"semua akan terasa setelah kehilangan yang kau anggap segalanya"
***
Mario pov
Aku tersungkur dan hanya berdiam diri mendengar apa yang di ucapkan Reino tanpa memberikan suatu pembelaan apapun. Aku sadar aku memang tak pantas untuk Yunna tapi jika boleh jujur aku tak rela jika Yunna di miliki oleh orang lain, egois mungkin itu kata yang tepat untukku. Aku meninggalkan gadis kecil itu untuk seorang wanita yang aku anggap mampu untuk ku ajak membangun masa depan. Nyatanya semakin lama aku terus berada di sampingnya bukan malah membuatku bahagia tetapi ada sedikit rasa mengganjal di hatiku saat wajah gadis itu selalu muncul tanpa bisa di ajak kompromi. Jahat mungkin aku pernah menganggap Yunna sebagai tempat pelarian yang tepat saat aku merasa semua gadis yang mendekati ku hanya sekedar mampir untuk mengisi dompet dompet mereka. Bahkan aku tanpa merasa bersalah mengambil kecupan yang tak seharusnya aku lakukan. Aku selalu meninggalkannya saat ku rasa Riski memang yang tepat untukku. Yunna aku jahat bukan? Bahkan dua tahun lalu aku pernah berkata bahwa kau satu satunya yang kelak akan menjadi istriku. Tapi setelah itu aku malah meninggalkanmu. Itu bukan mau ku Yunna, aku hanya tak ingin wanita yang kini ada di dekatku akan bertindak dan menyakitimu. Maafkan aku Yunna.
Pov Normal
Mario bangkit dari tempat itu, ia tak berniat mengejar Reino atau menemui Yunna. Dia terlalu bimbang sekarang. Akhirnya ia melangkah pulang.
Disisi lain Reino telah sampai di Rumah Yunna, ia mengetuk pintu secara tergesa gesa, tak ada sahutan dari dalam. Ia mengetuk lebih keras lagi terdengar suara Tama yang menyahut dan membukakan pintu.
"Gileee, ngapain lu gedor gedor rumah orang kaya gitu? Kalo bukan temen udah gw beri tinju lu", ujar Tama kepada Reino.
"Yunna di rumah gak Tam?", Reino malah bertanya balik tanpa mau menjawab pertanyaan Tama.
"Laaah, dia tadi pamit mau kerumah elu, tapi katanya sebelum kesana mau mampir ke tempat bibi jung", jawab Tama.
"Oh begitu, ya udah gw balik dulu", jawab Reino ingin melangkah pergi mungkin saja memang Yunna datang ke rumahnya. Namun, belum sempat kakinya melangkah tangannya sudah di tahan oleh Tama.
"Bukannya Mario balik?, Mungkin dia lagi pingin ketemu abang lu. Lu di sini ajalah dari pada jadi obat nyamuk disana", kata Tama.
' lu, gak tau apa yang barusan adik elu alami, gw yakin jika elu ngerti lu bakal larang bang Mario buat ketemu Yunna '. Batin Reino.
"Gw ada urusan nih Tam, gw harus cepet cepet balik", ujar Reino.
"Gw ikut ya?", Pinta Tama, sepertinya Tama mulai curiga dengan Reino.
"Ah elah, adik lu juga nanti bakal balik di anter sama bang Mario. Kalo enggak balik ya nginep berarti", jawab Reino sambil ketawa bermaksud agar Tama tak ikut pulang. Takut- takut kalau Yunna tak ada di rumahnya.
"Ya udah ati ati lu baliknya. Entar di tangkep banci perempatan lampu merah lu", ujar Tama.
"Rumah kita cuma beda blok doang gak ada lampu perempatan kali setan", jawab Reino muterin bola matanya. Reino terkadang heran Tama itu gak ada bakat bakatnya ngelawak dan jika boleh jujur lawakannya tu garing banget. Tapi Yunna pasti bisa ketawa dengan guyonan guyonan yang gak lucu itu. Akhirnya Reino pulang ke rumahnya.
Disisi lain gadis bernama Yunna itu sedang asyik bermain dengan Kento, tak terasa hari kian larut.
"Om om, Yunna mau pulang bisa antar Yunna pulang?", Kata Yunna kepada lelaki yang di panggil papa oleh Kento.
"Saya kan sudah bilang umur saya itu masih muda, jangan panggil om lah", jawab laki laki itu.
"Belum tua kok punya anak", ujar Yunna lirih.
"Saya dengar lo, kamu ngomong apa", kata laki laki itu.
"Ma.. maaf mas, terus saya panggil gimana dong?", Jawab Yunna menunduk dan agak tergagap.
"Kaka panggil papa aja kaya ento", ujar anak kecil di samping Yunna yang sukses buat Yunna sama Lelaki itu sama sama di bikin terbengong oleh ucapan anak kecil itu.
"Kaka mau ya tinggal cama ento di lumah ento. Ento kecepian kalena papa seling kelja campai malam", ujar kento kepada Yunna.
"Kento kan papa pulangnya tidak larut malam, lagian di rumah kan ada bibi yang nemenin Kento setiap hari", ujar lelaki itu.
"Nda mau pa, ento mauna cama kaka Yunna", ujar Kento ngeyel.
"Mas, eh maksudku...", Ujar Yunna bingung bagaimana memanggil laki laki itu.
"Yudha panggil aja Mas Yudha", akhirnya lelaki itu memberitahukan namanya.
"Mungkin mas Yudha belum percaya denganku, tapi jika mas ijinin. Gimana kalau mas waktu kerja Kento di titipan ke rumahku aja", ujar Yunna
"Papa papa gimana kalau kaka Yunna jadi pengasuh ento di lumah?, Boleh ya", mata kento berbinar dan terlihat sekali kalau dia ingin sekali Yunna ada dirumahnya.
"Bagaimana kalau kau kerja di rumahku saja?, Tooh lihat dirimu sudah tua tapi terlihat seperti anak kecil. Menganggur lagi", tanya Yudha pada Yunna.
"Papa nda boleh gitu sama kaka Yunna papa halus minta maaf", kata Kento.
"Yaaak kamu itu anakku apa anaknya kaka Yunna sih? Kenapa kamu gak bela papa?", Tanya Yudha yang malah membuat Yunna dan Kento tertawa geli.
"Mas, bisa antar aku pulang?, Aku tinggal di blok B", jawab Yunna yang sebenarnya membuat laki laki kaget.
' itu rumah Mario Yunna, bukan Rumahmu '. Batin Yudha.
"Mas Yudha kok ngelamun sih?", Tanya Yunna karena Yudha hanya diam dan tak membalas ucapannya.
"Kamu tinggal di sana?", Tanya Yudha.
Yunna menunduk tiba tiba kenangan dengan Mario mucul lagi. "Enggak, tapi ada hal yang harus aku selesaikan.
"Baiklah... Ini kartu namaku, kau bisa menghubungiku jika kau sudah siap bekerja", kata Yudha sambil memberikan selembar kartu nama.
Akhirnya mereka bertiga pergi menuju rumah keluarga Gibran.
****
Mario telah sampai di rumah sekitar satu jam yang lalu, di susul dengan Reino. Mamih mereka yang melihat ada perang dingin di antara mereka berdua mencoba mendekati mereka.
"Kalian berantem?", Tanya Mamih kepada kedua anaknya. Tanpa menjawab mereka kompak menggeleng.
"Mamih gak suka kalau kalian begini. Apa gak ada cara lain?, Apa kalian gak pengen cerita?", Tanya mamih lagi.
"Tanya saja sama anak kebanggaan mamih sama papih", jawab si bungsu dan memilih meninggalkan mamih dan kakaknya.
"Ada apa sih Mario kok ad...", Ucapan mereka terpotong oleh suara bel rumah yang berbunyi.
"Siapa malam malam begini datang kemari", ujar mamih lalu bangkit keluar. Setelah pintu di buka menampilan Yunna yang tersenyum ceria.
"Mamiiih", teriak Yunna lalu memeluk mamihnya itu.
"Yunna tumben malam malam kesini?", Tanya mamih.
"Yunna nginep ya mih, di kamar Reino ya, ntar Reino biar tidur sama Mas", jawab Yunna, karena sebenarnya ia takut pulang dengan keadaan di antar Yudha.
Flash back
"Kamu yakin di tinggal sini? Gak di anter sampai dalem?", Tanya Yudha
"Iya mas Yudha gak papa nanti aku kalau pulang pasti di antar Reino", jawab Yunna
"Ya udah hati hati ya bocah, terimakasih udah mangku Kento sampai tidur", ujar Yudha.
"Iya sama sama mas Yuda. Hati hati di jalan ya", senyum Yunna mengembang di antara kedua pipinya.
Yunna melambaikan tangan sampai mobil itu perlahan menghilang.
Flash back off
"Ya udah ayo masuk", jawab mamih.
Yunna tetap memeluknya yang menbuat mamih gemas dengannya sampai di ruang tv ia melihat Mario. Akhirnya Yunna ikut duduk di sebelahnya.
"Siapa mih yang dateng malem malem", tanya Mario tanpa memandang orang di sampingnya.
"Serius banget nontoon apaan sih lu mas", suara Yunna sukses membuat Mario berpaling dari acara tv yang ia tonton.
"Yunna!!", Kata Mario tanpa pikir panjang langsung memeluk Yunna. "Jangan pergi", pinta Mario
' kau yang meminta ku tinggal, tapi tingkahmu menyuruhku pergi '. Batin Yunna yang sedari tadi mulai bergejolak tetapi sebisa mungkin ia tahan.
"Mas.. Yunna kesini mau balikin Atmnya mas, Yunna selalu gagal tiap mau ngasih Atm ini ke mas", jawab Yunna sambil tersenyum.
"Mas gak butuh Atm, Mas Butuh Yunna", ujar Mario. Yunna hanya bisa diam tanpa tahu harus apa.
Malam kian Larut. Akhirnya Yunna malah tidur di kamar Mario. Mario memeluk Yunna.
"Mas emang mau tidur disini?", Tanya Yunna yang dari tadi masih setia di peluk oleh Mario.
"Iya, mas mau tidur sini sama kamu", jawab Mario sembari mengecup pucuk kepala Yunna.
"Iiiih mas itu gak boleh dosa tauk", jawab Yunna memunggungin Mario.
"Hey, dulu waktu ku cium bibirmu kamu gak bilang dosa tu", jawab Mario.
"Ih maaaaas, awas ya sana jauh jauh dari Yunna huuus huuus sana", kata Yunna. Yang malah membuat Mario memeluknya dengan erat dari belakang.
' mungkin ini yang terakhir aku bertemu denganmu, karena setelah ini aku akan benar benar pergi jauh dari kehidupanmu '. Batin Yunna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments