AZARAH

AZARAH

Awal Bertemu

...HAPPY READING...

...----------------...

...JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AUTHOR YAA ...

Perkenalkan nama saya azarah shinta,biasa dipanggil shinta" Begitu aku mengenal kan namaku, seluruh siswa menyambut ku dengan senyuman.

"Ya udah shinta sekarang kamu duduk disebelahnya via ya" Perintah bu restu yang segera ku setuju i dengan anggukan.

Ini hari pertamaku sebagai siswi baru di kota ini, aku ikut pindah kedua orang tua ku karena ayah dipindah tugaskan di kota ini sebagai prajurit tentara angkatan Darat atau yang lebih dikenal TNI Angkatan Darat.

Sedangkan ibuku, dia mempunyai sebuah usaha toko butik di kota lamaku dan sekarang di handle oleh orang kepercayaan ibu.

"Hai,via" Sapa via sambil mengulurkan tangannya ketika aku sudah duduk disampingnya. Lalu segera ku jabat tangannya sambil senyum ramah kepadanya

"Hai aku shinta" Jawabku

"Nanti mau ke kantin bareng gak sama aku dan temen-temen?" Tanyanya kepada ku.

"Hm" Gumamku karena aku masih bingung dan agak canggung karena belum mengenal semua teman-teman ku yang ada dikelas itu.

"Udah ayo gak papa biar nanti cepat akrab sama yang lain, gimana?" Tanya via lagi.

"Hm ya udah deh" Jawabku sambil senyum manis kepadanya.

Saat bel istirahat via mengajakku ke kantin bersama beberapa teman yang lain.di kantin aku berkenalan dengan Reni, sari dan nike. Mereka semua cukup asyik dan menyenangkan untuk diajak bercanda.

"kalo ketua kelas kita siapa namanya?" Tanyaku

"Afredo " Jawab Reni sambil mengunyah batagor.

"Yang duduk sebelah mana ya? Tanya ku lagi, kali ini nike yang jawab.

" Itu bangku yang depannya meja guru"

"Oh" Jawabku sambil mengangguk-anggukan kepala ku tanda mengerti.

"Kamu kenapa pindah sekolah shin bentar lagi kan udah kenaikan kelas" Tanya Reni kepadaku.

"Iya ayahku dipindah tugas kan kesini mangkanya mau gak mau aku sama ibuku juga ikut kesini"jawabku santai.

" Kamu anak tunggal shin? "Tanya sari.

" Enggak aku punya abang namanya Tito, kebetulan juga dia sekarang lagi kuliah di kota ini, jadi dia udah gak usah ngekos lagi deh"jawabku sambil meneguk jus jeruk ku.

Setelah selesai makan mereka mengajak aku untuk kembali ke kelas, kebetulan dari kantin menuju kelasku itu melewati ruang kelas sosiologi dua. Kata via anak sosiologi dua terkenal nakal-nakal, apalagi yang namanya Rama, Dia adalah anggota gangster terkenal di kota dan jabatannya adalah sebagai ketua.Aku cukup merinding mendengar cerita via, di sekolahku ada ketua gangster. Ya mudah-mudahan saja aku tidak akan pernah bertemu dengan Rama.

Saat kami melewati kelas sosiologi dua, aku melihat seorang cowok, badannya sih tinggi dan kalo boleh jujur dia lumayan ganteng. Dia sedang bermain gitar bersama teman-temannya, tapi saat aku lewat dia berhenti bermain gitar dan menatapku tajam, segera mungkin aku memalingkan pandanganku dan berjalan lebih cepat agar segera sampai di kelas.

Hari ini pulang sekolah aku akan dijemput sama bang Tito karena aku belum tau sama sekali kota ini. Aku mengirim pesan kepada bang Tito agar dia segera menjemput ku. Lima belas menit setelah mengirim pesan ada balasan dari bang Tito katanya dia tidak bisa menjemput ku karena tiba-tiba dia ada kelas dadakan yang tidak bisa ditinggal. Dia menyuruhku untuk naik angkot warna biru berkode B1.Aku pun berjalan ke halte untuk menunggu angkot yang dimaksud oleh bang Tito, namun sampai empat puluh lima menit aku menunggu angkotnya tak kunjung datang.

"Duh gimana nih kalo gak ada angkot, mana sekolah udah sepi lagi"kataku sambil melirik jam dan sekitaran sekolah yang sudah sepi.

Aku mulai takut ketika ada dua orang seperti preman yang mendekatiku, melihat itu segera aku meninggalkan halte dan berjalan cepat berharap agar mereka tidak mengikutiku, namun ternyata dua preman itu berjalan mengikutiku.

"Hei neng mau kemana sih kok buru-buru" Kata preman yang perutnya buncit. Aku tidak mempedulikannya dan mempercepat jalanku tapi mereka malah memegang lenganku.

"Lepasin! " Teriakku kepada mereka tapi mereka malah tertawa.

"Ikut kita-kita aja yuk" Kata preman yang satu nya sambil masih tertawa.

"Gak mau lepasin! " Teriakku lagi, aku bisa merasakan air mata yang mulai jatuh di pipiku karena aku benar-benar merasa takut. Mereka menarik-narik aku yang sedari tadi terus berusaha melepaskan cengkraman tangan mereka, ya Tuhan tolong aku, aku takut sekali.

"Lepasin dia" Aku pun menoleh ke sumber suara dan melihat ada cowok yang ku lihat tadi saat aku melewati kelas sosiologi dua.

"Siapa lu gak usah ikut campur, bocah masih bau kencur sok sok an mau ngelawan kita"

"Ya mending gue lah bau kencur daripada lu bau asem udah gitu mukanya kayak monyet punya tetangga gue lagi " Kata dia. Mendengar perkataan dia sebenernya aku ingin tertawa ngakak tapi aku menahannya karena aku masih merasa sangat takut. Dua preman tadi melepaskan lenganku dan maju untuk menghajar cowok itu. Aku sangat takut melihat adegan perkelahian yang sedang kusaksikan langsung, apalagi ketika cowok itu mendapat sebuah pukulan di bibir yang membuat bibirnya pecah dan berdarah. Tapi untungnya dia bisa membuat dua preman itu babak belur dan setelah itu kabur meninggalkan kami berdua.

"Kamu gak papa" Tanya cowok itu kepadaku, dia menyentuh luka yang ada dibibirnya dan aku reflek melarangnya.

"Jangan disentuh, sini" Aku mengajak dia untuk duduk disebuah bangku yang ada di trotoar. Aku mengeluarkan sebuah tisu dari dalam tasku. Aku membersihkan darah yang terus mengalir dari bibirnya itu, dia meringis sepertinya menahan sakit.

"Sakit ya? Kalo gak segera diobati pasti infeksi ini, bentar aku cari obat merah dulu ya di apotek depan sekolah" Setelah itu aku berdiri dan hendak berjalan tapi dia memegang tanganku dan menyuruhku untuk duduk kembali.

"Gak usah besok pasti sembuh" Jawabnya sambil menatapku.

A

ku terdiam beberapa saat setelah itu mengulurkan tanganku untuk berkenalan dengannya.

"Shinta" Kataku, dia menatapku sejenak lalu menjabat tanganku.

"Rama" Jawabnya ramah sekali. Aku terkaget ketika mengetahui kalo dialah yang dimaksud oleh via. Rama seorang cowok BAD BOY karena dia adalah gangster. Aku hanya diam karena bingung harus bicara apalagi. Melihat aku yang kebingungan Rama malah tertawa kecil sambil menatapku.

"Kamu anak baru ya disini" Tanyanya kepadaku. Aku hanya menganggukkan kepala.

"Kenapa belum pulang? " Tanyanya lagi.

"Iya dari tadi nunggu angkot tapi gak ada" Jawabku, tapi malah dia tertawa ngakak sekali.

"Ya iya lah gak ada, mana ada angkot di sini, kalo mau nunggu angkot ya di pertigaan sana itu" Jawabnya masih dalam keadaan sedikit tertawa. Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal sambil tersenyum karena menahan malu.

"Mau aku antar pulang? "

"Em gak usah aku naik angkot aja, makasih ya" Jawabku setelah itu aku pergi menuju ke pertigaan dan meninggalkan dia sendiri.

Entahlah ada apa dengan diriku ini yang tiba-tiba memikirkan Rama. Apa karena aku masih tidak percaya kalau barusan aku Ditolongin sama si ketua gangster dari gangguan dua preman tadi?. Tapi intinya aku sangat berterimakasih kepada dia karena telah menyelamatkan aku, kalau tidak ada dia gak tau deh gimana nasibku, mungkin saja aku akan dibawa ke tempat sepi sama dua preman tadi lalu diperkodok hahaha

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

aku mampir ya kasib beberapa like. mampir dinovelku juga yuk

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!