Balas Dendam Seorang Panglima

Balas Dendam Seorang Panglima

Awal mula

Salam kenal buat readers yang sudah berkenan untuk mampir di karya receh kami.

Perkenalkan, saya author Anjana. Saya belum begitu mahir dalam menulis cerita Fantasi, dan masih banyak sekali kekurangan dalam menulis. Cerita ini bertemakan budaya Indonesia, seperti yang editor tawarkan kepada saya lewat misi kepenulisan. Dengan berani, saya mengambil daerah Lampung yang menjadi tujuan saya untuk menuliskan sebuah cerita.

Entah kenapa, saya begitu sangat tertarik dengan daerah Lampung, meski sebenarnya saya tidak bisa berbahasa Lampung.

Bagi warga Lampung yang membaca cerita novel saya ini, jika ada kesalahan mohon dikoreksi, sekiranya saya telah salah menulis.

Sekali lagi, ini hanya sebuah karangan semata lewat kehaluan saya sendiri.

Selamat membaca, dan kisah ini tidak panjang babnya, hanya sebuah pengenalan budaya dari daerah Lampung. Terimakasih.

.............

Dialah sosok lelaki yang sudah tumbuh besar,  pemuda tersebut diberi nama Anggara, seorang pemuda yang hampir tak pernah tahu tentang asal usulnya. Anggara yang telah ditemukan disebuah gubuk oleh seorang lelaki paruh baya di pinggiran sungai yang jarang dilewati oleh banyaknya orang yang lewat sewaktu masih bayi, dan tidak ada yang mengetahui tentang bayi siapakah gerangan.

Seseorang yang telah meninggalkan dirinya di dalam sebuah keranjang terlihat mewah itu, tidak diketahui siapa yang sudah begitu tega membuangnya di sebuah gubuk di pinggiran sungai.

 

Seorang lelaki paruh baya yang telah menemukan bayi yang terlihat seperti baru saja lahir, lelaki tersebut segera membawanya pulang dan mengasuh bayi itu dengan istrinya.

 

Dengan kehidupannya dari seorang sepasang suami istri yang sudah tidak lagi muda, juga jauh dari keramaian, sama sekali tidak banyak yang mengetahui tentang dirinya saat menemukan bayi yang baru lahir di sebuah gubuk pinggiran sungai yang dimana tempat tersebut jarang dilewati oleh orang-orang.

 

Dengan perasaan yang berbunga, lelaki tersebut dan istrinya merasa sangat bersyukur saat masih mendapatkan kepercayaan dari sang Pencipta, yakni dipertemukannya dengan bayi laki-laki yang baru lahir.

 

Dengan sepenuh hati dan jiwa raganya, Beliau bersedia untuk mengasuh bayi yang telah ditemukannya dengan penuh kasih sayang laksana anak kandungnya sendiri bersama sang istri untuk memberinya kasih sayang.

 

“Suamiku, bagaimana ini? Apakah tidak bermasalah jika kita merawat bayi ini tanpa sepengetahuan orang lain? Aku benar-benar sangat takut jika akan berakhir jadi tahanan, suamiku.”

 

“Tenang saja, istriku. Semua akan baik-baik saja, dan tidak ada yang tahu jika bayi ini adalah bayi yang kita temukan. Aku dan kamu akan merawat bayi ini hingga tumbuh dewasa, juga akan aku berikan ilmu beladiri yang aku miliki untuknya.” Jawab sang suami sebijak mungkin.

 

“Semoga saja, aku benar-benar sangat khawatir dan takut terjadi sesuatu pada diri kita maupun bayi yang kita rawat nanti.” Kata Sang istri yang penuh dengan kekhawatiran, dan akan berubah menjadi masalah untuknya hanya karena menemukan bayi dan merawatnya.

 

“Ya sudah, ayo kita pulang ke rumah.” Ajak dari suaminya karena takut akan diketahui orang lain yang kebetulan lewat.

 

Sang istri pun mengangguk, dan bergegas pulang bersama.

 

Sampainya di rumah, dengan telaten merawatnya dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua kandungnya sendiri.

 

Semakin lama waktu yang sudah dilewati dalam perjalanan hidupnya bersama keluarga kecilnya, seorang bayi yang diasuh oleh lelaki paruh baya bersama istrinya, kini bayi laki-laki itu tidak terasa sudah tumbuh menjadi pemuda dewasa.

 

Dengan didikan dari sang kedua orang tua asuhnya yang ternyata Beliau adalah pendekar yang telah berpengalaman dalam dunia persilatan, Angga mendapati pembelajaran ilmu kanuragan yang cukup matang untuk dipergunakan disaat genting.

 

Dari Anggara masih kecil hingga tumbuh menjadi pemuda dewasa, mereka berdua telah membekali anak asuhnya yang ditemukannya itu dengan banyaknya ilmu beladiri yang dimiliki. Bahkan, apa yang dipunya di berikan kepada Anggara.

 

Kehidupannya yang jauh dari keramaian, rupanya membuat dirinya hanya terpusat dari ilmu kanuragan yang dimiliki dan telah diajarkan oleh kedua orang tua asuhnya.

 

Hari terus berlalu yang sudah dilewati, pemuda yang dulunya hanyalah seorang bayi yang dibuang, kini telah tumbuh menjadi sosok pemuda yang gagah pemberani, juga memiliki kepribadian yang sangat baik.

 

Tidak pernah mengetahui siapa kedua orang tuanya, juga asal usulnya, Anggara merasa bersyukur dan sangat beruntung lantaran dia orang yang telah menjadi pengganti untuk kedua orang tuanya.

 

“Ayah, Ibu, bolehkah aku bertanya sesuatu pada kalian?” tanya Anggara disela-sela kedua orang tua asuhnya tengah duduk santai.

 

“Boleh, silakan tanyakan saja, anakku.” Jawab sang ayah dengan kode anggukan.

 

“Maaf sebelumnya, Ayah, Ibu. Aku hanya penasaran, kenapa banyak sekali yang bertanya tentang siapa aku ini?”

 

Tanya Anggara yang mencoba untuk memberanikan diri karena rasa penasaran yang sudah sekian lama ingin mengetahui silsilah tentang dirinya, lantaran selalu mendapatkan sebuah pertanyaan yang begitu bosan untuk didengar dari orang-orang disekitarnya.

 

Kedua orang tua asuhnya masih diam, mencoba untuk mengatur kalimatnya yang sekiranya pantas untuk menjawab pertanyaan dari Anggara.

 

“Kok kalian berdua diam? Apakah begitu kejinya kedua orang tuaku telah membuang aku, Ayah, Ibu?”

 

Keduanya tersenyum mendengarnya.

 

“Wahai anakku, sekarang kau telah tumbuh menjadi pemuda yang dewasa. Kini, usiamu juga bukanlah seorang anak yang kekanakan. Dan kamu sudah dapat menilai mana yang baik, juga mana yang buruk.” Jawab ayah asuhnya yang tidak ingin terburu-buru menjelaskan.

 

“Tapi rasanya aku sangat ingin tahu dari mana asal diriku ini, ayah. Tidak ada keinginan lain selain ingin mengetahui siapa aku yang sebenarnya. Jangankan untuk mengakuinya, untuk tinggal bersamanya mungkin sangat berat untukku.”

 

“Jangan mengatakan yang seperti itu, Nak. Apapun dan seburuk apapun kedua orang tua kita, tetaplah orang tua. Kita sebagai anak yang sudah dilahirkan, mereka tetap mempunyai perjuangan untuk menyelamatkan nyawa kamu, sekalipun harus membuangnya. Semua kejadian akan ada alasannya tersendiri, termasuk tentangmu.” Ucap Ibu asuhnya.

 

“Karena aku lebih bahagia tinggal bersama Ayah dan Ibu di rumah ini.” Kata Anggara.

 

“Ayah dan Ibumu mengerti, dan kami juga menyadari jika dirimu bukanlah anak kandung dari kami. Sebenarnya Ayah telah menemukan diri kamu disebuah gubuk kecil ditengah di pinggiran sungai. Juga, Ayah tidak mengetahui tentang adanya bayi itu. Yang jelas, kami menganggapnya seperti anak kandung sendiri. Tunggu sebentar.” Kata sang ayah, dan bergegas ke kamar untuk mengambil sesuatu.

 

Setelah itu, sang ayah keluar dari kamarnya dengan membawa sesuatu untuk ditunjukkan kepada putranya.

 

“Bukalah kain ini, mungkin ini yang akan membawamu pulang kepada kedua orang tuamu, dan keluargamu.” Ucap sang ayah dengan suara yang begitu berat untuk menunjukkan sesuatu barang yang dimiliki oleh Anggara dari bayi.

Terpopuler

Comments

Ajo Firman

Ajo Firman

kosa kata kalian pada ortu..biarpun ortu angkat...itu tak sopan..rubah dgn kata yg baik.

2023-01-28

0

fantasi jabar🤭🤭

fantasi jabar🤭🤭

sayang cuman sedikit bab nya gan

2023-01-26

0

Budi Efendi

Budi Efendi

mantap

2022-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!