Suara alarm terdengar begitu nyaring menembus indra pendengaran Binar, alarm yang sudah dipasang otomatis sejak lebih dari lima tahun yang lalu dan tidak pernah Binar ubah sidikitpun kecuali saat ganti HP.
Alarm itu dulunya disetting oleh Surya untuk membangunkan Binar, gadis itu memang sangat sulit dibangunkan ketika sedang tidur.
Dek..! bangun Woy.. sholat sholat...!
Begitulah kiranya nada alarm dari rekaman suara Surya sendiri, suara itu pula yang telah berhasil membangunkan Binar setiap pukul 3 dini hari. Binar akan segera bangun dan bergegas mengerjakan solat tahajud kemudia dilanjut dengan membaca Al-Qur'an sampai waktu subuh.
Binar menatap pantulan dirinya di cermin, sekali lagi mengecek penampilanya yang memang nyaris sempurna.
Rok plisket hitam yang dipadukan dengan kemeja putih khas pelamar kerja, rambutnya tertutup balutan hijab pasmina berwarna hitam, serta wajah cantik dengan riasan tipis membuat Binar semakin memukau.
"Bismillah mudahkan semua urusan hamba hari ini Ya Allah.." Binar menengadahkan tanganya untuk berdoa sebelum melangkah meninggalkan kamar.
"Assalamualaikum Kakak.." ucap Binar dengan senyum mengembang saat melihat Surya yang tengah sibuk di dapur.
Surya yang sedang menata dua piring nasi goreng di atas meja, sedikit mendongak lalu terdiam beberapa saat. Pandanganya terkunci dengan sosok Binar yang terlihat begitu anggun pagi ini.
"Waalaikumsalam.." ucap Surya kemudian.
"Gimana kak penampilan aku? uda cantik belum? make up aku gak berlebihan kan?" tanya Binar sambil berputar menunjukkan penampilanya.
"Mau interview atau fashion show?" sebuah pertanyaan yang lebih mengarah ke sindiran meluncur dari bibir Surya, seketika membuat Binar merengut.
"Terserah ya, pokoknya aku tidak akan membiarkan mood aku berantakan gara-gara Kakak. Oke?" Binar menarik satu kursi lalu mendudukinya.
"Dapet dari mana Kak, nasi goreng sepagi ini?" Binar bertanya saat melihat dua piring nasi goreng ayam telah tersaji rapi di atas meja. Aroma wangi dari nasi goreng itu berhasil membuat cacing di perut Binar meronta-ronta.
"Alhamdulillah.. sepertinya pagi ini anak-anakku akan mendapat asupan makanan yang bergizi." ucap Binar lirih sambil mengelus perut ratanya.
Surya yang sedang minum sampai tersedak mendengar ucapan Binar.
"Kamu hamil?" tanya Surya dengan mata tajam melotot, seakan siap untuk menguliti Binar hidup-hidup.
" Hamil? yang bener aja sih Kak. Gimana bisa hamil, deket sama cowok aja bisa diamuk singa jantan. Pacar gak punya, apalagi suami." Binar melirik malas kakaknya, yang dimaksut dengan singa jantan disini tentu saja Surya. Pasalnya pria itu yang melarang keras Binar untuk dekat dengan laki-laki manapun.
"Terus tadi maksud ucapa kamu apa?"
Binar menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskanya perlahan. "Maksud aku.. nasi goreng nya terlihat enak. Cacing di perut aku pasti seneng dapet makanan bergizi. Gituloh.. masa harus dijelasin juga baru paham. Katanya CEO."
Tanpa Binar ketahui, Surya menyunggingkan senyum tipis sambil mengelus dadanya sendiri. yaiyalah dada nya sendiri yakali dada Binar ada-ada aja author!
"Yaudah, buruan makan! biar anak kamu sehat dan tidak stanting." Surya mendekatkan piring berisi nasi goreng ke hadapan Binar.
"Ish apaan sih! orang dibilangin aku gak hamil."
****
Jalanan kota Surabaya bisa dibilang ramai lancar, udara pagi hari di kota ini tergolong menyejukkan, meskipun berada di pusat kota namun udara disana terlihat begitu asri, bunga tebebuya yang bermekaran di sepanjang trotoar begitu memanjakan mata disepanjang perjalanan menuju kantor. Tak henti-hentinya Binar bersukur atas nikmat yang Allah berikan pagi ini.
Kekaguman Binar pada bunga tebebuya seketika terhenti saat Surya tiba-tiba menghentikan mobilnya, padahal kantor masih terbilang jauh. Kurang lebih sekitar 200 meter lagi.
"Turun!" ucap Surya cuek.
"Loh, kok turun sih Kak? kan kantornya masih jauh." protes Binar.
"Katanya mau mandiri, mau memulai karir dari nol . Terus kalo kamu datengnya sama kakak, apa bedanya? pake kekuatan orang dalam juga kan?"
"Iya sih.. tapi gak di sini juga dong kak.. masih jauh ini." rengek Binar.
"Uda buruan turun! gak usah manja."
Meskipun kesal namun sebisa mungkin Binar tetap tersenyum, sesuai janjinya, ia tidak akan membiarkan masalah sekecil apapun menghancurkan moodnya.
"Semangat!" Surya mengepalkan tanganya keatas memberi semangat kepada Binar.
"Iya.. yaudah gih sana kakak duluan!" perintah Binar pada Surya.
"Kamu aja yang duluan, kakak lihatin dari sini. Kalo kamu uda nyampek baru Kakak jalan."
Binar mengembangkan senyumnya, ia tau kakaknya tidak akan tega membiarkan ia berjalan seorang diri tanpa pengawasan darinya.
"Makasih ya Kak. aku berangkat dulu, Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam..semoga kamu berhasil Dek."
"Aminn.. aku pasti berhasil."
****
Senyum tak henti-hentinya mengembang dari bibir Binar, pasalnya dari 150 pelamar kerja hanya 10 orang saja yang diterima, dan ia salah satu dari mereka yang diterima bekerja. Lulus bahkan tanpa bantuan siapapun kecuali Allah, membuat Binar begitu bersyukur.
"Binar..!" seseorang memanggil Binar saat ia baru saja keluar dari pintu lift. Mata Binar memicing memastikan penglihatanya, Binar berharap ia tidak salah mengenali orang.
"Kak Dylan?" ucap Binar dengan senyum lebar.
Pria yang diketahui bernama Dylan itu tersenyum seraya berjalan menghampiri Binar.
"Assalamualaikum Binar.." sapa pemuda itu.
"Waalaikumsalam Kak, kakak kerja disini?" tanya Binar antusias.
"Iya Nar, Alhamdulillah nggak nyangka bisa ketemu kamu disini, kamu habis interview?"
"Iya Kak, Alhamdulillah aku habis interview dan diterima. Besok uda bisa mulai kerja." cerita Binar penuh semangat.
Pemuda itu tidak kalah semangatnya, bahkan kebahagian begitu terlihat jelas dari sorot matanya.
Obrolan terus berlanjut hingga beberapa menit telah berlalu, keduanya bahkan terlihat begitu akrab dan saling melempar candaan.
Tanpa disadari oleh keduanya, seseorang sedang memandang tanpa ekspresi ke arah mereka. Alis tebalnya bahkan tidak bergerak sedikitpun.
****
Binar baru saja keluar dari lobby perusahaan, Adzan Ashar telah berkumandang di seluruh penjuru kota Surabaya, Binar buru-buru mencari masjid terdekat untuk menunaikan kewajibanya. Gadis itu pun ahirnya sholat berjamaah dengan para karyawan di masjid kantor.
Cari mobilku dan tunggu aku disana!
Binar membaca pesan yang dikirim oleh Surya saat selesai sholat. Singkat padat dan langsung pada intinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nuranita
aq org sby lo...senengx ketemu novel yg nyritain ttg kota sby.....smngat thor💪💪💪💪💪💪💪💪💪
2023-01-31
1