintu dan memeriksa beberapa dokumen yang ada di meja.
Judith masuk ke ruangan dan berdiri di depan Vaska.
Vaska menaruh dokumen yang dipegangnya dan menatap ke depan.
“Kau...ada apa kemari mencariku ?”ucap Vaska terkejut saat yang datang bukanlah sekretarisnya melainkan Judith.
Gadis itu pun duduk setelah Vaska mempersilahkannya duduk. Judith terlihat sangat gugup namun berusaha tetap tenang dan menyampaikan maksudnya.
“Tu-tuan Vaska... ma-maaf dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan mengganggu waktu mu. Tuan... aku saat ini sangat membutuhkan bantuan darimu. Ibuku sedang sakit parah dan harus segera menjalani operasi dalam waktu dekat ini. Aku membutuhkan biaya besar untuk operasi ibuku. Apakah tuan tersedia meminjamkan uang padaku ?”ucap Judith panjang lebar menjelaskan maksudnya menemui lelaki itu.
Vaska masih diam dan menatap gadis itu. Akhirnya dia sadar kenapa beberapa waktu yang lalu udah di situ terus menatapnya dan ternyata ini jawabannya.
Dia juga kembali mengamati gadis itu.
“Sepertinya aliran darahnya bagus, berarti darahnya juga bagus.”batin Vaska setelah mengamati.
“Aku bisa memberimu pinjaman uang seberapapun yang kau minta dengan satu syarat.”jawab lelaki itu tersenyum lebar.
Judith yang menunjukkan kepala karena lelaki itu tak akan membantunya segera mengangkat kepalanya dan menatapnya. Namun dia tidak tahu syarat apa yang diajukan oleh lelaki itu padanya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Erni Fitriana
sepertinya aliran darahnya bagus🤔🤔🤔🤔...coba klo tn vaska liat aku...udah pasti ngeliat aliran darahku yg penuh dngn kolesterol n asam urat😁😁😁😁😁😁
2024-06-12
1
Bagus Effendik
aku mampir sini aja lah mampir dahulu kak sambil tinggalin jejak hehe
2022-12-20
0
Elisabeth Ratna Susanti
aku terharu nih
2022-12-03
0