NovelToon NovelToon

Kamu Tidak Salah

BAB 1

"Apa marga anak mu nanti Marni!. jika kamu menikah dengannya!. Apa kamu tidak memikirkan keturunanmu yang tidak punya marga.

Lihat si Nina, mau menikah dengan orang suku lain, tidak dapat apa-apa dari marga keluarga". ucap ibu marni. saat aku dan pacarku yang bernama marni berkunjung kerumah orang tuanya di kota ini.

Aku berkunjung kerumah orang tuanya, karena kami ingin menjalani hubungan yang lebih serius. kami ingin menikah.

Aku adalah anak perantauan dikota besar ini. kota yang terkenal dengan berbagai suku dan ras yang komplit.

Berbagai suku yang ada di indonesia sudah berbaur untuk hidup di ibukota negara ini.

Tapi.. mengapa orang tua marni masih meng agungkan kalau anaknya harus mempunyai suami dari suku bangsa yang ada di provinsinya. untuk mendapat nama marga anaknya nanti.

Tapi menurutku, itu bukankah satu alasan. karena setiap suku yang ada punya kelebihan sendiri. Memang di suku ku mengikuti kekerabatan ibu, beda dari suku yang ada di indonesia yang mengikuti kekerabatan ayah.

Ya... aku bersuku minang. kalau orang luar provinsi sumbar atau luar pulau sering menyebut orang padang.

Padahal banyak orang atau tetangga bahkan artis dan pejabat publik yang menikah antar suku. Tidak ada batasan lagi untuk menjalin kekerabatan.

Apalagi yang masih satu iman. yaitu muslim. Syarat utama bagiku dan keluargaku.

Di keluargaku hanya itu syarat utamanya, dan untuk mencari pasangan hidup siapapun orangnya, sukunya, negaranya terserah, asal kita seiman.

Tapi.. keluarga Marni, pacarku. Tidak menginginkan menantu dari suku yang berbeda dengan asal tanah leluhur mereka.

Padahal aku dan marni sudah dekat hampir tujuh tahun. Kami dekat semenjak sama-sama baru menginjakan kaki di universitas yang sama di kota ini.

Aku yang berasal dari sumbar, melanjutkan kuliah di universitas negri di ibukota. Dan Marni memang orang tuanya sudah tinggal di kota ini. karena orang tuanya bekerja sebagai pengacara.

Dari awal kuliah kami sering bersama. awalnya memang dekat karena awal kuliah satu jurusan dan satu lokal. jurusan ekonomi mamagemen dan bisnis.

Karena sering bersama mengerjakan tugas dan sering mendapat kelompak yang sama. membuat kami dekat bahkan cerita dan berbicarapun nyaman.

Hingga akhir semester satu kami pun sepakat untuk pacaran. dan menjadi teman spesial.

Dan dari saat itulah kami sering jalan bareng dan belajar bareng.

Meskipun kami pacaran bisa dikatakan seperti pacaran anak muda umumnya. seperti pergi bareng naik motor, jalan-jalan keluar kota, kemping kegunung atau sekedar nonton atau clubing.

Tapi kami hanya berani sebatas pelukan dan ciuman. itupun hanya disaat tertentu, karena terbawa romantis saat nonton.

Kamipun lulus dan wisuda bersamaan. karena kami saling bantu dalam menyelesaikan skripsi. hingga selesai dan lulus bersama.

Setelah lulus, kami sama-sama mencari pekerjaan. Marni karena ada bantuan dari orang tuanya, mendapatkan pekerjaan di pemerintahan kota. meskipun masih honorer.

Sedangkan aku berusaha ikut tes di pemerintahan. Tapi belum rezeki. Dan aku bekerja pada perusahaan bagian ekspor impor.

Alhamdulillah aku lulus. Dan sudah hampir tiga tahun aku bekerja di perusahaan ini.

Hubunganku dengan marni pun semakin serius. Apalagi dengan aku yang sudah bekerja tetap. Dengan percayanya aku mengutarakan pada marni ingin menikahinya.

Karena umur kami sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. tentu sudah tidak waktunya lagi untuk pacaran seperti anak remaja. Akupun ingin membina rumah tangga bahagia yang selalu kami idam- idamkan.

Ditambah selama ini hubungan ku dengan keluarga marni juga baik- baik saja.

Aku memang sering datang kerumahnya, walau hanya saat lebaran datang dan masuk kerumahnya. Selebihnya tidak ada.

Tidak ada sepertinya penolakan dari orang tuanya padaku selama ini. Bahkan Marnipun juga sepertinya juga mau menerimaku untuk menikahinya.

Sekitar tiga bulan yang lalu kami sudah membicarakan kalau kami sepakat untuk menikah. dan kami akan membicarakan dengan orang tua kami.

Akupun sudah mengatakan pada orang tuaku di kampung, kalau aku sudah punya calon untuk aku nikahi. Dan orang tuaku mengizinkan asal seiman.

Aku rasa marnipun sudah membicarakannya. hingga aku percaya ajan di terima keluarganya.

Aku merencanakan untuk mendatangi orang tuanya setelah kami pulang liburan kemaren.

Kami akhir pekan kemaren pergi liburan ke puncak, untuk menghilangkan suntuk. Bahkan di saat liburan kemaren kami hampir kebablasan melakukan hubungan terlarang.

Kami memang pernah liburan kepuncak beberapa kali dan menginap satu kamar. tapi tidak pernah melakukan lebih, selain hanya tidur dan ciuman.

Flashback

"Sshh ...Astagfirullah... ". ucap Marni saat aku fokus menyedot pay***** marni.

"Astagfirullah....". ucapku saat menyadari tubuh kami sudah tidak berpakaian lagi.

Dan aku yang berada di atas tubuh Marni yang polos seperti bayi baru siap mandi. Karena tubuh kami sama-sama berkeringat.

Posisi marni yang mana kedua kaki Marni mengapit tubuhku. dan perutku yang tepat berada di atas inti tubuh marni yang tidak ada pembatas. karena aku sedang menyusu pada sumber asinya. juga tanganku memegang yang sebelahnya.

"Abang.... apa yang kita lakukan.... huhu...hu..". ucap marni menangis.

Aku yang juga panik, hanya bisa memeluk erat tubuh polos marni yang berada di bawah tubuh polosku. sambil mengelus dan menciumi kapalanya.

"Aku akan tanggung jawab Mar. kita harus secepatnya menikah". ucapku menenangkannya. menciumi kening dan matanya bertubi-tubi.

Marni mendekap tubuhku yang masih berada diatas tubuhnya. Dia menganggukkan kepalanya.

Perutku merasakan inti marni yang basah. Tapi juniorku menghilang dari penampakannya, bersembunyi dibalik selangkanganku yang terkepit. tadi aku merasa kalau juniorku mau berontak. tapi kini malu untuk menampakan diri.

Kepalaku berdenyut. tapi aku berusaha tenang.

Entah kenapa, malam itu kami hampir saja melakukan yang belum boleh kami lakukan.

Entah karena pembicaraan tentang rencana akan menikah, atau setan yang meng hantarkan kami pada perbuatan dosa. Hingga kami sudah telanjang berguling-guling di atas kasur penginapan.

Saling meraba, saling mencium, bahkan area terlarangpun sudah saling jamah dan cium.

Bahkan bibirku yang nakal meningalkan banyak tanda di dada dan leher marni. aku melihat jelas saat aku bangkit dari atas tubuh marni yang polos. Bukan hanya di sebelah pabrik asi marni. tapi di kedua pabrik asi itu. bahkan sampai ke sekitaran pusarnya banyak hasil karya bibir nakalku.

Begitupun tubuhku, ada beberapa tanda yang marni tinggalkan di dadaku. itu aku lihat saat aku mandi dan berkaca di kamar mandi penginapan.

Saat dikamar mandi aku yang melihat hasil karya bibir Marni. membuat juniorku bangun. dan... Croot. Tanganku beraksi.

Pagi Selesai aku mandi dan marni juga membersihkan tubuh. kami sepakat. agar segera saja kami menikah.

Seharian kami jalan-jalan dengan canggung. karena masih teringat perbuatan kami semalam. Marni yang biasa manja dan selalu memegang tanganku saat berjalan, dia malah berjalan agak mundur dari langkahku.

"Kita akan segera menikah. jangan takut". bisikku merangkul tubuhnya dan memeluknya erat. Aku mengecup keningnya, dan merapikan rambutnya yang tertiup angin puncak.

Marni mengangguk, dan membalas pelukanku. memasukan wajahnya ke dadaku yang tepat di wajahnya.

Marni memang tingginya sedadaku. marni yang mungil, tapi tubuhnya berisi. tidak kurus

Sore itu kami pulang kekota, dengan mobil yang aku kendarai. dan berencana besok sore aku akan mendatangi orang tua marni.

Karena kami sampai di kota sudah hampir jam sebelas malam, dan marni turun di depan rumahnya. dan pasti orang tuanya sudah istirahat. dan tidak sopan berbicara saat baru sampai.

Dan keesokan harinya sepulang aku bekerja, dengan menjemput marni terlebih dahulu.

Tapi... ternyata orang tuanya tidak memberi izin padaku untuk menikahi anaknya.

Bukan menolak langsung. tapi mengatakan secara tersirat kalau orang tua marni mengiginkan menantu yang punya marga dari provinsinya.

Betarti aku ditolak secara halus.

Flashback Off.

.

.

Jangan lupa like dan koment ya 🙏✌

BAB 2

"Hallo Marni.. assalamualaikum". jawab Danil saat menerima telfon dari pacarnya marni.

"Waalaikumussalam bang. Abang dimana, bisa kita bicara". ucap marni.

"Abang masih di kantor. nanti pas makan siang kita bertemu. abang jemput nanti". ucap Danil.

"Kalau boleh, abang izin tidak masuk selepas sholat zuhur. karena ada yang akan dibicarakan takutnya lama". jawab marni.

"Hm.. abang tanya atasan dulu ya Mar. nanti abang kabarkan lagi sekitar sepuluh menit lagi". ucap danil.

"Iya, aku tunggu, sebab aku juga sudah minta izin pulang cepat pada atasanku". ucap marni.

"Ya, aku kabarkan secepatnya. Assalamualaikum".

"Waalaikummussalam..".

Danil termenung memandang hp yang baru dia tutup obrolan dengan marni. pacarnya.

Ini sudah empat hari semenjak danil datang kerumah orang tua marni untuk membicarakan kalau dia ingin menikahi marni.

Tapi orang tua marni menentang maksud baik danil. Mengatakan kalau mereka tidak akan memberi restu pada danil dan marni. Bahkan mereka mengatakan kalau marni sudah dijodohkan dengan kerabat dari kampung bapaknya.

Perkataan ayahnya itu membuat marni menangis histeris. Mengatakan kalau selama ini papa dan mama marni tidak ada penolakan kepada danil, bahkan tidak melarang mereka untuk berpacaran.

Marni tidak terima kalau dia dijodohkan, dia tetap memilih danil. karena mereka sudah berpacaran dengan danil hampir tujuh tahun.

Papa marni marah besar, karena marni menentang keinginan orang tua. hingga marni di tampar ayahnya, karena bersikukuh mempertahankan hubungannya dengan danil. Dan akan keluar dari rumah jika masih memaksa.

Danil membantu marni untuk menjelaskan pada orang tuanya secara baik-baik. kalau dia dan marni sudah sepakat akan menikah. Dan mereka hanya minta untuk direstui.

Tapi papa marni malah mengusir danil. yang sedang membantu marni yang sedang menangis karena di tampar ayahnya.

Dan danil diusir orang tua marni secara tidak hormat. bahkan sampai ditarik satpam perumahan untuk keluar dari rumah orang tua marni. sampai digiring untuk menaiki mobilnya dan keluar dari perumahan orang tua marni.

Hingga danil pulang dengan iringan tangis dari marni. bahkan marni langsung ditarik ibunya masuk kearah ruangan di rumahnya bagian dalam. Dan tidak bisa dihubungi sampai tadi pagi.

Padahal danil sangat khawatir dengan marni, takut akan diapa- apain orang tuanya. Menampar marni saja papanya berani. apalagi akan berbuat kasar yang lebih.

Danil mengusap wajahya. dan menarik nafas pelan.

Dia harus menemui marni. karena dia khawatir dengan keadaan marni. yang tidak bisa dihubungi bahkan tidak bisa ditemui.

Danil menemui atasan yang memimpinnya. kepala bagian yang memimpin bidang yang Danil kerjakan.

Danil meminta izin sekretaris pimpinan agar dia bisa bertemu pimbinan bagiannya. Dan diizinkan menemuinya.

"Assalamualaikum pak.. bisa...".

Dengan izin kepala bagian yang memimpin, Danil bisa keluar menemui marni. pacarnya yang sudah empat hari tidak dia temui.

Bukan tidak mau bertemu. tapi tidak bisa. bahkan ponsel marnipun tidak bisa di hubungi.

Danil mengabarkan pacarnya, akan menjemputnya ke kantornya. Dan dia sudah menuju kantot marni.

Saat mobil Danil memasuki lobi kantor pemerintahan tempat marni bekerja. marni sudah menunggunya.

Belum ramai karyawan yang akan beristirahat, karena masih pukul sebelas. dan belum waktunya istirahat karyawan.

Marni menaiki mobil yang di kemudikan Danil keluar halaman kantor pemerintahan kota.

"Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi?!". ucap danil sambil mengenggam tangan marni sebelah tangan.

"Ponselku pecah, dibanting papa waktu aku mau menelfon kamu malam itu.

Aku menolak perjodohan yang papa ucapkan. hingga papa dan mama marah padaku". ucap marni menangis.

"Kita akan berjuang bersama. aku tidak mau kehilangan kamu". ucap danil mengecup tangan Marni.

"Makanya aku mengajak bertemu. aku ingin kita kabur saja. aku..".

"Jangan membuat orang tuamu bertambah marah. Jika kita kabur, masalah tidak akan selesai.

Kita harus meyakinkan kedua orang tuamu. kita tidak boleh terbawa emosi. itu akan merugikan kita saat berjuang meyakinkan orang tuamu". ucap Danil meyemangati marni.

"Aku akan dinikahkan bulan depan bang. bagaimana cara meyakinkan orang tuaku". ucap marni lemas.

Danil hanya terdiam, dan mencari jalan yang agak lapang untuk menepi. Tapi tidak ada.

jalanan ramai, dan tidak mungkin akan berhenti di pinggir jalan.

Akhirnya Danil masuk saja ke sebuah mall besar yang ada di jalan yang danil lalui. Langsung menuju parkiran yang berada di gedung bertingkat tinggi itu.

Karena hanya ingin berbicara dari hati ke hati, danil menuju parkiran yang ada di lantai dua.

"Aku akan datang kerumahmu nanti malam. mencoba membujuk orang tuamu". ucap danil sambil menghadap marni yang menangis.

Danil merapikan rambut marni, mendekap dan mencium ubun- ubun marni.

"Kita akan menghadap orang tuamu, meminta mereka merestui hubungan kita". ucap Danil memeluk Marni erat, dan dibalas marni memeluk danil.

Lama mereka berpelukan didalam mobil. Lalu danil menjarakkan tubuhnya dari marni. Mengusap air mata kekasihnya itu sambil mencium kening marni.

"Kita akan berjuang, do'a kan aku agar bisa memperjuangkan cinta kita. agar kita bisa bersama. Insha allah nanti malam aku akan datang kerumahmu". ucap danil.

Marni menganggukan kepalanya.

BAB 3

"Masih berani kamu mendatangi rumahku!!. Aku sudah katakan padamu. Marni akan menikah dengan orang yang masih satu rumpun dengan moyang kami!!.

Aku tidak ingin punya menantu dari lain suku. apalagi suku orang tuamu. Akan dapat apa anakku di adatmu jika menjadi menantu mereka?!.

Kamu sebagai anak laki-laki tidak akan mendapat hak waris dari orang tuamu. Beda dengan suku kami. Anak laki-laki akan lebih diutamakan warisannya.

Akan berdampak baik untuk anak saya!". ucap ayah marni.

"Pak... aku sebagai anak laki-laki orang minang memang tidak akan mendapat warisan dari kaum kekerabatan ibuku. Tapi akan mendapat warisan dari harta yang didapat oleh orang tua kami.

Dan aku sebagai anak laki-laki ayahku juga sudah diberi warisan atas namaku. dan juga ada usaha yang akan aku kelola atas namaku. Bahkan aku akan.....".

"Apa usaha orang tuamu?!. Kamu hanya pegawai kecil di perusahaan yang tidak akan pernah ada peningkatan karir untuk menjadi pemilik perusahaan.

Dan yang aku tahu kebanyakan orang minang itu hanya sebagai pedangang. warung nasi. pedagang kaki lima dipasar-padar. Paling tinggi hanya jadi pedagang grosir di tanah abang. jarang yang aku dengar dari sukumu untuk jadi pejabat.

Beda dengan suku kami, yang banyak menjadi pengacara kelas nasional. bahkan pejabat". ucap ayah marni merendahkan sesama.

Danil merasa sakit hati, saat suku aslinya dan orang tuanya direndahkan. Tangannya terkepal, matanya menatap marah pada ayah marni. Awalnya dia sangat hormat dan menghargai ayah marni yang seorang pengacara. walau bukan pengacara kondang.

Tapi saat sukunya, kerabat dan sukunya yang dihina, danil menjadi sangat tidak terima.

"Pak, bapak boleh menghinaku. tapi jangan pernah menghina suku dari kampung serta orang tua dan kerabatku. Aku sebagai orang keturunan minang sangat tidak terima dengan ucapan bapak itu!". tegas Danil memandang ayah Marni.

"Aku datang kesini hanya untuk meminta restu pada bapak, agar aku diizinkan menikahi anak gadis bapak.

Tidak ada hal lain yang aku butuhkan. selain bisa menikahi marni". ucap danil.

"Aku tidak akan mengizinkannya. karena marni akan aku jodohkan dengan anak pengacara kerabat jauh ibunya. aku tidak...".

"Aku hanya akan menikah dengan bang Danil pa. Aku tidak terima untuk dijodohkan. aku tidak mau!". tegas Marni.

Dari tadi marni duduk di dekat mamanya. mendengar perdebatan antara papanya dan pacarnya.

"Apapun yang kamu katakan, kamu tetap akan menikah bulan depan. tidak ada bantahan!!". ucap papa marni.

"Aku akan keluar dari...".

"Bawa dia kedalam!!". teriak papa marni kepada mamanya marni.

"Tidak... aku akan pergi dengan Bang danil kalau papa tidak menurutiku!!". ucap marni menuju tempat Danil duduk dan memeluknya.

Danil berdiri mendekap tubuh marni.

"Lepaskan marni!!". ucap ibu marni menarik marni dari dekapan danil.

Terjadi tarik menarik antara mama marni dan marni yang m

"Aku kesini secara baik-baik bu, pak. Aku hanya mau menikahi marni. karena kami...".

"Aku tidak sudi kamu jadi menantuku. Apalagi sukumu, yang tidak akan bisa memberikan nama marga untuk cucuku kelak!!.

Apalagi tidak akan bisa mendapatkan warisan yang akan menjamin anak dan cucuku kelak". teriak mama Marni marah menarik tangan marni sekuat dia bisa.

"Tanpa warisan dari harta pusaka suku ibuku, orang tuaku sudah mempersiapkan bekal dan warisan untuk aku dan saudaraku. Dan insha allah bisa untuk memenuhi kebutuhan untuk berumah tangga". ucap danil.

"Berikan kami kesempatan dan kepercayaan untuk ber..."

"Tidak akan terjadi!!". Potong papa marni.

Lalu dia menarik marni sekuat tenaganya, hingga marni terlepas dari dekapan Danil.

"Cepat masuk!!". teriak ibu marni sambil menarik marni ke ruang tengah rumah mewahnya.

"Pergi dari rumahku!!". teriak papa marni kepada danil.

"Pak... kenapa baru sekarang bapak melarang kami untuk menjalin hubungan yang lebih serius?.

Selama ini kami menjalin hubungan tidak ada penolakan dari bapak dan keluarga disini!". ucap danil menghadap papa marni.

Dia ingin tahu alasan lain selain karena hanya berbeda suku di dua provinsi berbeda. padahal provinsi mereka bertetangga.

Bahkan sudah banyak pernikahan antar suku yang bersebelahan Provinsi itu.

Ya.. suku orang tua marni adalah suku batak yang beragama muslim.

"Karena selama ini aku buta, aku hanya memandang kamu yang sopan dan pekerja keras. Hingga anakku marni bisa menjalani hidup sederhana selama dekat denganmu.

Tapi semenjak Marni bekerja, dan kamu yang hanya pekerja rendahan di perusahaan besar. itu membuat pandanganku terbuka.

Apalagi adat dikampungmu yang tidak bisa memberikan marga untuk cucuku kelak. dan juga tidak akan mendapat warisan dari keluarga ibumu yang lebih mementingkan untuk anak perempuan.

Apa yang akan anakku banggakan jika menjadi menantu sukumu itu?!. bahkan harta keluargamu saja kamu tidak punya hak dan andil". ucap ayah marni menantang Danil.

Banyak ocehan ayah Marni yang merendahkan pekerjaan danil, suku keturunan Danil hingga penghasilan danil yang katanya tidak seberapa. Membuat danil ingin mengatakan kalau kekayaan orang tuanya dikampung. bisa menjamin untuk tujuh keturunan.

Marni tahu kalau orang tua danil mempunyai beberapa usaha di kampung, karena danil pernah membawa marni dua kali ke kota tempat orang tuanya di kampung halamannya. Seperti pernah berkunjung ketoko bangunan besar milik orang tuanya.

Dan marni juga tahu ada usaha orang tua Danil di kota besar ini. karena seringnya mereka berkunjung kesini. Tapi tidak tahu usaha apa yang dikembangkan di kota besar ini.

Tanpa Marni tahu. perusahaan tempat danil bekerja juga usaha ayah danil. Hanya saja danil sedang di tempa orang kepercayaan ayahnya untuk belajar dari bawah, di bagian pembukuan.

"Tapi ayahku sudah....".

"Keluar!!!!". teriak papa marni mendorong danil yang sedang berdiri di depannya.

Nafasnya tersengal setelah berkata keras pada danil.

"Pak... aku hanya".

Plak....

Satu tamparan keras mengenai pipi Danil. membuat wajah danil panas.

"Aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi!!". ucapnya.

"Security!!!!. tarik dan usir dia keluar !!". perintahnya keras.

Datanglah dua orang satpam menarik Danil keluar rumah mewah itu. danil berusaha memberontak. tapi kekuatan dua satpam membuat tenaganya tidak mampu melawan kedua tenaga satpam itu.

Danil di paksa memasuki mobilnya, dan disuruh segera keluar dari halaman rumah keluarga marni.

Setelah kejadian malam itu, yang sudah seminggu terjadi. danil benar-benar hilang kotak dengan Marni. Danil berusaha menemui marni dikantornya beberapa hari sesudah kejadian. dan marni ternyata sudah pindah bekerja di kantor pemerintahan kota yang dibagian lain. yang tidak mereka ketahui ke mana marni dipindahkan.

Entah bagaimana kuat dan berkuasanya orang tua atau kerabat bekingan marni. begitu mudahnya mereka memindahkan marni untuk bekerja.

Memang marni hanya karyawan honorer kontrak di pemda kota besar ini. Tapi sepengetahuan danil, jika karyawan kontrak akan sulit untuk berpindah secepat ini.

Bahkan kata karyawan yang danil temui di kantor tempat marni bekerja kemaren. marni sudah pindah bekerja hari rabu. Selisih dua hari setelah Danil diusir dari rumah orang tua Marni.

Sungguh tidak bisa dipercaya. punya bekingan yang kuat juga keluarga Marni. pikir danil.

Sebenarnya Danil sangat ingin menikahi marni. karena memang cinta dan sayang pada marni. mereka sama-sama sudah mengetahui sifat dan kebiasaan masing-masing.

Dan juga danil ingin bertanggung jawab kepada marni yang sudah dia jamah dan gr**², walau tidak sampai merengut kesucian marni.

Tapi sudah mengerayangi tubuh marni hingga ....

Tapi.. mendengar hinaan dan cercaan orang tua marni pada suku minang, kerabat dan kekeluargaan serta garis keturunan danil. Membuat harga dirinya sebagai seorang anak yang minang asli sangat murka.

ingin membalas kata-kata yang tidak enak didengar.

Ingin kabur dan berpaling dari marni, tapi hati danil sudah nyaman dengan marni. ingin lanjut?. perkataan orang tua marni sangat tajam. mengores sangat dalam di jiwa yang menjunjung suku dan kampung.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!