BUKAN MANUSIA
Namaku Rindu. saat aku sedang berjalan, tanpa sengaja aku menabrak seorang Pria tampan.
Aku begitu terpana dengan pesona yang di pancarkan oleh Pria di hadapanku. Ia bertubuh kekar, wajah tampan, dan juga senyumnya yang manis membuat hati ini meleleh seketika.
"Ya tuhan, seindah ini Ciptaan mu! " Gumam ku dalam hati.
"Hallo! kau baik-baik saja, Nona? " ujarnya.
Ucapannya membuyarkan lamunanku. "Eh! tidak, Aku tidak apa! " Sahutku.
"Syukurlah! " Ucapnya seraya tersenyum manis.
Senyumnya sungguh membuat hati ini begitu meleleh. Apakah ini yang di namakan Cinta pada pandangan pertama. Entahlah!
"Apa, Mas baik-baik saja? " Tanya ku padanya.
Ia pun mengangguk. "Ya, Aku baik-baik saja! " Jawabnya.
Aku menghela nafas lega. " Syukurlah. Maaf atas kejadian yang tidak mengenakan tadi! " Ucapku.
"It's Oke, No problem! " Sahutnya.
Ia pun memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangannya. " Perkenalkan Namaku Arjuna! " Ucapnya memperkenalkan diri.
"Rindu! " Sahutku seraya mengulurkan tangan.
Ia tersenyum dengan sangat manis. "Oke, Rindu! salam kenal dari ku. Next time, kita bisa bertemu lagi. Jika begitu aku pamit! " Pamitnya.
Arjun pun pergi seraya melambaikan tangannya padaku.
"Bye! " Aku tersenyum seraya melambaikan tanganku.
Aku melanjutkan langkahku membeli beberapa makanan ringan.
"Pagi-pagi udah ketemu Pangeran tampan kayak gitu! " Ucapku.
Setelah selesai membeli beberapa makanan yang aku inginkan, Lekas aku segera pulang.
"Apakah nanti aku bisa bertemu kembali dengan Arjuna? " Tanya ku dalam hati.
Aku berharap bisa bertemu kembali dengan Arjuna. Entah, mengapa aku begitu candu dengan senyum dan juga parasnya yang Rupawan.
Wanita mana pun menginginkan Pria seperti Arjun, termasuk diriku. Ya, wanita mana pun aku begitu terpikat dengan pahatan wajah dari Arjuna.
"Ya tuhan, Semoga Arjun adalah jodohku. Namun jika dia bukan jodohku, Maka jodohkan kami berdua! " Pinta ku pada sang Kholiq.
Permintaan ku sungguh gila, Bukan? bagaimana tidak, Bahkan aku dan Arjuna baru pertama kali bertemu. Ah, mengapa aku lupa meminta Nomornya?
Ah, Aku berharap bisa kembali bertemu dengan Arjuna. Agar aku bisa meminta nomornya, dan jika bisa aku ingin meminta hatinya sekalian!
"Permintaan konyol macam apa ini? " Rutuk ku.
Malam hari tiba, Lekas aku segera beranjak menuju kamar tidurku. Rasanya begitu lelah seharian ini.
"Semoga aku bisa bertemu dengan Arjuna, Walau dalam mimpi! " Ucapnya seraya merebahkan diri dan memejamkan mata.
Aku tidur dengan sangat nyenyak, hingga tanpa sengaja Aku bertemu kembali dengan Arjuna.
"Rindu, aku mencintaimu! " Bisiknya lirih di telingaku.
Mata ku berbinar, kala Arjuna mengatakan hal itu. "Benarkah, apa yang kau katakan? " Ucapnya padanya.
Arjun mengangguk seraya tersenyum, kemudian ia mulai mendekati bibir ini.
Semakin dekat, dan lebih dekat. Sontak saja aku memejamkan mataku!
Tiba-tiba aku terbangun oleh suara Alarm yang begitu memekikan telinga. Lekas aku terbangun, dan melempar Alarm tersebut ke atas kasur.
"Dasar alarm sialan! " Decakku kesal.
Baru saja aku bermimpi indah, tapi mimpi itu sudah buyar oleh suara Alarm. Apakah dia tidak bisa menungguku sebentar saja?
Ingin rasanya aku memaki, namun Alarm hanyalah sebuah benda mati yang taj bisa mendengar omelanku.
Bisa saja aku memakinya, namun aku akan di cap sebagai orang gila oleh semua orang, sebab mengomeli sebuah Alarm.
Dengan berat hati aku pun bangun walau begitu malas bagiku beranjak dari tempat tidur. "Malas sekali rasanya harus berpisah dengan tempat ternyaman ini! " Ucapku sembari menepuk tempat tidur ini.
Dengan lemas aku pun segera meraih handuk dan lekas mandi pagi. Itu adalah kebiasan ku setiap pagi.
Selesai mandi, aku pun turun ke bawah untuk sarapan pagi. Sarapan pagi ini adalah nasi goreng, namun aku harus membuatnya terlebih dahulu.
"Andai, aku ini orang kaya. Akan aku suruh mereka ini dan itu! " Gumamku.
Aku menghela nafas, kemudian mulai membuat sarapan. Walau malas, namun aku harus memaksa diri ini untuk melakukannya.
Selesai memasak, aku pun menyajikannya di atas meja makan. Lantas segera menikmatinya seorang diri.
Ya, aku tinggal sendiri di rumah ini. Jika kalin bertanya mengapa? Sebab aku sudah menjadi yatim piatu sejak usiaku baru 15 tahun. Aku berjuang sendiri banting tulang, agar bisa melanjutkan hidup.
Rumah ini adalah peninggalan dari kedua orang tuaku. Orang tua ku tewas, sebab terlibat sebuah kecelakaan yang harus menewaskan kedua orang tuaku.
Saat itu aku ingin menyerah, aku ingin ikut bersama mereka. Namun keadaan terus memaksaku untuk bangkit. Hingga akhirnya aku pun bangkit dari sebuah keterpurakan ini.
Aku menikmati sarapan pagi ini dengan hati yang menahan kerinduan akan orang tua, rasanya hidup ini begitu hampa tanpa mereka. Ingin rasanya kembali ke masa dulu, aku ingin merasakan kebersamaan itu untuk terakhir kalinya. Ah, namun itu semua hanyalah sebuah harapan yang tak mungkin jadi nyata!
"Rindu kangen sama kalian semua " Gumamku
Aku menghentikan aktivitas makanku. rasanya hati ini begitu Rindu, akan sosok seorang Ayah dan Ibu. Bisakah aku bertemu dengan kalian berdua?
Tanpa terasa air mata pun jatuh dari pipi ini, betapa sulitnya hidup sendirian tanpa seorang pedoman dan penuntun dari kedua orang tua.
"Ayolah, Rindu. Kau harus bisa melewati masa-masa ini. Ayo semangat!! " Ucapku menyemati diri sendiri.
Lantas aku melanjutkan acara makanku dengan sedikit lebih tenang.
Selesai sarapan, gegas aku segera pergi ke kantor. Ya, aku seorang karyawan di sebuah perusahaan. Gaji yang tidak seberapa, tapi lumayan untuk menyambung hidup.
Aku harus bekerja dengan sangat keras di tengah Ibu kota yang begitu kejam ini. jika bekerja kita bisa makan, tapi jika tidak bekerja, maka jangan harap ada orang yang akan memberinya dengan percuma.
Jika kalian bertanya, mengapa aku tidak menjual rumah bertingkat ini? Alasannya adalah, karna ini adalah peninggalan satu-satunya dari orang tua ku. Ini adalah Kenangan masa kecil ku dulu. Maka dari itu aku enggan menjualnya, walau banyak yang menawar dengan harga fantastis.
"Kerja lagi, kerja lagi. Kaya enggak, pusing iya! " Sungutku.
Sudah bertahun-tahun aku bekerja di perusahaan, namun aku tidak pernah menjadi orang kaya. Gajinya hanya cukup untuk makan selama satu bulan saja. Itu pun sudah sangat beruntung, sebab hidup di kota yang segalanya terasa mahal. Maka kita harus pintar-pintar berhemat.
Aku pun menaiki angkot untuk bisa sampai di perusahaan tempatku bekerja. Sebenarnya malas jika harus berdesak-desakan dengan orang-orang di angkot ini, namun bagaimana lagi. Tarif yang begitu murah membuat kami tergiur untuk menumpanginya setiap hari. Walau rasa sesak, dan terkadang bau-bau aneh dari para penumpang kerap kali muncul, dan mengganggu indra penciuman.
"Kiri, kiri! " Teriakku.
Angkot pun berhenti di depan sebuah perusahaan yang telah menghidupi ku selama bertahun-tahun ini.
Aku segera masuk ke dalam, dan bergegas menuju ruanganku.
"Rindu, kok Loe telat sih? " Ucap temanku.
Aku menghela nafas. " Kayak gak tahu aja, kan di jalan macet, say! " Jawabku.
"Ya sudah, tapi kata Pak Ryan, kalo Loe telat lagi. Maka Loe harus out dari kantor ini! " Ungkapnya.
Aku yang mendengar hal itu pun, membulatkan mataku. "Apa? Loe seriusan? " Tanya ku.
Temanku mengangguk. " Soalnya Loe udah sering telat, Rindu. " Ucapnya.
Aku hanya bisa menghela nafas gusar sembari memikirkan nasib ini. Jika memang aku harus di keluarkan dari kantor ini.
Kemana aku harus mencari pekerjaan lagi?
"Ya tuhan, semoga aku tidak di pecat dari kantor ini! " Harapku.
Lantas aku duduk dan kembali bekerja seperti biasanya. Sampai jam istirahat siang pun tiba.
Aku segera menuju tempat makan terdekat dari kantor ini, agar tidak menyita waktu.
Saat aku berjalan, tapi fikiranku begitu melayang entah kemana. Tiba-tiba aku kembali bertabrakan dengan seseorang.
"Aww!! " Pekik ku.
"Sorry, sorry. Aku tidak sengaja! " Ucap seorang Pria.
Aku pun menganggat wajahnya ini, seketika aku begitu terkejut sekaligus senang.
"Mas Arjuna! " Ucapku sembari tersenyum.
Arjuna pun menyipitkan matanya, sepertinya ia sedang mengingat-ingat. " Rindu. Ya, kau Rindu kan? " Tanyanya sembari tersenyum.
Aku pun mengangguk sembari menampilkan senyum manisku, siapa tahu Arjuna terpincut!
"Ya tuhan, kita bertemu lagi di sini! Apa kabarmu? Apakah ada yang sakit? " Tanyanya cemas.
Aku menggelengkan kepalaku. " Tidak ada! " Sahutku.
"Kau mau kemana? " Tanyanya.
Aku menunjuk ke rumah makan sederhana yang berada diseberang sana. " Aku mau makan! " Jawabku.
Arjun melirik ke arah yang aku tunjuk. "Ya sudah, kebetulan sekali. Aku pun belum makan. Mari kita makan disana! " Ajaknya.
Sumpah demi apa, seorang Pria tampan ingin makan bersama ku di tempat makan lesehan kelas bawah. Ya tuhan, ini Pria idaman sekali!
Tanpa berbasa basi atau pun bertanya, aku pun menganggukan kepala seraya berjalan mengikuti Arjuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Laila antoniii
semangat, ya akak lanjut lanjut
2022-12-31
0
mom_abyshaq
apatuh yang nongol dibawah 🤭🤭🤭
2022-12-31
0
Juliantary
lalu arjun sebagai apa?
2022-12-31
0