Every Moment Of You

Every Moment Of You

Tuan Putri dan Keong Racun.

Tuk tuk tuk tuk tuk.

Suara ketukan monoton cepat yang berasal dari hak sepatu pantofel yang menyentuh lantai, seiring dengan langkah kaki si pemakai sepatu itu yang menggerakkan kakinya dengan cepat dan teratur untuk segera mencapai lift. Ia berdiri di depan salah satu kotak besi yang ada, bersama dengan beberapa karyawan lainnya yang bekerja pada perusahaan-perusahaan yang di dalam gedung pencakar langit itu. Ia menunggu pada lift yang akan mengantarkan penumpang ke lantai B10 hingga B19. Yang itu artinya, lift tersebut akan mengantar orang-orang ke sisi barat. Sementara lantai 1 hingga 9 ada pada lift A. Dan satu lift lagi, yaitu lift C hanya akan menuju lantai 20 sampai 22, lantai dimana tempat para direksi, top management, pemilik perusahaan, gedung hingga saham berada.

Juliana, hanyalah seorang pegawai biasa yang bekerja pada perusahaan yang bergerak dalam bidang property yang besar, dan dia memiliki posisi sebagai salah satu karyawan yang bertanggung jawab pada bagian legal. Ia akan selalu menutup telinga dengan sesuatu yang tak kasat mata, sepertinya, setiap kali dia berada di tengah orang-orang yang selalu bergunjing tentangnya dengan suara berbisik. Ia akan tetap berdiri dengan menegakkan punggungnya, sedikit mengangkat dagunya, dan menatap lurus pada apa yang menjadi fokusnya. Meski pun ada serangan alien, ia akan tetap mengatupkan bibirnya rapat dan fokus pada apa yang menjadi tujuannya.

Itulah Juliana Dewani, gunjingan miring tentangnya sebagai perawan tua karena pada usia matangnya menjelang kepala tiga, dia tidak memilik teman kencan satu orang pun. Karena memang tidak ada laki-laki yang mau bersusah payah menaklukan hati seorang wanita yang selalu bersikap sinis, perfeksionis, dan sangat ketus. Bukan hanya karakternya yang selalu menjadi bahan gunjingan, penampilannya pun kerap menjadi topik candaan.

Ting!

Pintu kotak besi itu terbuka menunjukkan ruang kosong di depan mereka yang kemudian berubah menjadi penuh. Juliana berdiri paling depan. Rambutnya yang selalu terikat kuat dan kencang hingga tidak ada sehelai benang pun keluar dari jalur, lalu ia akan menggelung rambutnya sangat rapi hingga bisa membuat kutu pun tergelincir, belum lagi cara Juliana berpakaian yang selalu longgar dan tidak modis. Seolah menunjukkan pada dunia bahwa ia tidak memiliki lekuk tubuh.

Ting!

Pintu lift itu kembali terbuka pada lantai 10. Juliana melangkah keluar bersama beberapa orang lainnya. Ia menempelkan kartu aksesnya pada alat pemindai yang berada di sisi pintu divisi perusahaan tempatnya bekerja. Di dalam sana sudah diisi oleh beberapa orang rekannya yang sedang asik mengobrol membuang waktu yang sangat tidak efisien untuk menyelesaikan pekerjaan. Juliana langsung menuju mejanya tanpa memedulikan orang lain. Sebelum memulai, dia mengeluarkan sanitizer semprot dan menyemprotkan cairan disinfektan itu pada permukaan meja, mengelapnya dengan tisu setelah bersi dia membesihkan tangannya dengan sanitizer tesebut.

Beberapa tumpuk dokumen yang berada disisi mejanya agak sedikit miring, mungkin tersenggol bokong seseorang ketika melewati mejanya. Oh, Juliana tidak bisa melihat sesuatu yang tidak pada jalurnya, jadi sebelum menyalakan perangkat komputernya, dia merapihkan lebih dulu tumpukan dokumen itu meski nantinya dia akan mengambilnya.

Begitu ia dalam mode bekerja, ia fokus dan memulainya dengan membahas pekerjaan dengan orang-orang yang berkaitan, meski yang dilakukan Juliana sering kali membuat orang jengkel karena dinilai sok rajin atau kerajinan.

"Pageee!" Suara sapaan khas menggema begitu sosok lelaki berperawakan maskulin dengan gayanya yang serampangan dan senyuman lebar memasuki ruangan divisi itu.

"Oi Bro!" Lelaki itu segera disambut oleh rekan-rekannya, saling berangkul, bersalaman ala laki-laki dan saling membenturkan dada mereka seraya tertawa merusak ketenangan Juliana.

"Mulai rusuh." Ujar Juliana ketus tanpa mengalihkan fokus matanya pada layar komputer. Ucapan ketus itu rupanya sampai pada telinga semua orang yang ada disana, termasuk Harsa. Seringaian pada wajah maskulin itu pun menyapa kesinisan wajah Juliana.

"Oh, maaf Tuan Putri, ini disebut bercengkrama bukan rusuh. Itu lah, kalau orang terlalu lama tinggal di dalam gua, dia tidak bisa membedakan mana rusuh mana bukan."

"Maaf nih, keong racun, sekarang adalah waktunya untuk bekerja, bukan bercengkrama." Balas Juliana dengan mengangkat dagunya.

Ketika Tuan Putri dan Pangeran Kodok sudah mulai saling menyapa, maka yang lain akan mengangkat tangan, menyerahkan kedamaian dunia ini pada semesta.

Dengan langkahnya yang selalu memiliki kharismanya sendiri, Harsa mendekati meja Juliana, dalam jarak satu meter ia menghentikan langkah kaki panjangnya. Matanya berkilat jahil melihat Juliana yang tetap mengangkat dagunya dan menegakkan punggungnya, duduk dengan posisi sempurna.

"Keong racun?" Harsa mengulangi. "Rupanya aku sudah berhasil meracunimu, ya?"

"Kau berhasil meracuniku?" Juliana memutar bola matanya. "Jangan mimpi. Aku bukan seperti wanita-wanita bodoh yang telah kau nodai itu."

"Apa?" Harsa menaikkan sebelah alis matanya. Rekan-rekan mereka yang lain pun sampai menutup mulut hingga nyengir mendengar ungkapan Juliana yang sopan untuk memaki Harsa.

"Nodai? Maksudmu yang telah rela bermain denganku di atas ranjang?" Harsa menyeringai.

"Kau benar-benar telah merusak martabat kaum pria yang seharusnya menjadi pelindung dan menjaga wanita, bukannya malah mengotori mereka."

Harsa terkekeh. "Aku tidak mengotori mereka, Tuan Putri. Aku memuaskan mereka, itu adalah dua kata yang berbeda arti. Tapi tentu saja, wanita terhormat yang telah lama hidup dalam kegelapan gua tidak akan mengerti arti memuaskan yang aku maksud."

Juliana benar-benar muak dengan pria hidung belang yang hanya menjadikan wanita sebagai bahan pelepasan hasrat nafsunya, rasanya ingin sekali Juliana menyambar gunting dari tabung peralatan tulisnya untuk menyunat pria berbewok maskulin yang berdiri satu meter dari mejanya dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya.

"Kau benar-benar telah mencemari dan mencoreng martabat seorang pria terhormat."

"Mungkin kau lupa, aku bukan pria terhormat, aku hanya pria biasa, dengan hasrat juga nafsu yang normal jika seorang wanita datang menyentuh bagian-bagian sensitif dari diriku."

"Kau hanya pria bejat."

Harsa terkekeh.

"Dasar buaya."

"Apa kau tahu, dihabitat aslinya, buaya itu adalah hewan yang paling setia dan paling protektif pada pasangannya. Jadi, aku cukup tersanjung dengan pujianmu."

Juliana melihat Harsa dengan tatapan mencemooh. "Buaya itu memakan segala yang bergerak dalam pandangannya, seperti kau, memakan semuanya."

"Wah, aku tidak tahu kau sangat perhatian padaku, sampai-sampai kau memperhatikan apa saja yang aku makan, eh?"

Terdengar kekehan dari sisi lain ruangan itu. Tentu saja berasal dari para penonton setia mereka di divisi legal dan perencanaan perusahaan itu. Harsa melemparkan pandangan pada pendukungnya, yang memang semua orang menyukai karakter pria itu dibandingkan Juliana yang dingin dan penyendiri ditambah sinis juga ketus sekaligus perfeksionis.

"Ya, dan aku pun tergiur untuk menuangkan racun sebagai makanan penutupmu, agar tidak perlu ada lagi keong racun yang mencemari ekosistem."

Perlombaan saling membalas perkataan satu dengan yang lainnya akan terus berlangsung sepanjang hari, meski ditengah-tengah pekerjaan, ditengah-tengah rapat, ditengah-tengah makan siang tim, atau pun di saat load pekerjaan sedang berada pada puncak tertingginya. Dua musuh abadi itu akan terus saling menjual dan membeli apa pun yang mereka lemparkan.

Terkadang, Juliana pun heran, dia bisa menahan diri dan mulutnya dari gunjingan dan perlakukan miring orang lain, tapi tidak jika berhadapan dengan Harsa. Lelaki itu, bahkan setiap hembusan napas Harsa sudah sangat mengusiknya.

Ya, Juliana membenci Harsa, tanpa toleransi. Ia membencinya hingga ke tulang sumsum!

.

.

.

TBC~

Terpopuler

Comments

BYSS

BYSS

good👍

2022-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!