Sementara itu di aula utama kerajaan sang raja Anyakra Kusuma sedang membahas beberapa masalah penting dengan penasehat serta pada Adipati dan juga tumenggung kerajaan Gumunake.
Raja yang rupawan nan gagah itu duduk di singgasana nya dengan dua pelayan yang cantik di kanan dan di kiri memegang kipas dari kain sutera yang di bentuk sedemikian rupa. Di sebelah kanannya, seorang wanita cantik memakai mahkota dari emas dan permata tersenyum sambil duduk dengan gaya anggun.
Di sebelah kirinya ada penasehat raja yang sudah tua dengan rambut yang warnanya sudah berubah menjadi putih semua. Dan janggut panjang dengan warna senada.
Tidak ada yang membicarakan nasib Soraya disana. Memang apa pentingnya nasib seorang selir di bicarakan di acara agung kerajaan seperti ini. Namun seorang Adipati yang memang bersimpati pada Soraya pun memberanikan dirinya bertanya pada raja Anyakra Kusuma setelah dia menyudahi laporan mingguannya.
"Mohon ampun tuanku Raja, hamba dengar kemarin pelayan dari pengasingan putri Prajna meninggal lagi, bukan bermaksud lancang tuanku, apa ada wabah penyakit atau semacamnya di sana. Apa hamba selaku yang bertugas sebagai bagian kesehatan kerajaan perlu memeriksanya tuanku?" tanya Adipati Reksa Nugraha.
Raja Anyakra Kusuma langsung melihat ke arah permaisurinya. Masalah seperti itu harusnya di urus oleh permaisurinya itu. Tapi Raja Anyakra Kusuma tidak mau terlihat tidak perduli, dia lalu menjawab.
"Adipati Reksa Nugraha, aku perintahkan padamu memeriksa keadaan tempat pengasingan Prajna Soraya. Pastikan kalau memang ada wabah penyakit, segera isolasi tempat itu!" titah sang Raja Anyakra Kusuma.
Adipati Reksa Nugraha langsung berlutut dan meletakkan tangan kanannya ke dada kirinya.
"Sendiko dawuh tuan ku Raja!" jawabnya yang artinya dia menerima perintah tersebut dengan sangat bangga.
Acara pertemuan kerajaan pun selesai. Ketika raja Anyakra Kusuma keluar dari aula utama, permaisuri Dewi Maheswari langsung berjalan dengan cepat mengejarnya.
"Tuanku Raja, hamba mohon pengampunan. Hamba sudah lalai mengawasi pengasingan selir Prajna Soraya, tuanku!" seru Dewi yang langsung berlutut di depan sang Raja yang terlihat memasang raut wajah muram.
"Berdirilah permaisuri ku. Tidak sepenuhnya kesalahan mu. Bukan hanya masalah itu saja yang kamu urus bukan. Sudahlah, kembali lah ke istana mu!" seru raja Anyakra Kusuma lalu meninggalkan Dewi Maheswari.
Meski awalnya tersenyum dan terlihat puas dengan jawaban suaminya. Tapi saat raja Anyakra Kusuma sudah menjauh bersama abdi dan pengawalnya. Dewi Maheswari merubah ekspresi nya menjadi sangat kesal.
'Wanita itu lagi, kenapa selalu saja dia yang mencuri perhatian semua orang. Dia sudah merebut kasih sayang Baginda raja dariku, bahkan sampai sekarang, semenjak peristiwa malam itu Baginda raja bahkan tidak pernah datang ke istana ku!' geram Dewi Maheswari dalam hatinya.
Sementara yang mulia Raja Anyakra Kusuma memilih untuk melihat taman istana yang berdekatan dengan istana embun, tempat dimana dulu Prajna Soraya tinggal saat menjadi selir kehormatan. Dulu Baginda raja dan juga Prajna Soraya sering menghabiskan waktu bersama di tempat itu.
'Aku masih belum percaya, kalau kamu mengkhianati ku Soraya. Tapi bahkan kamu tidak mau bicara dan membela diri!' batin Raja Anyakra Kusuma begitu sedih.
Sementara itu Adipati Reksa Nugraha bersama para pengawal dan pelayan setianya membawa beberapa obat ke pengasingan putri Prajna Soraya. Dia cemas, karena hanya tinggal tersisa satu pelayan disana. Semenjak kedatangan putri Prajna Soraya sebenarnya istana menjadi sangat ceria, dia yang memang bukan berasal dari kamu bangsawan memang terkadang suka bersikap sembrono. Tapi justru itulah yang membuat Adipati Reksa Nugraha yang juga adalah teman baik dari Raja Anyakra Kusuma bisa merasakan sisi lain dari raja junjungan mereka itu. Di dekat Soraya, Anyakra Kusuma berubah menjadi sosok yang tidak terlalu serius dan itu membuat Adipati Reksa Nugraha senang dan lebih nyaman.
Ketika Adipati Reksa Nugraha datang, dia begitu terkejut. Melihat penampakan rumah pengasingan putri Prajna Soraya. Daripada sebuah rumah pengasingan, tempat itu bahkan lebih buruk dari pada sebuah kandang. Banyak daun kering dimana-mana. Banyak sekali kotor4n burung dan cicak, lalu seluruh rumah benar-benar kotor dan berdebu.
Mata Adipati Reksa Nugraha memerah, dia tidak menyangka kalau ternyata seperti ini keadaan tempat tinggal temannya itu. Selama ini dia tidak mengunjungi Soraya, karena sebelum dan setelah terjadi peristiwa malam kelam itu, Adipati Reksa Nugraha mendapatkan tugas dari raja Anyakra Kusuma untuk pergi ke wilayah kerajaan yang terkena bencana.
Krieett
Adipati Reksa Nugraha membuka pintu kayu itu perlahan, bahkan di buka perlahan saja pintu itu nyaris roboh.
Di dalam ruangan itu bahkan hanya ada satu dipan yang sangat usang. Tanpa selimut, tanpa bantal. Hanya ada satu meja kecil, gelas dan mangkuk dari tanah liat itu bahkan sudah di penuhi debu dan sarang laba-laba.
Air mata Adipati Reksa Nugraha menetes tiba-tiba.
'Apa kamu tahu kalau seperti inilah tempat tinggal Soraya, Kusuma?' tanya Adipati Reksa Nugraha dalam hati.
Adipati Reksa Nugraha langsung menghapus air matanya dan langsung memerintahkan pengawal dan para pelayan merubah tempat tinggal Soraya ini menjadi lebih layak.
"Bawakan selimut, kasur dan bantal. Juga bawakan makanan dan minuman. Cepat!" perintah Adipati Reksa Nugraha dan para pengawalnya segera pergi melaksanakan perintahnya.
Pengawal yang tersisa juga sudah di perintahkan untuk membersihkan dan merenovasi rumah kecil itu menjadi lebih layak.
Saat berjalan ke arah belakang, Reksa Nugraha mendengar suara tertawa dua wanita.
Penasaran, karena suara itu begitu familiar. Adipati Reksa Nugraha pun bergegas menuju ke tempat itu.
Ternyata di sebuah kolam, seorang wanita sedang mandi dan seorang wanita lagi sedang membantu wanita itu membersihkan rambutnya menggunakan cair4n bening yang terlihat agak lengket.
"Gusti Putri!" panggil Adipati Reksa Nugraha.
Soraya pun menoleh dan langsung berteriak.
"Hahhhh... dasar mesum. Tidak tahu orang sedang mandi. Pergi sana!!!" pekik Soraya seraya melemparkan beberapa batang lidah buaya yang sepenuhnya sidah dia tumbuk menjadi shampo.
Arum malah terlihat bingung, namun akhirnya dia berlutut di depan Adipati Reksa Nugraha.
"Mohon ampun tuan Adipati. Tuan putri sedang mandi. Tuan Adipati tolong pergi dulu!" ucapnya sopan.
Adipati Reksa Nugraha pun pergi dari sana. Tapi dia melihat ada yang berbeda dengan Prajna.
'Dia memang aneh, tapi dia tidak pernah berteriak begitu. Ada apa dengannya?' tanya Adipati Reksa Nugraha bingung dengan sikap Soraya barusan.
Tak lama kemudian, beberapa pelayan wanita datang pada Soraya dan Arum dengan membawakan pakaian ganti. Para pelayan itu tadinya mau membantu Soraya, tapi Soraya menyuruh mereka semua pergi.
"Siapa pria tadi itu?" tanya Soraya sambil mengenakan kainnya.
"Gusti putri, itu tuan Adipati Reksa Nugraha. Dia sudah datang, kita pasti selamat tuan putri!" ucap Arum senang.
Soraya hanya mengerutkan keningnya tak mengerti.
'Benarkah? memangnya siapa dia?' tanya Soraya dalam hati.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ariyanthi Lily
Permaisurinya lain di mulut lain di hati
2022-10-31
3
Eneng Markonah
berasa lagi nonton serial Mak lampir itu loh. Kek gini bahasanya
2022-10-28
6
🦄BabyZuby🦄
dia malaikat mu
2022-10-28
2