BAB 4 PESONA BINTANG

Tak terasa sudah sebulan lebih, Aluna menjalankan perannya sebagai seorang istri dari Bintang Abigail Winata.

Aluna menjalankan perannya cukup baik di depan keluarga Bintang maupun kolega-kolega bisnis Bintang.

Tak jarang, Aluna sering diajak Bintang untuk makan malam bersama kolega-kolega bisnis Bintang. Dan Bintang akui Aluna cukup mendalami perannya sebagai seorang istri.

Walaupun Aluna hanya menjalankan peran itu dihadapan orang tua serta kolega-kolega bisnis nya. Tidak dengan di rumah, maka mereka akan menjadi dua orang asing yang tinggal di satu atap.

Apalagi mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama di rumah, layak nya suami istri pada umumnya. Mereka cukup sadar untuk tidak melakukan hal itu, mengingat umur pernikahan mereka yang tak akan lama.

Lebih tepatnya menghindar dari perasaan yang bisa saja tumbuh diantara keduanya.

Pukul 10 Malam, Aluna baru saja selesai menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Profesor Heru padanya.

Wanita itu terlihat merenggangkan otot-otot nya. Cukup melelahkan untuk hari ini.

Keadaan rumah sakit juga sudah mulai agak sepi, mengingat jam kunjung yang sudah habis. Maka tak heran jika mulai sepi.

Hanya ada beberapa dokter dan perawat yang berjaga di malam ini. Maupun beberapa pegawai-pegawai bagian administrasi dan keuangan yang sedang lembur.

Nayla menghampiri Aluna.

"Yuk pulang," seru Nayla.

"Lah dari tadi belum pulang lo?"

Nayla menyeder pada meja kerja Aluna.

"Gimana mau pulang, kalau si Dokter Citra nyuruh gue cek kondisi kesehatan semua pasiennya yang rawat inap. Mana banyak banget lagi pasiennya."

"Dan lebih parahnya, gue harus bolak balik dari lantai 4 ke lantai 2 selama beberapa kali Lun. Trus habis itu gue harus ngasih hasilnya ke Dokter Citra. Parah kan."

"Syukuri aja Nay. Jadi Dokter ya harus gitu, apalagi kita nih masih koas. Musti banyak belajar lagi, justru harusnya lo bersyukur karena nggak semua orang bisa kaya kita."

Nayla mengangguk setuju.

"Yaudah, pulang yuk. Pengen cepat-cepat meluk guling sama rebahan di kasur empuk nih," ajak Nayla.

"Yuk, gue juga udah selesai."

Aluna dan Nayla pun segera pergi meninggalkan rumah sakit. Aluna terlebih dahulu mengantarkan Nayla pulang, baru setelah itu dia pulang ke rumah nya. Maksudnya rumah Bintang.

Tepat pukul 12 lewat, Aluna akhirnya sampai di rumah. Karena jarak antara rumah Nayla dan rumah Bintang ini cukup jauh, membuat Aluna sampai hingga larut seperti ini.

Hening, itulah yang Aluna rasakan saat dia masuk ke dalam rumah mewah ini. Sebagian lampu bahkan sudah dimatikan, hanya tersisa beberapa saja.

"Mbok Darmi kayanya udah tidur," gumam Aluna sembari meletakkan tasnya.

Karena dari tadi siang dia tidak makan apapun, maka wanita itu berinisiatif untuk menuju dapur mencari makanan pengganjal perut. Ya setidaknya walaupun sedikit, bisa mengganjal perut dan lambungnya.

Aluna membuka kulkas dan tak menemukan satu pun makanan jadi atau siap dimakan. Dia beralih kepada sekotak susu.

Dia mengambil dan menuangkan nya di dalam gelas. Kemudian duduk di atas meja makan, mengambil lagi satu buah apel. Seperti nya ini akan cukup mengganjal perut.

"Lumayan lah, lagian susu dan buah. Kurang sehat apa coba," gumam Aluna pada dirinya sendiri.

Sembari itu, dia memeriksa ponselnya yang terdapat satu notif pesan masuk. Dia tersenyum. Ternyata itu merupakan video yang dikirim Anya. Terlihat dua keponakan yang paling disayangi sedang memberikan ucapan-ucapan semangat padanya. Seolah-olah mereka tahu bahwa hari ini, Tantenya sudah melewati hari yang begitu sangat melelahkan.

Hingga tanpa Aluna sadari ternyata Bintang sudah berdiri di belakangnya, ikut menonton video tersebut.

"Ehem ..."

Aluna kaget dan berbalik.

"Astagfirullahaladzim, lo sejak kapan di situ?" Aluna menggelus dadanya pelan.

"Tadi."

Aluna mendelik. "Lo ikut nonton videonya?"

"Iya."

"Aiissshhhh."

Aluna mematikan ponsel dan segera menghabiskan susu dan apelnya.

Bintang beralih duduk di sebelah Aluna.

"Kenapa baru pulang jam segini?"

"Nih orang kepo juga yah." Batin Aluna.

"Bukan urusan lo. Lagian kita udah janji kan, nggak bakalan ngurusin urusan masing-masing."

"Tapi nggak dengan pulang larut malam." Ucap Bintang santai.

"Kamu adalah istri saya. Jika kamu pulang larut malam terus, nanti ada yang melihat dan berspekulasi aneh-aneh gimana? Biar gimana pun, kamu harus tetap menjaga nama baik saya sebagai suami kamu Lun."

Aluna mendengus.

"Trus mau lo gue nggak boleh pulang larut malam gitu?"

"Yah. Seperti biasanya."

"Tapi kalau gue lembur gimana? Biar bagaimanapun, gue ini punya kerjaan dan cita-cita juga." Jengah Aluna.

"Usahakan untuk tidak pulang larut malam, okey. Batasnya jam 10, jika lebih kamu akan saya hukum." Putus Bintang.

"Dih sukanya ngancem. Emang lo mau ngehukum gue apa? Berani lo hukum gue, hah!!"

Bintang menarik sudut bibirnya. "Kamu nantangin saya?" Bintang menggeser kursinya mendekati Aluna.

"Nnn-nggak ada yang nantangin kok. G-gue cuma nanya, emang lo berani ngehukum gue. Itu aja, nggak ada yang nantangin lo." Aluna mulai waspada ketika Bintang duduk begitu sangat dekat dengan nya.

"Itu namanya nantangin Aluna." Bintang mendekati wajah Aluna. Membuat bulu kuduk Aluna meremang.

"Anjiiir, mau ngapain nih mas Susata. Tapi kalau dilihat dari dekat gini, dia tambah ganteng juga. Astagfirullahaladzim Luna, sadar woi sadar." Batin Aluna.

"Emang iya?"

"Menurut kamu?"

Aluna menggeleng.

"Jika kamu tidak menuruti apa yang saya katakan. Maka saya bisa melakukan hal diluar ekspektasi kamu Luna. Hal-hal yang melewati batas mungkin." Bisik Bintang.

Keduanya saling bertatapan. Aluna bahkan sudah terhipnotis dengan tatapan elang Bintang. Tatapan tajam, namun terlihat seksi bagi Aluna.

Bintang membelai lembut pipi Aluna, dagu hingga turun ke bibir ranum nan indah milik Aluna.

"Contoh nya ini mungkin." Bintang mengelus bibir ranum itu dengan lembut. "Saya bisa melakukan hal itu jika saya mau, karena kamu itu sah istri saya. Jadi jangan coba-coba membantah perintah maupun menantang saya Aluna George. Jika tidak ingin hal itu terjadi."

Keduanya kembali terdiam.

Bintang kemudian berdiri, sedangkan Aluna masih bergeming di tempat nya. Kembali mencerna yang baru saja terjadi.

"Kamu paham."

Aluna tak bergeming.

"Aluna George."

"Yahh." Jawab Aluna cepat. Pikirannya masih berkenalan entah kemana.

"Kamu paham kan ucapan saya barusan."

"Ii-iya .... sepertinya."

"Tidurlah. Sepertinya kamu kelelahan."

Aluna hanya mengangguk patuh seperti orang bodoh. Bukan nya sengaja, tapi otaknya masih mencerna yang barusan terjadi. Kenapa dia bisa dengan mudahnya jatuh ke dalam pesona tatapan maut Bintang? Kenapa bisa.

"Apa perlu saya temani?"

"Temani tidur?" tanya Aluna.

"Temani sampai depan pintu kamar. Kamar kita kan bersebelahan."

"Ah iya juga yah."

"Aluna, lo kenapa sih. Ah goblok, kenapa otak lo nggak bisa berpikir jernih." Batin Aluna.

"Ayo." Bintang menggenggam tangan Aluna, menarik nya menuju lantai atas tempat kamar mereka berada.

Selama menaikki anak tangga Aluna hanya terdiam, berbeda dengan Bintang yang sudah tersenyum tipis tanpa Aluna sadari.

Sepertinya hobbi barunya kali ini adalah menjahili Aluna.

"Wanita aneh yang cukup menarik." Batin Bintang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gila. Ini benar-benar Gila Aluna George."

"Lo udah gila, fiks." Ucap Aluna sambil mondar-mandir di dalam kamar.

Tadi setelah Bintang menemani nya hingga depan pintu kamar, Aluna langsung bergegas masuk, menguci dan kembali memikirkan yang baru saja terjadi di meja makan.

Memang tidak terjadi hal yang lebih dari itu. Tetapi, Aluna baru saja menganggumi suaminya sendiri. Ah, lebih tepatnya suami yang tak diinginkan Aluna.

Aluna juga baru saja tenggelam ke dalam pesona Bintang.

"Ini nggak bisa dibiarin. Kalau dibiarin bisa bahaya." Aluna menggeleng.

"Ingat Aluna, jalan hidup lo masih panjang. Ini nggak masuk ke dalam list hidup lo, okey."

"Pernikahan ini cuma setahun, lo nggak boleh ngelakuin hal ceroboh atau terjerumus hal ceroboh yang bisa membahayakan masa depan lo."

"Tapi tadi ..... AAAAAAAAAAAAAAA Mama Papa, apa yang harus Luna lakukan."

"Dasar om om pedofil. Goblok ah gue, huuuaaaaa."

"BINTANG Goblokkkkkkk, kenapa gue jadi jatuh ke dalam pesona dia ... huuuaaaaa."

Terpopuler

Comments

hasatsk

hasatsk

ceritanya menarik

2025-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!