Naya dan Dini selesai makan bubur langsung saja pergi dari kantin untuk menuju ruang kelas mereka. Didalam kelas Naya bukannya fokus dengan mata kuliah tapi pikirannya entah kemana. Dia juga mengingat wajah pria yang sudah mengambil kesuciannya. Dini yang melihat jika Naya melamun dan tak fokus dengan penjelasan dari dosen langsung saja menyengol lengan Naya membuat dia terkejut.
"Ada apa?"kata Naya yang tersadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa kok aku liat daritadi melamun terus?"kata Dini yang penasaran ada apa dengan Naya karena gak biasanya Naya murung. Naya yang dia kenal selalu ceria dan mudah tersenyum.
"Aku gak papa kok, kayaknya aku lagi gak enak badan."kata Naya.
"Kamu habis ini kerja?"kata Dini yang khawatir dengan keadaan Naya.
"Iya, kalau aku gak kerja aku akan lama lagi keluar dari rumah itu."kata Dini.
"Kamu benar yakin mau pindah dari sana bagaimana kalau untuk sementara waktu kamu tinggal sama aku saja? Kamu 'kan tau jika aku dirumah sendirian gak ada temannya."kata Dini.
"Makasih, tapi aku gak mau ngerepotin kamu."kata Naya.
"Kalian berdua dengerin saya atau mau berbicara dalam kelas? kalau mau berbicara silahkan keluar."kata dosen.
"Maaf bu."kata Naya dan Dini secara bersamaan.
Setelah itu mereka langsung fokus dengan dosen yang menerangkan tak berbicara lagi, Selesai dosen mengajar Naya langsung saja pergi dari kampus untuk menuju tempat kerjanya. Dia saat dihalte bus mencoba menghilangkan rasa takutnya, dia teringat dengan penculikan kemarin. Untung saja bus yang dia tunggu segera datang jadi tak perlu lama dia merasakan ketakutan. Dia sampai tempat kerjanya langsung ke belakang untuk berganti pakaian.
Dicafe hari ini sibuk banget hingga membuatnya lupa dengan kejadian yang menimpanya. Saat istirahat dia juga bercanda dengan teman-temannya disana. Naya penasaran dengan Gabriel Atmajaya yang selalu dibicarakan oleh teman-teman perempuan katanya dia adalah pembisnis muda yang sangat sukses dan hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Tapi lelaki itu sangat dingin dan susah untuk didekati.
"Emang seperti apa sih tampangnya kok kalian kayaknya senang banget sama dia?"kata Naya.
"Ya ampun Nay kamu kalau ketemu sama dia pasti akan terpesona juga sama dia."kata Luna.
"Iya luna benar aku yang laki-laki saja mau sama dia."kata Budi.
"Ih kamu gak usah aneh-aneh deh, masak jeruk makan jeruk?"kata Luna.
"Kalian mau kerja atau ngobrol?"kata manager cafe.
"Maaf pak, kami waktunya istirahat."kata Budi.
"Nanti saja kalian istirahat lagi sekarang kalian tolong bantuin yang lain."kata manager.
"Memangnya hari ini akan ada tamu penting pak?"kata Naya.
"Iya ini penting banget, apalagi kalau dia puas dengan pelayanan kita pasti cafe kita akan semakin terkenal tapi kalau gak mungkin cafe bisa ditutup."kata manager membuat mereka bertiga langsung berdiri mereka tak mau jika harus kehilangan pekerjaan. Cari kerja zaman sekarang susah.
"Kalian boleh istirahat lagi setelah tamu itu pergi."kata manager.
"Siap pak."kata mereka bertiga serempak.
Mereka langsung saja sibuk membantu karyawan yang lainya, bertepatan mereka menyelesaikan pekerjaan masing-masing Gabriel dan Nuno datang ke cafe. Mereka berdua langsung duduk dikursi yang paling ujung mereka sudah buat janji dengan klien yang desainnya hilang itu. Perwakilan dari mereka memajukan jadwal pertemuan untung saja Gabriel semalam sudah membuat desain cadangan jadi dia tak terlalu bingung jika mereka mengajak bertemu.
"Mana orang itu No?"kata Gabriel.
"Katanya sedikit terlambat karena dia terkena macet tuan muda."kata Nuno.
"Baiklah, kalau gitu kamu pesan minum saja dulu. Nanti pesan makannya saat klien kita datang, gak sopan kalau kita pesan makanan dulu."kata Gabriel.
Nuno yang dapat perintah dari Gabriel langsung saja memanggil karyawan cafe dan langsung memesan minuman. Saat minuman mereka datang bertepatan dengan perwakilan dari klien datang dengan asistennya. Gabriel langsung saja mempersilahkan kliennya itu untuk duduk.
"Maaf tuan Gabriel kalau saya terlambat karena tadi terjebak macet."kata klien yang tak enak hati karena telah membuat Gabriel menunggunya.
"Gak papa kok, saja juga baru datang."kata Gabriel.
"Oh ya tuan kita mau makan dulu atau bicara soal kerjasama kita dulu?"kata Nuno.
"Bagaimana kalau kita makan dulu? Biar kita enak nanti membicarakan kerjasama."kata klien.
"Baiklah, tunggu sebentar."kata Nuno.
"Mbak permisi kami mau pesan makanan."kata Nuno saat melihat Naya.
Naya yang mendengar ada yang memanggil langsung saja menghampiri tapi saat dia mendekat, dia terkejut karena yang duduk disebelah orang yang memanggilnya itu adalah pria yang sudah mengambil kesuciannya. Naya bisa mengenali pria itu karena pagi itu dia sempat memadang pria itu. Naya berharap semoga pria itu tak ingat dengannya karena dia tak mau terikat dengan pria kaya.
"Mbak kamu niat ngelayani kami atau mau memandang tuan muda Gabriel?"kata asisten klien yang tak suka jika Gabriel dipandang oleh Naya.
"Eh maaf nona, mau pesan apa?"kata Naya yang tersadar dari lamunannya.
Mereka langsung pesan makanan mereka masing-masing tapi saat Gabriel yang memesan makanan tanpa melihat kearah Naya membuatnya kesal. Tapi dia juga bersyukur karena dengan begitu pria itu tak akan mengenalinya. Tapi saat Naya membacakan kembali pesanan mereka, Gabriel merasa familiar dengan suara itu. Gabriel langsung memandang kearah Naya dan merasa pernah bertemu dengan perempuan yang ada didepannya itu.
"Apa ada lagi yang mau dipesan?"kata Naya saat dia selesai membacakan pesanan mereka satu persatu.
"Sudah itu saja mbak."kata Nuno.
"Baiklah kalau begitu silahkan tunggu sebentar."kata Naya yang mau pergi darisana.
"Tunggu."kata Gabriel mencegah Naya untuk pergi darisana.
"Iya ada apa tuan?"kata Naya.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya karena aku merasa familiar denganmu?"kata Gabriel yang membuat Naya terkejut tapi sebisa mungkin dia menenangkan diri.
"Saya tidak pernah bertemu dengan tuan, baru hari ini saya bertemu tuan."kata Naya bohong.
"Baiklah mungkin karena suara kamu mirip dengan seseorang."kata Gabriel.
"Apa ada lagi tuan?"kata Naya.
"Gak ada kamu bisa pergi dari sini."kata Gabriel.
"Baik saya permisi dulu tuan."kata Naya.
Naya langsung pergi darisana tapi Gabriel tetap memandang Naya sampai perempuan itu masuk ke dalam. Nuno yang melihat tuan mudanya jadi bingung karena baru kali ini tuan mudanya perduli dengan seorang perempuan karena biasanya dia akan cuek.
"Nay, gimana rasanya dekat dengan tuan muda Gabriel?"kata Luna.
"Tuan muda Gabriel?"kata Naya yang tak mengerti dengan pembicaraan teman-temannya membuat Luna langsung menepuk jidatnya.
"Tuan muda Gabriel yang tadi kita bilang masak kamu gak ingat?"kata Luna.
"Yang mana?"kata Naya.
"Yang didekat tembok."kata Budi.
"Oh biasa saja."kata Naya berbohong.
Naya tak menyangka jika orang yang tidur dengannya semalam adalah tuan muda Gabriel yang dibicarakan oleh teman-temannya. Seandainya mereka tau apa yang akan terjadi dengannya, Naya hanya berharap agar hubungan mereka malam itu tak akan membuat makhluk lain dirahimnya. Jika dia hamil apa yang akan dia lakukan pasti tuan muda itu tak akan percaya jika anak yang dikandung adalah darah dagingnya.
"Eh kok malah ngelamun sih, ngelamuni apa hayo?"kata Budi.
"Gak ada kok, aku hanya teringat jika belum belanja barang-barang dirumah sudah habis."kata Naya.
"Memang tante kamu gak mau belanja apa?"kata Luna yang tau sedikit banyak tentang kehidupan Naya.
"Dia sudah serahkan semua sama aku."kata Naya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Arin
semoga Gabriel stlh nodain naya,itunya ngga bisa hdup lagi sm cwe lain...biar tau rsa dia
2023-10-11
0
eve martapura
ceritanya sangat
2023-08-16
0