Terjebak Dalam Pesona Sang Mafia
“Pergi! Pergi dari sini sekarang Evan, Pergi dari sini, jangan pernah kem.. hempkkkhhh... arkkhhh...
“ Dasar budak sialan, beraninya kau...”
Crakkkkkhhh.....
Sebuah pedang baja mengkilap menebas dada wanita berpakaian lusuh dan berwajah kusut, darah memuncrat dari tubuh seiring dengan tubuhnya membentur tanah dengan begitu kasar.
“ Nadiaaaa... istriku tidaaakkkk.......
“ I...ibu... Ti.. tidak.. ibu...”
Keluarga sang wanita berteriak histeris kala menyaksikan kematian sang jantung rumah tangga.
Terjatuh ke atas tanah sambil menatap kosong putranya yang berdiri di seberang halaman sambil menenteng kantongan hitam berisi gorengan yang baru dia beli.
“ Kejar anak itu! Jangan biarkan satu pun keturunan budak-budak sialan ini berkembang biak, bunuh mereka semua sebelum mereka memberontak!” Pria berkumis tebal dengan mata melotot bak mata gorila yang sedang mengamuk.
“ Kejar dia...
“ Tidak ! “ jangan anakku tuan, dia tidak salah apa apa, dia masih tujuh tahun, dia belum tahu apa-apa, jangan bunuh anakku tuan... kumohon....”
Bughhh... Bugh.... bughh...
“ Beraninya seorang budak menyentuhku, manusia hina dan rendahan, minggir kau !!” Pria berwajah kebangsaan Eropa yang tengah memohon keselamatan sang anak di pukuli dan ditendang seperti sampah menjijikkan.
“ Akhhh saya mohon tuan.. jangan putra saya...” teriaknya sambil memeluk kaki orang itu sekuat tenaga. Darah keluar dari mulutnya, perutnya di tendangi sampai organ di dalamnya hancur, kepalanya di hantam sepatu hitam nan keras. Tetapi tangannya dengan begitu erat memohon anaknya selamat.
“ Evan Lari! Evan hurry up Run boy run!! Arrkhhhhhhh...
Crratttttt .....
Kepala pria itu di penggal tepat di depan mata sang anak.
“ Ayah... Ibu!!”
“ Kau akan mati di tanganku anak sialan, sekali seorang budak kau akan tetap menjadi budak,” Pria berkumis tebal, leher pendek, kepala botak dan mata bulat besar dengan hidung lebar dihiasi tahi lalat di ujungnya mencengkram leher anak kecil itu sambil memasukkan ludahnya ke mulut anak kecil malang itu.
“ Makan itu budak sialan, makan itu bangsat.....
“ Akhhhhh... a... ampun... akhhh... uhuk uhuk.... to... tolong.. arrkkhhhh tolong aku... ayah ibu... tolong akhhhh...
“ Arrhhkkkkkkk.....
Teriakan melengking terdengar menggelegar di sebuah ruangan kerja di tengah hutan besar. Membuat penghuni ruangan itu terperanjat kaget saat mendengar suara dari sudut ruangan dimana seseorang tengah terlelap di atas meja kerjanya, baru saja terlelap tetapi langsung di beri wejangan mimpi buruk.
“ Evan what’s wrong withh you!?” panggil wanita bertubuh tegap dan tinggi menjulang dengan rambut pendek dan banyak tindikan di telinganya. Tetapi wajahnya sangat cantik dan lembut.
“ Hah.. ****! Just a nigth mare, sorry Eugene!” Jawabnya sambil menarik nafas dalam-dalam dan berdiri dari sana, melangkah menuju jendela lebar di depan mereka sambil menyembunyikan kedua tangannya di balik kantong celana berbahan kain miliknya.
Bekas luka sayatan terlihat jelas di lehernya, memanjang dari bawah rahangnya sampai hampir ke tulang belikatnya.
Tangannya yang kekar dan berotot itu mengusap lehernya dengan pelan sambil menatap kosong ke arah hutan lebat yang gelap dan hitam di bawah rembulan yang bersinar redup malam ini.
“ Mimpi buruk?” Eugene mendekati pria itu dan menatapnya dari samping sambil menyeruput teh hangat di dalam porselen putih bergambar cincin pernikahan itu.
Evan mengangguk lalu menoleh ke arah perempuan itu sambil menatap perutnya yang membuncit,” bagaimana keadaanmu? Kenapa belum tidur sampai selarut ini?” tanya pria itu sambil mengusap perut Eugene dengan lembut dan merasakan tendangan kecil dari kandungan berusia 8 bulan itu.
“ Aku terlalu banyak tidur hari ini, sejak pagi aku terus disuruh di kamar, aku tahu itu ulahmu tapi rasanya sedikit berlebihan,” kesal Eugene.
Evan hanya menatap perut wanita itu,” ayahnya pasti akan sangat bahagia saat dia lahir, jaga kesehatanmu dengan baik,” ujarnya sambil melemparkan pandangannya ke arah hutan lebat.
Eugene tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di bahu Evan,” aku tahu, tapi kami berharap kau tetap disini saat keponakanmu lahir, tapi kau ternyata tidak bisa,” ucapnya.
“ aku harus pergi kak, aku harus menyelesaikan dendam masa lalu, nanti, aku pasti akan kembali,” ucapnya sambil menggenggam tangan Eugene dengan hangat.
“ Hmmm.. jadi ini salam perpisahan darimu? Kau sangat menyebalkan,”
“ Maafkan adikmu yang menyebalkan ini, aku akan sering menghubungi kalian, tinggal lah disini sampai dia benar-benar siap pindah ke kota, anak buah akan menjaga kalian,” ucap Evan.
“ Haiggoohhhhh.. kalian berdua selalu saja berbicara tanpa mengajakku ya, aku jadi cemburu, sebenarnya yang suami Eugene siapa sih? Aku atau Evan?” Pria bermata mongoloid dengan tubuh besar dan kekar, rambutnya ikal dan panjang sebahu berdiri di belakang mereka sambil menatap keduanya dengan jaket yang terlipat di lengannya dan sebuah tas hitam di lengannya yang lain.
“ Elliot? Kau pulang? Huwaaaa.... akhirnya setelah setengah tahun kau kembali dasar pria bodoh, kau tidak ingat istri dan anakmu ?” Eugene menangis dan berlari hendak menghamburkan pelukannya pada Elliot, pria Korea-Amerika dengan senyuman lembut yang adalah seorang Kapten militer Amerika.
“ Jangan berlari...” sontak suara Para pria di dalam ruangan itu menggelegar menggetarkan bumi saat melihat Eugene berlari bak pinguin dengan perut besarnya.
“ Hah.. dasar Eugene, biar si gondrong ini yang ke sana,”
Pria tampan berwajah kharismatik degan kacamata bertengger di wajahnya mendorong kepala Elliot begitu saja ,” kenapa harus mendorongku kampret, kau ini benar-benar mengesalkan dasar Beruang hutan,” Elliot mendengus kesal dan menatap tajam ke arah Mahesa, pria berdarah Inggris dengan mata biru bak langit di siang hari, dia mendapatkan namanya dari sang nenek yang merawatnya.
Elliot menghampiri istrinya dan memeluk Eugene. Segurat senyum tipis yang sangat halus tergambar di wajah Evan,” Elliot, jaga dia baik-baik, aku akan menemui keponakanku jika waktunya sudah tiba nanti,” ujar Evan .
“ Kau benar benar akan pergi? Tidak pikir pikir dulu? Apa kau yakin kau mau tinggal di tempat di mana ayah dan ibumu... “ tiba-tiba Mahesa terdiam saat Eugene, Elliot, dan dua pria lain di dalam ruangan itu menatap dia dengan tatapan laser seolah siap untuk menembus kepalanya.
“Ekhmmm... kapan kalian akan berangkat? Jonash?”
“ Besok sore jam 5, kami akan langsung singgah di kantor pusat,” ujar asisten kepercayaan Evan yang kerap di sapa Jonash.
“ Baiklah, aku keluar dulu,” ucap Leo si pirang bertato naga di lengan kanannya. Senang memakai pakaian olahraga di setiap kesempatan. Seperti saat ini dia hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana panjang untuk olahraga.
“ Kalian tidurlah, sudah terlalu larut, bawa Eugene, jangan biarkan dia kedinginan,” ucap Evan dengan nada dinginnya yang bahkan melebihi dinginnya suhu hari ini.
Melihat tatapan datar dan sendu dari Evan, mereka semua beranjak dari sana tanpa mengatakan apa pun. Mereka tahu, pria tampan berkharisma itu sedang bersedih sekalipun wajah datarnya itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun selain tatapan seolah dia sedang bosan dan kesal.
Evan melemparkan pandangannya ke hamparan hutan, hela nafas berat terdengar dari bibir merah jambu pria tampan itu.
“ Aku akan membalaskannya berkali-kali lipat pada keturunanmu, kau akan menyaksikan mereka hancur!”
.
.
.
Like, vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Amalia Pamujo
kasih visual untuk evan donk
2022-12-17
0
As Lamiah
🤔🤔🤔 kayaknya radak mumet nih ikut mikir permasalahan nya tour pokoe semangat tour semoga sehat selalu buat karya baru mu 💪💪💪😘 semangat
2022-10-26
0
Ely Junita
crita baru ya thor
2022-10-24
1