CRAZY WEDDING
"APA!! MENIKAH!?"
Pekik gadis itu masih menggunakan jas putih panjang dengan kedua bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.
Pria dengan gaya elegan itu mengangguk santai. Kemudian menghampiri adik bungsunya itu.
"Jangan bercanda lo Kak." Dia menatap tajam sang Kakak.
Alando, Direktur Utama George Corp merupakan Kakak dari gadis itu menatap lekat adiknya.
"Ayolah dek, lagian lo nikah sama Bintang cuma setahun aja. Nggak lebih, setelah itu lo bisa bebas dan kembali ke kehidupan lo yang sekarang."
"Gila lo ya!! Nggak mau gue."
"Gue nggak mau hidup gue hancur cuma gara-gara rencana laknat lo itu Kak!!" lanjut Aluna.
Aluna George merupakan gadis berumur 23 tahun yang sedang menempuh pendidikan profesi dokter muda atau koas.
Cita-citanya sejak kecil adalah menjadi seorang dokter spesialis yang sukses dan menjalani kehidupan sempurna tanpa seorang laki-laki sampai tua nanti. Dan kemudian menyumbangkan seluruh hartanya kepada anak-anak yatim sebelum meninggal.
Cita-cita yang cukup mulia bukan.
"Ini demi perusahaan almarhum Papa dek. Perusahaan yang udah Papa rintis dari nol. Papa pasti bakalan sedih, kalau perusahaan yang selalu dia banggain bangkrut karena anak-anaknya yang nggak becus buat ngurus." Alando memasang wajah sedih.
Aluna berdecih. "Lo aja yang nggak becus buat ngurus perusahaan Papa. Akibat ulah dan kecerobohan lo perusahaan Papa bentar lagi bangkrut. Dan lo malah tumbalin gue buat nikah sama om-om itu. Cih."
Aluna bersedekap sambil menatap tajam Alando.
"Kenapa lo nggak tumbalin Kak Anya aja? Dia seksi, sesuai dengan kriteria om-om. Nggak kaya gue yang kaya triplek gini."
Huh! Aluna memang tak memungkiri jika bentuk tubuhnya memang jauh dari kata 'seksi'.
"Itu dia masalah nya. Bintang nggak mau sama janda." Alando mendengus.
"Cih."
"Jadi ayolah. Harapan perusahaan, gue dan Anya cuma ada di lo dek."
"Gue tetap nggak mau Kak." Aluna tetap pada pendiriannya. Sekali tidak maka tidak akan sampai kapanpun. "Lo dan Kak Anya masih muda dan masih bisa nyari duit sendiri setelah perusahaan bangkrut."
Anya juga merupakan kakak Kedua dari Aluna. Anya pernah menikah sekali dan dikaruniai sepasang anak kembar, lalu beberapa tahun kemudian suaminya meninggal akibat kecelakaan pesawat bersama kedua mertuanya.
"Nasib perusahaan, ratusan karyawan, gue, Anya dan ponakan-ponakan lo gimana?"
"Okey, Lo gak usah mikirin gue dan Anya deh. Tapi coba lo pikirin Asya dan Azka. Dua keponakan yang sangat lo sayang. Apa lo tega ngebiarin mereka melarat hidup miskin di jalanan trus nggak sekolah lagi. Dan gimana sama ratusan karyawan-karyawan yang mengharapkan makan dari kita, dari gaji yang kita kasih. Trus gimana juga sama biaya coas lo kalau misalkan perusahaan bangkrut dek. Coba lo pikirin lagi deh."
Aluna terdiam.
Ucapan Alando ada benarnya juga. Dia juga tidak bisa melanjutkan cita-cita mulianya jika tidak memiliki biaya. Mengingat selama ini yang memfasilitasi dirinya untuk berkuliah kedokteran adalah Kakaknya.
Tetapi dia juga tidak mau menikah muda.
Lalu apa yang harus Aluna lakukan?
"Dek ..."
Aluna menghela kasar.
"Okey okey gue mau. Tapi ada syarat."
Alando yang sudah mulai putus asa mendadak langsung mantap adiknya.
"Syarat apa? Apapun syarat lo bakalan kakak penuhi."
"Yakin?"
Alando mengangguk mengiyakan.
"Okey, gue mau nikah sama si Om om Bintang itu asalkan dia mau ngebebasin gue buat tetap lanjutin cita-cita gue dan ngebebasin gue buat ngelakuin apapun yang pengen gue lakuin seperti sekarang. Intinya jangan ada kekangan dari dia."
"Kan kita cuma nikah selama setahun, jadi otomatis gue pengen menjaga masa depan gue. Biar Setelah cerai, gue bisa kembali ngejalanin hidup gue senormal mungkin." Jelas Aluna sambil bersedekap.
Sebenarnya dia juga sangat berat hati untuk menikah. Apalagi dengan Om om. Ya walaupun setahu Aluna, umur calon suaminya itu sama dengan umur Kakaknya Alando tapi tetap saja bagi Aluna dia adalah om om.
Bayangkan saja Kakaknya sudah berusia 30 tahun dan otomatis pria itu pun sama. Sedangkan Aluna baru 23 tahun, masih belum cukup sebenarnya untuk menikah di usia muda.
Masa depannya masih sangat panjang, tapi ya sudah lah.
"Okey, Kakak akan ngasih tau ke dia. Dan kalau dia setuju maka Minggu depan kalian nikah."
"MINGGU DEPAN!!!!"
Kedua bola mata Aluna hampir keluar dari tempatnya.
"Nggak kecepatan Kak?"
"Lebih cepat lebih baik. Perusahaan kita butuh perusahaan Bintang secepatnya sebelum bangkrut dek."
Aluna hanya bisa mengangguk pasrah dan menerima nasibnya.
"Terserah lah, toh Aluna kan cuma tumbalnya Kakak di sini. Luna ngikut aja."
"Mama Papa mana Luna mau dinikahin sama om-om sih. Andaikan Mama Papa masih ada, pasti Mama sama Papa nggak setuju kalau Luna nikah muda, huuuaaaaaaaa," jerit Aluna dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments