Ayuna di marahin papa

Pagi menunjukkan pukul setengah 6 pagi, Aliyah sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Pagi ini Aliyah tampak berseri-seri, bahkan ia berjalan sambil menari-nari dan bernyanyi.

Sesampainya di depan rumahnya, ia melihat rumah mewah yang ada di depan rumahnya.

"Kira-kira duda tampan itu masih di rumah tidak ya?" cengar-cengir Aliyah tidak jelas.

Arumi menatap Aliyah bingung, apa Aliyah sudah mulai sinting? Pikirnya.

"Al, ayo berangkat!" teriak Arumi, membuat Aliyah kaget dan bergegas menuju ke Arumi yang sudah menunggunya.

Kini mereka berjalan menuju ke sekolahan, sekolahan mereka tidak terlalu jauh dari komplek tempat mereka tinggal jadi kadang mereka lebih suka berjalan kaki.

Sesampainya di sekolahan Azka sudah menghadang kedua gadis cantik itu di depan pintu gerbang.

"Rumi, Aliyah," panggilnya dengan suara kencang.

"Azka," dengan mata yang berseri-seri Arumi tersenyum lebar melihat Azka.

Mereka langsung menuju ke kelas, sesampainya di kelas, Aliyah sibuk membaca buku sedangkan Azka dan Arumi sibuk mengobrol.

"Sayang, pulang sekolah nanti ke rumah aku ya," ajak Azka yang tentunya punya maksud tertentu.

"Ajak Aliyah," jawab Arumi antusias.

"Jangan, aku pingin berduaan saja, aku pingin gedein pisang kamu sayang," ujarnya dengan suara lirih.

Arumi tersenyum kecil ia malu-malu, tapi ia juga tidak akan menolak jika Azka melakukan hal itu, karena memang enak rasanya. Lagian apa yang Azka obrolin Arumi paham kok.

"Sakit sayang," ujar Arumi dengan manja dan suara lirih.

"Tapi enakan," godanya dengan nakal.

"Hush, udah ah jangan bahas seperti itu," pinta Arumi pada Azka.

Aliyah samar-samar mendengar obrolan kedua sejoli itu, ia cukup geleng-geleng kepala dalam hati.

Ingin menasehati juga pasti jawabannya sama.

****

Akhirnya sekolah pulang juga. Aliyah, Arumi dan Azka keluar bersama-sama dari dalam kelas mereka.

Di gerbang sekolahan Arumi dan Azka sama-sama menghentikan langkah kaki mereka.

Aliyah juga melakukan hal yang sama.

"Al, aku pulang bareng Azka ya, kamu tidak apa-apakan?" tanya Arumi agak tidak enak.

"Iya Rum tidak apa-apa, ya sudah aku duluan ya," pamit Aliyah dan langsung berlalu pergi dari hadapan kedua sejoli itu.

Setelah Aliyah berlalu pergi, Azka langsung mengandeng tangan Arumi dan membawa Arumi ke mobilnya.

Aliyah siang ini berjalan kaki sendirian, ia tadinya mau naik taksi tapi males dan akhirnya ia memilih pulang jalan kaki. Lagian tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari sekolahnya.

"Arumi, pacaran kamu sudah terlalu berlebihan, aku takut terjadi sesuatu padamu," sebagi seorang sahabat Aliyah sebenarnya sangat kawatir pada Arumi.

Aliyah menghela nafas sambil terus melangkahkan kedua kakinya menuju ke rumahnya.

Sudahlah buat apa juga memikirkan Arumi, lagian sudah besar dan tahu mana yang baik dan mana yang tidak?

Sesampainya di depan rumahnya, ia melihat Ayuna duduk di depan teras rumahnya sambil memeluk boneka boba warna pink. "Kenapa Ayuna di depan rumahku?" batin Aliyah dalam hati.

Aliyah mendekati anak cantik itu, Ayuna ternyata sedang menangis.

"Ayuna, kamu kenapa sayang?" tanya Aliyah pada anak cantik yang ada di hadapannya, ia duduk mensejajarkan dirinya dengan Ayuna.

"Kak cantik, aku sedih karena papa tadi marah padaku," jawabnya dengan nada lucu dan wajah yang begitu menggemaskan.

Aliyah menatap lembut Ayuna, di belailah kedua pipi Ayuna dengan lembut dan penuh kasih sayang, sungguh keibuan sekali Aliyah saat ini.

"Katakan pada kakak, kenapa papa Ayuna marah pada Yuna?" dengan nada lembut Aliyah bertanya. Aliyah yakin pasti duda tampan itu marah pada Ayuna, mungkin Ayuna bandel atau rewel namanya anak masih kecil, jadinya harus sabar.

Ayuna tiba-tiba memeluk Aliyah dengan erat.

"Aku tidak mau makan, terus papa marah padaku," jawabnya terdengar begitu sendu.

Aliyah mengerti, ia mengusap-usap punggung Ayuna dengan lembut.

"Sudah jangan menangis, kan papa marah untuk kebaikan kamu sayang," nasehat Aliyah dengan nada lembut.

"Lalu papa mana?" tanya Aliyah sambil melepaskan Ayuna dari pelukannya.

"Papa sedang jalan pulang dari kantor kak, tadi papa marahnya di telpon, terus aku kabur kak," ceritanya pada Aliyah.

Astaga lucu sekali anak sekecil ini kabur dari rumah, untung saja kaburnya cuma di depan rumah. Coba kalau jauh, entah apa yang akan terjadi pada anak manis ini?

Tak selang beberapa lama Bima sampai di rumah, ia langsung turun dari mobilnya dan menuju masuk ke rumah untuk mencari putri kecil kesayangan.

"Mana Yuna, sus?" tanya Bima pada suster Ayuna.

"Kami sedang mencari nona kecil, tuan. Tadi dia kabur, apa ngumpet di sebuah ruangan atau dimana? Kami belum menemukan nona," jawab Wati, yang tidak lain adalah suster Ayuna selama ini.

Bima menghela nafas berat, ia sangat kawatir pada putrinya.

Bima beranjak keluar dari dalam rumahnya, ia yakin kalau Ayuna pasti ada di suatu tempat.

Bima langsung pergi menuju ke rumah Aliyah, ia yakin kalau putrinya pasti ada di rumah Aliyah.

"Ayunnnaa!!"

Seru Bima, lega sekali melihat Ayuna sedang duduk bersama dengan Aliyah.

"Papa!!"

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

Lucunya Yuna... untung kaburnya ke rumah tetangga y

2022-12-10

2

Eka ELissa

Eka ELissa

ayuna udh mulai sayang tu ma kk alya..😁😁

2022-10-29

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-10-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!