Ch.3 Menjenguk Fujii

***

Osis SMA Jayakarta terkenal akan kedisplinannya. Itulah alasan mengapa banyak siswa meminati organisasi ini.

Tetapi semenjak gadis bernama Ayane itu menjadi ketua osis. Banyak calon anggota osis yang mengundurkan diri.

Walau begitu, Ayane menjalani tugasnya sebagai ketua osis dengan sangat baik. Dengan kondisi osis yang kekurangan anggota saja ia masih bisa mengurusnya sendirian.

"Jadi, bagaimana menurutmu, Yuta?"

Jujur saja, aku orangnya agak malas untuk hal-hal seperti ini. Apalagi osis terkenal akan kesibukannya. Ya memang sih, ada Giza yang bisa jadi motivasiku, tapi ...

"Yuta ... mau, ya ...?" Giza mendekatkan mukanya ke aku.

Giza! Ini terlalu dekat! Astaga bisa-bisa aku mimisan nanti.

"Umm ... nanti aku pikir dulu deh"

"... Oke ..."

Semoga Giza gak marah.

***

"Yuta, Giza, Di sini"

Rito melambaikan tangannya memanggil kita berdua untuk mendekat ke arahnya. Kami sudah janjian untuk pergi menjenguk Fujii setelah pulang sekolah.

"Oke, ayo kita pergi sekarang?"

"Ayo ... eh tapi sebelum itu, kita bisa mampir ke minimarket dulu gak?" tanya Giza.

"Eh ...? Untuk apa Giza?" jawab Rito.

"Kami ingin beli buah dulu untuk diberikan kepada Fujii nanti"

Sebenarnya ini usulan Giza tadi sebelum kami bertemu Rito. Giza tidak mau menjenguk orang tanpa membawa apapun.

"Kalo gitu kita mampir di minimarket dekat rumah Fujii aja"

"Oke"

Setelah itu kami bertiga bergegas pergi ke minimarket yang dituju, membeli beberapa buah seperti pisang dan anggur. Lalu, kami pun sampai di rumahnya Fujii.

*Ting

"Fujii"

Rito memencet bel rumah Fujii sambil memanggil namanya. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari pintu rumah Fujii.

"Ara~? Rito sama Yuta ya?"–membuka gerbang rumah–"Silahkan masuk"

Dia adalah ibu Fujii. Jujur saja, wanita itu sangat cantik walaupun sudah punya anak dua. Pantas saja si Fujii itu ganteng. Memang keturunan ternyata.

"Ah, baik bu, permisi"

Kami masuk ke rumah itu berbarengan. Melepas sepatu sekolah kami lalu merapikannya di rak yang disediakan.

"Fujii dimana bu?" tanya Rito sambil melepas jaketnya.

"Ah ... dia ada di kamarnya, silahkan naik ke atas"

"Oke bu, permisi"

Setelahnya, kami menaiki tangga rumah itu menuju kamar Fujii yang berada di lantai dua. Sambil membawa buah-buahan yang kami beli tadi, aku mengetuk kamar Fujii.

*tok tok tok.

"Fujii, ini kami"

"Ah, Yuta? Silahkan masuk"

Aku membuka pintu kamar itu. Aku melihat Fujii yang terbaring di atas kasurnya sambil menatap langi-langit.

Tetapi tak disangka, kamar Fujii sangatlah rapih dan bersih. Tak seperti kebanyakan cowok pada umumnya.

"Eh ...? Ada Giza juga, toh, kukira hanya Yuta dan Rito"

"Ah, iya ... tadi aku diajak Yuta untuk ikut. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaanmu, Fujii?"

"Sudah membaik,"–Fujii bangkit dari tempat tidurnya–"badanku tidak sepanas pagi tadi"

"E-eh Fujii, kau jangan bangun dulu!"

Aku menegur Fujii yang tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya. Aku takut Fujii memaksakan dirinya.

"Tidak apa, aku tidak mau menyambut orang dalam keadaaan tertidur"

"Kak ...? Boleh aku masuk?"

Suara gadis terdengar dari balik pintu kamar Fujii sambil mengetuknya. Dia bilang 'kak'? Jangan-jangan dia adiknya Fujii.

"Ah, Alisa? Ya, masuk saja"

"Baik, permisi ..."

Sesaat setelah mendapat izin dari Fujii, gadis yang dipanggil Alisa oleh Fujii itu membuka pintu kamarnya perlahan sambil membawa nampan berisi teh di tangannya.

"Alisa?"

"Ah ... dia adikku, aku sempat bilang, bukan? Kalau aku punya satu adik kandung"

"Ah, ya kau benar"

Dugaanku benar.

Alisa membagikan teh yang dia bawa kepada semua orang di kamar itu.

Ngomong-ngomong, Alisa itu cantik juga ya. Kayaknya semua anggota keluarga Fujii cakep-cakep deh.

"Yuta ..."

"A-aw!"

Yuta mencubit pahaku sambil berbisik. Sepertinya Giza sadar kalau dari tadi aku menatap Alisa. Maaf Giza, aku tidak bermaksud seperti itu.

"Kamu ... kak Yuta ya?"

"Eh ...?"

Kok dia bisa tau namaku? Mukaku juga? Seingatku baru kali ini aku bertemu dengannya.

"Etto ... kamu pasti kaget karena aku tahu namamu. Tenang saja, kita memang baru kali ini bertemu, tapi kak Fujii sering menceritakan hal-hal tentang kak Yuta"

"Fujii ...

Aku menoleh ke arah Fujii sambil memasang tatapan tajam.

"Ehehe ... maaf, maaf"

Alisa tiba-tiba mendekat ke arah Giza.

"Dan kakak ini ... pacar kak Yuta?"

"Eh ... ah iya, namaku Giza"

"Namaku Alisa, salam kenal kak Giza"

"Iya ..."

"Dan ada kak Rito juga"

"Yo"

Setelah Alisa menyapa kami, ia pergi ke luar kamar sambil membawa nampan kosong di tangannya.

"Kau sepertinya akrab dengan Alisa ya, Rito?"

"Ah ... itu karena aku sering bermain ke rumah Fujii"

"Humu ... begitu toh"

"Oiya Fujii, ini kami buah-buahan untuk kau makan"

"Eh ... terima kasih banyak, padahal kalian tidak usah repot-repot"

"Tenang saja, Fujii"

Kami terus berbincang hingga sampai ke permasalahan tentang lomba basket yang sebentar lagi akan diadakan.

"Fujii, kau harus menjaga kesehatanmu, loh, sebentar lagi kita akan lomba 'kan?"

"Iya Yuta, aku yakin besok udah sembuh kok"

"Jangan sampai tim kita kalah gara-gara kau Fujii" celetuk Rito

"Yuta ..."

"Ah, iya kenapa Giza?"

"Pulang yuk, udah jam 7 malam ini"

"Oh ..."

Sepertinya aku ngobrol terlalu lama.

"Etto ... aku pulang dulu ya, Rito, Fujii"

"Ah, iya silahkan. Makasih ya sudah menjengukku"

"Santai saja"

"Hati-hati di jalan kalian"

Setelahnya kami berpamitan pulang kepada ibu Fujii dan juga Alisa.

Selama perjalanan pulang, aku berbincang dengan Giza.

"Giza ..."

"Iya?"

"Aku mau makan mie dong, ehehe"

"Eh ...? Bukannya kemarin udah makan mie?"

"Belum sayang ..."

"Hum ... yaudah kalo gitu, nanti aku masakin di rumah"

"Yey, makasih sayang"

"Iya, iya"

"Kamu imut banget Giza"

"A-a-ah ... benarkah?"

"Iya" aku mendekatkan mukaku ke Giza.

"E-eh ...?"

"Tuh 'kan? Imut banget"

"Yuta ... jangan menggodaku di jalan seperti ini"

"Habisnya, kita gak bisa kayak gini kalo di rumah 'kan?"

"Ya bener sih ..."

Tanpa terasa, kami sampai di rumah. Aku segera membuka pintu rumahku dan meletakkan sepatu ku di rak.

"Ibu, ayah, kami pulang"

"Oh, Yuta dan Giza, selamat datang"

Kami melihat orang tua kami sedang duduk berdua menonton acara TV kesayangan mereka.

"Kamu laper tidak Yuta?" tanya ibu.

"Ah, tenang saja bu, Giza akan memasakkan mie untuk Yuta"

"Ara~ Giza, kamu perhatian sekali sama kakakmu"

"B-bukan seperti itu ibu!"

"Ahahaha"

Aku tertawa kecil, lalu segera pergi ke kamarku. Aku bergegas membuka bajuku untuk berganti pakaian, kemudian ...

"Yuta, ini buah yang kamu titip tadi saat beli di minimar–AAAAA!"

"G-Giza?!"

Giza tiba-tiba membuka pintu kamarku tanpa mengetok terlebih dahulu. Dia teriak karena melihatku yang sedang telanjang dada.

"Eh ...? Ada apa itu di atas?"

"T-tidak ada apa-apa bu, tadi ada kecoa makanya Giza teriak"

Dasar Giza ... terkadang kamu ini ceroboh juga ya ...

Terpopuler

Comments

Hendra Hendra kepingoi

Hendra Hendra kepingoi

masa takut SM kecoak 🤣

2024-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!