Menjadi Selir Raja

Menjadi Selir Raja

MSR 1. Pindah Raga dan Masa

"Yakin gak nih, kalau ini lorong menuju ruangan dimana stempel itu berada? petanya kan hilang. Lagian kenapa juga petanya bisa hilang?" kesal Soraya Alexandra, 20 tahun pada rekan kerjanya Bianca.

"Ck... kamu pikir semua anggota tim sehebat kamu, masih hidup saja sudah bersyukur. Jangankan mikirin peta, Lula dan Nadia itu hampir ketahuan sama direktur Jamal itu!" jawab Bianca.

Soraya yang memang tidak mau mentolerir kesalahan sekecil apapun hanya buang muka dan berdecak kesal.

"Kalau belum siap mati, jangan jadi pencuri!" tegasnya lalu meninggalkan Bianca.

Bianca yang memang sudah sangat kesal pada Soraya menatap kesal dari belakang Soraya.

'Sombong sekali sih dia, mentang-mentang jadi ketua tim. Sama sekali tidak menghargai kami anak buahnya, memangnya kalau tidak ada kami, dia bisa berhasil sendirian!' kesal Bianca dalam hati.

"Mau terus diam di situ? kalau masih mau diam saja. Pulang saja sana! merepotkan!" omel Soraya.

"I.. iya!" jawab Bianca gugup karena dia baru saja berpikir hal tidak baik tentang Soraya.

Soraya dan Bianca adalah anggota sindikat Black Orchid, salah satu sindikat pencuri yang lumayan terkenal di kota ini. Kasus mereka kali ini adalah mencuri sebuah stempel kuno dari abad pertengahan. Oleh karena itu, sekarang mereka juga sedang berada di sebuah museum yang memang di jaga ketat oleh pihak berwenang karena banyak sekali barang-barang bersejarah di tempat ini.

Kali ini Soraya dan timnya yang di beri tugas itu. Mereka tidak tahu akan di gunakan untuk apa stempel kuno itu, yang jelas jika harganya pas maka mereka akan bekerja dengan maksimal untuk mencuri benda itu.

Penjagaan di area belakang museum sudah berhasil di kalahkan. Tapi sayang peta dimana stempel itu hilang, saat dua anak buah Soraya ketahuan oleh penjaga bagian depan museum dan harus melarikan diri.

Di sebuah ruangan, Soraya dan Bianca masih sibuk mencari stempel kuno yang harus mereka curi.

Klontang

"Heh bod0h, kalau ingin mati sebaiknya lakukan saat kamu bekerja sendiri!" pekik Soraya yang marah karena Bianca tidak hati-hati dan menjatuhkan sebuah benda yang di pajang di ruangan itu.

"Aku tidak sengaja, maaf!" sahut Bianca.

Tapi dalam hatinya Bianca sangat kesal pada Soraya. Dia sudah lebih lama bekerja di Black Orchid tapi malah Soraya yang menjadi ketua timnya. Padahal dia baru bergabung selama tiga tahun, Bianca sudah lima tahun. Dan semua pujian dari pimpinan hanya di berikan pada Soraya saja jika misi berhasil, padahal tanpa anak buahnya misi Soraya juga tidak akan berhasil. Hal itu menimbulkan dengki di hari Bianca.

'Suatu saat, jika ada kesempatan. Aku akan menyingkirkan mu Soraya Alexandra!' pikir Bianca sambil terus mengikuti langkah Soraya dari belakang dengan hati-hati.

Hingga Soraya melihat sebuah ruangan yang di jaga sangat ketat.

"Bianca, pakai masker mu. Aku akan semprotkan obat bius ke arah mereka!" ujar Soraya pada Bianca.

Bianca pun mengangguk paham. Setelah mereka berdua memakai masker, Soraya menyemprotkan asap ke arah para penjaga. Para penjaga yang curiga pun berlari ke arah asap yang yang muncul dari lorong, sayang nya sebelum mereka menemukan Soraya dan Bianca para penjaga itu sudah pingsan karena obat bius yang di semprotkan oleh Soraya.

"Ayo!" ajak Soraya pada Bianca sambil melambaikan tangannya.

Mereka berdua lalu masuk ke dalam ruangan itu, ternyata benar. Di dalamnya ada sebuah kotak yang di beri batas sinar laser berwarna merah.

"Wah, ini terbuat dari emas!" ucap Bianca yang begitu takjub karena stempel kuno itu benar-benar seratus persen terbuat dari emas murni.

Hingga tanpa sadar Bianca melangkah tanpa melihat ada sebuah jebakan di depannya.

Wiiiiiiuuuuu wiiiuuuuu (please anggap itu bunyi sirine peringatan ya)

Soraya langsung menggertakkan giginya karena kesal atas kecerobohan Bianca.

"Bod0h, ceroboh sekali!" pekik Soraya.

Soraya yang tidak ingin nasibnya berakhir mengenaskan di tempat ini, memilih untuk keluar dari tempat itu secepat mungkin karena pintu ruangan itu sedang tertutup secara otomatis.

Melihat Bianca pergi, Soraya berteriak.

"Tahan pintu itu, aku akan ambil stempelnya!" seru Soraya.

Namun Bianca yang merasa kalau ini adalah kesempatan emas mengubur Soraya di tempat itu pun tidak melewatkan kesempatan.

"Heh Soraya, selamat tinggal untuk selamanya!" teriak Bianca membuat Soraya langsung menoleh ke arah rekannya yang keluar tanpa menahan pintu yang nyaris akan tertutup.

"Siall!" pekik Soraya namun dia masih berusaha meraih stempel yang kotaknya sudah berhasil dia buka kuncinya.

Saat Soraya akan pergi, pandangan nya tertuju pada sebuah jimat yang ada di bawah stempel. Tangannya tergerak begitu saja meraihnya, namun Bianca telah melemparkan sebuah tabung berasap ke sela pintu yang sedikit lagi, benar-benar sedikit lagi akan tertutup sepenuhnya sebelum Soraya bisa keluar karena asap yang mengepul disana.

Bianca bahkan melemparkan sebuah pemantik yang sudah menyala ke sela pintu itu sampai akhirnya.

Duarrr

Ruangan itu meledak dan terbakar, Bianca pun terpental lumayan jauh namun dia segera bangkit berdiri dan melarikan diri.

'Tugasku belum selesai!'

'Dendam ku belum terbalas!'

'Aku tidak ingin pergi...!'

***

"Gusti ayu... hiks... Gusti ayu jangan pergi. Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain Gusti ayu, hiks...!" suara tangis yang sangat cempreng seorang wanita dengan pakaian lusuh yang sedang menangisi wanita di depannya yang sedang terbaring yak berdaya, atau mungkin malah sudah tak bernyawa lagi.

Soraya membuka matanya.

'Hah, aku belum mati?' tanya Soraya dalam hati.

Mata Soraya langsung melihat ke sekeliling nya. Dia juga melihat seorang wanita yang ada di sebelahnya sedang menangis sambil bersujud.

Soraya perlahan bangun dan duduk, tapi kepalanya masih pusing. Karena itu dia memegang kepalanya lalu berkata.

"Heh, kamu siapa, dan kamu kenapa?" tanya Soraya.

Pelayan bernama Arum itu langsung terkejut, dia bahkan nyaris terjungkal ke belakang sangking terkejutnya.

"Gus... ti ?" tanya Arum ketakutan.

"Gusti? siapa Gusti?" tanya Soraya bingung.

Dia lalu melihat ke arah dirinya sendiri. Dia memegang wajahnya dan juga bagian tubuhnya yang lain.

"Ya ampun, ini kenapa wajahku kasar begini. Ya ampun dadaku, kenapa tipis begini?" tanya Soraya bergumam sendiri.

Soraya langsung bangun dan berdiri, dia memegang bagian belakang tubuhnya.

"OMG, tepos banget! ini badan kenapa jadi triplek gini sih?" pekik Soraya yang merasa aneh dengan tubuhnya.

Sementara Arum juga sangat terkejut dengan tingkah tuannya, dia terkejut karena bahkan Soraya bisa berdiri. Selama ini tuannya jangankan berdiri, duduk saja harus dia bantu.

Soraya lalu melihat ke sekeliling ruangan dimana dia berada. Lantai masih tanah, dinding kayu dan tidak ada lemari, hanya ada satu keranjang rotan kecil di pojokan.

"Ini dimana? ini tahun berapa?" tanya Soraya yang sudah mulai sangat gusar.

"Ta... hun 202 Gusti ayu!" jawab Arum masih gelapan.

Soraya langsung melotot, bola matanya bahkan hampir lepas.

"Ya ampun, kenapa bisa begini. Dan tubuh siapa ini?" tanya Soraya yang terduduk lemas di atas dipan reot di belakangnya lagi.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

mampir Thor latar belakang nya kerajaan jawa y Thor

2024-08-24

0

mahda ilvi

mahda ilvi

biasanya time travel yg AQ baca kerajaan cina🤦🤦

2023-04-11

2

Dyah Shinta

Dyah Shinta

tahun 202?
yakin Thor?

2022-12-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!