Bab 4

Bagaimana bisa aku berhenti mencintaimu, sedangkan namamu saja selalu kusebut dalam doaku. Engkau adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan.~ Keanu Surya Dirgantara.

Dalam sujud panjang, seorang pria sedang memohon belas kasih Sang Penciptanya. Tentang cinta, tentang sebuah ketidak mungkinan, Surya sungguh mengharap kun fayakun Nya.

Dalam untaian baid-baid doa, hanya ada satu nama yang selalu ia sebut kecuali kedua orang tua yang telah membesarkanya, serta kedua orang tua kandung yang entah dimana keberadaanya.. Embun Binar Arunika, dengan hanya menyebut nama saja sudah mampu menggetarkan hatinya.

Keputusan untuk menjauh nyatanya tidak benar-benar berhasil menghapus perasaan yang telah lama tumbuh di hati Surya, rasa itu justru tumbuh semakin besar diiringi dengan rindu yang menyiksa. Hanya kepada Allah lah satu-satunya tempat Surya mengadu.

Ingatan seakan krmbali ditarik mundur pada kejadian 19 tahun yang lalu. Hujan deras dan gelapnya malam membuat Surya kecil menggigil kedinginan, seorang anak berusia 8 tahun sudah terbiasa menghadapi pahitnya kehidupan. Surya kecil dipaksa untuk mengemis, mengharap belas kasih serta rasa iba.

Cambukan-cambukan di tubuh ringkih itu sudah biasa ia terima jika tidak mencapai target uang yang harus disetorkan, bahkan kerap kali ia harus rela menahan lapar. Sungguh kejam Dunia memperlakukanya.

Jalanan kota Surabaya malam itu begitu sepi akibat diguyur hujan sejak sore, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Surya kecil tidak berani untuk kembali ke gubuk penampungan tempat dimana ia dibesarkan, hari ini ia tidak mencapai target setoran, Surya takut menerima amukan dari kepala preman yang selama ini menaungi anak-anak jalanan seeperti dirinya.

Tubuh kurus, serta baju kumal itu telah basah oleh guyuran air hujan, Surya kecil sedang duduk di depan sebuah ruko yang sudah tutup, Ia duduk dengan memeluk lututnya. Hingga cahaya lampu mobil membuatnya memicing karena silau.

Seorang Pria turun dan disusul oleh istrinya, mereka menanyakan dimana Surya kecil tinggal. Tidak ada kata yang mampu Surya ucapkan selain gelengan lemah. Kedua orang itupun membawa tubuh kecil Surya kedalam mobil.

Di dalam mobil, Surya kecil cukup terpaku dengan sosok mungil yang sedang tertidur pulas, gadis itu begitu cantik, seketika Surya membayangkan bagaimana bahagianya dia jika memiliki sebuah keluarga yang lengkap, Kedua orang tua yang senantiasa menyayangi dan melindungi. Serta seorang adik yang akan selalu ia jaga dan sayangi.

Sayang nya semua itu berubah seiring berjalanya waktu, rasa sayang serta kekaguman telah berubah menjadi cinta yang bahkan tidak sedikitpun bisa Surya tolak kehadiranya. Rasa cinta datang tanpa diminta.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ngobrol sama siapa tadi?" tanya Surya kepada Binar saat berada di dalam mobil sore tadi.

"Yang mana?" tanya Binar kebingungan.

"Di Loby."

"Ooo kak Dylan maksudnya?"

Mendengar nama Dylan di sebut, sontak Surya menoleh ke arah Binar yang duduk di sampingnya."Kamu kenal sama dia?"

"Kenal, dia itu kakak tingkat aku waktu kuliah."

"Jangan dekat-dekat sama dia." ucap Surya tanpa menoleh ke arah Binar, pria itu tetap fokus menyetir.

"Kenapa sih Kak? Kak Dylan itu baik, tidak seeprti pria2 diluar sana yang ada di dalam pikiran Kakak. Kalo semua laki-laki kakak larang buat deket sama aku, aku bisa jadi perawan tua Kak." omel Binar penuh kekesalan.

"Dek, orang yang tulus sayang sama kamu itu tidak akan mendekatimu untuk dijadikan kekasihnya, tapi dia akan datang dengan sendirinya ke orang tuamu dan memintamu untuk menjadi istrinya. Ngerti! kamu itu lebih berharga dari apapun Dek."

Setelah mengucapkan kalimat itu, suasana di mobil menjadi hening, keduanya sama-sama diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Bahkan saat mobil Surya telah berhenti di pelataran rumah orang tuanya, pria itu hanya turun sebentar lalu berpamitan kepada Bunda. Binar masih mendiamkan kakaknya, begitupun sebaliknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tok Tok Tokk..

"Assalamualaiku.. Dek." ucap bunda sembari beberapa kali mengetuk pintu kamar Binar.

Dengan langkah gontai, Binar berjalan lalu membukakan pintu untuk bundanya.

Bunda mengkerutkan alisnya saat melihat penampilan Binar, tidak seeprti biasanya gadis itu terlihat murung, padahal seharusnya ia bahagia karena berhasil diterima kerja atas usahanya sendiri.

"Anak bunda kok manyun?" tanya bunda dengan menangkup kedua pipi Binar, Binar pun menghambur ke pelukan bundanya.

"Binar sebel sama kakak Bun."

Perlahan bunda melepaskan pelukan anaknya lalu menuntun Binar untuk duduk di tempat tidur.

"Sebel kenapa?.. coba cerita sama bunda."

"Tadi tuh di kantor, Binar ketemu sama kakak angkatannya Binar Bun, kita ngobrol sebentar soalnya kita emang cukup akrab. Tapi pas pulang tadi tuh kak Surya marah-marahin aku. Katanya aku gak boleh deket-deket sama kak Dylan itu. Kak Surya tuh selalu kaya gitu Bun, semua laki-laki gak boleh ada yang deket-deket sama aku."

Bunda tersenyum lalu membelai lembut rambut putrinya, " Nak.. itu tandanya kakak kamu sangat sayang sama kamu, kamu itu berharga di mata kami Nak. Dan itulah sebabnya kakak ngelarang kamu untuk punya hubungan dengan laki-laki manapun. Karena laki-laki yang baik akan datang dan meminta kepada orang yang paling berhak atas kamu nak, bukan merayu dengan kata-kata cinta lalu pergi setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Kamu paham kan sayang?" tutur Bunda panjang lebar yang dibalas anggukan oleh Binar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!