MSR 4. Hilang ingatan

Adipati Reksa Nugraha sudah menyulap rumah yang lebih parah dari gudang itu menjadi rumah yang layak huni. Bahkan sekarang sudah ada meja, kursi, lemari dan ada banyak makanan di atas meja.

Arum yang sudah selesai membantu Soraya mandi pun memasuki rumah itu. Wajahnya sangat jelas memancarkan raut kebahagiaan. Dia bahkan langsung bersujud di depan Adipati Reksa Nugraha.

"Tuanku Adipati terima kasih banyak! semoga tuan Adipati selalu di berkahi umur panjang!" ucapnya sangat berterima kasih pada Adipati Reksa Nugraha.

Melihat sikap Arum yang seperti itu, Adipati Reksa Nugraha pun merasa kalau mungkin saja selama ini kehidupan Soraya dan semua pelayan nya pasti sangat sulit.

"Bangunlah pelayan Arum!" seru Adipati Reksa Nugraha.

Arum langsung bangun, tapi masih berlutut di depan Adipati Reksa Nugraha.

"Sekarang katakan, sebenarnya ada apa dengan tuan putri Soraya? kenapa dia tidak mengenaliku apa dia marah padaku?" tanya Adipati Reksa Nugraha.

Arum pun melirik ke kanan dan ke kiri karena masih banyak pelayan dan penjaga. Dia takut kalau salah satunya adalah mata-mata yang di utus permaisuri dan para selir yang lain yang memusuhi Soraya. Jadi dia masih enggan menjelaskan yang sebenarnya.

Melihat tingkah Arum, Adipati Reksa Nugraha pun mengerti. Kemudian dia menyuruh semua pelayan untuk pergi dari ruangan itu. Meninggalkan dia dan pelayan Arum saja.

"Sekarang sudah bisa jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Adipati Reksa Nugraha.

"Sebenarnya begini tuan Adipati, hamba juga sempat bingung. Karena tadi malam tuan putri tidak sadarkan diri sampai pagi. Begitu dia sadar, dia malah bertanya siapa dia dan siapa hamba. Setelah perutnya terisi oleh beberapa buah jambu, dia baru mengatakan kalau sepertinya dia sudah lupa apa yang terjadi sebelumnya. Semalam dia memang menangis sangat histeris tuan Adipati, karena salah satu pelayan di tempat ini meninggal lagi karena kelaparan...!"

"Kelaparan???" tanya Adipati Reksa Nugraha dengan suara tinggi.

Arum pun menjadi gemetaran ketakutan.

"Ampun tuan Adipati, benar. Kami hanya di beri makan tiga hari sekali" jelas Arum.

Arum mengatakan semuanya pada Adipati Reksa Nugraha karena memang hanya dia satu-satunya orang yang selalu baik pada tuannya, selain yang mulia Raja sendiri.

Tangan Adipati Reksa Nugraha terkepal dengan kuat.

"Siapa yang berani memerintahkan hal itu?" tanyanya dengan geram.

"Petugas dapur bilang, permaisuri yang memerintahkan hal seperti itu!" jawab Arum yang sudah berlinangan air mata mengingat penderitaan dirinya dan tiga orang pelayan yang sudah tiada.

Kalau tidak karena pengorbanan dirinya dan para pelayan setia Soraya, mungkin Soraya saat ini juga sudah tidak bisa bertahan.

Wajah dan mata Adipati Reksa Nugraha memerah karena tak menyangka permaisuri yang dia kenal baik, lembut dan pengertian bisa sekejam itu. Perebutan kekuasaan dan hati raja memang bisa membuat siapapun berubah dari sifat aslinya.

"Arum, coba lihat pakaian ini membuat ku sulit bergerak...!" Soraya menghentikan ucapannya ketika melihat Adipati Reksa Nugraha melihat ke arahnya.

"Tuan putri!" sapa Adipati Reksa Nugraha sambil memberi hormat ala ala jaman dulu.

"Kamu masih di sini, wah... ruangan ini. Kamu yang mengubah semuanya?" tanya Soraya mendadak wajahnya sedikit ceria.

"Wah makanan!" ucap Soraya yang langsung duduk di kursi yang ada di dekat meja makan.

Tanpa ragu dia langsung mengambil ayam panggang yang ada di sana dan memakannya.

"Em, tidak ada yang selezat ayam panggang. Arum ayo makan!" ajak Soraya.

Arum yang masih berlutut di depan Adipati Reksa Nugraha pun hanya bisa menelan salivanya ketika melihat Soraya makan seperti itu. Cara makan yang menurut Arum, sama sekali tidak seperti seorang tuan putri.

"Pelan-pelan tuan putri!" ucap Adipati Reksa Nugraha yang kemudian duduk bersebrangan dengan Soraya.

"Kamu juga ikut makan, ini sangat banyak. Kami berdua tidak akan sanggup menghabiskannya!" ucap Soraya cuek.

Adipati Reksa Nugraha benar-benar tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. Dia bahkan melihat Soraya makan dengan tangan kanan dan kirinya. Memegang paha ayam panggang di tangan kirinya dan tangan kanan nya meraup nasi dan lauk lainnya. Cara makan seperti itu bahkan hanya di lakukan oleh pria di kerajaan ini. Kalau wanita bahkan hanya boleh menggunakan tiga jarinya saja.

"Maafkan aku tuan putri, aku tidak tahu apa yang sudah terjadi. Yang mulia Raja bilang, anda tidak mau menjelaskan apa yang terjadi pada yang mulia. Apa padaku juga anda tidak mau mengatakan yang sebenarnya?" tanya Adipati Reksa Nugraha.

"Tentang apa?" tanya Soraya santai.

Adipati Reksa Nugraha terlihat enggan dengan pertanyaan yang akan dia haturkan. Tapi ini juga merupakan pesan dari raja Anyakra Kusuma, untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.

"Malam itu, apa benar jika anda yang mengundang panglima Ketawang untuk datang ke istana tuan putri?" tanya Adipati Reksa Nugraha.

Soraya mengernyitkan keningnya, lalu melihat ke arah Arum.

"Siapa itu panglima Ketawang? Arum apa kamu tahu siapa itu panglima Ketawang?" tanya Soraya.

Sekarang Adipati Reksa Nugraha malah bertambah bingung. Tapi dia melihat wajah Soraya memang tidak menunjukkan kalau dia sedang berbohong.

"Tuan putri, anda...!"

"Aku sepertinya hilang ingatan, mungkin karena kehidupan ku selama di tempat ini terlalu menyedihkan. Atau karena mungkin aku sudah di buang oleh raja mu yang katanya dulu sangat mencintai ku itu..!"

"Tuan putri...!" Arum berusaha menghentikan apa yang ingin di katakan Soraya.

Karena di kerajaan ini, menghina Raja. Hukumannya adalah hukuman mati. Sementara Soraya malah memicingkan matanya pada Arum ketika apa yang mau dia katakan di sela oleh Arum.

"Kenapa? aku benar kan? katamu Raja sangat mencintai ku, tapi kenapa dia membuang ku di sini. Bahkan hanya memberiku makan tiga hari sekali. Kenapa dia tidak menghabisi aku sekalian saja!" omel Soraya.

Adipati Reksa Nugraha matanya malah sangat berkaca-kaca. Meski dia mendengar Soraya mengatakan semua itu dengan santai, tapi dia bisa melihat kekecewaan dan kebenciannya pada Raja Anyakra Kusuma.

Tapi jika benar Soraya hilang ingatan, maka bertanya padanya tentang apa yang terjadi di malam itu juga percuma saja. Dia bahkan tidak mengenal Adipati Reksa Nugraha, tidak mengenal panglima Ketawang.

"Lalu apa yang tuan putri ingat? apa tuan putri mengingat yang mulia Raja?" tanya Adipati Reksa Nugraha.

Soraya menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak, aku tidak ingat. Mungkin karena aku sangat membencinya. Kata Arum, aku yang sudah menyelamatkan nyawa Raja itu saat dia hampir mati. Tapi dia memperlakukan aku seperti ini, mungkin otakku memang tidak mau ingat dia lagi, makanya aku hilang ingatan!" terang Soraya panjang lebar memberi alasan.

Karena bagaimanapun dia bukan pemilik asli tubuh itu. Bagaimana dia ingat atau kenal siapapun yang ada di tempat ini. Alasan hilang ingatan karena kepahitan hidup adalah satu-satunya alasan yang tepat.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kavita

Kavita

Tiga hari sekali, gimana gak jadi triplek Soraya

2022-10-28

4

🦄BabyZuby🦄

🦄BabyZuby🦄

Gak salah salah ya tinggal di istana, tapi masih kelaparan. Gimana sih? rajanya sibuk ma selir selirnya aja kali.

2022-10-28

7

Septh_Ana

Septh_Ana

Untung bilangnya hilang ingatan, kalau bilang amnesia tambah bingung Arum

2022-10-28

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!