"Masih berani kamu mendatangi rumahku!!. Aku sudah katakan padamu. Marni akan menikah dengan orang yang masih satu rumpun dengan moyang kami!!.
Aku tidak ingin punya menantu dari lain suku. apalagi suku orang tuamu. Akan dapat apa anakku di adatmu jika menjadi menantu mereka?!.
Kamu sebagai anak laki-laki tidak akan mendapat hak waris dari orang tuamu. Beda dengan suku kami. Anak laki-laki akan lebih diutamakan warisannya.
Akan berdampak baik untuk anak saya!". ucap ayah marni.
"Pak... aku sebagai anak laki-laki orang minang memang tidak akan mendapat warisan dari kaum kekerabatan ibuku. Tapi akan mendapat warisan dari harta yang didapat oleh orang tua kami.
Dan aku sebagai anak laki-laki ayahku juga sudah diberi warisan atas namaku. dan juga ada usaha yang akan aku kelola atas namaku. Bahkan aku akan.....".
"Apa usaha orang tuamu?!. Kamu hanya pegawai kecil di perusahaan yang tidak akan pernah ada peningkatan karir untuk menjadi pemilik perusahaan.
Dan yang aku tahu kebanyakan orang minang itu hanya sebagai pedangang. warung nasi. pedagang kaki lima dipasar-padar. Paling tinggi hanya jadi pedagang grosir di tanah abang. jarang yang aku dengar dari sukumu untuk jadi pejabat.
Beda dengan suku kami, yang banyak menjadi pengacara kelas nasional. bahkan pejabat". ucap ayah marni merendahkan sesama.
Danil merasa sakit hati, saat suku aslinya dan orang tuanya direndahkan. Tangannya terkepal, matanya menatap marah pada ayah marni. Awalnya dia sangat hormat dan menghargai ayah marni yang seorang pengacara. walau bukan pengacara kondang.
Tapi saat sukunya, kerabat dan sukunya yang dihina, danil menjadi sangat tidak terima.
"Pak, bapak boleh menghinaku. tapi jangan pernah menghina suku dari kampung serta orang tua dan kerabatku. Aku sebagai orang keturunan minang sangat tidak terima dengan ucapan bapak itu!". tegas Danil memandang ayah Marni.
"Aku datang kesini hanya untuk meminta restu pada bapak, agar aku diizinkan menikahi anak gadis bapak.
Tidak ada hal lain yang aku butuhkan. selain bisa menikahi marni". ucap danil.
"Aku tidak akan mengizinkannya. karena marni akan aku jodohkan dengan anak pengacara kerabat jauh ibunya. aku tidak...".
"Aku hanya akan menikah dengan bang Danil pa. Aku tidak terima untuk dijodohkan. aku tidak mau!". tegas Marni.
Dari tadi marni duduk di dekat mamanya. mendengar perdebatan antara papanya dan pacarnya.
"Apapun yang kamu katakan, kamu tetap akan menikah bulan depan. tidak ada bantahan!!". ucap papa marni.
"Aku akan keluar dari...".
"Bawa dia kedalam!!". teriak papa marni kepada mamanya marni.
"Tidak... aku akan pergi dengan Bang danil kalau papa tidak menurutiku!!". ucap marni menuju tempat Danil duduk dan memeluknya.
Danil berdiri mendekap tubuh marni.
"Lepaskan marni!!". ucap ibu marni menarik marni dari dekapan danil.
Terjadi tarik menarik antara mama marni dan marni yang m
"Aku kesini secara baik-baik bu, pak. Aku hanya mau menikahi marni. karena kami...".
"Aku tidak sudi kamu jadi menantuku. Apalagi sukumu, yang tidak akan bisa memberikan nama marga untuk cucuku kelak!!.
Apalagi tidak akan bisa mendapatkan warisan yang akan menjamin anak dan cucuku kelak". teriak mama Marni marah menarik tangan marni sekuat dia bisa.
"Tanpa warisan dari harta pusaka suku ibuku, orang tuaku sudah mempersiapkan bekal dan warisan untuk aku dan saudaraku. Dan insha allah bisa untuk memenuhi kebutuhan untuk berumah tangga". ucap danil.
"Berikan kami kesempatan dan kepercayaan untuk ber..."
"Tidak akan terjadi!!". Potong papa marni.
Lalu dia menarik marni sekuat tenaganya, hingga marni terlepas dari dekapan Danil.
"Cepat masuk!!". teriak ibu marni sambil menarik marni ke ruang tengah rumah mewahnya.
"Pergi dari rumahku!!". teriak papa marni kepada danil.
"Pak... kenapa baru sekarang bapak melarang kami untuk menjalin hubungan yang lebih serius?.
Selama ini kami menjalin hubungan tidak ada penolakan dari bapak dan keluarga disini!". ucap danil menghadap papa marni.
Dia ingin tahu alasan lain selain karena hanya berbeda suku di dua provinsi berbeda. padahal provinsi mereka bertetangga.
Bahkan sudah banyak pernikahan antar suku yang bersebelahan Provinsi itu.
Ya.. suku orang tua marni adalah suku batak yang beragama muslim.
"Karena selama ini aku buta, aku hanya memandang kamu yang sopan dan pekerja keras. Hingga anakku marni bisa menjalani hidup sederhana selama dekat denganmu.
Tapi semenjak Marni bekerja, dan kamu yang hanya pekerja rendahan di perusahaan besar. itu membuat pandanganku terbuka.
Apalagi adat dikampungmu yang tidak bisa memberikan marga untuk cucuku kelak. dan juga tidak akan mendapat warisan dari keluarga ibumu yang lebih mementingkan untuk anak perempuan.
Apa yang akan anakku banggakan jika menjadi menantu sukumu itu?!. bahkan harta keluargamu saja kamu tidak punya hak dan andil". ucap ayah marni menantang Danil.
Banyak ocehan ayah Marni yang merendahkan pekerjaan danil, suku keturunan Danil hingga penghasilan danil yang katanya tidak seberapa. Membuat danil ingin mengatakan kalau kekayaan orang tuanya dikampung. bisa menjamin untuk tujuh keturunan.
Marni tahu kalau orang tua danil mempunyai beberapa usaha di kampung, karena danil pernah membawa marni dua kali ke kota tempat orang tuanya di kampung halamannya. Seperti pernah berkunjung ketoko bangunan besar milik orang tuanya.
Dan marni juga tahu ada usaha orang tua Danil di kota besar ini. karena seringnya mereka berkunjung kesini. Tapi tidak tahu usaha apa yang dikembangkan di kota besar ini.
Tanpa Marni tahu. perusahaan tempat danil bekerja juga usaha ayah danil. Hanya saja danil sedang di tempa orang kepercayaan ayahnya untuk belajar dari bawah, di bagian pembukuan.
"Tapi ayahku sudah....".
"Keluar!!!!". teriak papa marni mendorong danil yang sedang berdiri di depannya.
Nafasnya tersengal setelah berkata keras pada danil.
"Pak... aku hanya".
Plak....
Satu tamparan keras mengenai pipi Danil. membuat wajah danil panas.
"Aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi!!". ucapnya.
"Security!!!!. tarik dan usir dia keluar !!". perintahnya keras.
Datanglah dua orang satpam menarik Danil keluar rumah mewah itu. danil berusaha memberontak. tapi kekuatan dua satpam membuat tenaganya tidak mampu melawan kedua tenaga satpam itu.
Danil di paksa memasuki mobilnya, dan disuruh segera keluar dari halaman rumah keluarga marni.
Setelah kejadian malam itu, yang sudah seminggu terjadi. danil benar-benar hilang kotak dengan Marni. Danil berusaha menemui marni dikantornya beberapa hari sesudah kejadian. dan marni ternyata sudah pindah bekerja di kantor pemerintahan kota yang dibagian lain. yang tidak mereka ketahui ke mana marni dipindahkan.
Entah bagaimana kuat dan berkuasanya orang tua atau kerabat bekingan marni. begitu mudahnya mereka memindahkan marni untuk bekerja.
Memang marni hanya karyawan honorer kontrak di pemda kota besar ini. Tapi sepengetahuan danil, jika karyawan kontrak akan sulit untuk berpindah secepat ini.
Bahkan kata karyawan yang danil temui di kantor tempat marni bekerja kemaren. marni sudah pindah bekerja hari rabu. Selisih dua hari setelah Danil diusir dari rumah orang tua Marni.
Sungguh tidak bisa dipercaya. punya bekingan yang kuat juga keluarga Marni. pikir danil.
Sebenarnya Danil sangat ingin menikahi marni. karena memang cinta dan sayang pada marni. mereka sama-sama sudah mengetahui sifat dan kebiasaan masing-masing.
Dan juga danil ingin bertanggung jawab kepada marni yang sudah dia jamah dan gr**², walau tidak sampai merengut kesucian marni.
Tapi sudah mengerayangi tubuh marni hingga ....
Tapi.. mendengar hinaan dan cercaan orang tua marni pada suku minang, kerabat dan kekeluargaan serta garis keturunan danil. Membuat harga dirinya sebagai seorang anak yang minang asli sangat murka.
ingin membalas kata-kata yang tidak enak didengar.
Ingin kabur dan berpaling dari marni, tapi hati danil sudah nyaman dengan marni. ingin lanjut?. perkataan orang tua marni sangat tajam. mengores sangat dalam di jiwa yang menjunjung suku dan kampung.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments