MENIKAH JADI ISTRI KEDUA
Derasnya hujan yang turun menyamarkan air mata yang mengalir di pipi Nadya, tidak peduli dengan kerudung dan pakaiannya yang sudah basah, Nadya melepaskan semua sesak yang menghimpit hidupnya dengan menangis.
Demi biaya operasi dan pengobatan Rosa neneknya, Nadya memutuskan untuk menerima permintaan Marisa menjadi ibu penganti. Percakapannya dengan Marisa kembali terulang di ingatan Nadya, seperti sebuah adegan film yang diputar ulang.
"Aku bisa memberi bantuan biaya operasi dan pengobatan untuk nenek kamu." ucap Marisa membuat Nadya menatap tidak percaya.
"Aku tidak sanggup membayarnya dalam waktu dekat Mbak. Apa bisa?" tanya Nadya tidak percaya dengan tawaran Marisa.
"Kamu tidak perlu membayarnya dengan uang. Cukup pinjam kan rahim kamu menjadi ibu pengganti untukku dengan mengandung benih dari suamiku." jawab Marisa.
"Maksud Mbak Risa?" tanya Nadya tidak mengerti.
"Mertuaku mendesak agar aku segera memberikan mereka keturunan, tapi karena sesuatu aku tidak bisa memiliki anak. Aku dan suamiku sudah berusaha dengan berbagai cara, tapi sel telurku yang tidak bisa dibuahi.
Menikahlah dengan suamiku, Nadya. Jadilah maduku dan istri kedua suamiku hanya sampai kamu melahirkan seorang anak. Setelah kamu menyerahkan anak yang kamu lahirkan untuk kami, aku dan suamiku akan membebaskan kamu melanjutkan hidupmu." ucap Marisa menjelaskan pertanyaan Nadya.
"Bagaimana?" tanya Marisa karena melihat Nadya yang hanya diam saja menanggapi penjelasannya.
"Satu hal lagi. Selama kamu menikah dengan suamiku, kamu akan mendapatkan pertanggungan sebagai seorang istri, suamiku akan memberikan nafkah setiap bulannya dan juga menanggung biaya kuliah adikmu." ucap Marisa lagi memberikan tawaran yang menggiurkan agar Nadya mau menerima kesepakatan mereka.
"Aku harus bicara dengan adikku." jawab Nadya.
"Bicaralah, aku bisa menunggu mu disini. Jika kamu menolak aku bisa menawarkan pada orang lain, tapi pikirkan pengobatan nenek mu." jawab Marisa memberi kesempatan pada Nadya untuk bicara dengan Azam.
Nadya kembali masuk ke kamar rawat inap Rosa, dia mengajak Azam sedikit menjauh dari tempat tidur Rosa.
"Ada apa Kak?" tanya Azam.
"Ada hal penting yang ingin kakak bicarakan denganmu." jawab Nadya.
"Ibu Rosa harus segera dioperasi jika tidak ingin jaringan kankernya menyebar." ucap Nadya memberitahu Azam dengan mengulangi ucapan dokter Sam, dokter yang merawat neneknya. Lalu Nadya memberitahu tawaran yang diberikan Marisa pada mereka dengan Nadya menjadi ibu penganti.
"Bagaimana menurut kamu, Zam?" tanya Nadya.
"Mengapa tidak meminta batuan ayah, Mbak. Ayah pasti punya uang untuk mengobati nenek." jawab Azam menanggapi penjelasan Nadya dengan memberikan solusi pada kakaknya.
Nadya menarik nafas panjang, satu orang yang selalu dia hindari adalah Surya, ayahnya. Nadya sudah mencoba menghubungi orang yang paling bertanggung jawab terhadap Rosa, siapa lagi kalau bukan ayahnya sebagai putra satu-satunya yang dimiliki sang nenek.
"Mbak sudah menghubungi ayah." jawab Nadya.
"Apa yang ayah katakan Mbak?" tanya Azam penasaran.
Nadya diam sesaat lalu menceritakan pada Azam apa yang terjadi saat dia menghubungi dan memberitahu Surya tentang Rosa. Dia bicara dengan Surya "Nenek sakit dan butuh biaya yang tidak sedikit." ucap Nadya begitu panggilannya terhubung. Tidak ada sapaan dan salam yang Nadya berikan pada sang ayah, karena baginya dan Azam, laki-laki itu bukan lagi orang yang harus mereka hormati.
Tidak ada reaksi dari sang ayah menjawab pemberitahuannya, Surya langsung menutup telepon dari Nadya begitu saja. Tapi Nadya sempat mendengar ada suara wanita yang memanggil Surya, dan Nadya yakin itu adalah suara Wulan ibu tirinya. Sekali lagi Nadya harus kecewa dengan Surya dan semakin membenci ayahnya itu.
"Itu yang terjadi, Zam. Seperti biasa." ucap Nadya mengakhiri ceritanya pada Azam.
"Mbak siap setelah melahirkan memberikan anak Mbak pada mereka lalu menjadi janda?" tanya Azam.
Siap tidak siap, tidak ada jalan lain yang bisa Nadya lakukan. Tidak apa-apa mejadi janda, suatu saat akan ada pria yang akan menerima dirinya dengan apa adanya. Tapi kehilangan anak?
"Demi nenek, Zam. Mbak siap melakukan apapun." jawab Nadya.
"Aku tidak tahu apa yang kita tempuh ini benar atau salah, tapi aku percaya Tuhan tidak hanya diam melihat kita yang kesulitan. Mungkin ini memang jalan yang harus Kakak dan Aku hadapi. Azam merestui dan siap jadi wali Kakak." jawab Azam membuat Nadya akhirnya menerima tawaran Marisa meskipun dia terpaksa menjadi ibu pengganti.
"Ya ampun Nadya, kenapa kamu suka sekali hujan-hujanan." tegur Anjas begitu melihat Nadya yang datang ke restoran dalam keadaan basah kuyup.
Suara Anjas menghentikan siaran ulang yang ada dikepala Nadya, dia kembali dalam dunia nyata, sebuah episode baru yang kelak akan dia jalani sebagai istri kedua.
Nadya hanya tersenyum menanggapi teguran Anjas, manager di tempatnya bekerja yang juga sudah menjadi temannya sejak sekolah menengah pertama. Karena Anjas juga Nadya bisa bekerja di restoran milik kakek sahabatnya itu.
"Bagaimana kabar nenek?" tanya Anjas.
"Besok lusa dia operasi." jawab Nadya jujur.
"Kamu ada uang untuk biayanya?" tanya Anjas lagi.
"Pengobatan nenek pakai asuransi." kali ini Nadya harus berbohong pada Anjas.
Nadya tidak ingin Anjas tahu masalah yang sedang dia hadapi, begitu banyak batuan yang sering Anjas berikan untuknya. Baru beberapa hari yang lalu Anjas memberikan pinjaman pada Nadya untuk tambahan biaya kuliah Azam, pinjaman yang bisa Nadya kembalikan kapanpun tanpa bunga.
Karena itulah Nadya tidak ingin Anjas tahu kesulitannya kali ini, biarlah dia mencari cara tanpa bantuan Anjas, menyewakan rahimnya untuk hamil benih laki-laki yang tidak dia cintai.
"Aku ganti pakaian dulu, An." ucap Nadya pamit pada Anjas sebelum Anjas menyadari matanya yang sembab karena menangis.
Sepulang kerja Nadya kembali kerumah sakit, dia sengaja memilih rumah sakit yang dekat dengan restoran tempat dia bekerja sehingga hanya dengan berjalan kaki dia bisa menemui Rosa bila ada sesuatu yang penting.
Nadya melihat Azam sedang menyuapi Rosa, begitu dia masuk ke ruang rawat Rosa yang baru. Marisa memindahkan neneknya kekamar vip begitu Nadya menerima tawaran wanita itu.
"Zam kamu pulang saja, biar Mbak yang jaga nenek malam ini." ucap Nadya memberitahu Azam.
"Kakak saja yang istirahat, besok kakak harus kerja pagi." ucap Azam menolak permintaan kakaknya.
Nadya tidak menjawab tolakan Azam, dia mengambil alih tempat makan Rosa dan sendok yang ada di tangan Azam.
"Biar Mbak aja yang menyuapi nenek" ucap Nadya yang dituruti Azam kali ini.
Andai saja ayahnya tidak menikah lagi, mungkin ibunya tidak akan meninggal dunia karena serangan jantung. Neneknya juga tidak harus bekerja keras membantu membiayai hidupnya dan Azam hingga akhirnya sakit-sakitan seperti sekarang ini.
Keluarga yang dulu sangat bahagia hancur setelah ayahnya memutuskan untuk poligami tanpa sepengetahuan ibunya. Tidak hanya sampai disitu, ayahnya memilih hidup bersama wanita itu dari pada hidup bersama ibu dan anak-anaknya, mengabaikan tugas dan kewajibanya sebagai seorang anak dan juga seorang ayah.
Nadya sangat membenci istri kedua ayahnya yang mau menikah dengan pria yang sudah beristri. Lalu, bagaimana dengan dirinya sendiri? Bukankah dia juga menjadi istri dari laki-laki yang sudah beristri?
Suara notifikasi di ponsel Nadya berbunyi. Nama Marisa yang tertera di layar pipih miliknya. Nadya segera membaca pesan yang dikirimkan Marisa, dan dia tidak percaya akan secepat ini.
Marisa: [Pernikahan kamu kita adakan besok sore]
...🌿🌿🌿...
...Menikah Jadi Istri Kedua...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments