Kamu Tidak Salah
"Apa marga anak mu nanti Marni!. jika kamu menikah dengannya!. Apa kamu tidak memikirkan keturunanmu yang tidak punya marga.
Lihat si Nina, mau menikah dengan orang suku lain, tidak dapat apa-apa dari marga keluarga". ucap ibu marni. saat aku dan pacarku yang bernama marni berkunjung kerumah orang tuanya di kota ini.
Aku berkunjung kerumah orang tuanya, karena kami ingin menjalani hubungan yang lebih serius. kami ingin menikah.
Aku adalah anak perantauan dikota besar ini. kota yang terkenal dengan berbagai suku dan ras yang komplit.
Berbagai suku yang ada di indonesia sudah berbaur untuk hidup di ibukota negara ini.
Tapi.. mengapa orang tua marni masih meng agungkan kalau anaknya harus mempunyai suami dari suku bangsa yang ada di provinsinya. untuk mendapat nama marga anaknya nanti.
Tapi menurutku, itu bukankah satu alasan. karena setiap suku yang ada punya kelebihan sendiri. Memang di suku ku mengikuti kekerabatan ibu, beda dari suku yang ada di indonesia yang mengikuti kekerabatan ayah.
Ya... aku bersuku minang. kalau orang luar provinsi sumbar atau luar pulau sering menyebut orang padang.
Padahal banyak orang atau tetangga bahkan artis dan pejabat publik yang menikah antar suku. Tidak ada batasan lagi untuk menjalin kekerabatan.
Apalagi yang masih satu iman. yaitu muslim. Syarat utama bagiku dan keluargaku.
Di keluargaku hanya itu syarat utamanya, dan untuk mencari pasangan hidup siapapun orangnya, sukunya, negaranya terserah, asal kita seiman.
Tapi.. keluarga Marni, pacarku. Tidak menginginkan menantu dari suku yang berbeda dengan asal tanah leluhur mereka.
Padahal aku dan marni sudah dekat hampir tujuh tahun. Kami dekat semenjak sama-sama baru menginjakan kaki di universitas yang sama di kota ini.
Aku yang berasal dari sumbar, melanjutkan kuliah di universitas negri di ibukota. Dan Marni memang orang tuanya sudah tinggal di kota ini. karena orang tuanya bekerja sebagai pengacara.
Dari awal kuliah kami sering bersama. awalnya memang dekat karena awal kuliah satu jurusan dan satu lokal. jurusan ekonomi mamagemen dan bisnis.
Karena sering bersama mengerjakan tugas dan sering mendapat kelompak yang sama. membuat kami dekat bahkan cerita dan berbicarapun nyaman.
Hingga akhir semester satu kami pun sepakat untuk pacaran. dan menjadi teman spesial.
Dan dari saat itulah kami sering jalan bareng dan belajar bareng.
Meskipun kami pacaran bisa dikatakan seperti pacaran anak muda umumnya. seperti pergi bareng naik motor, jalan-jalan keluar kota, kemping kegunung atau sekedar nonton atau clubing.
Tapi kami hanya berani sebatas pelukan dan ciuman. itupun hanya disaat tertentu, karena terbawa romantis saat nonton.
Kamipun lulus dan wisuda bersamaan. karena kami saling bantu dalam menyelesaikan skripsi. hingga selesai dan lulus bersama.
Setelah lulus, kami sama-sama mencari pekerjaan. Marni karena ada bantuan dari orang tuanya, mendapatkan pekerjaan di pemerintahan kota. meskipun masih honorer.
Sedangkan aku berusaha ikut tes di pemerintahan. Tapi belum rezeki. Dan aku bekerja pada perusahaan bagian ekspor impor.
Alhamdulillah aku lulus. Dan sudah hampir tiga tahun aku bekerja di perusahaan ini.
Hubunganku dengan marni pun semakin serius. Apalagi dengan aku yang sudah bekerja tetap. Dengan percayanya aku mengutarakan pada marni ingin menikahinya.
Karena umur kami sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. tentu sudah tidak waktunya lagi untuk pacaran seperti anak remaja. Akupun ingin membina rumah tangga bahagia yang selalu kami idam- idamkan.
Ditambah selama ini hubungan ku dengan keluarga marni juga baik- baik saja.
Aku memang sering datang kerumahnya, walau hanya saat lebaran datang dan masuk kerumahnya. Selebihnya tidak ada.
Tidak ada sepertinya penolakan dari orang tuanya padaku selama ini. Bahkan Marnipun juga sepertinya juga mau menerimaku untuk menikahinya.
Sekitar tiga bulan yang lalu kami sudah membicarakan kalau kami sepakat untuk menikah. dan kami akan membicarakan dengan orang tua kami.
Akupun sudah mengatakan pada orang tuaku di kampung, kalau aku sudah punya calon untuk aku nikahi. Dan orang tuaku mengizinkan asal seiman.
Aku rasa marnipun sudah membicarakannya. hingga aku percaya ajan di terima keluarganya.
Aku merencanakan untuk mendatangi orang tuanya setelah kami pulang liburan kemaren.
Kami akhir pekan kemaren pergi liburan ke puncak, untuk menghilangkan suntuk. Bahkan di saat liburan kemaren kami hampir kebablasan melakukan hubungan terlarang.
Kami memang pernah liburan kepuncak beberapa kali dan menginap satu kamar. tapi tidak pernah melakukan lebih, selain hanya tidur dan ciuman.
Flashback
"Sshh ...Astagfirullah... ". ucap Marni saat aku fokus menyedot pay***** marni.
"Astagfirullah....". ucapku saat menyadari tubuh kami sudah tidak berpakaian lagi.
Dan aku yang berada di atas tubuh Marni yang polos seperti bayi baru siap mandi. Karena tubuh kami sama-sama berkeringat.
Posisi marni yang mana kedua kaki Marni mengapit tubuhku. dan perutku yang tepat berada di atas inti tubuh marni yang tidak ada pembatas. karena aku sedang menyusu pada sumber asinya. juga tanganku memegang yang sebelahnya.
"Abang.... apa yang kita lakukan.... huhu...hu..". ucap marni menangis.
Aku yang juga panik, hanya bisa memeluk erat tubuh polos marni yang berada di bawah tubuh polosku. sambil mengelus dan menciumi kapalanya.
"Aku akan tanggung jawab Mar. kita harus secepatnya menikah". ucapku menenangkannya. menciumi kening dan matanya bertubi-tubi.
Marni mendekap tubuhku yang masih berada diatas tubuhnya. Dia menganggukkan kepalanya.
Perutku merasakan inti marni yang basah. Tapi juniorku menghilang dari penampakannya, bersembunyi dibalik selangkanganku yang terkepit. tadi aku merasa kalau juniorku mau berontak. tapi kini malu untuk menampakan diri.
Kepalaku berdenyut. tapi aku berusaha tenang.
Entah kenapa, malam itu kami hampir saja melakukan yang belum boleh kami lakukan.
Entah karena pembicaraan tentang rencana akan menikah, atau setan yang meng hantarkan kami pada perbuatan dosa. Hingga kami sudah telanjang berguling-guling di atas kasur penginapan.
Saling meraba, saling mencium, bahkan area terlarangpun sudah saling jamah dan cium.
Bahkan bibirku yang nakal meningalkan banyak tanda di dada dan leher marni. aku melihat jelas saat aku bangkit dari atas tubuh marni yang polos. Bukan hanya di sebelah pabrik asi marni. tapi di kedua pabrik asi itu. bahkan sampai ke sekitaran pusarnya banyak hasil karya bibir nakalku.
Begitupun tubuhku, ada beberapa tanda yang marni tinggalkan di dadaku. itu aku lihat saat aku mandi dan berkaca di kamar mandi penginapan.
Saat dikamar mandi aku yang melihat hasil karya bibir Marni. membuat juniorku bangun. dan... Croot. Tanganku beraksi.
Pagi Selesai aku mandi dan marni juga membersihkan tubuh. kami sepakat. agar segera saja kami menikah.
Seharian kami jalan-jalan dengan canggung. karena masih teringat perbuatan kami semalam. Marni yang biasa manja dan selalu memegang tanganku saat berjalan, dia malah berjalan agak mundur dari langkahku.
"Kita akan segera menikah. jangan takut". bisikku merangkul tubuhnya dan memeluknya erat. Aku mengecup keningnya, dan merapikan rambutnya yang tertiup angin puncak.
Marni mengangguk, dan membalas pelukanku. memasukan wajahnya ke dadaku yang tepat di wajahnya.
Marni memang tingginya sedadaku. marni yang mungil, tapi tubuhnya berisi. tidak kurus
Sore itu kami pulang kekota, dengan mobil yang aku kendarai. dan berencana besok sore aku akan mendatangi orang tua marni.
Karena kami sampai di kota sudah hampir jam sebelas malam, dan marni turun di depan rumahnya. dan pasti orang tuanya sudah istirahat. dan tidak sopan berbicara saat baru sampai.
Dan keesokan harinya sepulang aku bekerja, dengan menjemput marni terlebih dahulu.
Tapi... ternyata orang tuanya tidak memberi izin padaku untuk menikahi anaknya.
Bukan menolak langsung. tapi mengatakan secara tersirat kalau orang tua marni mengiginkan menantu yang punya marga dari provinsinya.
Betarti aku ditolak secara halus.
Flashback Off.
.
.
Jangan lupa like dan koment ya 🙏✌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments