MSR 5. Adiwilaga

Setelah menemui Soraya, Adipati Reksa Nugraha pun kembali ke kediamannya. Namun tak di sangka saat dia kembali, seseorang yang berpakaian seperti pendekar dari kalangan bangsawan dengan memakai topeng menutupi mata dan hidungnya sedang menunggunya di ruang tamu kediamannya.

Semua pelayan sudah tidak heran lagi, karena pendekar itu memang sering berkunjung ke kediaman Adipati Reksa Nugraha.

Mereka mengenalnya sebagai, Adiwilaga.

"Wah wah, cepat sekali kau datang. Sangat penasaran kah dengan apa yang aku dapatkan?" tanya Adipati Reksa Nugraha yang langsung meminta semua pengawal dan penjaganya meninggalkan mereka berdua.

Adiwilaga duduk di kursi dan segera melepaskan topeng di wajahnya.

"Aku sama sekali tidak bisa menemuinya, aku memang salah karena saat itu aku terlalu di bakar cemburu hingga mengeluarkan perintah pengasingan untuknya, tanpa mendengarkan penjelasannya. Dan keputusan itu langsung di sahkan penasehat raja dan para Wazir agung. Dia juga selalu menolak saat aku berkunjung ke sana! bagaimana keadaannya?" tanya Adiwilaga nama kecil raja Anyakra Kusuma yang hanya Adipati Reksa Nugraha dan teman seperguruannya saja yang tahu.

"Dia hilang ingatan..!" Adipati Reksa Nugraha terlihat sedih saat mengatakan hal itu.

Wajah Adiwilaga langsung pucat mendengar apa yang dikatakan Adipati Reksa Nugraha.

"Hilang ingatan?" tanya Adiwilaga.

"Dia bilang, itu semua mungkin karena kematian pelayan nya yang ketiga, dia menangis hingga malam, dan pingsan. Setelah pagi hari, dia bahkan lupa pada pelayan setianya Arum, dan apa kau tahu, dia bahkan lupa padaku!" terang Adipati Reksa Nugraha.

"Apa dia juga lupa padaku?" tanya Adiwilaga dengan wajah berharap kalau apa yang ditanyakan nya itu jawabannya adalah tidak.

Tapi melihat Adipati Reksa Nugraha mengangguk, hari Adiwilaga terasa sangat terluka.

"Usut tuntas masalah ini, dia dan para pelayan nya hanya mendapatkan makanan tiga hari sekali, dan itu atas perintah permaisuri kata bagian dapur!"

Wajah Adiwilaga langsung terlihat marah.

"Makan hanya tiga hari sekali?" tanya nya tak percaya.

"Apa mungkin Dewi Maheswari bisa sekejam itu?" tanya Adiwilaga.

"Aku tidak tahu, yang jelas masalah ini tidak seperti yang terlihat. Jika kau bilang kau telah memberikan tempat yang cukup layak, maka itu sama sekali tidak benar. Sat aku datang ke sana, kadang ayam saja masih lebih baik dan lebih bersih!" terang Adipati Reksa Nugraha.

Adiwilaga langsung seperti kehilangan darah mendengar semua yang di katakan temannya itu tentang pengasingan Soraya. Terakhir dia ke sana memang sudah dua minggu yang lalu.

"Tubuhnya kurus, pakaian nya lusuh.. Adiwilaga, keputusan mu sudah membuat Soraya sakit hati begitu dalam padamu. Kita bahkan tidak mendengar apapun pembelaan dari panglima Ketawang, kau menghukum pancing dia sebelum dia menjelaskan, membela diri. Kau mengasingkan Soraya, bahkan sebelum mendengarkan penjelasannya. Cinta memang menyusahkan, itulah kenapa aku tidak mau jatuh cinta!" ucap Adipati Reksa Nugraha panjang lebar.

"Apa mungkin dia juga tidak akan mengenali ku sebagai Adiwilaga?" tanya Adiwilaga pada Adipati Reksa Nugraha.

Adipati Reksa Nugraha mengangkat bahunya sekilas sebagai jawaban.

"Kalau begitu aku akan kembali ke kerajaan. Kirimkan makanan untuknya setiap hari, dan besok pagi di pertemuan kerajaan, kau ajukan kasus ini. Jika Dewi memang yang bertindak seperti itu, dia juga harus menerima konsekuensinya! aku juga akan mengutus orang untuk menyelidiki semua itu!" ucap Adiwilaga lalu meninggalkan kediaman Adipati Reksa Nugraha.

***

Malam harinya, Soraya sedang meracik lulur untuk dirinya. Pengawal dan pelayan Adipati Reksa Nugraha yang di tinggalkan di pengasingan nya sangat membantunya. Mereka selalu memberikan apapun yang di butuhkan oleh Soraya.

"Tuan putri, sudah larut malam. Apa tuan putri tidak mau istirahat?" tanya Arum yang sedari tadi sudah mengantuk.

"Kamu tidur duluan saja Arum, aku harus segera memperbaiki kulit kasar ini!" ucap Soraya.

Arum yang memang sangat setia pun enggan meninggalkan Soraya meski matanya sudah kurang dari 3 Watt. Sampai-sampai Arum tertidur sambil duduk bersandar di sebuah batu.

Semuanya Soraya sedang membalurkan lulur racikannya dari bahan kunyit, madu dan beras yang dia tumbuk dan di balurkan ke seluruh kaki dan tangannya.

"Ck... sayang sekali kan, wajah cantik dan kulit mulus ini kalau di biarkan buluk4n. Ya ampun, setelah ini pun aku masih harus bekerja keras, selain kulitnya harus di buat halus bekas cacar atau apa ini juga harus di hilangkan, lalu dada dan bagian belakang juga harus di bentuk lagi dengan latihan, benar-benar kerja keras!" gerutu Soraya sambil terus memoles lulur di tangannya.

Tanpa di sadari oleh Soraya, di atas batang pohon mangga sejak tadi seseorang sedang memperhatikan dirinya.

'Kamu sangat kurus Soraya, sudah seperti itu pun kamu masih menolak bertemu dengan ku' pikir Adiwilaga yang memperhatikan Soraya dari balik dedaunan di atas pohon mangga.

Saat akan membilas tubuhnya, Soraya baru menyadari ada bayangan lain di atas pohon mangga dari pantulan air di kolam.

"Hei, penghuni pohon mangga. Jangan tampakkan wujud ku di depan ku ya, aku tidak takut pada sejenis mu tapi aku juga tidak suka!" seru Soraya yang mengira kalau itu mahkluk dari dimensi lain.

Meski pikirannya modern, tapi Soraya sadar dia sekarang hidup di jaman yang masih sangat kuno. Bisa saja ada makhluk dari dimensi lain berkeliaran di sini kan.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Soraya, Adiwilaga pun turun dari atas pohon mangga secepat angin.

Soraya berdecak kesal, karena dia mengira makhluk itu malah mau mengganggu nya.

"Kan aku sudah bilang jangan ganggu...!"

Tapi begitu melihat kalau itu bukan makhluk halus melainkan seorang pendekar bertopeng dengan pakaian lumayan bagus, Soraya terbengong sejenak.

"Kau manusia?" tanya Soraya lalu memalingkan wajahnya dan kembali mengambil air dari kolam.

"Kalau kamu mau merampok, kamu salah tempat. Di sini tidak ada apa-apa. Pergilah ke istana permaisuri atau ke istana raja sekalian sana. Di sana pasti banyak barang berharga yang bisa kamu curi!" seru Soraya dengan santai.

Adiwilaga lagi-lagi di buat terdiam. Bagaimana dia bisa di kira perampok.

"Aku bukan perampok!" ucap Adiwilaga.

Deg deg

Soraya langsung memegang dadanya yang terasa sesak tiba-tiba. Nafasnya bahkan tercekat tiba-tiba. Suara Adiwilaga terdengar sangat familiar di telinganya.

'Aduh, ini kenapa tiba-tiba sesak ya. Apa aku masuk angin?' tanya Soraya dalam hati.

Soraya lalu berbalik, tiba-tiba terlintas hal lain di kepalanya.

'Wah, jangan-jangan dia pembunuh yang di kirim para selir yang tidak menyukai tubuh asli ini!' pikir Soraya.

"Kalau bukan perampok lalu kau siapa? apa kau orang bayaran para selir yang ingin menghabisi ku?" tanya Soraya lagi.

Adiwilaga langsung terkejut bukan main.

"Para selir ingin menghabisi mu?" tanya Adiwilaga terkejut.

Soraya malah bingung mendengar pertanyaan Adiwilaga.

"Ya ampun, kau ini sebenarnya siapa sih? perampok bukan? pembunuh bayaran bukan? atau kau ini jangan-jangan penggemar rahasia ku ya, lupakan saja kalau hal itu. Raja yang egois itu tidak akan membiarkan mu hidup kalau kau menyukai ku, dia benar-benar menyebalkan, sudah membuang ku, masih tidak melepaskan aku juga. Apa maunya?" omel Soraya sambil membersihkan dirinya.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Riyas Warman

Riyas Warman

puyeng aq 🤣😇😇 ternyata 1 orang 🤭 tapi bagus ceritanya 👍🏼

2022-11-01

5

QueenCamelia

QueenCamelia

Naluri sih ya, deg deg jadinya denger suara pujaan hati

2022-10-30

1

🦄BabyZuby🦄

🦄BabyZuby🦄

Omelin aja terus, padahal yang kamu omelin tuh ya orang yang ada di situ

2022-10-28

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!