Mengizinkan Nadya pergi, bukan berarti Reno percaya begitu saja pada apa yang di bicarakan wanita yang baru satu hari dia nikahi itu. Tiba di perusahaannya, Reno meminta Yuda asisten dan juga sahabat Reno sejak sekolah untuk segera menghadap padanya.
"Pak Bos, kamu sepertinya sangat suka kalau aku selamanya menjomblo" ucap Yuda mengeluh begitu tiba di ruangan Reno. Dia baru saja akan menemui karyawan baru yang menarik perhatiannya saat Reno menghubunginya.
"Aku minta kamu menghadap bukan untuk mendengar keluhanmu." sahut Reno ucapan Yuda dengan wajah kesal.
"Ada apa?" tanya Yuda begitu melihat wajah bosnya yang tidak baik-baik saja.
"Marisa belum pulang dari luar kota?" tanya Yuda lagi karena tidak mendapat jawaban dari Reno.
"Tidak perlu dipikirkan, dia pasti sedang bersenag-senang dengan sahabatnya itu." lanjut Yuda ucapannya.
"Kemarin aku menikah lagi." ucap Reno memberitahu Yuda sebagai sahabat. Sulit baginya jika dia menutupi pernikahan keduanya dari Yuda seperti permintaan Marisa.
"Apa!" ucap Yuda tidak percaya.
"Kemarin kamu di kantor dan bekerja seperti biasa." ucap Yuda lagi.
"Kemarin sore." ucap Reno menjelaskan.
"Tapi itu bagus, setidaknya ada istri yang akan memepehatikan kamu nanti, tidak seperti kemarin-kemarin punya istri tapi selalu sendiri.
Aku jadi penasaran wanita seperti apa yang jadi istri kedua kamu, apa dia lebih cantik dari Marisa?" tanya Yuda penasaran.
Ingin sekali Reno menjawab iya pertanyaan Yuda, tapi dia mengurungkannya.
"Aku tidak tahu apa-apa tentang dirinya, karena itu aku butuh bantuan kamu, Yud. Aku ingin tahu dia wanita seperti apa, baik-baik atau hanya ingin hidup nyaman dengan kekayaannku." ucap Reno memberitahu Yuda apa yang mengganggu pikirannya.
"Kamu menikahi wanita itu tapi kamu tidak tahu siapa dan bagaimana dia, apa kamu sudah tidak waras Ren?" tanya yuda sambil menggelengkan kepala tidak percaya.
"Aku hanya menuruti permintaan Marisa." jawab Reno yang membuat Yuda kembali terkejut.
"Marisa yang menyuruh kamu menikah lagi, ada apa ini?" tanya Yuda binggung.
"Marisa memaksa aku menikah lagi kemarin, dia juga yang mencarikan wanita untuk aku nikahi jadi istri kedua." jawab Reno.
"Aku tidak salah dengar?" tanya Yuda tidak percaya dengan penjelasan Reno.
Reno membuang nafas kasar, sekarang dia dalam masalah setelah mengikuti kemauan Marisa. Sementara orang yang memasukannya dalam masalah pergi begitu saja tanpa memberitahu sedikitpun tentang siapa Nadya.
Lalu Reno menceritakan apa penyebab Marisa meminta dia menikah lagi, dan mengapa Marisa memilih Nadya.
"Kejam" ucap Yuda begitu Reno menyelesaikan ceritanya.
"Maksud kamu?" tanya Reno tidak mengerti.
"Marisa sangat kejam, dia memanfaatkan kesulitan ekonomi wanita itu. Apa dia tidak memikirkan perasaannya wanita itu kelak?
Dia harus berpisah dengan anak yang dia lahirkan, apa itu bukan perbuatan kejam. Kemana hati Marisa sebagai sesama wanita" jawab Yuda.
Reno terdiam, dalam hatinya dia membenarkan apa yang dikatakan Yuda. Reno tidak berpikir sampai kesana saat dia mengiyakan permintaan Marisa.
"Sekarang aku harus bagaimana Yud, sikap wanita itu membuat aku penasaran." ucap Reno sambil menyandarkan bahunya ke sandaran kursi kebesarannya.
"Kamu ingin menyelidiki siapa istri kedua kamu itu?" tanya Yuda yang langsung mendapat jawaban, "Iya." dari Reno.
"Karena itu aku memaggil kamu Yud." ucap Reno melanjutkan jawabannya.
"Tolong cari tahu tentang Nadya secepatnya, dan carikan aku orang yang bisa dipercaya untuk mengikutinya dan memberikan laporan padaku setiap saat tentang Nadya." ucap Reno.
"Jadi namanya Nadya." sahut Yuda begitu Reno menyebut nama Nadya.
"Kamu benar ingin melakukan itu?" tanya Yuda lagi sambil menatap curiga pada Reno.
"Memangnya kenapa? Apa salah aku mencari tahu siapa dia." jawab Reno menyangkal tatapan curiga Yuda.
Reno tidak ingin mengakui dia melakukan semua ini karena dia mulai tertarik pada Nadya. Reno berdalih hanya ingin membuktikan bahwa apa yang diucapkan Nadya adalah benar, tidak lebih dari itu.
Sore harinya, sepulang kerja Nadya menginap di rumah sakit seperti yang dia katakan pada Reno. Nadya tidak sendiri dia di temani Azam yang ikut menginap di rumah sakit malam ini.
"Bagaimana sikap mas Reno, Mbak?" tanya Azam yang tahu jika Reno terpaksa menikahi kakaknya itu. Dia ingin tahu sikap Reno pada Nadya setelah menikah.
Tidak ada hal yang bisa Nadya sembunyikan dari sang adik sejak dulu, dia pun memberitahu apa yang Reno pikirkan tentang dia. Tapi Nadya tidak memberitahu Azam jika hinaan Reno sampai membuatnya mengeluarkan air mata untuk laki-laki yang kini menjadi suaminya. Azam tidak akan senang mendengar jika Nadya menjadi wanita yang lemah dihadapan orang lain.
"Kemarin nenek bertanya darimana kakak mendapatkan biaya untuk operasi nenek." ucap Azam memberitahu Nadya begitu Rosa sudah terlelap.
"Kamu belum memberi tahu nenek tentang pernikahan Mbak, kan?" tanya Nadya.
"Belum." jawab Azam.
Seperti permintaan Nadya, mereka akan memberitahu tentang pernikahan Nadya pada Rosa setelah nenek mereka itu selesai menjalani operasinya.
"Istirahatlah, besok kita harus bangun sebelum subuh." ucap Nadya agar Azam segera tidur.
Sementara itu di kediaman Reno, laki-laki itu tidak bisa memejamkan matanya. Setelah mendapat informasi tentang Nadya, Reno semakin merasa bersalah dengan hinaan yang dia lontarkan pada Nadya.
Reno masuk ke kamar Nadya, istri keduanya memang tidak pulang. Reno menutup pintu kamar, bukan kembali kekamarnya tapi Reno tidur di kamar Nadya.
"Punya istri dua, tapi tetap saja kesepian." gumam Reno sebelum memejamkan matanya.
Keesokan harinya di rumah sakit, perawat masuk kekamar rawat inap Rosa untuk memeriksa nenek dari Nadya dan Azam itu sebelum menjalani operasi.
"Nadya." panggil Rosa agar Nadya mendekat setelah suster pergi.
"Azam tidak mau memberitahu Nenek dari mana kamu mendapatkan biaya untuk operasi, apa kamu juga tidak ingin memberitahu?" tanya Rosa.
Waktu dia dipindahkan keruangan VIP, Rosa bertanya pada perawat biaya operasinya ditanggung asuransi atau bukan. Perawat tersebut mengatakan, Rosa menggunakan biaya mandiri. Tapi tidak ada satupun baik Nadya maupun Azam memberitahunya dari mana mereka mendapatkan uang.
"Nenek tidak usah memikirkan masalah ini, sekarang nenek berdoa semoga operasinya berjalan lancar." jawab Nadya.
Sambil menggenggam tangan Rosa, Nadya mengikuti perawat yang mendorong tempat tidur Rosa menuju ruang operasi. Nadya baru melepaskan genggaman tangannya setelah dia diminta menunggu diluar.
"Maafkan Nadya, nek." ucap Nadya didalam hati.
Nadya duduk di bangku tunggu yang ada didepan ruang operasi. Dia tidak bisa tenang, bukan takut operasi Rosa gagal tapi dia tidak tahu bagaimana memberitahu Rosa jika dia telah menikah tanpa meminta izin neneknya itu.
"Nenek akan baik-baik saja." ucap Anjas yang langsung duduk disamping Nadya.
Nadya melihat kearah Anjas lalu dia tersenyum pada sahabatnya itu.
"Aku bawakan sarapan untukmu dan Azam." ucap Anjas sambil menyodorkan bungkusan yang dia bawa.
"Terimakasih, tapi Azam sudah aku suruh sarapan di kantin." jawab Nadya membalas ucapan Anjas.
Nadya menerima bungkusan yang diberikan Anjas, lalu dia letakkan kembali disampingnya. Nadya merasa tidak sanggup menelan makanan dalam kondisi seperti saat ini.
"Kamu tidak kerja?" tanya Nadya yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Anjas.
Anjas ikut izin tidak masuk kerja, dia akan menemani Nadya, wanita yang dia cintai selama ini. Anjas sangat tahu, Nadya sering mengabaikan perutnya jika sedang ada masalah atau banyak pikiran. Dia harus memaksa Nadya untuk sarapan. Jika tidak, Nadya tidak akan memasukkan apapun untuk mengisi perutnya.
Anjas mengambil kembali bungkusan yang dia bawa, lalu dia membukanya dan menyodorkan makanan itu pada Nadya.
"Ayo makan." ucap Anjas.
"Nanti saja." jawab Nadya.
Mengabaikan penolakan Nadya, Anjas menyendok nasi kuning yang dia beli sebelum menuju rumah sakit lalu menyodorkan sendok itu ke depan mulut Nadya.
"Buka mulutnya." ucap Anjas memaksa Nadya.
"Aku makan sendiri saja." jawab Nadya merasa tidak enak dilihat orang lain dan ingat statusnya yang sudah menjadi istri seseorang meski hanya untuk sementara.
"Buka mulutnya." ucap Anjas lagi menolak permintaan Nadya.
Nadya tidak bisa menolak jika Anjas sudah bersikap seperti ini. Mereka saling mencintai tapi mereka sama-sama menyadari jika mereka tidak bisa bersama. Maka kata persahabatan yang menjadi bungkus agar mereka tetap bisa bersama.
Dengan sabar, sesuap demi sesuap Anjas memasukkan nasi kuning kemulut Nadya hingga wanita itu menghabiskan sarapannya. Nadya dan Anjas tidak sadar, apa yang Anjas lakukan saat ini terbidik kamera.
Wajah Reno memerah saat dia menerima foto yang dikirimkan oleh orang suruhannya. Kedekatan Anjas dan Nadya sudah memicu kecemburuan Reno.
...🌿🌿🌿...
...Menikah Jadi Istri Kedua...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Nadya
2024-12-04
0
Enung Samsiah
ahaayyyy,,,,,dah ada rasa nih sireno pdhl baru 2 hri kenal,,, asyiiiklah klu begitu,,,,, smngttt
2023-09-08
1
Fatim Ummu Ayes
si anjas gak seiman kah thor? kok gak bisa bersatu mreka?
2023-07-28
1