Raja Pedang
Tiga pedati (kereta barang yang ditarik dengan kerbau) berukuran besar berjalan beriringan perlahan di pendakian Malibu. Rombongan pedati itu dikawal oleh delapan orang pendekar menunggang kuda bodi.
"Datuk.... Sebaiknya kita istirahat dan menginap di lembah Anai untuk malam ini." Bahri yang jadi kepala pengawalan memberi usul.
"Atur saja yang terbaik Bahri" terdengar jawaban bersuara berat dari dalam pedati.
Ganto (lonceng kecil yang dipasang dileher kerbau) berdenting, terdengar lirih seiring dengan langkah kerbau yang menarik pedati pedati itu.
Perlahan rombongan pedati sampai di Lembah Anai. Rombongan pedati berhenti tidak begitu jauh dari air terjun. Beberapa pengawal ekspedisi mendirikan tenda untuk menginap.
Senja turun dengan pasti dan beranjak malam. Beberapa orang pengawal membuat api unggun, selain untuk memasak air dan merebus singkong, juga menghangatkan badan dari udara yang dingin menusuk sampai ke tulang.
Lembah Anai merupakan lembah yang diapit dua gunung. Gunung Tandikek yang terjal dan Bukit Tambun Tulang yang selalu ditutupi halimun kelabu.
Pada salah satu ceruk gunung Tadikek ada air terjun yang cukup besar. Gemuruh air yang jatuh dari atas bukit terdengar bagaikan raungan naga yang tiada henti. Mungkin karena itu dinamakan air terjun raungan naga.
Airnya jatuh ke telaga ambun yang selalu tertutup kabut tebal. Kabut air itu terbentuk dari percikan air terjun yang begitu kencang menghempas ke telaga itu.
Malam itu berbeda dari biasa, hanya rombongan pedati tersebut yang bermalam di Lembah Anai. Anggota rombongan berkumpul dekat api unggun untuk menghangatkan badan dari dingin yang menusuk tulang. Kaum lelaki menikmati kopi dan menyantap singkong rebus.ditaburi saka enau yang dihaluskan sambil ngbrol kian kemari, diselingi tawa dan canda.
Rombongan pedati tersebut adalah rombongan pedagang dari daerah Pariaman yang mau berdagang ke koto Panjang (Padang Panjang) dan Tanah Data satu daerah yang baru dibuka. Mereka bukan rombongan pedagang biasa, melainkan rombongan dagang Datuk Kayo Baso yang didunia persilatan lebih dikenal Pendekar Golok Bercagak.
Pendekar Golok Bercagak adalah seorang pendekar dari golongan putih. Nama besarnya sangat terkenal di pesisir barat benua Emas. Setelah malang melintang sebagai seorang pendekar tangguh di wilayah pesisir dan darek. Pada usia 25 tahun Pendekar Golok Bercagak yang berbeda ditingkat raja tinggi itu menikah dengan seorang pendekar wanita yang merupakan putri semata wayang dari Tuangku Nan Sati ketua padekokan Alang Barat di Sunua. Mayang atau lebih dikenal dengan gelar Dewi Selendang Maut karena menggunakan selembar selendang sutra sebagai senjatanya. Dari pernikahan itu, mereka mempunyai seorang anak lelaki yang saat ini berusia hampir empat tahun lebih. Putra mereka diberi nama Lindu Alam.
Lindu Alam baru lahir setelah pernikahan mereka berusia lima tahun. Karena itu Lindu Alam sangat dimanja oleh mandehnya. Namun demikian bocah lelaki itu dididik cukup keras oleh abaknya Pendekar Golok Bercagak.
Lindu Alam adalah anak pilihan langit. Ada kejadian luar biasa terjadi pada anak itu ketika Mayang akan melahirkan putranya itu.
flash back
Diujung sore di Sunua hujan turun dengan derasnya. Petir dan badai tingkah bertingkah bersahutan dalam hujan. Beberapa perahu bercadiak yang tertambat didermaga diayun gelombang tak karuan. Kadang perahu perahu itu terhempas membentur tiang tiang dermaga. Beberapa atap rumbia dari rumah nelayan tercerabut, terbang dibawa angin topan.
Dalam kamar di sebuah bangunan besar dipantai Sunua. Seorang wanita muda tengah berjuang untuk melahirkan bayinya. Dia adalah Mayang si Selendang Maut, istri Pendekar Golok Bercagak.
Sudah lebih dari tiga jam Mayang berjuang, tapi bayinya tidak juga bisa lahir. Tubuh nya sudah mulai lemas karena ngedan berpuluh puluh kali.
Dhuaarr....!!
Petir tunggal meledak dilangit malam. Kegelapan makin terasa pekat dalam cuaca hujan deras. Tiba-tiba saja seberkas cahaya putih keemasan muncul dan meresap masuk ke arah perut Mayang. Ketika cahaya itu memasuki tubuhnya, Mayang tiba-tiba merasakan energi besar dan hangat menyebar dalam dirinya. Tubuhnya terasa segar dan sangat kuat.
Bayi yang lebih dari tiga jam tak mau lahir, keluar begitu saja. Bayi laki laki itu dibungkus oleh cahaya bening keemasan. Perlahan cahaya itu hilang meresap ke dalam tubuh si bayi. Datuk Kayo Baso terkejut ketika merasakan energi mendalam yang besar saat pertama menggendong bayinya. Energi tingkat emas puncak !
Datuk Kayo Baso memberi nama Lindu Alam pada anaknya. Nama itu sebagai bentuk doa agar putranya tumbuh menjadi manusia kuat perkasa seperti angin topan. Ketika memasuki usia dua tahun, Lindu Alam sudah mulai diajari cara berkultivasi dan dasar ilmu silat oleh abaknya Pendekar Golok Bercagak.
flash back end ---
Menjelang pagi, udara di Lembah Anai terasa jauh lebih dingin. Pendekar Golok Bercagak tersentak dari kantuknya ketika merasakan aura kematian yang terarah kepada mereka.
Sesaat kemudian muncul dari kegelapan sekitar tiga puluh orang berpakaian hitam hitam dipimpin oleh seorang yang tinggi besar sambil tertawa keras. Suara tawanya mengalahkan deru air terjun Lembah Anai.
Para pengawal meringis kesakitan, telinga mereka serasa ditusuk tusuk oleh benda tajam. Lindu Alam terbangun dan merengek. Suara ketawa yang dilampiri tenaga dalam itu sangat menyakitkan baginya.
Datuk Kayo Baso menepuk nepuk punggung anaknya. Ia menyalurkan hawa murni untuk melindungi Lindu Alam. Agar suara ketawa yang mengandung serangan tenaga mendalam tingkat tinggi itu tidak lagi menyakiti Lindu.
Bahri melompat bangun dan maju dua langkah serta membentak
"Siapa kalian...!!?"
Sosok berpakaian hitam hitam maju selangkah...
"Hanya tikus curut saja berani bersuara di depan ku...? "
Seiring dengan itu, serangkum angin tajam melesat menuju Bahri. Sebagai kepala pengawalan, tentu ilmu silat yg dimiliki Bahri tidak bisa dianggap rendah. Bahri seorang pendekar tingkat raja awal. Kepala pengawalan itu mengayun pedangnya menangkis serangan itu.
Siluet angin tajam melesat kearah lelaki berpakaian serba hitam itu.
Duaarrr....!!
Tenaga sakti itu berbenturan dan meledak.
Blusssh....!!!
Gelombang energi akibat benturan dua tenaga besar menghempas ke segala arah. Lelaki berpakaian serba hitam itu tetap berdiri tegak ditempat nya, sementara Bahri terdorong tiga tombak kebelakang.
Pertarungan langsung pecah antara kelompok Bahri dengan kawanan perampok. Teriakan teriakan dan jerit kesakitan mulai terdengar.
Bahri mengayun pedangnya mencoba menebas leher pria berpakaian serba hitam. Kesiut angin tajam menderu dari tebasan itu. Sesaat sebelum tebasan itu sampai, lawan memiringkan kepala dan menyerang dengan tendangan ke dada Bahri dan..
Bugh...!!
Accgh.....!!
Bahri terhempas dan salto dua kali untuk menghilangkan efek lontaran dari tendangan lawannya. Bahri mulai lagi menata kuda kuda untuk menyerang. Kemudian ia melesat dengan sangat cepat menerjang lawan. Pedang nya membentuk dua serangan menusuk kearah jantung dan leher lawan.
Traang...!!
Triing....!!
Bugh.....!! "Aauch...!!!"
Lelaki berpakaian serba hitam itu tersurut tiga langkah. Tendangan curian Bahri bersarang didadanya ketika ia menangkis serangan ganda Bahri.
"Sebutkan siapa dirimu sebelum nyawamu minggat...!" Teriak Bahri.
Lawannya mengangkat sudut bibirnya sedikit dan menjawab...
"Kalo Mantiko.... Ingat baik baik nama pembunuh mu, karena nyawamu akan segera minggat...!!"
Deg... !!
Muka Bahri menjadi suram. Siapa yang tidak kenal Kalo Mantiko. Tetua sekte Iblis Tambun Tulang yang terkenal sadis. Meski hanya tetua ke tiga, tapi kesaktian nya kata orang orang hampir menyamai Harimau Kumbang ketua sekte Iblis Tambun Tulang yang sangat sakti.
Datuk Kayo Baso juga kaget dan langsung menatap Kalo Mantiko.
Sekilas Bahri melihat kearah pertarungan anak buahnya. Beberapa diantara mereka sudah tergelimpang jadi mayat. Ia menata kuda kuda menyerang, sambil menghimpun tenaga mendalam.
Sesaat kemudian kepala pengawalan itu menyerang Kalo Mantiko. Kalo Mantiko tersenyum mengejek. Kedua tangannya tiba tiba menhitam dan bergerak menusuk dan menjapit. Dua larik angin tajam menerjang Bahri. Melewati serangan Bahri dan menghantam dada dan perutnya dengan telak.
Duuug....!!
Buagh....!!
Aaagghh....!!!
Bahri terhempas cukup jauh. Ia terhenti setelah tubuhnya menabrak pohon besar. Ia memuntahkan banyak darah. Bahri mengalami luka dalam yang cukup parah.
Kalo Mantiko bergerak sangat cepat menerjang Bahri yang mau berdiri. Bahri tak mungkin lagi menghindar dia mengangkat tangan untuk menahan serangan itu. Tinggal sedetik sebelum terjadi benturan, Kalo Mantiko meliukkan serangan dan menghantam dada Bahri dengan telak.
Bugh...!!
Aauugh....!!
Bahri kembali terlempar dan kembali muntah darah. Luka dalamnya semakin parah.
Mayang turun dari pedati. Ia mendekati suaminya dan bertanya...
"Siapa mereka ajo Datuk ?"
"Kalo Mantiko dari sekte Iblis Tambun Tulang.
Jagalah Lindu, aku akan bantu Bahri dan anak buahnya yang tersisa"
Pendekar Golok Bercagak langsung melesat setelah menyerahkan Lindu.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Raimon
Thoor....coba juga diangkat cerita Malin Deman atau Cindua Mato dengan Versi Noveltoon....untuk memperkenalkan Tokoh Kependekaran dan Alam Minang kabau loo....
2023-07-07
1
Raimon
Walaupun Den baru mambaco...den salut Samo Panuluh nan maangke Latar Carito Daerah Minang Kabau....Samangek Thoor....hiduikkan baliek Cari nan kiri kiri Samo Jo carito Pendekar Lereng Merapi dan Carito Si Giring Giring Perak....Salam untuak Panulih dari Inyiak Gunuang
2023-07-07
1
Ando
🙏🙏
2022-12-26
1