Duda Tampan Pujaan Hati

Duda Tampan Pujaan Hati

Aliyah Ananta

"Tampan sekali," kedua mata Aliyah tertuju ke laki-laki berbadan tinggi putih, bibirnya tebal, alisnya juga tebal dan wajahnya yang imut membuat Aliyah menelan ludahnya dalam-dalam. Kalau di lihat-lihat laki-laki itu usianya baru 25 tahunan. Tapi Aliyah tidak perduli yang penting tampan dan bisa di bawa kondangan tidak malu-maluin.

"Siapa laki-laki itu?" gumamnya lirih.

"Aliyah, dia itu tetangga baru," sahut Arumi yang tidak kalah kagum melihat ketampanan laki-laki yang baru saja lewat di depan mereka.

"Tampan sekali," pujinya seraya terus menatap laki-laki itu hingga masuk ke dalam mobil.

"Apakah dia masih jomblo?" Arumi tidak mau kalah tatapan matanya terus tertuju pada laki-laki itu.

Setelah laki-laki itu berlalu pergi mengendarai mobil sedan warna hitamnya, kedua gadis itu saling menatap satu sama lain.

"Rumi, ingat ini incaran aku, jadi kamu tidak boleh dekat-dekat!" titah Aliyah dengan tegas.

"Kamu curang Al, giliran yang bening-bening kamu gitu," ambek Arumi ke Aliyah.

Aliyah menyipitkan matanya."Rumi, kamu kan sudah punya Azka, ingat itu!" Aliyah mengingatkan status Arumi yang sudah bukan jomblo lagi.

"Kan bisa Al, aku main belakang, itu tampan sekali loh Al," ujarnya dan di tatap tajam oleh Aliyah.

"Tidak boleh! Itu incaranku," pungkas Aliyah dengan tegas.

Aliyah dan Arumi mereka itu anak SMA, tapi pikiran mereka selalu ingin menikah muda, menurut mereka menikah muda itu enak karena ada yang memberikan nafkah, namun mereka tidak tahu saja seperti apa pernikahan yang sesungguhnya?

Dasar bocah-bocah polos yang umurnya masih belasan tahun, mereka demen banget berkhayal tingkat dewa.

Seperti Aliyah, ia sangat hobby menghayal punya suami tampan dan kaya, ia ingin menjadi nyonya dan hidup enak, entahlah hayalannya itu akan menjadi kenyataan atau tidak? Padahal Aliyah itu anak orang kaya tapi gitu sukanya ngayal.

Aliyah hidup sebatang karah karena kedua orang tuanya meninggal tertabrak mobil, ia hidup di perumahan elit dan itu peninggalan dari kedua orang tuanya yang sudah tidak ada.

Aliyah adalah gadis yang ceria dan baik hati, jarang sekali ia menunjukkan kesedihannya di hadapan banyak orang.

Setelah kedua orang tuanya tiada, Aliyah di urus oleh Tantenya atau adik dari ibunya, namun tantenya ini tidak datang setiap hari ke rumah Aliyah, beberapa tempat usaha juga di jalankan oleh pamannya dan Aliyah percaya saja, apalagi ia tidak tahu akan dunia perbisnisan jadi ia selalu terima beres saja, lagian usianya yang baru 18 tahun, itu benar-benar enggan sekali memikirkan hal ini dan itu, yang penting sekolah dan sukanya berkhayal tingkat dewa.

Rumi adalah sahabatnya mereka bertetangga sudah dari dulu, Arumi juga gadis yang ceria, tapi suka ngambekan.

Pagi ini mereka berangkat sekolah bareng ya seperti pagi-pagi biasanya.

Di kelas mereka duduk berdampingan.

"Al, laki-laki tadi tampan sekali ya," kata Arumi mengingat kejadian tadi pagi.

"Iya Rum, tapi sepertinya dia usianya sudah matang," sahut Aliyah antusias.

"Tapi yang sudah matang gitu seperti lebih seru Rum, bayangkan saja saat di atas ranjang," bisik Aliya mesum, ini anak kebanyakan nonton drama jadi otaknya suka traveling kejauhan.

"Sudahlah jangan di bayangkan, lama-lama kamu bisa sinting Al," cibir Arumi dengan tawa kecil.

"Hey, apa yang kalian obrolkan sepertinya seru sekali," timpal Azka, ia duduk di belakang bangku Aliyah dan Arumi.

"Laki-laki tampan yang sedang kita obrolin," sahut Aliyah cengar-cengir.

Seketika lirikan Azka cukup tajam pada Arumi yang tidak lain adalah kekasih hatinya.

"Kamu berani melirik laki-laki lain di belakangku?" Tatapan mata Azka begitu sinis.

"Tentu saja tidak sayangku," jawab Arumi berbohong.

"Ka, kamu tenang saja, laki-laki tampan itu sudah resmi menjadi incaran aku kok," timpal Aliyah dan di lirik kesal oleh Arumi tapi Aliyah malah senyam-senyum.

"Awas saja kamu Rum kalau berani melirik laki-laki lain di belakangku, aku akan patahkan kaki laki-laki itu," ancam Azka membuat Arumi menggelidik malas.

"Anak-anak," suara guru yang cukup khas, membuat semua anak-anak dalam kelas itu terdiam, dia adalah guru bahasa Indonesia yang super judes, namanya Bu Etty.

"Jangan ngobrol terus! Pelajaran mau di mulai," sorot matanya cukup sadis membuat semua anak-anak yang ada di kelas itu diam.

Pelajaran di mulai dengan tenang, Bu Etty juga menerangkan pelajaran dengan sejelas jelasnya.

Kini dua jam berlalu akhirnya pelajaran berakhir dan semua murid istirahat.

Aliyah, Arumi dan Azka, mereka bertiga pergi ke kantin sekolah untuk jajan, perutnya juga dari tadi keroncongan, cacing-cacing di dalam sana sudah minta di kasih makan soalnya.

***

Bell sekolah berbunyi berulang kali, itu tandanya semua murid untuk pulang sekolah.

"Al, nonton yuk!" ajak Arumi dan Azka.

"Sama kalian?" sahutnya melirik Arumi dan Azka secara bergantian.

"Iyalah sama kita," cetus Arumi seraya menarik nafasnya pelan.

"Tidak ah, nanti aku jadi obat nyamuk lagi, kalian nonton berdua saja sana! Biar romantis," ledek Aliyah dengan jail.

"Hii dasar kamu ini Al, ya sudah kita duluan ya," pamit Arumi dan mengajak Azka berlalu pergi.

Di saat kedua sahabatnya sudah pergi, Aliyah bergegas untuk pulang, ia pulang naik taksi padahal kalau jalan kaki juga tidak terlalu jauh rumahnya dari sekolahnya, tapi males sekali karena tidak ada teman jalan biasanya kan bareng sama Arumi.

Sesampainya di rumah Aliyah merebahkan tubuh mungilnya di atas kasur tempat tidurnya.

Gadis bertubuh mungil, berkulit putih, hidungnya mancung, bibirnya yang manis, rambutnya yang lurus dan wajahnya yang begitu cantik, itu membuat Aliyah di kagumi oleh banyak laki-laki, namun sampai sekarang Aliyah memilih untuk menjadi jomblo, bukan tidak ada yang mau tapi karena Aliyah medambakan laki-laki mapan, dewasa, dan tentunya harus bertanggung jawab, ia juga tidak mau kalau hanya untuk main-main saja, pinginnya itu langsung saja di bawa ke penghulu seperti haluannya selama ini.

Saat hendak memejamkan matanya tiba-tiba bell rumahnya berbunyi, Aliyah beranjak dari tempat tidur dan ia pergi ke depan untuk membukakan pintu rumahnya.

"Iya tunggu sebentar," sahutnya seraya berjalan menuju pintu.

"Ceklek," pintu terbuka Aliyah terkejut karena ada anak kecil yang begitu cantik datang ke rumahnya.

"Hay kamu siapa?" tanya Aliyah, ia membungkuk mensejajarkan tubuhnya ke anak kecil itu.

"Hay kakak cantik, ayo kita bermain!" ajaknya dengan begitu imut, anak kecil yang kira-kira usianya baru 4 tahun itu tampak lucu dan sangat menggemaskan.

Aliyah mengangguk, ia memegang tangan anak kecil itu dengan lembut.

"Rumah kamu dimana?" tanya Aliyah, sambil mengandeng anak kecil itu bermain di taman dekat rumahnya.

"Itu rumah aku kak," jawabnya dengan nada lembut.

Aliyah mengikuti jari telunjuk anak itu, ia cukup terkejut karena anak itu menunjukkan rumah yang tadi pagi ada laki-laki tampannya.

"Itu rumahmu?" Aliyah memastikan dengan nada lembut dan di anggukin oleh anak kecil itu, wajahnya sangat cantik dan imut sekali, ingin sekali Aliyah mencubit pipinya karena gemas tapi tak ia lakukan karena takut anak kecil itu menangis.

"Ayuna!!!"

"Papa," sahut anak kecil itu, saat mendengar seseorang yang memanggil namanya.

"Papa!!" Aliyah terkejut, ia melihat laki-laki yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

Dah ada anaknya gaess... trus gimana dong,Al...

2022-12-10

1

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

Semoga mereka amanah y manjaga Aliyah

2022-12-10

1

Adinda

Adinda

😄😄 papa itu alya 🤭

2022-10-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!