masa lalu

"kamu, adalah satu hal yang ingin sekali aku tenggelamkan bersama luka yang pernah ada"

...

"KAMU??!!", ucap Yunna dan orang itu secara bersamaan.

"Ada siapa Ris?", Suara Nyonya Gibran yang biasa di panggil mami oleh Yunna terdengar dari dalam rumah, lalu keluar menemui dua anak manusia yang saling beradu pandang itu.

"Eh yunna anak mami, tumben main kesini. Masuk dulu yuk", ujar mami yang membuyarkan kefokusan mereka berdua.

"Iya mi, ini ada titipan dari mama buat mami", ujar yunna sambil memberikan bingkisan sebuah toples kue kering.

"Bilangin terimakasih ya sama mamamu. Baik banget deh udah lama juga mami gak kesana ayuk masuk dulu", ajaknya lagi.

Dengan langkah yang tidak ikhlas akhirnya Yunna masuk ke dalam rumah itu. Masih dengan pikiran yang berkecamuk setelah emapat tahun dia tak pernah melihat orang itu akhirnya tuhan mempertemukannya kembali. Seorang wanita yang telah membuat jarak antara Yunna dan Mario semakin bertambah lebar.

"Duduk sini dulu ya, mami buatin minuman dulu ya", ujar mami dan berlalu ke dapur.

"Mba sejak kapan disini?", Tanya yunna sambil menunduk.

"Barengan sama Mario, tadi malem aku nginep sini", ujar wanita itu.

"Mba gak bawa baju ganti?, Itu kemejanya mas Mario kan?", Tanya yunna melihat kemeja warna putih yang dulu juga pernah yunna pakai saat bermalam di pantai bersama Mario Reino dan Tama

"Waah kamu hafal banget ya", ujarnya sambil tersenyum.

"Waah asyik sekali ngobrolnya", ujar mami sambil membawa nampan berisi teh dan cemilan.

"Mii, yunna pulang dulu ya, ada urusan", ujar yunna cepat setelah mami mendaratkan dirinya di tempat duduk.

"Kok buru buru sekali sih sayang?", Ucap mami.

"Iya, kenapa yunna cepat sekali pulang, padahal kita baru ngobrol", ujar wanita di samping mami.

"Lain kali yunna kesini lagi mi, yunna pamit ya", ujar yunna tanpa menjawab perkataan wanita lain di sana. Yunna langsung mencium tangan mami, dan bergegas keluar rumah itu.

Tak jauh saat Yunna hampir sampai di depan pintu yunna berpapasan dengan Reino.

"Yunna, kok kamu ada disini?", Tanya Reino

"Nganter kue, a a ku balik dulu", ujar yunna menunduk untuk menyembunyikan mukanya. Reino paham betul apa yang telah terjadi.

"Aku antar pulang", jawab Reino sambil mengandeng tangan Yunna.

***

Tak ada pembicaraan di perjalanan pulang sampai akhirnya Reino yang tak betah dengan sebuah kesunyian itu pun akhirnya bersuara.

"Kau tak mendengarkan perkataan tama ya? Dasar keras kepala", ujar Reino tanpa menoleh dan kata kata Reino akhirnya membuat Yunna mengangkat kepalanya.

"Jadi elu yang nyuruh bang Tama?", Tanya Yunna dengan mata yang sudah berkaca kaca ingin menangis.

"Aku tau, kamu pasti belum siap ketemu nenek lampir itu kan? Aku udah nyuruh mas Mario buat pulangin si nenek lampir, tapi kamu tahu sendirikan gimana mulutnya wanita itu, bisa banget", jawab Reino.

"Apa dia tidur satu kamar sama Mas Mario?", Tanya yunna lagi.

"Dia memang tidur di kamar Mas Mario, makanya dia memakai kemejanya mas Mario", ucap Reino dan tanpa sadar air mata Yunna keluar lagi, entah lah semenjak bertemu lagi dengan Mario Yunna menjadi sering sekali menangis. Reino yang melihat air mata yunna pun akhirnya berhenti.

"Hey, kok elu nangis sih?", Tanya Reino

"Berarti mereka tidur sekamar dong? Hiks. . .Hiks. . .", Tangis Yunna.

"Dasar bocah, dia cuma tidur di kamar mas.  Nah mas kesayanganmu sejagat raya itu numpang di kamar gw, makanya kalau orang cerita tu di dengerin. Seneng banget nangis", jelas Reino.

"Lu sih ngomongnya gitu, bikin gw salah pikir aja", timpa yunna sambil menyeka air matanya.

"Ada yang aku ingin tanyain, kita ke kedai ice cream dekat pantai situ yuk", ajak Reino dan di balas anggukan oleh yunna.

Sesampainya di kedai ice cream Reino memesan dua cup ice cream rasa coklat untuk dia dan yunna.

"Lama banget sih Rein, lu pesen ice cream apa ngecengin mba kasir", goda yunna.

"Berisik tau gak suara elu, nih punya elu", jawab Reino sambil memberikan satu cup ice cream pada yunna.

"Hehe makasih Reino Algibran", senyum mulai terkembang di bibir yunna.

Sambil berjalan di tepi pantai mereka tertawa mengingat masa saat mereka berempat bermain disana.

"Yunna..", ucap Reino yang membuat gadis yang ia panggil menoleh kearahnya.

"Boleh enggak aku mendengar cerita darimu, soal kejadian kau di tampar Mario saat kau sedang bersama si Riski nenek lampir itu", tanya Reino dengan nada sedikit pelan. Ada rasa tak enak melihat perubahan muka Yunna.

'apa ini aku sudah siap untuk menceritakan semuanya', batin yunna

Riski adalaha gadis cantik, anggun baik dan terlihat dewasa. Dan menurut Yunna itu hanya topeng belaka. Riski adalah kekasih Mario waktu itu dan kedatangan Riski adalah jembatan panjang yang membuat jarak antara Mario dan Yunna.

Yunna menghembuskan nafas berat.

"Apa kau siap mendengarnya?, Apa kau akan percaya padaku?, Atau kau juga akan menjauh dariku seperti Mas Mario dulu?", Tanya Yunna dengan serius

"Jika kau tak keberatan,aku ingin tahu darimu karena ada rasa bersalah saat aku hanya diam saja tanpa tahu siapa yang harus ku bela", ujar Reino.

"Lebih baik kau tak usah tahu saja, hehehe", ucap Yunna, jelas sekali dia menyembunyikan kecewanya.

"Ku mohon, beri tahu aku. Aku benar benar resah akan hal 4 tahun lalu itu", kata Reino memohon.

Saat asyik mengobrol mereka sampai tak menyadari ada seseorang yang terus mengamati mereka.

"Empat tahun lalu, khususnya dirumah mu saat papi sama mami sedang keluar kota untuk bisnisnya.

Aku masih disana, saat kau dan tama belum pulang waktu itu. Aku sedang duduk di kursi meminum jusku sambil menonton tv, tiba tiba si Riski nenek lampir itu datang dan menjambak rambutku, masih aku ingat betapa sakitnya waktu itu. Apalagi kata katanya", akhirnya cerita yunna.

"Lalu apa yang ia katakan?", Tanya Reino yang di buat penasaran.

"Dia bilang untuk aku menjauhi Mas Mario, karna sebagaimana aku mencoba mendekati mas Mario dialah prioritas yang utama ketimbang diriku", imbuh Yunna.

"Aku tahu dia memang berkata benar, aku memang bukan apa apa kan? Dia datang saat dia merasa kesepian atau butuh sesuatu saja padaku", ujar Yunna.

"Kau tahu?, Dia masih menjambak rambutku, saat suara Mas Mario datang, dia memegang tanganku dan menumpahkan jusku di mukanya seolah olah aku yang memulai, dia mengaduh memegang rambutnya, aku hanya bisa memandangnya sambil bertanya apa yang kau lakukan?, Dan dia tiba tiba menangis lalu mengelap mukanya yang terkena tumoahan jus. Saat mas Mario datang kau tau lah apa yang nenek lampir itu katakan padanya. Meski aku menjelaskan semuanya pun Mas Mario gak mau dengerin aku", cerita Yunna sambil menangis.

"Heey, jangan menangis aduuuh nanti aku di kira ngapa ngapain kamy lagi", ujar Reino menenangkan Yunna.

Sedang seseorang dari kejauhan hanya menatap kearah mereka.

"Haruskah aku hanya melihat?", Ujar seseorang dari kejauhan itu.

"Ayo pulang, aku harus pergi sebentar lagi", ujar Reino.

"Kau duluan saja aku masih ingin di sini, mataharinya pasti cantik", jawab Yunna yang pada dasarnya ia pikir salah besar menceritakan pada Reino yang hanya diam saja setelah ceritanya usai. Tapi ada kelegaan yang ia dapatkan setelah bercerita.

"Ayo pulang, aku benar benar akan terlambat", ucap Reino lagi.

"Sudahlah pergi sana, mba kasir di kedai sebentar lagi sudah keluar", jawab yunna yang malah merebahkan dirinya di pasir pantai.

"Darimana kau tau? Heeh bocah jawab", Reino di buat semakin penasaran.

"Tanyakan saja sendiri, sudah sana", jawab Yunna.

"Kau jangan pulang larut malam ingat", perintah Reino. Yang pernah suatu hari dua keluarga sedang sibuk mencar Yunna, dan dia malah asik bermain di pinggir pantai tanpa ingat waktu.

"Iyaa baweeel", jawab yunna yang malah memejamkan matanya. Dia sudah tak mendengar suara Reino pikir Yunna mungkin Reino sudah pergi.

Ia masih menikmati sapuan angin membelai wajahnya matanya masih terpejam merasakan sinar matahari yang mengenai wajahnya. Tapi, tiba tiba cahaya itu tak mengenainya lagi. Dan dia merasakan ada seseorang yang tengah duduk disampingnya yang menghalangi cahaya sinar matahari dari wajahnya.

"Kenapa kembali lagi sih Rein? Sudah sana jangan membuat orang lain menunggu. Aku baik baik saja disini dan akan pulang tepat waktu", ujar Yunna panjang lebar tetapi tidak di jawab sama sekali oleh manusia di sampingnya.

Perlahan ia membuka matanya Dan alangkah terkejutnya Yunna melihat siapa yang berada di sampingnya

Terpopuler

Comments

Tama Riyadi

Tama Riyadi

KANGEN YUNA,TAPI OPO HAKKU KANGEN..
😣

2020-12-07

0

Antonema

Antonema

tapi perasaan ini gak bisa di bohongi 😣

2020-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!