Cinta Dalam Diam

Cinta Dalam Diam

Bab 1.

Assalamualaikum.. kembali bertemu lagi dengan aku yang tidak pernah kalian rindukan, karena aku yang selalu merindukan like dan komen kalian.

Sebelum membaca cerita ini jangan lupa masukkan ke daftar favorite dulu ya hehe.. author juga mohon bantuan dukungan dengan cara like, komen di setiap bab nya.

Sukur-sukur kalau kalian dengan ihlas mau sedekahin vote serta setangkai mawar untuk cerita ini.

Author akan sangat-sangat berterimakasih, dan tentunya akan membuat author semakin bersemangat dalam berkarya hehe.. baiklah cukup sampai di sini cuap-cuap author. Selamat membaca dan semoga kalian suka dengan ceritanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tangis haru mewarnai acara wisuda di salah satu universitas negeri kota Surabaya, para orang tua dengan bangga memeluk putra-putri mereka yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik.

Begitupun dengan seorang gadis bernama Embun Binar Arunika atau yang lebih kerap disapa Binar.

Gadis berusa 22 tahun itu menangis dipelukan kedua orang tuanya, tangis bahagia karena berhasil mendapatkan nilai tertinggi diacara kelulusan tahun ini.

Perlahan Binar melepas pelukan ayah serta bundanya, pandangan gadis itu beralih pada sosok laki-laki berprawakan tinggi gagah, berkulit putih, serta berwajah tampan namun menyebalkan. Dialah Keanu Surya Dirgantara, kakak laki-laki Binar satu-satunya.

"Kak..ih dipeluk kek adeknya!"

"Ogah!"

"Kakak nyebelin!"

"Bodo!"

"Dasar Jomblo!"

"Kaya situ gak jomblo aja."

"Kan kakak yang ngelarang Binar pacaran, boro-boro pacaran, deket sama laki-laki aja gak boleh."

Surya mengabaikan adiknya yang masih terus mengomel, sedangkan pria itu memilih berbalik arah lalu keluar meninggalkan aula kampus.

"Sudah-sudah.. kalian ini berantem aja kerjaanya, ayo pulang!"

Bunda Dita merangkul pundak Binar lalu membawanya berjalan menyusul Surya, ayah pun mengikuti dari belakang.

Surya sudah duduk manis dibalik kemudi, Binar duduk disampingnya. Sedangkan ayah dan bunda duduk di bagian tengah.

"Kakak malam ini harus nginep di rumah ya! pokoknya gak ada alasan untuk menolak!"

Surya menoleh ke arah Binar, "gak bisa Dek..."

"Kakk.. please ya! besok itu hari minggu. Kakak mau alasan apa lagi? memangnya kakak hari minggu masih mau ngantor juga? enggak kan."

Surya memilih untuk diam, yang dikatan Binar memang benar adanya. Besok hari minggu, dan ia sudah pasti tidak ada jadwal untuk ke kantor.

"Iya Sayang.. sebaiknya kamu nginep aja di rumah. Besok kan hari minggu, lagian uda lama kamu gak nginep, paling-paling kalo dateng cuma bentar doang, terus balik lagi. Bunda sama ayah juga kangen sama kamu." kini giliran bunda Dita yang berbicara, jika sudah seperti ini maka Surya tidak akan bisa menolak.

"Iya nih Bun, kakak sok sibuk banget orangnya." timpal Binar.

"Ya emang kakak sibuk, emangnya kamu." saut Surya.

"Enak aja! aku juga sibuk tau." ucap Binar tidak terima.

"Sudah-sudah.. kalian ini ya uda pada dewasa tapi masih aja suka berantem kaya anak kecil." Bunda Dita kembali memperingatkan kedua anaknya.

Ingatan Binar seakan ditarik mundur pada kejadian 5 tahun yang lalu saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA.

Saat itu Surya pertamakalinya memutuskan untuk pindah ke apartemen dengan alasan ingin belajar mandiri, serta membangun bisnisnya sendiri. Saat itu Surya bahkan baru berusia 22 tahun dan baru saja menyelesaikan kuliahnya.

Surya bertekat untuk hidup mandiri, membangun usaha serta melanjutkan pendidikan S2 nya sendiri tanpa bantuan dari orang tua. Padahal kedua orang tua mereka bisa dikatakan sangat mampu.

Saat itu pula Surya mulai berubah sikapnya, Sosok kakak yang selalu bersikap hangat, serta penyayang berubah berganti menjadi Surya si cuek serta irit bicara.

Terkadang sempat terbesit rasa rindu di hati Binar akan masa kecil mereka, sosok kakak yang selalu bisa ia andalkan dan berada di garda terdepan untuk melindunginya.

"Surya langsung ke kamar ya Bun." pamit Surya ketika baru sampai di rumah.

Bunda serta ayah bahkan sampai dibuat heran dengan tingkah putranya yang berubah 180 derajat sejak beberapa tahun yang lalu.

"Kakakkkkkkk....!" teriakan Binar begitu melengking hingga memekakkan telinga, Surya yang baru saja selesai mandi, masih bertelanjang dada, tubuhnya hanya dibalut kain handuk yang menutupi bagian bawahnya.

Binar kembali menutup pintu dengan keras, pemandangan yang baru saja ia lihat sudah merusak mata sucinya. "Kakak...buruan ganti baju!"

Didalam kamar, Surya tersenyum tipis, bahkan sangat tipis sampai semut pun tidak bisa melihatnya. "Dasar bocah, masuk kamar orang main nyelonong aja. Rasain tuh."

Setelah selesai berpakaian lengkap, Surya berjalan membuka pintu kamarnya, ternyata Binar masih berdiri dengan memegangi dadanya, gadis itu terus beristigfar dengan suara pelan dan mata terpejam. Persis seperti orang habis melihat hantu.

"Ada apa?" Surya berbicara dengan suara dingin. Binar pun menoleh kearah kakaknya.

"Kakakkk...!" Binar memberengut kesal, tangan gadis itu sudah terulur bersiap untuk memukul kakaknya.

"Mangkanya kalo masuk kamar orang itu ketuk pintu dulu, ucapin salam dulu, jangan asal main nyelonong aja. Terus ngapain kamu gak pake jilbab?" Surya berbicara tanpa melihat ke arah Binar.

"Kenapa sih Kak..? lagian ini kan di dalam rumah, gak ada siapa-siapa juga."

"Cepetan pake kerudung, setelah itu kamu baru temui kakak!"

Meskipun kesal, namun Binar tetap menurut, gadis itu kembali ke kamar lalu mengambil jilbab instan dari dalam lemari.

****

"Binar..makan dulu nak!" bunda memanggil dari arah dapur saat Binar maru saja menuruni tangga.

"Bunda lihat kakak gak bun?" bukanya menuruti perintah bundanya, Binar justru menanyakan keberadaan kakaknya.

"Di taman kayaknya, tadi bunda lihat kakak jalan keluar."

"Oke Bun, Binar kesana dulu ya."

"Iya.. sekalian ajakin kakak kamu masuk ya, sudah waktunya makan siang."

"Iya Bunn."

****

Udara sejuk langsung menerpa permukaan kulit Binar yang dibalut oleh gamis panjang, aroma dari bunga yang baru bermekaran menambah kesan asri.

Cuaca hari ini memang sudah mendung sejak pagi, jadi meskipun hari sudah siang, udara tetap sejuk seperti saat pagi hari.

Binar menoleh ke kanan dan kiri, berharap segera menemukan sesorang yang ia cari.

"Ehh.. dicariin malah asik ngobrol sama ikan." gerutu Binar saat melihat Surya sedang asik berdiri di samping kolam ikan. Sesekali tangannya melempar pelet kedalam kolam.

"Kakak..!" Binar berteriak memanggil Surya.

Surya hanya diam tanpa berniat untuk menoleh sedikitpun, matanya tetap fokus melihat ikan-ikan yang sedang berebut makanan.

"Kak..di panggil itu dijawab kek, atau paling gak noleh kek." protes Binar saat sampai di belakang kakaknya.

"Waalaikumsalam." ucap Surya.

"Eh iya, maaf lupa."

"Assalamualaikum Kakak aku yang tampan.."

"Waalaikumsalam.. uda tau kalo aku tampan, gak usa muji. Aku gak ada duit receh."

"Ya Allah..sabar..sabar."

"Ada apa?" tanya Surya.

"Kak, aku kan uda lulus kuliah nih, boleh ya aku kerja di kantor kakak?"

Binar mengeluarkan jurus puppy eyesnya. Jurus andalan saat ia akan merayu ayah maupun bundanya, namun hal itu sepertinya tidak mempan untuk Surya.

"Enggak!" ucap Surya lagi-lagi tanpa menoleh ke arah Binar.

"Pleasse... boleh ya Kak.." Binar bahkan mengatupkan kedua tanganya, memohon agar Surya mau menuruti keinginanya.

"Eng...gak!"

"Kakak...." Binar merengek namun Surya tetap mengabaikanya.

"Binarrr.. Surya..! ayo makan!" Bunda berteriak memanggil keduanya dari arah teras.

"Iya Bun.." ucap mereka kompak.

Terpopuler

Comments

Nani Evan

Nani Evan

baru baca karena baru lewat😁

2023-05-10

0

amount

amount

MashaaAllah... calon suami idaman sekalihhh si bang Surya ini😂

2022-12-29

0

amount

amount

Binar dan Surya bukan saudara kandung yach?

2022-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!