Jejak Cinta RAHWANA
Halo warga. Ketemu lagi di novel ke-4 ku. Kali ini, aku belajar buat pov. Dan mohon bantuan dari kalian ya. Soalnya aku masih belajar. Kalau nanti ada yang bikin bingung atau ada kekurangan, tolong kasih tau aku. Jangan segan-segan.
Semoga kalian suka sama cerita ini. Sebenernya cerita ini lebih dulu ku tulis daripada Semesta Rai. Waktu itu mandeg ide. Syukurlah sekarang idenya udah ngalir lagi.
Untuk jadi perhatian. Di novel ini, aku bakalan ngadain doorprise hadiah berupa pulsa buat kalian yang nangkring di tiga besar rangking top fans pembaca. Caranya gampang. Kalian tinggal kirim hadiah sebanyak-banyaknya. Like, komentar, dan jangan lupa votenya di setiap hari senin juga. dan, tolong beri novel ini bintang lima. supaya aku tambah semangat nulisnya.
follow juga Ig ku yaa..
@ini_piel
Selamat membaca...
*****
Perpustakaan Yayasan Budaya Halim Abimanyu.
Panas terik tidak menyurutkan minat para mahasiswa dan mahasiswi untuk mendatangi gedung yang berada di area Universitas Halim Abimanyu. Universitas swasta paling bergengsi di kota Jogja ini. Di depan konter peminjaman kunci loker, antrian sudah mengular bahkan hampir sampai di depan pintu masuk utama.
Namaku Intan Kuara, umurku 20 tahun dengan tinggi 175 cm. Wajah putih bersih yang kudapat dari ayahku yang merupakan seorang artis berhasil menonjolkanku. Aku adalah salah satu mahasiswi jurusan Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya di kampus ini. Masa perkuliahanku baru menginjak pertengahan semester pertama.
Di masa-masa ini, aku sedang asyik-asyiknya menekuni dunia perkuliahan. Berusaha menyelesaikan tugas dengan baik sebagai imbalan nilai-nilaiku yang selalu sempurna.
Hari ini cuaca terik seperti hari-hari biasanya. Rambut pendek sepunggungku kubiarkan tergerai yang ternyata menambah gerah suasana. Keringatku sudah hampir mengucur deras membasahi baju. Aku mengibas-ngibaskan kartu keanggotaan perpustaan berharap dapat mengurangi rasa gerahnya. Tapi ternyata percuma.
Aku segera maju saat orang di depanku sudah selesai. Setelah menerima kunci loker, aku segera pergi ke ruang penyimpanan yang terdapat disisi kiri meja resepsionis. Menaruh barang-barangku disana, kecuali laptop.
Udara sejuk mulai terasa saat aku masuk ke lantai dua. Ruangan dengan dinding kaca yang mengitarinya itu terdapat pendingin udara di dalamnya. Dan akhirnya aku bisa memaksa keringatku untuk masuk kembali kedalam tubuhku.
Suasana ruangan itu sepi. Tidak ada orang yang berbicara dengan suara keras karna takut akan mengganggu pengunjung yang lain. Aku lantas melangkah mendekati sebuah komputer yang ada di dekat pintu masuk. Disana aku mencari buku-buku yang kubutuhkan kemudian mencatat nomornya kedalam kertas.
Setelah mendapatkan semua yang ku butuhkan, aku segera pergi ke salah satu meja yang kosong untuk meletakkan laptopku. Kemudian aku berjalan ke deretan rak buku yang ada di dekat dinding. Aku mulai mencari buku-buku itu dengan meneliti nomor bukunya dengan seksama.
Aku tersenyum saat melihat salah satu buku yang kucari ada di rak paling atas. Aku hendak meraihnya saat tiba-tiba sebuah tangan panjang mendahuluiku.
“Oh? Itu punyaku.” Ujarku menoleh kepada pria yang berdiri disampingku dengan memegang buku itu. Pria yang mengenakan sweater hoodie berwarna abu-abu itu hanya melengos saja kepadaku. Membuatku kesal setengah mati.
“Tapi aku lebih dulu mengambilnya. Jadi ini punyaku.” Jawab pria itu acuh.
Dan aku tidak bisa membela diri. Memang pria itu lebih dulu mengambilnya. Aku kalah cepat darinya.
“Tidak bisakah kau mengalah? Aku sangat membutuhkan buku itu.” Pintaku kemudian. Aku benar-benar membutuhkan buku itu untuk menyelesaikan tugas rangkuman Mata Kuliah Kebudayaan.
“Kenapa aku harus mengalah? Aku juga membutuhkan buku ini. Kau bisa mencari buku yang lain.” Jawab pria itu santai.
“Tapi bukunya sudah tidak ada lagi. Hanya tersisa satu itu.”
“Kalau begitu, kau bisa menunggu dua hari lagi sampai aku mengembalikan buku ini.” Pria itu nampak tidak peduli dengan tatapan bingung milikku. Ia hanya berbalik dan berjalan pergi meninggalkanku.
Tentu saja dengan sigap aku mengikuti pria itu dan berhenti di depannya. “Tidak bisakah kau meminjamkannya padaku sebentar saja? Aku harus mengumpulkan tugasku besok. Aku tidak bisa menunggumu sampai lusa. Tolong pinjami aku buku itu sebentar. Satu jam saja, tidak, tiga puluh menit. Pinjamkan aku buku itu selama tiga puluh menit. Setelah itu, kau boleh membawanya pulang.”
Pria itu nampak berfikir sejenak. Ternyata dia sedikit merasa kasihan juga dengan tatapan memohon dariku.
“Dua puluh menit.” Ujar pria itu kemudian bernegosiasi. Ia menyodorkan buku yang ia pegang itu kepadaku.
“Oke. Dua puluh menit.” Jawabku cepat yang langsung sumringah dan mengambil buku itu kemudian berlari menuju ke meja tempat laptopku berada.
Dan ternyata pria itu juga mengikutiku kemudian duduk di kursi di hadapanku. Aku berusaha untuk tidak mempedulikannya dan terus fokus mengerjakan tugasku.
Aku seperti sedang di kejar waktu, jadi aku sama sekali tidak mempedulikan pria yang duduk di hadapanku itu. Aku merasa kalau pria itu sedang memperhatikanku dengan serius. Aku tidak berani mengalihkan pandanganku padanya.
Tuk, tuk, tuk..
“Hei, permisi... Halo?” Suara pria itu mengejutkanku. Aku mulai menatapnya dan pandangan kamipun bertemu.
Pria itu nampak mengetuk jam tangannya dengan jari telunjuk. “Sudah dua puluh menit, lewat tiga belas detik” pria itu kembali mengingatkan.
“Apa? Benarkah? Kenapa cepat sekali? Aku belum selesai. Bisakah kau menunggu sebentar lagi saja? Tinggal sedikit lagi.” Aku kembali memohon. Berharap dia akan kembali menyetujuinya.
Tapi ternyata pria itu tidak menggubris permohonanku. Dia bangkit dari duduknya dan langsung menyambar buku itu dari sampingku kemudian pergi begitu saja.
Dan aku hanya bisa terduduk lesu di kursi sambil menatap kosong kepada kalimat yang belum selesai ku ketik di laptop.
Bagaimana aku bisa menyelesaikan tugas itu sekarang?
Aku sudah kepalang kecewa dan putus asa. Lantas aku menenggelamkan wajahku di atas meja dengan perasaan prustasi. Bingung memikirkan cara bagaimana aku akan melanjutkan mengerjakan tugas itu.
Buk!
Suara benda di jatuhkan di atas meja membuatku langsung bangun. Ku dapati buku yang jadi rebutan itu kini sedang bertengger di atas meja di tempatnya semula. Dan pria itu, kembali duduk di kursinya lagi.
“Cepat selesaikan. Aku tidak punya banyak waktu.” Ujar pria itu dengan terus menyimpan ke dua tangannya di saku hoodienya dan bersandar di sandaran kursi. Menatap sombong kepadaku yang langsung kembali mengerjakan tugasku.
Saat mataku terasa perih akibat terlalu lama melotot di depan laptop, aku melihat kepada pria itu yang ternyata sedang memejamkan matanya. Di lihat sekilas, tampan juga. Garis rahang yang tegas membuatnya terlihat maskulin.
Tidak ingin membuang waktu lagi, aku segera menepiskan fikiran aneh itu kemudian fokus kepada tugasku. Dengan sesekali melirik kepada pria itu yang nampak benar-benar tertidur lelap.
Satu jam kemudian, aku telah berhasil menyelesaikan tugasku dengan baik. Aku membacanya kembali untuk mencari kesalahan. Dan aku baru bisa merasa puas dengan hasil pekerjaanku kali ini.
“Permisi. Hei.” Ujarku mencoba membangunkannya. Namun dia tidak berkutik, sepertinya dia benar-benar sedang tertidur lelap.
“Aku sudah selesai.” Kataku lagi. Namun masih belum mendapatkan tanggapan.
Ah, rasanya aku ingin pergi saja meninggalkan pria itu disana, namun hati kecilku menolak rencanaku itu. Aku merasa tidak enak karna dia sudah menolongku dan menungguku sampai selesai mengerjakan tugasku.
Dengan memberanikan diri, akhirnya aku berdiri dan berjalan menghampirinya. Aku berniat untuk membangunkan pria itu dengan menggerak-gerakkan bahunya.
Sap!
Aku terkejut bukan main saat pergelangan tanganku di tangkap oleh pria itu bahkan sebelum aku sempat sempat menyentuhnya. Jantungku hampir saja melompat keluar.
“Aku sudah bangun.” Ujarnya kemudian melepaskan tanganku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
kimmy
siap brpetualang mengikuti kisah wanara alias awan ara
2022-10-31
0
rintik
bahkan aku pun terkejut hihhi...siapa sih pria misterius itu
2022-10-31
0
Aziza
Alhamdulillah sudah meluncur yg baru...😁😁😁😁
2022-10-23
0