KUTUKAN WARIS PEMUJA BEGU GANJANG
uaahhh...... haaaaaaaa.......
Berteriak karena ketakutan, Dan lagi-lagi Harus terbangun di tengah malam karna mimpi itu lagi.
"Pa.....mimpi itu lagi ya?"
"Ya ma...."
"Dah hampir seminggu ini Papa mimpi yang sama, selalu berteriak dan itu membangun tidurku Pa......
sebentar ya pa, biar kuambil kan minuman buat Papa.
Sambil menyodorkan minuman itu kepada suaminya, sang istri membersihkan keringat di keningnya menggunakan tissue.
"Terimakasih ma"
"Sama-sama Pa ......
pa...... coba ingat apa ada sesuatu hal dari keluarga Papa, yang bersifat rahasia?"
"setau papa tidak ada, tapi Suara musik di mimpi papa itu seperti suara nada dering si Mora, dan kata-kata yang tidak papa mengerti *Bona Pasogit, Aek simarmata pasidung, Manang ulahon dan Sejenis kain berwana hitam dan patung menari itu"
"Si Mora asisten papa itu?"
"Ya! "
" jika musik yang papa dengar di mimpi seperti nada dering nya si Mora, si Mora kan suku Batak, berarti itu musik Batak Pa."
"iya juga ya Ma, tapi apa hubungannya nya dengan dengan keluarga kita?"
"iya juga ya.... apa hubungannya dengan keluarga kita? lebih baik kita tanya Mora besok, siapa tau Mora bisa menjelaskan arti dari mimpi papa."
" Ya dah ma, besok kita tanya sama Mora"
Setelah agak tenang, pasangan suami-istri itu mencoba untuk tidur kembali.
**
Seperti biasa sarapan pagi bersama kedua anaknya dan juga istrinya di meja makan seperti biasanya.
"Selamat pagi papa"
"Aris.... Jangan Buat Kaget Napa?"
"Siapa yang ngagetin Papa?"
"Iya ni papa, pagi-pagi dah melamun, papa kenapa?" (celetuk Iren anak perempuannya.)
"Sudah-sudah ayo habiskan sarapannya, baru berangkat, oh ya Aris, nanti bisa antar Iren ke sekolah kan, dan sekalian pulangnya jemput Iren juga."
"Bisa ma"
"Papa sama Mama ada perlu, jadi Iren sama kak Aris ya."
"Ya Ma..."
Selesai sarapan mereka bergegas untuk beraktivitas, Papa nya Aris bergegas kekantor begitu juga dengan anak-anaknya, Iren ke sekolah dan Aris ke kampus.**
Tanpa terasa sudah sampai juga di kantor ini, setelah drama di jalanan karna macet nya Ibu Kota ini, yang membuat perjalanan menjadi lama dan membosankan.
"Oh ya pa.. Mora dimana ya?"
"Palingan bentar lagi datang ma" jawab Suami Nya kepada istrinya.
Tak berselang lama Mora yang di tunggu pun tiba dihadapan mereka berdua.
"Bapak manggil saya?, tumben pak sepagi ini sudah nyampe di kantor? maaf ya pak agak telat. karena tadi saya ke kantor pajak dulu untuk mengurus pajak."
"ngak apa-apa Mora, lagian kami berdua yang datang terlalu cepat, tolong sini Handphone mu"
Dengan segala kebingungan, dan berjuta pertanyaan, Mora mengeluarkan Handphone nya, sambil menyodorkan nya ke ke Istri.
"Bu... password nya...."
'Titi.tut...tut.....emma da tutu'
Begitu lah nada dering panggilan Mora, suara musik Batak, karna Mora adalah suku Batak. Dan tak lama kemudian Istriku mengakhiri panggilan tersebut, sambil melirik Mora, hal ini membuat Mora salah tingkah dan gugup, tentunya penuh dengan pertanyaan.
"Mora......Nada dering mu ini musik apa?" tanya Bu Rida istri bos nya.
Dengan sedikit gugup dan dan kebingungan akan sikap Bu Rida dan suami nya itu. Mora mengangkat kepalanya dan menatap Bu Rida dengan penuh keraguan.
"Ini Musik Batak Bu, tapi versi modern."
"Versi modern? Emangnya ada versi klasik gitu?" sanggah Bu Rida yang baru pertama kalinya mendengar musik Batak.
"gini Bu, musik nada dering ku disebut modern karena sudah menggunakan keyboard, gitar dan terompet, alat-alat musik Batak dulu hanya, Gondang atau Gendang, tagading atau gong, sarune (alat musik tiup dengan bunyi yang khas) dan suling."
"Oh...... Trus.... Musik Batak yang asli masih ada?" Tunjukkan kan dong ibu penasaran?"
Sembari Mora mengambil handphone nya yang terletak di atas meja, kemudian mengusap-usap layar handphone itu.
"Ini Bu saya ambil dari YouTube aja ya"
Dan sesaat kemudian Pak Didit suami dari bu Rida merasa merinding mendengarkan video yang di putar Mora Tersebut, dan menyuruh Mora menghentikan nya.
"Bu...... pak....... ini lah musik asli Batak Toba, dan masih terpelihara sangat baik sampai sekarang, itu biasa di gunakan saat Festival Tahunan Danau Toba, menyambut para tamu kehormatan Pemkab, acara tata peribadatan atau cara cara ibadah Ugamo Malim dan tak sedikit juga digunakan acara adat pernikahan suku Batak Bu"
Jelas Mora dengan yakin, bos dan istrinya itu terlihat antusias mendengarkan penuturan dari Mora.
"Ugamo Malim?" tanya pak Didit, bos nya Mora.
"Iya pak, Ugamo Malim, dan generasi sekarang menyebutnya Agama Parmalim, atau istilah Penghayat kepercayaan, Asli Agama orang Batak Dulu."
"Kamu tau dari Mana Kalau Parmalim ini menggunakan menggunakan Musik Batak asli saat peribadatan?"
"Sebenarnya saya dan keluarga besar ku masih menganut Ugamo Malim pak"
"Sebentar..... Bukannya kamu beragama Kristen ya?"
Sepengetahuan bu Rida, Mora beragama Kristen, sebab setiap akhir tahun menjelang Natal Mora menerima THR, layaknya pegawai yang lain saat hari besar agama nya masing-masing.
"pak...bu..... orang Batak itu sering disangka beragama Kristen, padahal itu ngak benar, banyak kok orang Batak non Kristen, dan agama yang tertulis Di KTP ku itu hanyalah sebagai formalitas karna agama Malim belum di akui, dan sampai sekarang saya belum pernah ke Gereja.
Bu...pak....Kok saya di interogasi kyak gini? Saya buat salah apa pak?"
Mora makin kebingungan, terlihat jelas dari mimik wajah nya.
"Kamu ngak salah, Begini Mora.......
Sudah seminggu ini bapak selalu bermimpi aneh, ada seorang kakek, hanya mengunakan semacam sarung tapi berwarna hitam sambil memang tongkat, menari, dan musik nya seperti yang kamu putar barusan dan berkata Bona pasogit, Aek simarmata pasidung, Manang ulahon, sambil menatap bapak dengan mata merah dan itu membuat merinding, dan itu Terulang setiap malam di mimpi ku, itu artinya apa Mora?" ujar pak Didit yang masih kebingungan akan mimpi nya.
"Bona Pasogit artinya tanah kelahiran, baik tanah kelahiran kita sendiri maupun tanah kelahiran orang tua kita, atau asal muasal keluarga.
Aek Simarmata itu Nama Desa di sekitaran Toba, Ulahon itu artinya kerjakan, dan Pasidung itu artinya Akhiri, mungkin saja bapak orang Batak, dan yang di mimpi bapak itu kakek buyut bapak. karena kalau dilihat dan di perhatikan wajah Bapak seperti orang Batak pada umum nya"
"Mora....Mora...... Batak dari Mana?"
"Ya dari tanah Batak lah pak, ngak mungkin dari Eropa."
Akhirnya Susana tegang itu akhirnya mencair juga, dengan jawaban asal dari Mora.
"pak.... Banyak orang Batak yang jadi artis dan model dengan perawatan yang bagus tapi tetap aja khas wajah orang Batak pak."
"kamu dah makin ngaur deh, sana kerja lagi."
"baik pak, kalau ada apa-apa panggil Mora aja ya pak."
ujar Mora yang hendak berlalu meninggalkan bos dan istrinya di ruangan mewah itu.
*****
"Pa...tapi benar juga kata Mora, kalau dilihat sekilas. wajah papa memang seperti orang Batak."
Istri pak Didit berkata demikian seraya menatap serius wajah suaminya.
"Masa sih ma....."
" ya benar pak,
Oh ya pah, mama Sampai lupa kalau hari ini, kami meeting di kantor untuk membahas rancangan busana untuk Fashion week ini, boleh mama pergi pa?"
"Ya dah deh Ma....ntar kita bahas di rumah aja, mintak Pak Sindro untuk antar mama."
"Ngak usah deh pa, naik ojek aja, karena jam segini masih macet kalau naik mobil"
sembari menunggu ojek Onlinenya datang, istriku memandangi Handphone tersebut.
" Oh ya pa.... Ni ojek online nya dah di bawah, mama pamit dulu ya"
"Iya hati-hati, ntar kalau sudah nyampe kabarin papa ya"
*****
Seketika itu juga ruangan ini langsung sepi, di ruangan yang luas ini yang tertata rapi dan mewah, kantor pusat untuk jaya group yang menaungi, perusahaan startup, lembaga keuangan, properti, bisnis farmasi dan bisnis fashion yang geluti Rida istrinya.
Rasanya mimpi itu masih terasa dan sangat nyata, yang banyak menimbulkan pertanyaan, ada apa dengan mimpi itu, apa yang terjadi? Bagaimana menanggapi nya, dan apa yang harus di lakukan?.
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja, memenuhi pikiran pak Didit.
Tok tok tok....
Pintu kembali di ketuk, setelah di persilahkan masuk oleh pak Didi. dan ternyata Mora yang datang dengan membawa dokumen.
"Napa Mora?"
"Ini pak... laporan keuangan dari dari Rida fashion pak, serta jadwal Bapak untuk 3 hari ke depan, saya sudah memperbaharui nya, sesuai dengan permintaan bapak."
Mora meletakkan berkas jadwal itu, akan tetapi pak Didit terlihat tidak mood untuk membacanya.
"Mora... Hari ini jadwal nya apa saja?"
"Jam 10 nanti meeting dengan pak ilham, dari rumah sakit Citra, makan siang jam 12 bersama dengan Hendra dari Kontraktor Inna, jam 4 nanti meeting dengan...
"Cukup ....
Pak Didit memotong pembicaraan Mora, karena beliau pusing dengan mimpi-mimpinya yang selalu berulang.
Mora hanya terdiam dan heran melihat tingkah pak Didit bos nya yang tidak seperti biasanya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Risma Sitorus
aku baca dulu ya
2022-12-10
1
Kiran Nadeak
baca dulu.
2022-12-08
1