Ingin membalaskan dendam

Begitu juga dengan Anggara yang sudah di kuasai oleh emosinya, berusaha untuk tidak terpancing emosinya untuk membentak ayah asuhnya.

Mau bagaimanapun, dirinya tidak berhak untuk menghakimi ayah maupun ibu asuhnya. Anggara sendiri menyadari, bahwa dirinya sudah dirawat dengan baik dan juga dididik dengan penuh kasih sayang.

Anggara mencoba untuk meredakan emosinya, agar tidak merugikan yang ada di dekatnya.

“Percayalah pada kami, Nak. Semua itu ada alasannya, kenapa kami harus berbohong kepadamu. Baiklah, akan kami jelaskan semuanya sama kamu. Dan Ayah berharap, kamu siap untuk mendengar penjelasan dari kami. Sebelumnya kami meminta maaf, karena sudah membohongi kamu cukup lwma, dan membuatmu kecewa.” Kata sang ayah.

 

“Terus, bagaimana ceritanya hingga Ayahku dan Ibuku meninggal?” tanya Anggara mencoba untuk tetap tenang, dan mengendalikan emosinya di depan kedua orang tua asuhnya. Mau bagaimanapun, mereka berdua sudah membesarkan dirinya hingga dewasa seperti saat ini.

 

Sejenak, sang ayah menghela napasnya. Yakni berusaha untuk tetap tenang saat memberi penjelasan kepada Anggara.

Mau seperti apapun keadaannya, kebenaran harus diungkapkan. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, setidaknya sudah memberi jawaban yang benar.

“Sebenarnya kamu telah dititipkan oleh ayahmu disaat diri kamu masih bayi baru lahir beberapa hari. Desa tempat tinggal kedua orang tuamu telah dihancurkan oleh pasukan kerajaan Pepadun.” Ucap ayah angkat Anggara mencoba memulai untuk menceritakan kebenarannya.

“Lantas, apakah penyebab Ayah dan Ibu kandung ku meninggal?” tanya Anggara yang begitu antusias untuk mendapatkan jawaban yang menurutnya itu adalah benar tanpa adanya rekayasa.

 

“Sebenarnya Ayahmu adalah seorang pendekar, kami berdua adalah teman seperguruan. Bahkan, Ayah kandungmu lebih berbakat daripada Ayah asuh kamu ini. Kehebatan Ayahmu terdengar oleh teman kami yang satunya, yakni bernama Shaka. Dia adalah teman seperguruan kami juga. Sakha telah mengabdi kepada kerajaan Pepadun, dan mendapatkan banyak kepercayaan dari kerajaan tersebut.” Terang damar  sebagai ayah angkat dari Anggara.

 

“Lantas, mengapa kerajaan Pepadun menyerang desa kami, Ayah?” tanya Anggara.

 

“Kerajaan Pepadun adalah kerajaan yang haus akan kekuasaan, Kerajaan Pepadun memiliki niat untuk menaklukkan kerajaan Semaka. Namun, selalu gagal. Kerajaan Semaka memiliki banyak orang yang sakti, sehingga pasukan dari Kerajaan Pepadun selalu mengalami kekalahan.” Terang ayah angkat Anggara.

 

“Lalu bagaimana dengan lelaki yang bernama Sakha, Ayah?” tanya Anggara dengan rasa penasaran tentang cerita kedua orang tua kandungnya.

 

“Sampai kedua kali Ayah kamu menolak penjemputan, Ayah kamu tetap menolaknya. Sekalipun dengan banyak emas untuk dijadikan imbal balik, tetap saja Ayah kamu tetap menolaknya. Sampai-sampai Sang Raja yang merasa disakiti oleh oleh Ayahmu, Sang Raja langsung murka pada orang tua kamu.” Jawab sang ayah asuhnya, sejenak menghela napasnya.

 

Anggara mencoba untuk mencerna cerita dari ayah asuhnya tentang menceritakan sosok mendiang ayahnya yang meninggal dalam peperangan. Berharap, semua dapat diselesaikan secepatnya dan semua akan terkuak atas kebenaran yang ada.

 

“Terus, bagaimana cerita selanjutnya, Ayah?” tanya Anggara yang sudah tidak sabar untuk mengetahui atas kebenarannya tentang ayahnya yang meninggal karena seseorang.

 

“Sang Raja memerintahkan agar  dijemput paksa, apapun alasannya, Sang Raja langsung  mengutus banyak pasukan untuk menjemput Ayahmu. Namun, Ayahmu masih saja tetap menolaknya. Pada akhirnya Sakha sebagai pemimpin dalam penjemputan itu, ia menawarkan sekali lagi perihal penjemputan nya kepada Ayahmu. Karena penolakan ketiga kalinya, maka terjadilah pertempuran di desa orang tua kamu. Dengan ambisinya, akhirnya Sakha bertarung untuk melawan Ayahmu. Sedangkan pasukan kerajaan membantai semua penduduk desa, juga ibumu terbunuh dalam penyerangan itu, yakni dalam beberapa hari melahirkan kamu.” Jawab ayah asuhnya sejenak menghela nafasnya kembali agar tidak salah berucap ketika hendak melanjutkan ceritanya.

 

“Lalu, bagaimana dengan diriku saat waktu bayi, Ayah?” tanya Anggara yang ingin mengetahui nasib dirinya saat dalam situasi yang sangat menegangkan itu.

 

Ayah asuhnya yang bernama Damar, akhirnya kembali untuk melanjutkan ceritanya. Cukup menyayat hati Anggara saat mendengar cerita bahwa ibunya telah meninggal karena terbunuh dengan keji oleh pasukan Kerajaan Pepadun.

 

Meski tak pernah melihat seperti apa rupa ayahnya dan ibunya, rasa sakit hati telah dirasakan oleh Anggara. Napas yang awalnya tidak terasa sesak, kini berubah terasa panas dan otaknya yang seakan berubah menjadi mendidih, juga begitu berat untuk menarik napasnya.

 

Kedua tangannya sempat mengepal kuat, yakni ingin rasanya membalaskan dendam kepada orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya.

Begitu sulit untuk mengendalikan emosinya yang memuncak, Anggara terus berusaha untuk tetap tenang dalam memikirkannya.

 

“Ayahmu yang bernama Samitra telah terluka parah karena harus melindungi dirimu dan ibumu agar terselamatkan, juga melindunginya penduduk desa yang lain. Walau berhasil menyelamatkan dirimu dan luka yang dialami ayahmu cukup terlalu berat dan cukup parah. Kami tidak sanggup untuk menolong Ayahmu pada saat itu, dan naas, Ayah kamu menghembus napas terakhirnya saat menitipkan dirimu kepada kami. Dan Ayahmu berpesan, agar kelak dirimu harus bergabung dengan kerajaan Semaka untuk mengalahkan kerajaan Pepadun yang sangat haus akan kekuasaan itu.” Jawab Ayah asuhnya.

 

“Bagaiman caranya agar diriku dapat bergabung dengan kerajaan Semaka, Ayah?” tanya Anggara ingin tahu.

 

“Berlatihlah dengan sungguh-sungguh bersama ayah dan ibumu disini. Ayah dan ibumu disini akan memberikan semua ilmu Kanuragan yang kami miliki untuk kamu.” Jawab Ayah asuhnya.

 

Anggara mengangguk.

 

“Baik, Ayah. Aku akan penuhi apa yang ditugaskan oleh Ayah, dan aku akan menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin sebelum kembali ke Kerajaan.” Kata Anggara yang dipenuhi semangat yang membara.

 

Rasa penasaran yang sudah menguasai pikirannya, sudah tidak sabar rasanya untuk segera mendatangi Kerajaan Semaka.

 

 

Terpopuler

Comments

Sofyan Muchtar

Sofyan Muchtar

belum jelas alasan penolakan untuk bergabung dengan kerajaan pepadun..

2022-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!