"Yaampun say ... you cantik banget sih. Eke yakin deh, calon suami you pasti akan terpanah dan klepek-klepek pas ngelihat you dengan dandanan seperti ini." Ucap seorang MUA pria yang memiliki gaya agak kemanyu.
Aluna hanya melirik sinis MUA tersebut dari arah pantulan cermin.
Setelah bernegosiasi panjang dengan Alando kakaknya untuk mengundur hari pernikahan yang seharusnya dilaksanakan satu minggu setelah perdebatan itu. Akhirnya pernikahan itu berhasil diundur menjadi 3 minggu setelahnya.
Ya walaupun tidak terlalu lama. Tetapi setidaknya Aluna bisa memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan dirinya lagi dan mencerna kembali semua nasib buruknya ini.
Nasib buruk perihal pernikahan gila yang direncanakan oleh Alando dan calon suaminya untuk menyelamatkan perusahaan keluarga Aluna.
Jika bukan karena perusahaan keluarganya dan cita-cita, maka Aluna tidak akan sudi mengikuti kemauan Alando.
"Senyum dong say, masa dari tadi eke lihat you cemberut mulu. Nanti aura pengantin barunya bisa ilang lho, kalau mempelai wanita nya kelihatan cemberut dan judes kek gini." Ucap MUA itu sembari merapikan beberapa helaian rambut Aluna.
"Ribet!!" Satu kata pertama yang keluar setelah beberapa jam Aluna di make up oleh MUA tersebut.
Bisa diakui Aluna saat ini begitu cantik dengan make up natural dan balutan kebaya modern yang pas ditubuhnya yang sintal.
Namun, dibalik kecantikan itu tak ada sedikitpun wajah bahagia maupun guratan senyum yang terpancar dari wajahnya.
Hanya ada tatapan sinis dan wajah tanpa ekspresi dengan banyak pikiran yang berkecamuk didalamnya.
Dan semua orang paham akan hal itu. Baik itu Alando, Anya maupun calon suaminya Bintang.
Berbanding terbalik dengan kedua calon mertuanya. Orang tua dari Bintang, Mr dan Mrs Winata. Mereka sangat bahagia menyambut pernikahan putra semata wayangnya.
Mereka tidak tahu bahwa pernikahan ini merupakan pernikahan yang direncanakan oleh putranya untuk mengelabuhi mereka.
Karena usia putra tunggal mereka yang sudah menginjak 30 tahun. Membuat mereka khawatir jika putra mereka tidak akan menikah sampai kapanpun akibat trauma masa lalu.
Terlebih lagi mereka juga sudah tua, mereka takut tak bisa melihat pernikahan putranya. Hingga mereka memutuskan untuk menjodohkan Bintang dengan seorang model blasteran Indonesia-Belanda.
Namun sayangnya, Bintang bersih keras tidak ingin dijodohkan dengan wanita tersebut dan berjanji dalam waktu dekat akan membawa calon istri nya untuk segera dinikahi.
Dan bertemulah Bintang dengan sahabatnya yang kebetulan sedang membutuhkan bantuan nya. Siapa lagi jika bukan Alando.
Hingga mereka pun sepakat dengan perjanjian yang mereka buat. Namun sangat merugikan bagi Aluna.
Perjanjian agar Aluna menjadi istri sementara bagi Bintang selama satu tahun lebih dan Bintang akan membantu menopang kembali perusahaan Alando yang hampir bangkrut hingga kembali seperti dulu.
Aluna akan menjadi istri Bintang untuk membuat orang tua Bintang tidak menjodohkan Bintang dengan model tersebut lagi. Dan tentu saja pernikahan itu juga didasari oleh beberapa peraturan dan syarat yang sudah Aluna ajukan sebelumnya.
"Ingat dek, di depan orang tua Bintang lo harus kelihatan bahagia," pesan Alando sebelum acara ijab Kabul dimulai.
"Hum."
2 minggu sebelumnya, Aluna sempat bertemu dengan calon mertuanya. Dan Aluna akui calon mertuanya begitu sangat baik padanya dan terlihat begitu menyayangi Aluna. Walaupun mereka baru kenal.
Aluna bahkan tidak tega melihat kedua orang tua Bintang yang seolah dipermainkan oleh rencana bodoh Bintang dan Alando. Bagaimana bisa dia ikut dalam permainan bodoh ini.
Bahkan dalam 3 minggu saja, Bintang berhasil menyiapkan sebuah pernikahan sederhana namun tetap terlihat berkesan. Semuanya Bintang siapkan sampai ke detail-detail nya, agar tak ada satupun orang yang curiga tentang pernikahan sementara ini.
"Yaampun menantu Bunda cantik banget. Bintang memang tidak salah pilih istri." Mrs. Winata datang menghampiri Aluna dengan senyum manis.
Aluna yang dipuji oleh mertuanya hanya tersenyum kikuk. Dia berusaha untuk mengikuti skenario Bintang dan Alando untuk terlihat bahagia dan baik-baik saja dengan pernikahan ini.
"Ah Tante bisa aja."
"Eh kok masih panggil Tante sih. Panggil aja Bunda, Bunda Mona. Jangan Tante. Kan sebentar lagi kamu udah resmi jadi menantu Bunda." Mrs. Winata mengelus punggung Aluna dengan sayang.
Aluna kembali tersenyum.
"Iya Tan- eh Bunda maksudnya."
"Gimana? Kamu udah siap? Tante dan Kak Anya yang bakalan temenin kamu turun ke bawah setelah ijab Kabul ya."
Aluna melirik Kakaknya, Anya yang baru saja masuk ke kamar. Acara pernikahan ini diadakan di kediaman keluarga mempelai wanita.
"Gimana An?" tanya Mona. Dia mencoba memastikan bahwa Bintang putranya sudah mengucapkan ijab Kabul, sehingga bisa membawa Aluna ke bawah.
"Alhamdulillah udah Bun. Sah." Anya tersenyum.
"Sejak kapan Kak Anya juga ikutan manggil Bunda ke Tante Mona?" Batin Aluna.
"Alhamdulillah." Mona beralih menatap Aluna yang masih bergeming. "Yuk nak, kita turun." Mona menggandeng tangan Aluna.
"Selamat ya dek, akhirnya sekarang kamu sudah sah menjadi istri Bintang." Ucap Anya dengan wajah sumringah.
"Selamat pala lo peak Kak! Gue akuin akting kalian semua bagus untuk main film layar lebar sih," batin Aluna.
Wajahnya sedikit kesel menatap Anya. Dan Anya tahu itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tepat pukul 22.15 serangkaian acara pernikahan Aluna dan Bintang pun akhirnya selesai.
Walaupun pernikahan ini sedikit tertutup tetapi tidak menutup kemungkinan acara pernikahan ini juga dihadiri oleh beberapa kolega bisnis dari keluarga Winata maupun keluarga George.
Makanya tak heran jika acaranya bisa selesai hingga larut malam seperti ini.
Dan kini Aluna sudah sah menjadi istri Bintang. Begitu pun juga Bintang yang sudah sah menjadi suami Aluna.
"Kamu bisa pakai kamar mandi nya terlebih dahulu, biar saya belakangan." Ucap Bintang sambil meletakkan jas, kemudian meraih ponselnya.
Aluna yang sedang menghapus riasan di depan cermin melirik sinis.
"Iyalah, bagus kalau lo sadar diri. Kan ini kamar gue, jadi gue yang harus pertama pake kamar mandinya."
Aluna langsung berdiri dan menuju kamar mandi. Tak lupa pintu kamar mandi yang ditutup dengan keras, hingga menimbulkan suara.
Bintang hanya menggeleng.
"Gilak ya, mimpi apa semalam gue bisa nikah sama calon om om kaya si Bintang," gerutu Aluna sambil bercermin di dalam kamar mandi.
Dia menatap dirinya yang masih mengenakan kebaya pernikahan di pantulan cermin.
"Tapi kalau di lihat-lihat gue cantik juga. Cuma kurang seksi aja." Ucapannya lagi sambil memutar-mutar di depan cermin.
Jika ada yang melihat Aluna saat ini, pasti mereka akan beranggapan bahwa wanita itu sudah gila akibat dipaksa menikah oleh Kakak-kakaknya.
"Seharusnya gue nggak nikah sama Bintang. Kan prinsip hidup gue adalah hidup tanpa menikah. Trus sekarang apa? Sekarang gue malah nikah."
"Mana nikahnya tanpa ada rasa cinta lagi dan cuma setahun. Gilak gak tuh."
"Gimana kalau gue ..."
Aluna menggeleng cepat.
"Gimana kalau gue sampe di hamilin Si Om Bintang?"
"Bisa habis masa depan dan sisa prinsip hidup gue."
"Ya walaupun si Om Bintang itu udah janji nggak bakalan ada itu. Tapi kan bisa aja dia kelepasan suatu saat nanti. Setahun lebih bukan waktu yang singkat lho Lun. Sadar Lun, gimana kalau sampe dia ngehamilin lo trus habis itu lo diceraiin. Trus lo jadi single mom, trus hidup lo ...."
"ARRRRGGGGGGGG ... NGGAK BOLEH. Jangan sampe itu terjadi. Kalau nggak ini bisa jadi mimpi buruk buat gue. Huuuaaaaa Mama, Papa ... huaaaa."
Aluna terus berbicara frustasi dengan dirinya sendiri di depan cermin sambil mengacak-acak rambutnya.
Apalagi jika membayangkan dia akan hamil anak Bintang suatu saat nanti, kemudian diceraikan setelah satu tahun mereka menikah.
"Luna, apa kamu baik-baik saja?" Suara dingin itu membuyarkan Aluna.
Aluna menatap ke arah pintu kamar mandi dan mendengar Bintang yang terus memanggil nya sambil mengetuk pintu.
"Luna, apa kamu baik-baik saja?" Ucap Bintang sekali lagi.
"Sialan. Dia pasti denger teriakan gue tadi!"
"Luna ...," Bintang terus mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil nama Aluna.
"Jika kamu tidak menjawab maka dengan terpaksa saya harus mendobrak pintu ini." Ancam Bintang hingga membuat Aluna terbelalak.
"Goblok, pintu kamar mandi kesayangan gue mau dirusakin. Awas aja."
"IYA IYA, GUE BAIK BAIK AJA. PUAS KAN. DAN KALAU SAMPAI LO RUSAKIN PINTU KAMAR MANDI KESAYANGAN GUE, AWAS AJA LO." Teriak Aluna dengan penuh emosi.
"Wanita aneh," gumam Bintang di luar sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments