Pacarku Ternyata Adikku
Bel istirahat sekolah berbunyi.
"Yuta~!"
Uwah!!! Suara yang kutunggu-tunggu setiap jam istirahat. Suara yang membuat dunia terasa milik berdua. Suara yang memanggil namaku dengan lembut. Setiap mendengarnya, hatiku terasa ingin meledak.
Aku Yuta Mayasaki, pacar dari gadis yang ada di depanku ini. Banyak sekali hal yang membuatku suka sama dia. Parasnya yang cantik, dan juga—.
"Yuta?"
"E-eh, Siap!"
"Muu... Yuta kira aku tentara. Yuta lagi mikirin apa sih tadi?"
"Eh..? Bukan hal penting kok, aku cuman mikirin kenapa Giza selalu cantik setiap hari"
Mana mungkin aku bilang kalau aku lagi nge-simp dia ya 'kan!
Gadis yang ada di depanku ini namanya Giza. Kalo nama lengkapnya sih Giza Devalonna. Dia itu madona sekolah yang terkenal akan kecantikannya seperti dewi yang turun dari kayangan.
Terlebih lagi, rambut putih yang ia punya adalah rambut asli. Sama seperti rambutku yang juga asli berwarna putih.
Bagaimana aku bisa berpacaran dengannya? Yaa.. itu semua terjadi begitu saja. Aku menyatakan perasaanku kemudian ia menerimanya, se-simple itu.
Yah, walaupun dibilang simple, nyatanya sebelum berpacaran denganku, ia sudah pernah menolak 17 cowok yang menyatakan perasaan mereka kepadanya.
Mungkin ini salah satu privilegeku? Yah walaupun aku—
"Aw, aw! Aduh... sakit Giza"
Giza menyubit pipiku, padahal aku lagi bercerita di pikiranku. Aku mengelus pipiku karena kesakitan.
"Ih! Beneran deh, Yuta tuh lagi mikirin apa sih?!"
"Aku mikirin kamu Giza"
"Bohong"
"Bener deh, ngapain aku bohong"
"Muu..."
Gila! Dia imut banget oi kalo lagi cemberut sambil nge-gembungin pipinya yang kecil itu. Ya tuhan, semoga aku tidak mati karena keimutannya.
"Yaudah deh, aku percaya Yuta"
"Gitu dong, sayang Giza~"
"Iya, iya. Ngomong-ngomong, aku tadinya pengen ngajak Yuta makan bareng, tapi kayaknya Yuta gak bawa bekal ya?"
Sepertinya dia tahu kalo pagi ini aku kesiangan. Biasanya kita makan berdua di atap sekolah, tapi kali ini aku akan makan di kantin saja karena gak bawa bekal.
"Ehehe, iya Giza"
"Pasti kesiangan"
Bener 'kan? Pasti dia tahu.
"Begitulah, maaf banget ya Giza, aku hari ini makan di kantin aja, Giza bisa ajak teman Giza makan bareng"
Aku beranjak dari kursiku, yaa... aku agak menyesal sih karena sudah bangun siang, tapi yasudah lah.
"Tunggu!"
"E-eh?"
Giza tiba-tiba memanggil lalu memegang tanganku saat aku akan pergi meninggalkannya. Sentuhan tangannya itu sangat lembut seperti bulu kucing anggora.
"Kenapa Giza?"
"K-kalau gitu... Yuta makan bekal aku aja, kita makan barengan..."
Argh! Suara imut tsundere-nya itu menusuk hatiku hingga bagian terdalam. Baru kali ini dia mengajakku makan bekal miliknya bersama. Aku jadi penasaran apakah dia membuat bekalnya sendiri.
"Eh..? Bolehkah? Nanti takutnya Giza gak kenyang?"
"Yuta ngatain aku rakus?"
"Aduh... bukan gitu maksud aku Giza..."
Sifat ngeselinnya itu juga salah satu kenapa aku suka sama dia. Dia kalo lagi ngeselin imut.
"Yaudah, berarti aku anggap Yuta gak mau"
"E-eh, aku mau!"
"Tadi katanya takut aku gak kenyang?"
Tapi terkadang ngeselin banget ya...
"Yaudah deh gini, aku makan bekal Giza barengan, nanti minumannya aku yang traktir, gimana?"
"Umu... boleh deh"
"Nah sip! Ayo"
"Oke~"
Fyuh... untung dia gak ngambek.
Kami berdua berjalan menuju atap sekolah. Ada 4 lantai di sekolah ini, dan kelasku berada di lantai 3, jadi tidak terlalu jauh.
Dalam perjalanan banyak yang melihat kita dengan tatapan yang bermacam-macam. Ya... sebenarnya wajar sih, bisa melihat madona sekolah saat istirahat adalah sesuatu yang langka buat mereka.
Apalagi aku memegang tangan kecilnya Giza itu. Semua cowok yang ada di koridor sekolah menatap iri diriku.
Setelah beberapa saat, kita berdua sampai di atap sekolah. Alasan kenapa kita selalu makan berdua di sini adalah karena tempat ini sangat sepi.
Hampir tidak ada siswa yang pergi ke sini selama jam istirahat. Karena tempatnya yang sepi, kita bisa menghabiskan waktu berduaan di sini tanpa takut diganggu orang lain.
"Kamu bawa bekel apa Giza?"
"Lihat ini~!"
"Uwah! Karage! Sama sayur-sayuran juga, ini lengkap banget!"
Bekal yang Giza bawa terlihat mewah banget. Tidak seperti bekal yang aku bawa biasanya, cuman mie instant campur telor. Kadang aku dimarahi Giza sih karena bawa bekalnya mie terus.
"Ehehe~, aku tahu Yuta jarang makan sayuran 'kan? Pokoknya Yuta harus makan semua yang ada di sini termasuk sayurannya karena itu buatan aku"
Buatan dia? Serius nih? Rasa penasaranku tadi sudah terjawab ya.
"Ehehe.. iya aku jarang makan sayuran, tapi kalo buatan Giza, sebanyak apapun juga aku makan!"
"Oh bener ya? Kalau begitu mulai besok aku bawain sayuran terus buat Yuta"
"Emm... jangan sering-sering juga ehehe..."
"Yaudah, ayo dimakan Yuta———Ah!"
"Hnn? Kenapa Giza?"
Aku melihat wajah Giza tersentak dan kebingungan seperti "apa yang harus aku lakukan? begitu.
"Sendoknya cuman satu..."
Uwah! Ternyata itu toh, kukira hal penting... Ya ini sih hal penting! Kalau begini gimana caranya? Masa aku makan berdua pake sendoknya, dia tidak mungkin mau 'kan? Masa makan pake tangan? Aduh kepalaku pusing.
"E-eh... umm... yaudah aku makan pake tangan aja"
Pada akhirnya aku memutuskan makan pake tangan saja.
"Eh, jangan! Nanti tangan Yuta kotor... kita pakai sendok ini aja buat berdua..."
Hah? Sebentar-sebentar... aku lagi gak mimpi 'kan? Ini beneran nih Giza ngomong kayak gini? Gak mungkin.
"Eh..? I-itu 'kan ciuman tidak langsung, nanti Giza—"
"Gapapa 'kan? Lagi pula kita berdua pacaran..."
Guha! Ya memang bener sih kita berdua pacaran, tapi serius nih? Baru kali ini Giza se-agresif ini.
"O-oke deh.."
Huwah! Kenapa aku oke-in, bodoh sekali diriku.
"...Umm.. Yuuta sini—Ahn..."
Eh? Aku disuapin nih? Kenapa makin lama suasananya makin mirip kayak di anime rom-com. Ya aku bahagia sih...
"Ahn..."
"...Gimana? Enak ngga?"
"Emh... Enak!"
"Syukurlah.."
Giza lalu menyendok lagi makanannya untuk dia makan. Sumpah ya, dia ini beneran serius loh. Muka dia gak malu sama sekali.
"Giza"
"Hnn..?"
"Kapan-kapan aku ke rumah kamu ya, aku dimasakin makan sama kamu, hehehe"
"Boleh, oh iya aku mau bilang sesuatu"
"Kenapa?"
"Hari ini, ibuku akan pergi ke rumah pacarnya, aku juga ikut bersamanya"
"Hee..? Jadi kamu akhirnya mau punya ayah baru?"
"...Aku terpaksa.."
Hatiku tidak tahan melihat raut wajah sedihnya Giza. Aku berusaha untuk menghiburnya, tapi aku harus bagaimana?
Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama, ayahku seorang duda dan katanya dia punya pacar baru. Jujur saja aku tidak terima karena aku masih sayang sama ibu lamaku.
"Yang sabar ya Giza, kamu harus akrab sama ayah baru kamu nanti. Aku yakin ayah baru kamu bakal baik kok sama kamu"
Aku mengelus-elus rambutnya yang sangat lembut. Aku mencium samponya yang—Ehem!, aku tidak boleh mikir yang aneh-aneh.
"Mhm.. makasih banyak ya sudah menghiburku, Yuta"
"Tak perlu dipikirkan, sudah yuk kita lanjut makan"
"Mhm!"
Kita berdua pun lanjut memakan bekal punya Giza dengan sendok yang sama. Giza terus menyuapiku hingga makanannya habis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
ALBEDO
Menarik
2024-03-28
4
ALBEDO
Mantap
2024-03-28
2
dewi ayu 12
kenapa adiknya sendiri aja gk tau
2024-01-28
2