Keesokan paginya Judith bangun dan membuka mata. Dia segera duduk dan melihat ke sekitar. Dia tidak mendapati Vaska berada di kamar itu dan hanya ada dirinya seorang saja.
“Bagaimana aku bisa ketiduran ? Apa yang terjadi semalam ?”gumam Judith mengingat kembali apa yang terjadi semalam.
Gadis itu mengingat jika dirinya semalam sedang memijat punggung Vaska tapi setelah itu dia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya.
“Kenapa aku tak bisa mengingat kejadian setelah itu ? Oh apa yang terjadi pada diriku ?”pekik Judith takut dan segera memeriksa tubuhnya.
Dia memeriksa bagian dada, dan tak ada bekas apa pun di sana.
“Oh... untunglah semalam tidak terjadi apapun diantara kami.”gumam Judith merasa bersyukur karena lelaki itu tidak menyentuhnya.
Namun dia merasakan perih di leher bagian kirinya. Dia merabanya dan tak ada apapun di sana. Judith berdiri dan menuju ke cermin untuk melihat apa yang ada di lehernya.
“Apa ini... seperti gigitan serangga atau sejenisnya.”ucap gadis itu saat melihat bekas gigitan yang mirip dengan gigitan serangga.
“Klak...”pintu kamar terbuka dan terlihat Vaska masuk ke sana.
“Tu-tuan Vaska...”ucap Judith menoleh ke samping kiri dan menatap lelaki itu masuk ke kamar.
Sejenak Judith kembali terpesona melihat dada bidang Vaska yang terlihat six packs dari balik baju tipis yang dikenakannya saat ini.
“Gadis ini... kenapa menatapku seperti itu ? Apa dia pernah melihat seorang lelaki sebelumnya ?”batin Vaska melihat tatapan aneh Judith yang seolah menelannya bulat-bulat.
“Gadis ini menarik...”batin Vaska tersenyum kecil dan terlintas sebuah ide nakal secara tiba-tiba.
Vaska kembali melangkah dan berhenti satu langkah di depan Judith. Dia pun melepas tali baju piyamanya di depan gadis itu.
“Apa yang dilakukan tuan Vaska ?”batin gadis itu menatap tubuh Vaska.
Setelah tali bajunya terlepas, Vaska menarik bajunya dan melemparnya sembarangan. Tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya saat ini.
“Argh.... aku tidak melihatnya !”teriak Judith seketika kaget dan jantung yang berdetak sangat kencang. Dia pun segera menutup matanya agar tidak melihat bagian sensitif tubuh Vaska.
“Gadis ini lucu sekali.”batin Vaska melihat Judith diam tak bergerak dan masih menutup matanya.
“Jika tak ada lagi yang perlu kulakukan di sini, maka sebaiknya aku pergi saja.”ucap Judith masih menutup matanya.
Karena tak ada respon, maka Judith segera berdiri dan berjalan dengan mata terpejam. Dia menggunakan tangannya untuk meraba mencari jalan keluar.
“bugh... !”tepat di depan pintu Judith terbentur tembok dan barulah dia membuka matanya. Dia berjalan keluar kamar sambil memegang kepalanya tanpa menoleh ke belakang.
“ha-ha-ha... ternyata menyenangkan juga mengerjai gadis polos itu.”gumam Vaska tersenyum sendiri dan dia pun kembali mengambil baju yang dia lempar sembarangan ke lantai dan mengenakannya kembali.
Sementara Judith masuk ke kamar tempat dia sebelumnya berganti baju. Dia segera melepas baju itu dan memakai kembali baju yang dipakai sebelumnya.
“Sebaiknya aku segera kembali ke rumah karena aku harus bekerja.”gumam Judith menatap jam dinding di ruangan itu.
Gadis itu keluar dari kamar dan berhenti di depan pintu kamar Vaska yang tertutup.
“Tuan Vaska... aku minta izin padamu untuk pulang terlebih dahulu dan bekerja.”ucap Judith dari luar pintu sambil menundukkan kepalanya.
“Ya... baiklah kau boleh pergi sekarang tapi nanti malam datanglah kembali ke sini.”balas Vaska dari dalam kamar.
Judith perjalanan keluar dari rumah Vaska, pulang menuju ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, gadis itu segera bersiap untuk berangkat kerja. Karena maksudnya mepet maka dia pun tak mau masak dan memakan roti selai saja untuk mengejar waktu yang hampir terlambat.
“tap-tap-tap....”Judith berjalan dengan terburu-buru keluar dari rumahnya menuju ke tempat kerjanya.
Dia masuk ke ruangannya dan duduk di tempatnya. Terlihat tak lama setelahnya gadis itu sudah mulai bekerja.
Di tengah bekerja, tiba-tiba Judith merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya terasa lemas.
Beberapa teman yang ada di ruangan itu menatapnya dengan terkejut.
“Judith... apa yang terjadi padamu ? Apa kau sakit ? wajahmu terlihat sangat pucat Sekali.”ucap salah satu teman Judith yang duduk di depannya.
“Pucat... ? Tidak.. aku tidak sakit
hanya saja aku merasa sedikit pusing tanpa sebab.”jawab Judith sambil memegang kepalanya yang terasa berkunang-kunang.
“Apa kau butuh bantuan dari kami ?”tanya teman kerjanya yang duduk di sampingnya.
“Tidak... aku benar-benar tidak sakit. Mungkin hanya kelelahan saja dan kurang tidur.”jawab Judith membantah.
Sore hari sepulang kerja gadis itu segera merebahkan diri sebentar di tempat tidur.
“Rasanya aku seperti anemia saja.”gumamnya. Dia pun kembali bangun dan mengambil obat penambah darah. Karena biasanya jika dia mengalami gejala seperti itu akan sembuh jika dia meminum obat penambah darah.
Judith kembali merebahkan dirinya di tempat tidur setelah meminum obat. Gadis itu memasang alarm untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dia tertidur.
“kriiiing..... kriiiing.... !”dua jam kemudian gadis itu segera membuka mata saat mendengar jam akhirnya berdering nyaring.
“klak... !”Judith menekan jam wekernya dengan keras saat jam itu kembali berdering.
“Ooh... aku harus bersiap sekarang dan pergi ke rumah tuan Vaska.”ucap gadis itu lirih.
Tak Berapa lama kemudian Gadis itu sudah selesai bersiap dan pergi dengan terburu-buru menuju ke rumah Vaska.
Kali ini penjaga rumah Vaska membukakan pagar langsung saat melihat Judith datang.
Judith masuk ke rumah dan ternyata Vaska di ruang tamu menunggunya datang.
“Judith... aku ingin kau menemani aku mandi.”ucap Vaska kemudian berjalan untuk meminta gadis itu mengikutinya menuju ke kolam air panas di rumahnya.
“byur...”Vaska segera menceburkan dirinya di dalam kolam air panas dan berendam di sana.
“Cepat masuk dan temani aku mandi.”ucap Vaska melihat Judith yang berdiri diam mematung.
“Ya-tapi tuan...”jawab Judith terlihat enggan dan takut masuk kesana.
“Poin ke satu. Kau harus melakukan apapun yang ku suruh.”ucap Vaska membacakan aturan dalam kontrak mereka.
Judith pun segera masuk ke kolam tanpa mengganti bajunya.
Vaska kemudian memintanya untuk menggosok punggungnya.
“Apa ini sebenarnya lelaki ini mau ? Dia memperlakukanku seperti pembantunya saja.”batin Judith mulai menggosok punggung Vaska.
“tuc... !”Vaska menjentikkan jarinya dan seketika ada asap Mengapa yang bercampur menjadi satu dengan uap air panas di kolam.
“Bau harum apa ini...aromanya seperti mawar.”batin Judith.
Beberapa menit setelahnya gadis itu pingsan setelah menghirup asap itu.
“Oups.... !”Vaska segera menangkap Gadis itu sebelum tenggelam dalam kolam.
Vaska memeluk Judith dan dengan cepat dia mencium leher gadis itu dan menghisap darahnya.
Vaska kemudian menggendong tubuh Judith keluar dari kolam air panas dan membawanya masuk ke kamarnya.
Keesokan paginya gadis itu terbangun dan lagi-lagi dia tidak ingat apa yang terjadi pada dirinya.
Tujuh hari kemudian di tempat kerja. Terlihat wajah Judith pucat sekali dan tangannya sedikit berwarna ungu. Di tengah jam kerja gadis itu pun pingsan dan tubuhnya menjadi sedingin es.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
taburan like plus favorit ❤️ nanti aku mampir lagi 👍
2022-12-03
0
neng ade
kasihan Judith demi menyelamatkan ibu nya malah dia yg menjadi korban nya..
2022-12-03
0
phoenix
Aduhb
2022-11-01
0