kali ke dua

aku tak pernah berharap dapat masuk mengisi hatimu, kau tersenyum saja bagiku sudah lebih dari cukup"

....

Yunna membuka matanya secara perlahan, alangkah terkejutnya saat orang yang berada di sampingnya bukan Reino.

"Mas, sejak kapan disini?", Tanya Yunna dengan sebisa mungkin menutupi rasa kagetnya.

"Dari tadi, sejak kamu ketawa seneng becanda sama Reino", suara Mario terdengar datar sekali.

"Oh", jawab yunna mencari posisi yang enak untuk berbaring. Tiba tiba ia merasakan Mas Mario berbaring di sebelahnya. Namun, ia tak punya cukup keberanian untuk menoleh.

"Kenapa kau begitu akrab dengan Reino?", Tanya Mario yang menoleh ke arah Yunna.

"Bukan kah dari dulu seperti itu, dia penyelamatku", ujar Yunna sambil tersenyum.

'Apa aku bukan penyelamatmu?', Batin Mario

"Mas tadi gak langsung pulang?", Tanya Yuna

"Enggak, aku tadi kerumahmu tapi kamu gak ada. Kata mama kamu ke rumah. Mau ku susul kamu sudah di sini sama Reino", kata Mario panjang lebar.

"Mba Riski udah nungguin", kata Yunna datar.

'Sebenarnya, Yunna gak ingin ngomong ini ke mas, tapi Yunna terlalu naif untuk jujur kalau Yunna rindu, Yunna gak pingin mas deket sama si nenek lampir itu', batin Yunna

"Oh, kau ketemu dengannya? Kalau begitu Ya udah aku pulang dulu. Gak enak dia belum pulang dari kemarin nungguin aku", ujar mario seraya terduduk.

"Aku pergi dulu ya", imbuhnya sembari membelai rambut Yunna setelah itu bangkit dan berlalu.

Yunna pun duduk menatap punggung lelaki itu yang tak butuh waktu lama berlalu begitu saja.

"Apa benar hanya dia yang ada di kepalamu?, Kau mengucap datar saat aku bercanda dengan Reino. Tapi, kau sendiri tak menyadari tingkahmu barusan juga membuatku ingin egois saja", ucap Yunna meski tak ada yang mendengarnya.

Ia masih setia melihat warna senja matahari tenggelam.

"Jika boleh egois, aku juga akan melakukan hal yang sama mas, tapi aku masih terlalu bodoh. Aku masih mementingkanmu dari pada kesakitanku. Aku orang yang menyedihkan", kata Yunna  yang Akhirnya bangkit dan berjalan pulang.

***

Kediaman Rumah Mario

"Aku pulang", seru Mario sembari membuka pintu, tak butuh waktu lama seorang gadis berparas cantik berhambur memeluknya.

"Kamu lama sekali sih?, Aku rindu tauk", ujar gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Baru juga di tinggal sehari udah rindu saja. Hari ini aku antar kamu pulang ya, gak enak sama orang tua kamu", Kata Mario sambil mengusak Rambut gadis itu.

"Aku mau pulang kok, asal kita belanja dulu ya. Aku kan gak cuma bawa baju sedikit ya ya ya aku hanya beli beberapa saja", kata Gadis itu merengek.

"Ya sudah, nanti Malamkita belanja saat mau pulang", ujar Mario. Meski kenyataanya yang di kata gadis itu hanya beberapa. hal itu pasti akan menguras isi atm dan kartu kredit Mario sampai titik terakhirnya.

"Mami mana?, Tanya Mario

"Ada di dalam lagi makan roti kering dari Yunna, padahal rasanya juga gak enak. Aku yakin jika makan itu pasti akan sa..., Heey aku kok di cuekin sih Marioooo", teriak gadis itu saat perkataanya tak di gubris sama sekali. Akhirnya ia menyusul Mario yang memakan Roti bersama Maminya.

"Rasanya masih sama ya mi kaya dulu", ujar Mario.

"Iya, mami inget banget dulu Yunan sering bawa ini kalau main  kerumah. mami malah ingin jodohin adik kamu sama Yunna", ujar Mami Mario yang malah membuat anaknya itu berhenti mengunyah dan menaruh toples rotinya.

"Iya tante, saya juga ngerasa mereka cocok", ujar gadis yang bernama Risiki itu.

"Gimana menurutmu Rio?", Tanya Mami yang tak di jawab oleh Mario dan malah melangkahkan kakinya berjalan menuju kamarnya.

"Lah, kamu kemana? Kok diajak ngomong malah pergi", teriak Mami

"Mario mau tidur mi, lelah", teriak Mario yang masih bisa di dengar oleh Mami dan Riski.

"Riski susul Mario ya tan", ujar gadis itu yang hanya mendapat anggukan dari Mami Mario.

Sebenarnya Mami Gibran sempat berpikir ingin menjodohkan Mario dengan Yunna, namun semenjak kejadian empat tahun lalu, yang membuat Yunna jarang main kerumahnya lagi dan juga perubahan sifat Mario. Ia dan suaminya mengurungkan niatnya ditambah dengan sekarang Mario pulang bersama Riski, membuat nyonya Gibran memilih ingin menjodohkan Yunna dengan anak keduanya namun meihat perubahan sikap Mario ia semakin bingung.

Mario sedang menatap langit kamarnya, ada perasaan tidak rela melihat Yunna bisa tertawa lepas dengan Reino, saat Yunna mengatakan bahwa Reino adalah penyelamat untuk Yunna dan juga saat tadi Maminya ingin menjodohkan Reino dengan Yunna, Mario merasa ada rasa sakit di ulu hatinya.

Kenop pintu bergerak tanda di buka dari luar menampilkan gadis yang selama empat tahun lebih ia cintai. Gadis yang sempat juga membuatnya memainkan tangan di pipi gadis kecil kesayangannya yang membuat jarak antara Dirinya dan Yunna semakin jauh.

"Kenapa kau pergi saat mendengar ide mamimu?", Tanya Riski dari belakang tak berhadapan langsung dengan kekasihnya karena Mario memunggunginya

"Aku lelah, bisakah kau pergi aku ingin tidur pekerjaanku banyak di kantor dan aku benar benar tak ingin di ganggu", ujar Mario dengan posisi yang sama. sebenarnya jawaban itu hanya alibi saja saat Riski menanyainya.

"Ini soal pekerjaan, apa tentang gadis pecicilan itu?", Tanya Riski yang sukses membuat Mario terbalik.

"Aku sudah bilang kan, aku lelah aku tak ingin berdebat denganmu dan satu lagi jangan bawa bawa Yunna. Dia tidak ada sangkut pautnya", ujar Mario masih mencoba kalem menghadapi Riski.

"Tidak ada sangkut pautnya kau bilang?, Kau bahkan memarahiku hanya untuk membela gadis kurang ajar itu!!", Ucap gadis itu sedikit meninggikan suara.

"Sekarang kau yang keluar atau aku yang keluar, aku tak ingin memperdebatkan yang tidak harusnya di perdebatkan", ujar Mario datar menahan amarahnya.

"Kau ataupun aku tak akan ada yang pergi dari sini, pembicaraan kita belum selesai. Dan aku mau kamu jauhi anak kecil itu, dia hanya akan mengganggu hubungan kita", ujar Riski.

"Dia bukan pengganggu, jaga sedikit ucapanmu Riski!!", Akhirnya Mario benar benar tidak bisa menahan diri untuk tetap kalem menghadapi Riski.

"Jadi kamu gak mau jauhin dia buat aku?", Tanya Riski

"Aku sudah melakukannya, dua tahun aku pergi ninggalin keluarga hanya untuk menuruti permintaan konyolmu itu", jawab Mario

"Aku gak perduli yang jelas aku mau kamu jauhin dia", kata Riski pada Mario. Tanpa pikir panjang Mario melangkahkan kakinya keluar dari kamar ia tak memperdulikan teriakan Riski yang memintanya untuk berhenti.

"Lo, katanya mau istirahat?", Tanya mami saat berpapasan di tangga.

"Mario ingin cari angin Mih, di dalam panas", ujar Mario dengan sedikit senyum.

"Kalau ada apa apa, kamu bisa cerita ke mami", kata Mami Mario sambil tersenyum seolah tahu apa yang sebenarnya perasaan Mario saat ini.

"Iya mi, ya udah Mario berangkat dulu ya", ucap Mario sembari mencium tangan Maminya.

Mario berjalan sampai di ruang tengah ia bertemu dengan Reino yang baru pulang.

"Baru pulang?", Tanya Mario

"Iya bang, mau kemana?", Tanya Reino

"Mau cari angin, keluar sebentar", kata Mario sembari melangkah namun langkahnya terhenti.

"Jangan deketin Yunna lagi", ucap Reino datar serasa menusuk hati Mario.

"Memangnya kenapa?", Tanya Mario, dengan muka tak kalah datar dengan Reino

Reino hanaya tersenyum sinis dengan kata kata kakaknya itu.

"Kita bicara di luar aja", ujar Reino sambil melangkah mendahului Mario yang masih menerka nerka tentang apa yang ingin di katakan Reino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!