NovelToon NovelToon

Bloody Marriage Contract

Eps. 1 Kepulangan Pimpinan

Di kota Ishmir yang dingin tinggallah seorang gadis yang hidup dengan ibunya saja. Ayahnya meninggalkan mereka berdua begitu saja setelah terpikat dengan wanita lain tanpa memberikan biaya hidup untuk mereka.

Judith, gadis berusia 24 tahun itu tinggal di sebuah rumah sederhana. Dia merawat ibunya yang mengidap kanker.

“uhuk... uhuk...”suara seorang wanita batuk-batuk dan bangun dari tempat tidur kemudian duduk bersandar ke dinding.

“Ibu... apa ibu baik-baik saja ?”ucap Judith yang sedang membersihkan rumah yang terlihat kotor.

Gadis itu kemudian menghampiri ibunya dan duduk di sampingnya. Dia melihat wajah ibunya tampak pucat dan sedikit berkeringat.

“Ibu... bagaimana jika kita ke rumah sakit saja ?”ucap Judith melihat ibunya dengan khawatir.

Wanita itu menatap putrinya dan mencoba menghitung sisa gaji yang di pegang Judith saat ini.

“Setelah untuk berobat ku beberapa hari yang lalu pasti uang yang dia saat ini hanya cukup untuk hidup sampai akhir bulan.”batin ibunya Judith bisa mengingat dengan jelas.

“Tak perlu Judith, sungguh Ibu baik-baik saja. dengan minum obat nanti sakit yang kurasakan hilang.”jawab wanita itu sambil menahan sakitnya di depan putrinya karena tak ingin membuat Judith kerepotan.

“Baiklah ibu.... aku ambilkan obatnya dulu mungkin kita akan ke rumah sakit awal bulan depan.”balas Judith.

Gadis itu kemudian berdiri keluar dari kamar Ibunya dan mengambilkan obat untuknya.

“Ini bu obatnya.”ucap Judith memberikan obat pada ibunya dan juga segelas air mineral.

Wanita itu segera meminum obatnya untuk meredakan sakit yang dirasakannya.

“Ibu istirahatlah dulu, jika merasa tak enak atau ada apa-apa panggil aku segera.”ucap Judith berdiri berjalan menuju ke pintu setelah melihat ibunya yang mengangguk.

Di dalam kamar setelah Judith pergi, wanita itu terlihat kembali batuk dan nampak kesakitan dan tubuhnya gemetar tapi dia tak berani memanggil putrinya.

“Lebih baik aku segera tidur saja. Besok pasti sudah baikan.”gumam ibunya Judith kembali merebahkan diri di tempat tidur lalu menarik selimutnya menutupi tubuhnya.

Malam hari di saat ibunya sudah tidur, Judith masuk ke kamar ibunya dan melihat keadaannya.

“Ibu... aku tahu kau menahan rasa sakit mu karena tak ingin merepotkan aku. Aku berjanji akan membawamu ke rumah sakit dan mengobarkan mu sampai sembuh.”gumam Judith lirih menatap wajah ibunya dengan sedih lalu keluar dari kamar ibunya dan masuk ke kamarnya.

Keesokan paginya Judith berangkat kerja setelah sarapan pagi bersama ibunya.

“Ibu... aku berangkat dulu.”ucap gadis itu berpamitan pada ibunya.

“Yan nak, hati-hati di jalan.”balas wanita itu mengantarnya sampai ke depan pintu.

Tak lama kemudian Judith tinggal di tempatnya bekerja, sebuah perusahaan besar dan dia menempati posisi kecil sebagai admin.

Selama dia bekerja di sana hingga saat ini, dia pernah melihat dan bertemu langsung dengan pemimpin perusahaan itu, Vaska.

Suasana di kantor hari ini terlihat tak seperti biasanya. Para staf terlihat tertib dan duduk dengan serius di kursinya masing-masing.

“Aneh... kenapa ruangan yang biasanya ramai menjadi sepi begini ?”batin Judith kembali mengamati keadaan sekitar dan sama sekali tak ada suara di sana.

Karena penasaran dia pun bertanya pada teman yang duduk di sebelahnya.

“Maria... ada apa tiba-tiba ruangan ini menjadi seperti kuburan ?”ucap Judith bertanya.

Maria menatap ke sekitar seolah mencari seseorang dan setelah tak menemukan orang yang dicari dia pun berani bicara.

“Hari ini bos kita tuan Vaska sudah kembali dari Britain. Dan kau tahu itu mereka semua takut bos mengaudit mereka.”jawab Maria berbisik di telinga Judith.

Judith pun jadi mengerti alasannya. Namun baginya hal itu sama saja, ada ataupun tidak ada bosnya di sana.

“tik... tik.... tik...”Judith terlihat mengetik mengerjakan laporan. Terdengar suara langkah kaki masuk ke ruangan.

Para staf yang ada di sana menoleh pada seorang lelaki yang masuk ke ruangan dan mereka semua segera berdiri memberikan hormat padanya.

“Siapa orang itu ? Kenapa semua hormat padanya ?”batin Judith menatap lainnya.

Semua staf di sana berdiri kecuali dirinya. Dia melihat seorang lelaki berusia hampir tiga puluh tahunan, bertubuh tinggi dan tegap juga berparas tampan tersenyum membalas salam dari staf yang ada di sana.

“Selamat pagi tuan Vaska...”ucap seorang staf menyapanya.

Lelaki itu hanya mengangguk sambil tersenyum saja menetap mereka.

Vaska berjalan dan menatap semua staf yang ada di sana hormat padanya kecuali satu staff saja.

“Gadis itu... kenapa dia tidak hormat pada ku saat aku masuk ke sini ?”batin Vaska menatap Judith.

Setelah menatapnya tajam, Judith juga masih duduk di kursinya.

“Gadis ini... sungguh dia benar-benar...”batin Vaska kesal pada tingkah laku orang zaman sekarang.

Vaska menghampiri Judith dan semua pandangan mata tertuju ke sana.

“Halo nona... apa kau baru di sini ?”ucap Vaska menatap dengan tatapan mengadili.

Judith pun masih duduk, dia tak tahu siapa lelaki itu dan kenapa dia mendekatinya.

“Ya tuan...”jawab Judith singkat dengan tenang.

Staf lainnya menatap Judith dengan tatapan tajam.

“Kenapa mereka menatapku seperti itu ? Apa Aku melakukan kesalahan ?”batin Judith menatap staf yang duduk di depannya.

Dia masih memperhatikan dan staf itu memberikan kode padanya. Dia berbicara tanpa mengeluarkan suara dan hanya menggerakkan bibirnya dengan pelan.

“Lelaki itu tuan Vaska, pimpinan di sini, bos kita.”ucap Elly menggerakkan bibir tanpa bersuara.

Judith melihat gerakan bibir dan mencoba memahami apa yang Elly ucapkan padanya.

“Astaga... jadi lelaki ini adalah CEO di sini ? Pantas saja mereka semua bersikap seperti itu saat lelaki ini masuk. Gawat... apa yang harus ku lakukan ?”batin Judith gugup dan berkeringat dingin.

Ia pun segera berdiri lalu memberi hormat padanya.

“Maaf tuan Vaska... aku baru melihat anda hari ini. Aku baru tiga bulan bekerja di sini.”jawab Judith tak berani menatap mata bosnya itu dan menunduk.

Vaska baru kali ini bertemu dengan seorang gadis yang tidak hormat saat bertemu dengannya.

“Hay gadis... siapa nama mu ? Kau terlihat segar sekali.”ucap Vaska mengangkat dagu Judith dan bisa merasakan aliran darahnya hanya dengan menyentuhnya saja.

“Ju-judith tuan Vaska...”jawab gadis itu ketakutan melihat Vaska yang seolah ingin memakannya hidup-hidup.

“Oke... kali ini aku memberi mu maaf karena tidak mengetahui diriku sebaiknya pimpinan mu. Tapi jika lain waktu kau tetap seperti ini maka akan ada sanksi untuk mu.”ucap Vaska tersenyum lebar dan menakutkan lalu melepas dagu Judith dengan kasar.

“Maaf tuan.... hal seperti ini tak akan terulang lagi.” jawab Judith kembali meminta maaf karena dia takut itu akan pekerjaannya.

Vaska kemudian berjalan keluar dari ruangan itu dan masuk ke ruangan lain. Sementara Judith terlihat syok dan duduk kembali. Entah kenapa dia punya feeling buruk tentang lelaki tadi.

“Semoga saja aku tidak berurusan dengan lelaki dingin itu.”batin Judith masih merasakan tangannya yang sedingin es menyentuh dagunya.

BERSAMBUNG....

Eps.2 Terdesak

Beberapa hari berlalu, semakin hari kondisi ibunya Judith semakin memburuk. terlihat wanita itu seharian penuh merintih kesakitan.

Sore hari sepulang kerja, Judith segera masuk ke rumah. Hal pertama yang dipikirkannya adalah ibunya.

“Ibu... bagaimana kondisi ibu ?”ucap Judith bertanya pada ibunya saat dia masuk ke kamar ibunya dan menghampirinya.

“uhuk... uhuk...ibu tak apa nak. Bagaimana pekerjaanmu di kantor ?”balas ibunya sambil batuk-batuk dan memegang dadanya.

“Ibu... di kantor baik-baik saja. Ibu lebih baik sekarang kita ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi ibu.”ucap Judith mengajak ibunya sambil membantunya berdiri.

“Apa kau ada uang ?”tanya ibu.

Judith diam saja karena Emang saat ini uang yang dipegangnya tinggal sedikit.

“Tak apa bu, aku akan mencoba mencari tambahan uang untuk berobat.”jawab Judith tak tega melihat kondisi ibunya yang semakin lemas dari ke hari.

Wanita itu kembali duduk di tempat tidur dan menggeleng.

“Tidak Judith... ibu masih bisa menahannya. Nanti saja kalau kamu punya uang lebih barulah antar ibu berobat ke rumah sakit.” ucap wanita itu tersenyum menatap putrinya.

Judith terus memaksa ibunya pergi ke rumah sakit, namun Ibunya tetap menolaknya.

“Ibu... aku akan mencarikan biaya pengobatan untukmu. Sekarang beristirahatlah.”ucap Judith akhirnya menyerah memaksa ibunya.

Gadis berusia 24 tahun itu kemudian keluar dari kamar Ibunya dan masuk ke kamarnya. di dalam kamar dia merenung mencari cara bagaimana mendapatkan uang cepat dalam jumlah banyak, dan terlintas berbagai ide.

“Tidak-tidak... aku masih punya harga diri dan tidak serendah itu. Aku tak mau menjual diriku hanya demi uang.”gumam Judith tak cocok dengan Ide gila itu dan dia pun kembali berpikir.

“Ya benar sebaiknya Aku mencari pinjaman saja. Mungkin Maria mau meminjami ku.”gumam Judith saya menemukan ide yang benar-benar tepat untuknya.

Gadis itu pun merasa tenang selama menemukan solusi dan dia pun segera memejamkan matanya di tempat tidur.

Keesokan paginya di tempat kerja. Judith menoleh ke samping kiri dan menarik tangan Maria mendekat.

“Maria.... apa kau bisa membantuku ?”ucap Judith agar yang lainnya tidak mendengar percakapannya.

“Ya Judith katakan saja, biar aku tahu aku bisa membantunya atau tidak.”balas Maria yang merupakan teman dekat Judith di tempat kerja.

Judith kemudian berbisik lirih di telinga temannya itu dan menjelaskan jika dia ingin meminjam sejumlah uang padanya untuk membiayai pengobatan ibunya.

“Judith... maaf untuk uang sejumlah itu aku tak punya. Seandainya saja aku seorang bos atau menempati posisi tinggi kan aku bisa membantumu.”balas Maria dengan jujur.

Judith pun hanya tersenyum kecut mendengar jawaban temannya itu jadi dia kembali memutar otak bagaimana atau pada siapa dia bisa meminjamnya.

Hingga siang terlalu gadis itu belum mendapatkan ide lagi. Dia menuju ke ruang makan karyawan di saat jam istirahat untuk makan siang.

Judith duduk sendiri sambil mengeluarkan bekal makanan yang dia bawa. Di tengah dia makan tiba-tiba datang seseorang yang tidak asing baginya.

“Astaga... bukankah itu tuan Vaska ? Kenapa dia juga ada di tempat ini ?”batin Judith saat melihat CEO itu duduk di paling ujung dan memakan makanan yang khusus disiapkan untuk para atasan.

Judith makan dan terus menatap lelaki itu dari kejauhan. Dan pikirannya melayang.

“Tuan Vaska... CEO.... di sini. Ya benar dia pasti banyak uang. Atau aku mencoba meminjam padanya saja ?”batin Judith terlintas dalam pikirannya begitu saja saat melihat wajah atasannya itu.

Vaska tahu jika Judith sedari tadi menatapnya dari kejauhan.

“Gadis itu kan... gadis yang tempo hari ku temui di bagian admin. Kenapa dia terus menatapku ?”batin Vaska melirik ke arah Judith.

Judith terkejut dan salah tingkah saat lelaki itu memergoki dirinya menatapnya, dan dia pun segera menundukkan kepala sambil meneruskan makan siangnya.

Sore hari Judith berjalan keluar kantor, dia berpapasan dengan Vaska di depan.

“Selamat sore tuan Vaska.”ucap Judith menyapa lelaki itu saat masuk ke mobil namun Vaska hanya melihatnya saja dan segera menutup mobilnya berlalu pergi dari sana.

“Kenapa tuan Vaska Dingin sekali seperti itu tidak seperti sebelumnya ?”batin Judith, namun gadis itu tak mau ambil pusing ataupun memikirkannya dan dia pun meneruskan langkahnya menuju ke rumah.

“Ibu... aku pulang...”ucap Judith saat tiba di rumah.

Tak ada jawaban dan dia pun perasaan deh karena biasanya ibunya selalu menjawab salamnya ketika masuk rumah.

“tap... tap...”Judith melempar tasnya begitu saja ke kursi dan berlari ke kamar ibunya.

“Ibu... !”pekik Judith saat melihat ibunya diam dan tak sadarkan diri. Gadis itu membangunkannya berulang kali namun Ibunya tetap tidak membuka matanya.

Di tengah kepanikannya dia tak bisa berpikir dan segera membawa ibunya ke rumah sakit meskipun uang yang dipegangnya hanya sedikit.

Judith menunggu ibunya di luar ruangan saat dokter melakukan pemeriksaan dan perawatan.

“Klak... !”pintu ruangan terbuka dan dokter keluar dari sana.

Judith segera menghampiri dokter untuk mengetahui keadaan ibunya.

“Dokter bagaimana ibu ku ?”tanya Judith panik.

“Nona kanker ibu mu sudah menjalar. Dan harus segera dioperasi untuk menghentikan menyebar ke organ lainnya dalam tiga hari ini.”ucap dokter menjelaskan kondisinya yang parah.

“Berapa biaya operasinya dokter ?”tanya Judith.

Dokter menyebutkan kisaran biaya operasinya dan gadis itu seketika tulangnya terasa tak berotot mendengar jumlahnya.

Judith kembali duduk dan berpikirlah setelah dokter dan petugas medis pergi dari sana.

Keesokan harinya gadis itu di pagi hari memberanikan diri menghadap CEO. Dia berada di depan pintu ruangan Vaska.

“tok.... tok...”Judith mengetuk pintu.

“Ya masuk.”jawab Vaska tanpa menatap ke arah pintu dan memeriksa beberapa dokumen yang ada di meja.

Judith masuk ke ruangan dan berdiri di depan Vaska.

Vaska menaruh dokumen yang dipegangnya dan menatap ke depan.

“Kau...ada apa kemari mencariku ?”ucap Vaska terkejut saat yang datang bukanlah sekretarisnya melainkan Judith.

Gadis itu pun duduk setelah Vaska mempersilahkannya duduk. Judith terlihat sangat gugup namun berusaha tetap tenang dan menyampaikan maksudnya.

“Tu-tuan Vaska... ma-maaf dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan mengganggu waktu mu. Tuan... aku saat ini sangat membutuhkan bantuan darimu. Ibuku sedang sakit parah dan harus segera menjalani operasi dalam waktu dekat ini. Aku membutuhkan biaya besar untuk operasi ibuku. Apakah tuan tersedia meminjamkan uang padaku ?”ucap Judith panjang lebar menjelaskan maksudnya menemui lelaki itu.

Vaska masih diam dan menatap gadis itu. Akhirnya dia sadar kenapa beberapa waktu yang lalu udah di situ terus menatapnya dan ternyata ini jawabannya.

Dia juga kembali mengamati gadis itu.

“Sepertinya aliran darahnya bagus, berarti darahnya juga bagus.”batin Vaska setelah mengamati.

“Aku bisa memberimu pinjaman uang seberapapun yang kau minta dengan satu syarat.”jawab lelaki itu tersenyum lebar.

Judith yang menunjukkan kepala karena lelaki itu tak akan membantunya segera mengangkat kepalanya dan menatapnya. Namun dia tidak tahu syarat apa yang diajukan oleh lelaki itu padanya.

BERSAMBUNG....

Eps. 3 Kontrak Pernikahan

Vaska tersenyum lebar menatap Judih dengan memberikan sebuah persyaratan pada gadis itu.

Judith tertegun mendengar ucapan dari atasannya dan bengong menatapnya.

“Tuan.... apa syarat yang tuan ajukan kepadaku ?”ucap Judith bertanya dan penasaran pada syarat yang diajukan oleh Vaska.

Vaska berdiri dan berjalan menghampiri Judith. Dia kemudian menyentuh dagu Judith dan berbisik di telinganya.

“Jika kau terikat pernikahan kontrak denganku maka aku bersedia membiayai biaya pengobatan Rumah Sakit Ibu Dan kau tak perlu menggantinya.”ucapnya lirih sambil menjilat telinga Judith.

Judith segera bergeser dari lelaki itu dan menutup telinganya.

“Lelaki ini terlihat dingin, tapi kenapa dia kurang ajar pada ku ?” batin Judith yang sebenarnya marah dan ingin memukul saja lelaki itu jika saja dia bukan bosnya.

“Rasanya manis sekali.”batin Vaska mengusap bibirnya dan kembali tersenyum lebar menatap Judith dan semakin tertarik dengan gadis itu.

“Me-menikah kontrak ?”ucap Judith terbata-bata saat mengucapkannya dan banyak gambaran yang terlintas dalam pikirannya.

Vaska melihat gadis yang berada di depannya gemetar mendengar persyaratannya, kembali menghampiri gadis itu dan memegang dagunya.

“Sepertinya kau takut dengan syarat yang ku ajukan padamu ?Tenang saja... semua tidak seperti yang kau bayangkan.”ucap Vaska tersenyum kecil kemudian Kembali ke tempat duduknya.

Lelaki itu kemudian membuka salah satu laci yang ada di sana dan mengeluarkan dokumen dari dalamnya lalu menaruhnya ke meja.

“Ini bacalah.”ucap Vaska menyodorkan sebuah dokumen dalam sebuah map bening.

Judith kembali duduk dan mengambil dokumen itu dia kemudian membacanya secara cepat dari halaman pertama hingga halaman terakhir.

“Banyak sekali syaratnya yang tercantum di sini, mungkin aku tak akan bisa menghafal semuanya.”batin Judith kembali lagi hingga halaman terakhir, halaman lima.

Vaska melihat gadis yang berada di depannya kesulitan memahami semua poin aturan yang dilampirkan.

“Nona Judith... jika kau perlu waktu untuk memahaminya maka bawa saja kontrak itu pulang dan pelajari di rumah. Bawalah kembali ke sini Jika kau menyetujui perjanjian kontrak ini.” ucap Vaska tersenyum lebar dan mengaitkan keluar tangannya lalu menaruh di bawah dagunya.

“Baik tuan Vaska aku akan membawa dan mempelajarinya di rumah baru bisa memutuskan menerimanya atau tidak.”jawab Judith.

Gadis itu kemudian berdiri dari tempat duduknya. Dia membawa kontrak pernikahan yang di ajukan oleh Vaska dan membawanya keluar ruangan.

Sore hari di rumah, Judith duduk duduk di sebuah kursi mengambil kontrak dari Vaska dan mulai membacanya dengan pelan dan hati-hati hingga 30 menit baru selesai membacanya.

“Syaratnya panjang sekali. Aku harus mau melakukan apa saja yang diminta olehnya. Kira-kira apa itu yang di mintanya ?”gumam Judith berpikir. Dia pun merasa ragu setelah berpikir harus menyerahkan keperawanannya jika lelaki itu memintanya.

“Kenapa tidak memberiku pinjam hutang saja daripada memberiku kontrak seperti ini ?”gumam Judith lagi merasa ngeri setelah membayangkannya.

Dia pun menaruh kembali kontrak yang sudah selesai dia baca dan naik ke tempat tidur. Gadis itu terus memikirkan dan mempertimbangkannya hingga dia tertidur.

Keesokan harinya di tempat kerja. Judith terlihat diam dan berpikir di tengah suasana yang ramai. Para staf itu ramai mengobrol dan berbincang tentang sebuah topik.

“Hey... kemarin aku melihat tuan Vaska berjalan dengan seorang wanita cantik lagi. Apa mungkin wanita itu akan di jadikan istri kontraknya lagi ?” ucap salah satu staf di ruangan.

Judith bisa mendengarnya dan terus mendengarkan obrolan mereka.

“Sudah berapa banyak wanita cantik yang dia jadikan sebagai istri kontraknya ?”ucap seorang staff lain menanggapinya.

“Tapi meskipun begitu tetap saja tuan Vaska menarik. Dia tampan, kaya dan menarik. Apa yang kurang dari dia ?”ucap tapi yang lain menanggapinya.

“Ya dia memang sempurna. Tapi apa tidak mengerikan... setiap gadis yang dinikahinya terkena penyakit misterius dan dalam hitungan bulan mereka meninggal secara misterius.”ucap staff lain menanggapi.

“tak... !” pen yang dipegang oleh Judith jatuh dari tangannya setelah mendengar obrolan yang temannya ucapkan barusan.

Judith berdiri dari tempat duduknya dan mengambil bolpoin miliknya yang jatuh.

“Apa... apa benar yang mereka ucapkan tentang tuan Vaska ? Kenapa semua wanita yang di nikahnya meninggal secara misterius ?”batin Judith terlihat ngeri hanya memikirkannya saja.

Dia kembali duduk dan memikirkan ucapan temannya tadi.

“Sebenarnya untuk apa tuan Vaska menikahi banyak gadis, bukankah dia punya banyak pelayan di rumah ?”batin Judith lagi berpikir mencari alasan dan motif lelaki yang nyaris sempurna itu melakukan hal seperti itu.

Malam hari di rumah saat gadis itu sedang duduk dan membaca kembali kontrak pernikahan yang ada di meja tiba-tiba ponselnya berdering.

“Kring... kring...”Judith menoleh ke samping kiri dan mengambil ponselnya.

“Ya halo...”ucap Judith menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.

“Nona Judith ini dari rumah sakit. Kami hanya menyampaikan kondisi ibumu semakin parah dan harus segera dilakukan operasi maksimal besok.”ucap seseorang dari telepon yang ternyata adalah petugas medis.

“Ya baik... tolong operasi Ibuku besok dan aku akan membawakan uang pembayarannya.”jawan Judith dengan gemetar kemudian menutup telepon.

Dia meletakkan ponselnya di meja dan mengambil kembali kontrak pernikahan, membacanya ulang.

“Apa aku akan mati setelah terikat pernikahan kontrak dengannya ?”gumam Judith setelah teringat pada apa yang diucapkan oleh teman kerjanya tadi.

Gadis itu kembali teringat pada kondisi ibunya, dan dia harus segera melakukannya untuk menyelamatkan hidupnya.

“Oh... apa yang harus kulakukan ?”ucap Judith lirih berada di antara dilema.

Keesokan paginya di tempat kerja. Terlihat Judith berjalan menuju ke ruangan CEO Vaska setelah memikirkan dan mempertimbangkannya matang-matang.

“tok... tok... tok...”Judith berhenti di depan pintu ruangan Vaska dan mengetuk pintu.

“Sudah ku duga gadis itu akan kembali lagi pada ku.”batin Vaska tersenyum kecil menetap ke arah pintu.

“Masuklah nona... kuharap kau membawa kabar bagus untukku.”ucap Vaska menarik punggungnya dan menegakkan duduknya.

Judith kemudian masuk dan duduk di kursi setelah lelaki itu mempersilakannya duduk.

Judith menyodorkan kontrak pernikahan yang dia pegang pada Vaska.

“Tuan... aku mohon tolonglah Ibuku. Dia harus dioperasi besok.”ucap Judith dengan memohon.

Vaska tersenyum lebar. Dia mengambil bolpoin yang ada di meja dan memberikannya pada Judith.

“Baiklah nona... jika begitu kau harus menandatangani kontrak ini dulu.”balas Vaska menyodorkan kembali kontrak pernikahan.

Judith menerima bolpoin yang di berikan oleh Vaska dan segera menandatangani berkas perjanjian itu. Dia memberikan kembali kontrak itu pada Vaska setelah selesai menandatanganinya.

“Sekarang beritahu aku di Rumah Sakit mana ibumu dirawat.”ucap Vaska tersenyum lebar menerima kontak dari tangan Judith.

Gadis itu kemudian memberitahukan di mana ibunya dirawat saat ini.

Vaska mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi seseorang untuk pergi ke rumah sakit yang disebutkan oleh Judith.

Vaska kembali menatap Judith dan tersenyum lebar.

“Semua urusan rumah sakit sudah beres sekarang. Sekarang kau harus menunaikan tugasmu sesuai dengan perjanjian ini. Datanglah ke rumah ku nanti malam.”ucap Vaska menyerahkan kembali satu kontrak untuk Judith simpan dan menyimpan satu untuknya serta memberikan alamat rumahnya.

Judith menerima surat kontrak dan alamat rumah lelaki itu dan keluar dari ruangannya dengan wajah yang tegang.

BERSAMBUNG.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!