NovelToon NovelToon

KUTUKAN WARIS PEMUJA BEGU GANJANG

Mimpi Aneh dan Teror

uaahhh...... haaaaaaaa.......

Berteriak karena ketakutan, Dan lagi-lagi Harus terbangun di tengah malam karna mimpi itu lagi.

"Pa.....mimpi itu lagi ya?"

"Ya ma...."

"Dah hampir seminggu ini Papa mimpi yang sama, selalu berteriak dan itu membangun tidurku Pa......

sebentar ya pa, biar kuambil kan minuman buat Papa.

Sambil menyodorkan minuman itu kepada suaminya, sang istri membersihkan keringat di keningnya menggunakan tissue.

"Terimakasih ma"

"Sama-sama Pa ......

pa...... coba ingat apa ada sesuatu hal dari keluarga Papa, yang bersifat rahasia?"

"setau papa tidak ada, tapi Suara musik di mimpi papa itu seperti suara nada dering si Mora, dan kata-kata yang tidak papa mengerti *Bona Pasogit, Aek simarmata pasidung, Manang ulahon dan Sejenis kain berwana hitam dan patung menari itu"

"Si Mora asisten papa itu?"

"Ya! "

" jika musik yang papa dengar di mimpi seperti nada dering nya si Mora, si Mora kan suku Batak, berarti itu musik Batak Pa."

"iya juga ya Ma, tapi apa hubungannya nya dengan dengan keluarga kita?"

"iya juga ya.... apa hubungannya dengan keluarga kita? lebih baik kita tanya Mora besok, siapa tau Mora bisa menjelaskan arti dari mimpi papa."

" Ya dah ma, besok kita tanya sama Mora"

Setelah agak tenang, pasangan suami-istri itu mencoba untuk tidur kembali.

**

Seperti biasa sarapan pagi bersama kedua anaknya dan juga istrinya di meja makan seperti biasanya.

"Selamat pagi papa"

"Aris.... Jangan Buat Kaget Napa?"

"Siapa yang ngagetin Papa?"

"Iya ni papa, pagi-pagi dah melamun, papa kenapa?" (celetuk Iren anak perempuannya.)

"Sudah-sudah ayo habiskan sarapannya, baru berangkat, oh ya Aris, nanti bisa antar Iren ke sekolah kan, dan sekalian pulangnya jemput Iren juga."

"Bisa ma"

"Papa sama Mama ada perlu, jadi Iren sama kak Aris ya."

"Ya Ma..."

Selesai sarapan mereka bergegas untuk beraktivitas, Papa nya Aris bergegas kekantor begitu juga dengan anak-anaknya, Iren ke sekolah dan Aris ke kampus.**

Tanpa terasa sudah sampai juga di kantor ini, setelah drama di jalanan karna macet nya Ibu Kota ini, yang membuat perjalanan menjadi lama dan membosankan.

"Oh ya pa.. Mora dimana ya?"

"Palingan bentar lagi datang ma" jawab Suami Nya kepada istrinya.

Tak berselang lama Mora yang di tunggu pun tiba dihadapan mereka berdua.

"Bapak manggil saya?, tumben pak sepagi ini sudah nyampe di kantor? maaf ya pak agak telat. karena tadi saya ke kantor pajak dulu untuk mengurus pajak."

"ngak apa-apa Mora, lagian kami berdua yang datang terlalu cepat, tolong sini Handphone mu"

Dengan segala kebingungan, dan berjuta pertanyaan, Mora mengeluarkan Handphone nya, sambil menyodorkan nya ke ke Istri.

"Bu... password nya...."

'Titi.tut...tut.....emma da tutu'

Begitu lah nada dering panggilan Mora, suara musik Batak, karna Mora adalah suku Batak. Dan tak lama kemudian Istriku mengakhiri panggilan tersebut, sambil melirik Mora, hal ini membuat Mora salah tingkah dan gugup, tentunya penuh dengan pertanyaan.

"Mora......Nada dering mu ini musik apa?" tanya Bu Rida istri bos nya.

Dengan sedikit gugup dan dan kebingungan akan sikap Bu Rida dan suami nya itu. Mora mengangkat kepalanya dan menatap Bu Rida dengan penuh keraguan.

"Ini Musik Batak Bu, tapi versi modern."

"Versi modern? Emangnya ada versi klasik gitu?" sanggah Bu Rida yang baru pertama kalinya mendengar musik Batak.

"gini Bu, musik nada dering ku disebut modern karena sudah menggunakan keyboard, gitar dan terompet, alat-alat musik Batak dulu hanya, Gondang atau Gendang, tagading atau gong, sarune (alat musik tiup dengan bunyi yang khas) dan suling."

"Oh...... Trus.... Musik Batak yang asli masih ada?" Tunjukkan kan dong ibu penasaran?"

Sembari Mora mengambil handphone nya yang terletak di atas meja, kemudian mengusap-usap layar handphone itu.

"Ini Bu saya ambil dari YouTube aja ya"

Dan sesaat kemudian Pak Didit suami dari bu Rida merasa merinding mendengarkan video yang di putar Mora Tersebut, dan menyuruh Mora menghentikan nya.

"Bu...... pak....... ini lah musik asli Batak Toba, dan masih terpelihara sangat baik sampai sekarang, itu biasa di gunakan saat Festival Tahunan Danau Toba, menyambut para tamu kehormatan Pemkab, acara tata peribadatan atau cara cara ibadah Ugamo Malim dan tak sedikit juga digunakan acara adat pernikahan suku Batak Bu"

Jelas Mora dengan yakin, bos dan istrinya itu terlihat antusias mendengarkan penuturan dari Mora.

"Ugamo Malim?" tanya pak Didit, bos nya Mora.

"Iya pak, Ugamo Malim, dan generasi sekarang menyebutnya Agama Parmalim, atau istilah Penghayat kepercayaan, Asli Agama orang Batak Dulu."

"Kamu tau dari Mana Kalau Parmalim ini menggunakan menggunakan Musik Batak asli saat peribadatan?"

"Sebenarnya saya dan keluarga besar ku masih menganut Ugamo Malim pak"

"Sebentar..... Bukannya kamu beragama Kristen ya?"

Sepengetahuan bu Rida, Mora beragama Kristen, sebab setiap akhir tahun menjelang Natal Mora menerima THR, layaknya pegawai yang lain saat hari besar agama nya masing-masing.

"pak...bu..... orang Batak itu sering disangka beragama Kristen, padahal itu ngak benar, banyak kok orang Batak non Kristen, dan agama yang tertulis Di KTP ku itu hanyalah sebagai formalitas karna agama Malim belum di akui, dan sampai sekarang saya belum pernah ke Gereja.

Bu...pak....Kok saya di interogasi kyak gini? Saya buat salah apa pak?"

Mora makin kebingungan, terlihat jelas dari mimik wajah nya.

"Kamu ngak salah, Begini Mora.......

Sudah seminggu ini bapak selalu bermimpi aneh, ada seorang kakek, hanya mengunakan semacam sarung tapi berwarna hitam sambil memang tongkat, menari, dan musik nya seperti yang kamu putar barusan dan berkata Bona pasogit, Aek simarmata pasidung, Manang ulahon, sambil menatap bapak dengan mata merah dan itu membuat merinding, dan itu Terulang setiap malam di mimpi ku, itu artinya apa Mora?" ujar pak Didit yang masih kebingungan akan mimpi nya.

"Bona Pasogit artinya tanah kelahiran, baik tanah kelahiran kita sendiri maupun tanah kelahiran orang tua kita, atau asal muasal keluarga.

Aek Simarmata itu Nama Desa di sekitaran Toba, Ulahon itu artinya kerjakan, dan Pasidung itu artinya Akhiri, mungkin saja bapak orang Batak, dan yang di mimpi bapak itu kakek buyut bapak. karena kalau dilihat dan di perhatikan wajah Bapak seperti orang Batak pada umum nya"

"Mora....Mora...... Batak dari Mana?"

"Ya dari tanah Batak lah pak, ngak mungkin dari Eropa."

Akhirnya Susana tegang itu akhirnya mencair juga, dengan jawaban asal dari Mora.

"pak.... Banyak orang Batak yang jadi artis dan model dengan perawatan yang bagus tapi tetap aja khas wajah orang Batak pak."

"kamu dah makin ngaur deh, sana kerja lagi."

"baik pak, kalau ada apa-apa panggil Mora aja ya pak."

ujar Mora yang hendak berlalu meninggalkan bos dan istrinya di ruangan mewah itu.

*****

"Pa...tapi benar juga kata Mora, kalau dilihat sekilas. wajah papa memang seperti orang Batak."

Istri pak Didit berkata demikian seraya menatap serius wajah suaminya.

"Masa sih ma....."

" ya benar pak,

Oh ya pah, mama Sampai lupa kalau hari ini, kami meeting di kantor untuk membahas rancangan busana untuk Fashion week ini, boleh mama pergi pa?"

"Ya dah deh Ma....ntar kita bahas di rumah aja, mintak Pak Sindro untuk antar mama."

"Ngak usah deh pa, naik ojek aja, karena jam segini masih macet kalau naik mobil"

sembari menunggu ojek Onlinenya datang, istriku memandangi Handphone tersebut.

" Oh ya pa.... Ni ojek online nya dah di bawah, mama pamit dulu ya"

"Iya hati-hati, ntar kalau sudah nyampe kabarin papa ya"

*****

Seketika itu juga ruangan ini langsung sepi, di ruangan yang luas ini yang tertata rapi dan mewah, kantor pusat untuk jaya group yang menaungi, perusahaan startup, lembaga keuangan, properti, bisnis farmasi dan bisnis fashion yang geluti Rida istrinya.

Rasanya mimpi itu masih terasa dan sangat nyata, yang banyak menimbulkan pertanyaan, ada apa dengan mimpi itu, apa yang terjadi? Bagaimana menanggapi nya, dan apa yang harus di lakukan?.

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja, memenuhi pikiran pak Didit.

Tok tok tok....

Pintu kembali di ketuk, setelah di persilahkan masuk oleh pak Didi. dan ternyata Mora yang datang dengan membawa dokumen.

"Napa Mora?"

"Ini pak... laporan keuangan dari dari Rida fashion pak, serta jadwal Bapak untuk 3 hari ke depan, saya sudah memperbaharui nya, sesuai dengan permintaan bapak."

Mora meletakkan berkas jadwal itu, akan tetapi pak Didit terlihat tidak mood untuk membacanya.

"Mora... Hari ini jadwal nya apa saja?"

"Jam 10 nanti meeting dengan pak ilham, dari rumah sakit Citra, makan siang jam 12 bersama dengan Hendra dari Kontraktor Inna, jam 4 nanti meeting dengan...

"Cukup ....

Pak Didit memotong pembicaraan Mora, karena beliau pusing dengan mimpi-mimpinya yang selalu berulang.

Mora hanya terdiam dan heran melihat tingkah pak Didit bos nya yang tidak seperti biasanya.

Bersambung.....

Apa yang Terjadi?

Pertemuan hari ini bersama pak ilham dan pak Hendra sukses, dan masih bersyukur pak Didit masih profesional dalam hal berbisnis. setelah mimpi yang selalu mengganggunya.

tok.....tok.....tok.....

Pintu Ruangan pak Didit ku ketuk, setelah dipersilahkan masuk, dan aku langsung duduk di depan pak Didit dan raut wajahnya masih sama seperti tadi pagi.

Pak.....ini notulen nya pak."

"Ya Mora." jawab pak Didit dengan singkat.

"pak.... pak....

Mora sudah 5 tahun ikut bapak, dan baru kali ini saya melihat bapak sangat berbeda, ada masalah apa pak?

Mora pak Didit terlihat kaget setelah Perkataan Ku, mungkin beliau tidak tahu kalau raut wajahnya yang terlihat ada masalah tidak aku ketahui.

"Mora......Sebelumnya kamu bilang Aek Simarmata itu nama Desa ya?"

"ya benar pak, Dari ibu kota kabupaten Toba, menempuh perjalanan 4 jam dengan bus ke desa Aek Holong, dari Aek Holong 1 jam lebih menempuh perjalanan ke Aek simarmata."

"Dari mana kamu tau?"

"Bapak kandung ku berasal dari sana dan keluarga juga masih banyak disana."

"Oh......

Jadi kamu pernah ke Aek Simarmata itu?"

"Belum pernah pak."

"Kenapa?

"Desa Aek simarmata itu tidak berpenghuni pak."

"Kenapa begitu?"

"Belum ada jawabannya pak, sungai besar yang ada di desa Aek Holong adalah aliran dari air terjun yang berada di desa Aek Simarmata, menurut desas-desus nya, desa Aek Simarmata menyimpan cadangan minyak bumi, gas dan besi serta nikel.

Pemkab bekerja sama dengan pengusaha dari Belanda mengirim para peneliti dari berbagai bidang disiplin ilmu berjumlah 50 orang, dan hilang begitu saja di desa Aek Simarmata, bahkan tim SAR yang di kerahkan yang berjumlah 20 orang tersebut hilang tanpa jejak.

Penduduk Aek Holong termasuk pemangku adat nya memilih bungkam akan kejadian itu, dan seolah menghindari pembahasan mengenai desa Aek Simarmata."

Drrrt drrt drrrt....

Handphone pak Didit bergetar, dan itu adalah panggilan dari Bu Rida istrinya.

"Kenapa pak, apa yang terjadi?"

"Mora kita harus ke rumah sakit Sekarang Telpon pak Sindro" perintah pak Didit yang terlihat cemas.

Setelah di dalam mobil, pak Didit seperti terlihat cemas tapi berusaha tenang.

"Pak..... Kita ke rumah sakit mana?"

"Ke rumah sakit Citra, ngak perlu kwatir karna Aris sudah ditangani dokter."

"Aris kenapa pak?"

"Saat mau pulang dari kampus menuju sekolah nya Iren, Aris kecelakaan." jawab pak Didit yang terlihat tenang tapi dari sorot matanya terlihat jelas kekwatiran.

Seketika suasana Hening, pak Sindro melaju dengan kecepatan standar, hanya butuh waktu 20 menit akhirnya kami sampai di rumah sakit, pak Sindro langsung ku suruh pulang dan Aku bersama pak Didit buru-buru masuk ke dalam rumah Sakit.

Bu Rida istri pak Didit terlihat cemas dan mondar-mandir diruang Tunggu, dan Akhirnya dokter keluarga dari ruang pemeriksaan, serta membawa Aris untuk di pindahkan ke ruang perawatan.

"Dokter.... Gimana keadaan anak saya?" tanya Bu Rida yang terlihat sangat cemas.

"Bu....pak....

Anak ibu dan bapak hanya sedikit terluka di betis nya, dan sudah ditangani dengan baik, akan tetapi pasien kelihatan ketakutan, gemetaran dan sedikit meronta-ronta, dan kami telah memberikan nya obat penenang supaya anak ibu bisa istirahat."

"Oh begitu ya dokter, kami bisa masuk ke ruangan Aris Dok?"

"silahkan Bu, kalau begitu saya mohon pamit ya Bu."

Kami sejenak terdiam, dan pak Ilham mendekat ke arah kami sambil menepuk bahu kanan pak Didit.

"Pak Didit dan Bu Rida, saya jamin rumah sakit ini akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk Aris, mohon sabar ya pak, Bu"

"Terimakasih pak Ilham, maaf telah merepotkan bapak"

"Tidak masalah pak, kalau begitu saya pamit dulu ya pak, kalau ada perlu jangan segan-segan untuk menghubungi saya."

"Baik pak Ilham" jawab pak Didit kepada pak Ilham, pemilik rumah sakit Citra rekanan perusahaan pak Didit.

Kini kami berada di ruangan Aris, kamar VIP karna pak Ilham adalah kolega pak Didit, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan perawatan terbaik untuk Aris anak pertamanya.

tut...Tut....Tut....

Nada dering panggilan masuk handphone Ku, musik Batak tersebut mematahkan Susana hening tersebut, dan saking kaget nya aku menjatuhkan handphone tersebut ke lantai.

Dan saat itu Aris tiba-tiba terbangun dengan mimik wajah yang ketakutan, dan kemudian pingsan lagi, dan langsung ku matikan handphone, sembari keluar untuk memanggil dokter.

Dokternya segera datang, kemudian memeriksa keadaan nya Aris, sesaat kemudian dokter tersebut menatap pak Aris dan istrinya.

"Pak ....Bu....

pasien masih syok, setelah Pasian sadar kami akan melakukan observasi lanjutan."

"Dokter apakah pengaruh obat penenang nya sudah habis?"

"Seharusnya belum ibu, mungkin ini hanya bawaan refleksi dari apa yang di dengarkan nya, walaupun pasien terpengaruh obat penenang, tetap bisa mendengar, kalau begitu pamit ya Bu, pak".

Setelah dokter pamit, kami kembali terdiam, ada apa gerangan? apa yang sebenarnya terjadi?

"Maaf ya pak, Bu, Iren, tadi saya lupa menonaktifkan handphone."

Handphone ku aktif kan kembali tapi mode silent, agar tidak menggangu lagi.

"Pak....Bu.....Iren... Izin pamit, mau ke supermarket yang dibawah buat beli minum dan cemilan"

Pak Didit hanya mengangguk untuk mengiyakan, dan terlihat Iren menghampiriKu, untuk ikut ke supermarket yang ada dilantai satu.

Kini Aku dan Iren sudah kembali ke ruang ini, dengan membawa cemilan dan minuman, dan tiba-tiba Aris terbangun, memanggil Mamanya.

"Ya sayang mama dan papa disini, Iren dan bang Mora juga."

Kami bertiga mendekati Aris, sementara Aku keluar, setelah mendapatkan Dokter dan dua orang perawat perempuan kami langsung berlalu ke ruan rawat Aris.

"Bu....pa...semua normal, tapi kami mohon Aris rawat inap dulu sampai perban kaki nya di lepaskan."

"Dokter apa perlu pasang infus?"

"Tidak perlu Bu, hanya obat luar aja, dan juga vitamin, serta istirahat yang cukup."

"Terimakasih ya dokter."

Setelah Dokter meninggal kami di ruangan ini aku mendekati Aris yang terbaring di ranjang.

"Aris.....kok bisa kecelakaan gitu, kejadiannya gimana?"

"Nada dering panggilan Abang itu"

"Kenapa dengan nada dering Abang?"

Sejenak Aris terdiam dan aku semakin penasaran, ada apa sebenarnya? apa hubungannya dengan nada dering Ku?

"Aris mau jemput Iren ke sekolah, setelah 15 menit keluar dari kampus, tiba-tiba ada suara musik seperti nada dering mu bang"

Langsung aku keluarkan handphone, dan memutar video musik Gondang Batak asli.

"Seperti ini suaranya?"

"Iya bang, dan sesosok kakek-kakek muncul tiba-tiba, dan itu membuatku banting stir ke kiri, dan mengenai ke tembok, tapi sosok kakek itu tidak hilang juga, sembari mengucapkan kata, bonasigit...Aek Simaartata...Ulakan....pusingkan"

Semua yang di ruangan tiba-tiba terdiam, dan terlihat tatapan Aris seperti melayang-layang.

"Bona Pasogit, Aek simarmata, ulahon Manang Pasidung."

"Iya betul, itu yang di ucapkan kakek itu, dan tiba-tiba menjadi tinggi sembari membuka mulutnya lebar, dan Aris terbangun mendengar nada panggilan bang Mora, dan baru sadar kalau sudah berada di rumah sakit."

Penjelasan Aris kami saling bertatapan, dan seketika itu juga pak Didit mengeluh sakit di pundak kanannya.

Pak Didit kemudian pingsang setelah meringis kesakitan dan begitu juga dengan Aris yang meringis kesakitan di bagian pundak kirinya lalu pingsan.

Dari Masa Lampau.

Pak Didit dan Aris yang pingsang setelah mengeluh sakit pundak nya, hal itu membuat ku sangat ketakutan dan kwatir.

Awal nya pak Didit yang pingsan, dan tubuh nya aku rebahkan di sofa. setelah itu aku langsung berlari menemui dokter jaga nya.

Bersama dua perawat yang membawa ranjang tambahan untuk pak Didit yang pingsan, kami berlari ke ruang rawat Aris.

Setelah perawat merapikan ranjang untuk pak Didit, dan tubuh Nya langsung ku rebahkan ke ranjang.

Dokter masih memeriksa Aris, sementara dua perawat tadi memeriksa pak Didit. Saat perawat itu selesai memeriksa pak Didit, beliau geleng-geleng kepala dan dari sorot matanya terlihat kebingungan.

Dokter akhirnya menuju ranjang pak Didit, dan menerima hasil pengecekan dari perawat itu.

Dokter jaga kemudian mencek ulang, mulai dari denyut nadi, dada, mata dan mulut. kemudian Dokter itu menatap kami bertiga dengan penuh keraguan.

"Bu Rida, pasien seperti tertidur pulas. semuanya baik-baik saja dan normal, saya tidak bisa mendiagnosis pak Didit dan Aris." jelas Dokter itu yang terlihat kebingungan.

"Dokter, terimakasih atas pelayanan Dokter. saya ingin bicara terlebih dahulu dengan ibu Rida."

Aku yakin kalau apa yang dialami pak Didit dan Aris bukanlah penyakit medis melainkan perbuatan mistis.

Sebenarnya aku tidak percaya hal-hal seperti ini, walaupun aku sering mendengarkan cerita seperti ini.

Tapi kejadian ini membuat terpaksa harus percaya dengan apa yang aku lihat.

"baik pak kalau begitu, kalau ada apa-apa tinggal tekan bel yang diatas itu saja dan kami akan segera datang kemari. kalau begitu kami pamit pak, Bu..."

Demikian ujar dokter itu dan kemudian berlalu, lalu Bu Rida serta Iren ku mintak untuk duduk di sofa.

Bu Rida dan Iren putri nya terlihat kebingungan dan kwatir, dan mineral dalam kemasan itu ku berikan untuk mereka berdua, kali saja bisa memenangkan hati mereka.

"Bu... Iren, saya ingin membahas tentang mimpi bapak akhir-akhir ini. dan saya yakin ini kaitannya dengan peristiwa ini."

"maksudnya gimana Mora?" tanya bu Rida yang semakin penasaran."

"jadi begini bu, menurut dari mimpi bapak. saya sangat yakin kalau bapak ada hubungannya dengan desa Aek Simarmata."

"Aek Simarmata apa? dan apa kaitannya dengan kejadian ini?"

"Mama tenang ya, biarkan dulu bang Mora menjelaskan. karena memang ini ngak wajar, bukan hanya Papa yang mimpi demikian.

Kak Aris cerita sama Iren Ma, dan mimpi yang aneh-aneh."

Ujar Iren yang mencoba menenangkan Mama Nya.

"menurut cerita dari Oppung Doli Ku (panggilan kepada kakek dalam tradisi Batak Toba) atau kakak Ku, dulu desa Aek Simarmata menyimpan cerita mistis.

Jaman dulu desa Aek Simarmata adalah pemikiran warga dan tanah tersebut sangat lah subur.

Awalnya kehidupan di desa itu sangat damai dan tentram, hingga suatu hari mereka membakar par Begu ganjang (pemuja Begu ganjang, mahluk mistis dikalangan masyarakat Batak).

"apa itu Begu ganjang bang?" tanya Iren yang terlihat penasaran dengan penurutan Ku.

"Begu ganjang itu adalah makhluk mistis dikalangan masyarakat Batak Toba, yang dipercayai oleh masyarakat sekitar.

Begu ganjang di pelihara orang, dan disebut par Begu ganjang. "

"dari mana warga desa tahu kalau di kampung tersebut ada yang memelihara Begu ganjang bang?"

"begini Iren, Begu ganjang ini di pelihara atau bersekutu dengan Iblis yang bernama Begu ganjang. tujuan adalah untuk memperoleh kekayaan, kehormatan dan memudahkan untuk memperoleh keturunan.

Tapi harus dibayar mahal, berupa tumbal manusia. bayi yang lahir, anak laki-laki dan perempuan sebelum masa puber.

Korban tewas dengan cara mengenaskan, lidah menjulur, seperti bekas cekikan di leher dan wajah korban membiru.

Korban semakin banyak berjatuhan, hingga akhirnya para sepakat untuk menghabisi pemilik Begu ganjang tersebut atas dasar kecurigaan.

Para warga memberikan umpan berupa anak laki-laki yang selamat sebelumnya dari cengkeraman Begu ganjang tersebut.

Dan akhirnya warga desa mengetahui siapa pemilik Begu ganjang tersebut, cuman abang lupa siapa namanya.

Dengan membabi buta para warga langsung membakar suami-isteri yang menjadi pemuja begu ganjang tersebut.

tapi mereka lupa kalau suami-istri tersebut masih punya anak laki-laki dan perempuan yang sudah terlebih dahulu melarikan diri.

Pemuja atau pemilik Begu ganjang tewas terbakar, tapi para warga tidak sadar kalau masih ada keturunan dari yang mereka bakar.

karena warisnya masih hidup, sehingga Begu ganjang nya juga masih hidup.

Teror demi teror dialami oleh warga desa, korban yang banyak berjatuhan membuat warga desa harus meninggalkan desa. bermukim sekitar 5 kilometer dari desa tersebut dan desa baru mereka di beri nama desa Aek Holong.

Menurut cerita para warga, biasanya waris dari pemuja ganjang memiliki tanda di pundaknya."

"jadi bang apa hubungannya dengan papa dan kak Aris? bapak adalah keturunan dari pemuja Begu ganjang itu?"

Tanya Iren yang paham akan penuturan Ku tapi tidak dengan Bu Rida, Istri pak Didit.

"Abang tidak terlalu yakin, tapi dari mimpi yang bapak ceritakan serta kejadian yang menimpa Aris sudah jelas ada jawaban nya.

Menurut warga desa keturunan pemuja Begu ganjang memiliki tanda di bahu atau pundaknya, Seperti tanda lahir dengan setengah lingkaran dan berwarna hitam.

Itu bisa di sebelah kiri atau sebelah kanan, konon katanya jika tanda pundak disebelah kanan itu artinya keturunan tersebut adalah keturunan angka genap dan keturunan ganjil tanda Nya disebelah kiri."

"Iren ngak kayak gitu bang."

"iya benar Iren, dalam tradisi Batak Toba. perempuan tidak masuk dalam sisilah keluarga, hanya anak laki-laki yang masuk dalam sisilah.

itulah sebabnya tanda tersebut ada pada laki-laki. Bu, bisa Mora lihat pundak bapak dan Aris?"

"iya silahkan."

Bu Rida memberikan ijin untuk melihat tanda itu, pertama yang aku lihat adalah tanda di pundaknya Aris dan tanda itu ada persis seperti yang diceritakan oleh Oppung Doli.

Letakkan disebelah kiri itu artinya Aris adalah keturunan ganjil, kemudian aku beralih ke pak Didit.

Tanda yang sama hanya letaknya yang berbeda, tanda di pundak pak Didit berada disebelah kanan, itu artinya pak Didit adalah keturunan genap.

Apa benar pak Didit adalah waris parbegu ganjang?

kalau iya ini artinya bahaya, tapi seperti ada yang aneh.

Tiba-tiba saja pandangan Ku menjadi hitam, gelap dan seperti terdengar musik tagading (musik khas suku Batak yang persis sama gendang).

Tiba-tiba saja ada cahaya yang silau dan itu sangat menyakiti mata ini, suara Iren dan Bu Rida samar-samar terdengar.

Hingga akhirnya aku berada di suatu tempat, tapi tempat ini tidak asing bagiKu.

Seperti hutan dengan anak sungai yang deras.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!