NovelToon NovelToon

Raja Pedang

#1. Lembah Anai

Tiga pedati (kereta barang yang ditarik dengan kerbau) berukuran besar berjalan beriringan perlahan di pendakian Malibu. Rombongan pedati itu dikawal oleh delapan orang pendekar menunggang kuda bodi.

"Datuk.... Sebaiknya kita istirahat dan menginap di lembah Anai untuk malam ini." Bahri yang jadi kepala pengawalan memberi usul.

"Atur saja yang terbaik Bahri" terdengar jawaban bersuara berat dari dalam pedati.

Ganto (lonceng kecil yang dipasang dileher kerbau) berdenting, terdengar lirih seiring dengan langkah kerbau yang menarik pedati pedati itu.

Perlahan rombongan pedati sampai di Lembah Anai. Rombongan pedati berhenti tidak begitu jauh dari air terjun. Beberapa pengawal ekspedisi mendirikan tenda untuk menginap.

Senja turun dengan pasti dan beranjak malam. Beberapa orang pengawal membuat api unggun, selain untuk memasak air dan merebus singkong, juga menghangatkan badan dari udara yang dingin menusuk sampai ke tulang.

Lembah Anai merupakan lembah yang diapit dua gunung. Gunung Tandikek yang terjal dan Bukit Tambun Tulang yang selalu ditutupi halimun kelabu.

Pada salah satu ceruk gunung Tadikek ada air terjun yang cukup besar. Gemuruh air yang jatuh dari atas bukit terdengar bagaikan raungan naga yang tiada henti. Mungkin karena itu dinamakan air terjun raungan naga.

Airnya jatuh ke telaga ambun yang selalu tertutup kabut tebal. Kabut air itu terbentuk dari percikan air terjun yang begitu kencang menghempas ke telaga itu.

Malam itu berbeda dari biasa, hanya rombongan pedati tersebut yang bermalam di Lembah Anai. Anggota rombongan berkumpul dekat api unggun untuk menghangatkan badan dari dingin yang menusuk tulang. Kaum lelaki menikmati kopi dan menyantap singkong rebus.ditaburi saka enau yang dihaluskan sambil ngbrol kian kemari, diselingi tawa dan canda.

Rombongan pedati tersebut adalah rombongan pedagang dari daerah Pariaman yang mau berdagang ke koto Panjang (Padang Panjang) dan Tanah Data satu daerah yang baru dibuka. Mereka bukan rombongan pedagang biasa, melainkan rombongan dagang Datuk Kayo Baso yang didunia persilatan lebih dikenal Pendekar Golok Bercagak.

Pendekar Golok Bercagak adalah seorang pendekar dari golongan putih. Nama besarnya sangat terkenal di pesisir barat benua Emas. Setelah malang melintang sebagai seorang pendekar tangguh di wilayah pesisir dan darek. Pada usia 25 tahun Pendekar Golok Bercagak yang berbeda ditingkat raja tinggi itu menikah dengan seorang pendekar wanita yang merupakan putri semata wayang dari Tuangku Nan Sati ketua padekokan Alang Barat di Sunua. Mayang atau lebih dikenal dengan gelar Dewi Selendang Maut karena menggunakan selembar selendang sutra sebagai senjatanya. Dari pernikahan itu, mereka mempunyai seorang anak lelaki yang saat ini berusia hampir empat tahun lebih. Putra mereka diberi nama Lindu Alam.

Lindu Alam baru lahir setelah pernikahan mereka berusia lima tahun. Karena itu Lindu Alam sangat dimanja oleh mandehnya. Namun demikian bocah lelaki itu dididik cukup keras oleh abaknya Pendekar Golok Bercagak.

Lindu Alam adalah anak pilihan langit. Ada kejadian luar biasa terjadi pada anak itu ketika Mayang akan melahirkan putranya itu.

flash back

Diujung sore di Sunua hujan turun dengan derasnya. Petir dan badai tingkah bertingkah bersahutan dalam hujan. Beberapa perahu bercadiak yang tertambat didermaga diayun gelombang tak karuan. Kadang perahu perahu itu terhempas membentur tiang tiang dermaga. Beberapa atap rumbia dari rumah nelayan tercerabut, terbang dibawa angin topan.

Dalam kamar di sebuah bangunan besar dipantai Sunua. Seorang wanita muda tengah berjuang untuk melahirkan bayinya. Dia adalah Mayang si Selendang Maut, istri Pendekar Golok Bercagak.

Sudah lebih dari tiga jam Mayang berjuang, tapi bayinya tidak juga bisa lahir. Tubuh nya sudah mulai lemas karena ngedan berpuluh puluh kali.

Dhuaarr....!!

Petir tunggal meledak dilangit malam. Kegelapan makin terasa pekat dalam cuaca hujan deras. Tiba-tiba saja seberkas cahaya putih keemasan muncul dan meresap masuk ke arah perut Mayang. Ketika cahaya itu memasuki tubuhnya, Mayang tiba-tiba merasakan energi besar dan hangat menyebar dalam dirinya. Tubuhnya terasa segar dan sangat kuat.

Bayi yang lebih dari tiga jam tak mau lahir, keluar begitu saja. Bayi laki laki itu dibungkus oleh cahaya bening keemasan. Perlahan cahaya itu hilang meresap ke dalam tubuh si bayi. Datuk Kayo Baso terkejut ketika merasakan energi mendalam yang besar saat pertama menggendong bayinya. Energi tingkat emas puncak !

Datuk Kayo Baso memberi nama Lindu Alam pada anaknya. Nama itu sebagai bentuk doa agar putranya tumbuh menjadi manusia kuat perkasa seperti angin topan. Ketika memasuki usia dua tahun, Lindu Alam sudah mulai diajari cara berkultivasi dan dasar ilmu silat oleh abaknya Pendekar Golok Bercagak.

flash back end ---

Menjelang pagi, udara di Lembah Anai terasa jauh lebih dingin. Pendekar Golok Bercagak tersentak dari kantuknya ketika merasakan aura kematian yang terarah kepada mereka.

Sesaat kemudian muncul dari kegelapan sekitar tiga puluh orang berpakaian hitam hitam dipimpin oleh seorang yang tinggi besar sambil tertawa keras. Suara tawanya mengalahkan deru air terjun Lembah Anai.

Para pengawal meringis kesakitan, telinga mereka serasa ditusuk tusuk oleh benda tajam. Lindu Alam terbangun dan merengek. Suara ketawa yang dilampiri tenaga dalam itu sangat menyakitkan baginya.

Datuk Kayo Baso menepuk nepuk punggung anaknya. Ia menyalurkan hawa murni untuk melindungi Lindu Alam. Agar suara ketawa yang mengandung serangan tenaga mendalam tingkat tinggi itu tidak lagi menyakiti Lindu.

Bahri melompat bangun dan maju dua langkah serta membentak

"Siapa kalian...!!?"

Sosok berpakaian hitam hitam maju selangkah...

"Hanya tikus curut saja berani bersuara di depan ku...? "

Seiring dengan itu, serangkum angin tajam melesat menuju Bahri. Sebagai kepala pengawalan, tentu ilmu silat yg dimiliki Bahri tidak bisa dianggap rendah. Bahri seorang pendekar tingkat raja awal. Kepala pengawalan itu mengayun pedangnya menangkis serangan itu.

Siluet angin tajam melesat kearah lelaki berpakaian serba hitam itu.

Duaarrr....!!

Tenaga sakti itu berbenturan dan meledak.

Blusssh....!!!

Gelombang energi akibat benturan dua tenaga besar menghempas ke segala arah. Lelaki berpakaian serba hitam itu tetap berdiri tegak ditempat nya, sementara Bahri terdorong tiga tombak kebelakang.

Pertarungan langsung pecah antara kelompok Bahri dengan kawanan perampok. Teriakan teriakan dan jerit kesakitan mulai terdengar.

Bahri mengayun pedangnya mencoba menebas leher pria berpakaian serba hitam. Kesiut angin tajam menderu dari tebasan itu. Sesaat sebelum tebasan itu sampai, lawan memiringkan kepala dan menyerang dengan tendangan ke dada Bahri dan..

Bugh...!!

Accgh.....!!

Bahri terhempas dan salto dua kali untuk menghilangkan efek lontaran dari tendangan lawannya. Bahri mulai lagi menata kuda kuda untuk menyerang. Kemudian ia melesat dengan sangat cepat menerjang lawan. Pedang nya membentuk dua serangan menusuk kearah jantung dan leher lawan.

Traang...!!

Triing....!!

Bugh.....!! "Aauch...!!!"

Lelaki berpakaian serba hitam itu tersurut tiga langkah. Tendangan curian Bahri bersarang didadanya ketika ia menangkis serangan ganda Bahri.

"Sebutkan siapa dirimu sebelum nyawamu minggat...!" Teriak Bahri.

Lawannya mengangkat sudut bibirnya sedikit dan menjawab...

"Kalo Mantiko.... Ingat baik baik nama pembunuh mu, karena nyawamu akan segera minggat...!!"

Deg... !!

Muka Bahri menjadi suram. Siapa yang tidak kenal Kalo Mantiko. Tetua sekte Iblis Tambun Tulang yang terkenal sadis. Meski hanya tetua ke tiga, tapi kesaktian nya kata orang orang hampir menyamai Harimau Kumbang ketua sekte Iblis Tambun Tulang yang sangat sakti.

Datuk Kayo Baso juga kaget dan langsung menatap Kalo Mantiko.

Sekilas Bahri melihat kearah pertarungan anak buahnya. Beberapa diantara mereka sudah tergelimpang jadi mayat. Ia menata kuda kuda menyerang, sambil menghimpun tenaga mendalam.

Sesaat kemudian kepala pengawalan itu menyerang Kalo Mantiko. Kalo Mantiko tersenyum mengejek. Kedua tangannya tiba tiba menhitam dan bergerak menusuk dan menjapit. Dua larik angin tajam menerjang Bahri. Melewati serangan Bahri dan menghantam dada dan perutnya dengan telak.

Duuug....!!

Buagh....!!

Aaagghh....!!!

Bahri terhempas cukup jauh. Ia terhenti setelah tubuhnya menabrak pohon besar. Ia memuntahkan banyak darah. Bahri mengalami luka dalam yang cukup parah.

Kalo Mantiko bergerak sangat cepat menerjang Bahri yang mau berdiri. Bahri tak mungkin lagi menghindar dia mengangkat tangan untuk menahan serangan itu. Tinggal sedetik sebelum terjadi benturan, Kalo Mantiko meliukkan serangan dan menghantam dada Bahri dengan telak.

Bugh...!!

Aauugh....!!

Bahri kembali terlempar dan kembali muntah darah. Luka dalamnya semakin parah.

Mayang turun dari pedati. Ia mendekati suaminya dan bertanya...

"Siapa mereka ajo Datuk ?"

"Kalo Mantiko dari sekte Iblis Tambun Tulang.

Jagalah Lindu, aku akan bantu Bahri dan anak buahnya yang tersisa"

Pendekar Golok Bercagak langsung melesat setelah menyerahkan Lindu.

\=\=\=\=\=

#2. Dewa Tanpa Bayangan

Bahri terhempas dan memuntahkan banyak darah. Organ dalamnya seperti bergeser dan terluka. Sebelum sempat bangun, serangan susulan Kalo Mantiko sudah sangat dekat. Sudah tidak mungkin lagi untuk menghindar ataupun menangkis.

"Hanya sampai disini umurku"

Bahri mendesah pasrah dalam hatinya. Lalu memejamkan kedua matanya. Ia mendengar bunyi benturan keras, tapi tidak merasakan apapun.

"Dug...!!"

Serangan Kalo Mantiko ditahan oleh pendekar Golok Bercagak.

Bahri membuka matanya, melihat Datuk Kayo Baso menghunus goloknya berhadapan dengan Kalo Mantiko.

Datuk Kayo Baso menyerang. Goloknya bergerak naik turun seperti ombak menghempas karang susul menyusul. Tapi semua serangan itu dengan mudah di mentahkan Kalo Mantiko. Bahkan...

Duugh...! Bugh !

serangan balasan Kalo Mantiko bersarang ke perut dan pundaknya dan Datuk Kayo Baso tersurut sampai tiga tombak.

Ia kembali menata kuda kuda menyerang. Menyalurkan tenaga mendalam ke goloknya. Golok bercagak itu mendengung dan menjadi putih berkilau. Itu menandakan golok bercagak adalah senjata pusaka kelas bumi tengah.

Senjata dibagi dalam empat kelas, yaitu :

- pusaka tingkat Fana

- pusaka tingkat Bumi

- pusaka tingkat Langit

- pusaka tingkat Nirwana

- pusaka tingkat Legenda

Setiap kelas itu dibedakan atas tiga tingkatan lagi yaitu awal, tengah dan puncak.

Datuk Kayo Baso menyerang dengan tiga serangan dilampiri tenaga mendalam besar. Tiga berkas siluet tajam melesat menuju arah kepala, leher dan perut Kalo Mantiko.

Melihat serangan kuat itu, Kalo Mantiko bergerak menyongsong serangan. Tubuhnya, diselimuti oleh kabut tipis sambil melepas pukulan.

Dung....

Dung....

Dung....

Plak..! Dess...!!

Serangan Datuk Kayo Baso tidak ditangkis tapi ditahan oleh kabut tipis yang menyelimuti Kalo Mantiko. Satu pukulan nya berhasil ditepis Datuk Kayo Baso, tapi pukulan yang lain tak berhasil dihindari dengan baik dan menghantam pundak nya. Ia jatuh terhempas bergulingan dan langsung menyerang lagi.

"Badai Beliung Bacagak"

Teriakan Datuk Kayo Baso, golok bercagak diputar kencang membentuk angin pu**** beliung dengan Datuk Kayo Baso sebagai pusatnya.

Serangan itu bergerak sangat cepat menerjang Kalo Mantiko. Serangan dibungkus angin pu**** beliung menderu mengaung menakutkan. Tidak mungkin menghindari lagi serangan itu, Kalo Mantiko menyambut nya dengan ajian Gampo Bumi.

Drrrtt...

Ddrrrtt...

Dhuuaarr...!!

Ledakan dahsyat terjadi ketika dua jurus tingkat tinggi bertemu. Datuk Kayo Baso terlempar sampai sepuluh tombak dan terbatuk mengeluarkan seteguk darah. Kalo Mantiko hanya terdorong dua tombak dengan kuda kuda yang masih kokoh.

"Tenaga mendalam nya satu tingkat lebih tinggi"

Datuk Kayo Baso mendesis dan mengeluh dalam hati.

Melihat kondisi itu, Bahri langsung menyerang Kalo Mantiko. Merasakan ada angin tajam menuju tengkuknya. Kalo Mantiko berputar menepis golok dan menyarangkan pukulan berisi ajian Gampo bumi ke dada Bahri.

Bugh...!!!

Kratak tak....!!!

Terdengar bunyi nyaring tulang dada patah. Bahri terhempas jauh dan tak mampu bangkit lagi. Tewas dengan dada remuk. Itulah efek yang ditimbulkan oleh ajian Gampo bumi karena energi yang sangat besar.

Disisi lain semua anggota pengawal sudah tergelimpang. Tak ada satupun yang kelihatan masih bernyawa. Anggota perampok hanya dua orang yang tewas. Sisanya semua menonton pertarungan pimpinan mereka dengan pendekar Golok Bercagak.

"Apa lagi yang kalian tunggu. Rebut semua pedati itu."

Kalo Mantiko memberi perintah ke anak buahnya. Mereka segera merapat menuju pedati.

Melihat itu Dewi Selendang Maut menyerang anggota perampok setelah menaruh anaknya dekat kusir pedati.

Ctar....!!

Ctar....!!

Dua anggota perampok terlempar dengan luka di mukanya. Perampok itu bangkit lagi dan menyerang.

"Mati kau ******...!"

Berbagai jenis senjata, golok, pedang dan tombak menuju titik lemah tubuh Mayang. Perempuan itu menyalurkan energi mendalam dan selendang menjadi lurus dan kaku. Keras bagai batang besi. Memutarnya bagai kintiran menangkis semua serangan yang datang.

Trang...!!

Trang... Tring...!!

Usai menangkis selendang kembali lentur menotok leher salah satu perampok.

Tuk..!! perampok itu langsung terhempas dan mati. Kematian satu dari mereka menjadikan para perampok itu makin menggila menyerang Mayang. Namun nama Dewi Selendang Maut memang tidak kaleng-kaleng.

Pertarungan terus berlangsung. Anggota perampok yang tewas sudah empat orang. Namun para perampok tetap menyerang dengan ganas. Lima anggota perampok yang ilmunya lebih tinggi dari yang lain, melakukan serangan jarak dekat. Mayang yang ahli bertarung dengan berjarak mulai keteteran dan terdesak.

Kalo Mantiko bergumam "membelah langit", jari tangannya membentuk capit leher Datuk Kayo Baso. Pendekar dari daerah pesisir mencoba menghindar. Akan tetapi kurang cepat, pundak kanannya terkoyak lebar. Darah mengucur deras dari luka itu.

Golok Bercagak mendengus, ia menyusun kuda kuda menyerang. Setelah mengempos energi mendalam, Golok Bercagak menyerang. Dua siluet tajam menderu ke Kalo Mantiko. Namun serangan itu luput, Kalo Mantiko tiba tiba menghilang dan muncul dibelakang Golok Bercagak. Satu tebasan kuat menghantam tengkuk Golok Bercagak. Disusul tendangan mencangkul menghantam ubun ubunnya.

Deezzz....!

Dugg....!!

Golok Bercagak tersentak dan jatuh terhempas. Darah meleleh dari telinga, hidung dan matanya. Saat ia mencoba bangkit, lehernya koyak oleh capit Kalo Mantiko.

Craakk....!!

Pendekar Golok Bercagak yang pernah malang melintang di daerah pesisir dan darek terkulai. Tewas ditangan Kalo Mantiko.

" Ajooo.....!!"

Mayang si Selendang Maut berteriak histeris. Ia mengamuk sejadi jadinya. Tiga perampok segera terhempas mati dengan tengkorak retak. Namun sebuah pukulan keras menghantam punggungnya.

Buacgh....!!

Dewi Selendang Maut terhempas menghantam tanah yang langsung retak retak membetuk jaring laba laba.

"Huek....!"

Mayang muntah darah. Ia bangkit namun sedikit gemetar. Ga tau dia gemetar karena amarah yang terlalu besar atau mulai lemas.

Kalo Mantiko kembali datang menyerang dengan kecepatan tinggi.

"Gampo Bumi" dia bergumam. Lapisan udara tiba tiba pecah dan dua pukulan menghantam dada dan kepala Mayang. Perempuan itu terpelanting, jatuh dekat pedati dimana anaknya berada.

Dewi Selendang Maut mengalami luka teramat parah. Tidak memungkinkan lagi untuk diselamatkan. Ia mencoba berdiri tapi sudah tidak mampu.

Mayang memaksakan diri untuk bertumpu dengan lututnya. Air mata mengucur di pipinya, merah bercampur darah. Perempuan itu menatap putranya dengan hati penuh perasaan duka.

Mulutnya bergerak gerak seakan berkata,

"maafkan mandeh nak, semoga surga menjaga mu"...

Tapi suara nya tak pernah keluar. Hanya sedikit erangan. Sesaat kemudian ia jatuh tengkurap. Nyawanya berpisah sudah dengan jasad nya.

Lindu Alam tiba tiba tersentak dan meraung pilu.

" Mandeeeeh.....!!!"

Bocah itu melayang kearah mandeh nya. Ia menggoncang tubuh mandeh nya berkali kali. Tapi tubuh mandeh nya sudah tidak merespon lagi.

Lindu Alam berdiri dengan kaki terpentang. Ia menatap ke Kalo Mantiko. Matanya mencorong amat tajam, Kalo Mantiko tergugu dan merinding.

"Aku akan membunuh mu sampai linyak" dengan suara anak anak yang sedikit cadel.

"Anak setan, ku bunuh kau..."

Kalo Mantiko bergumam sambil menyerang Lindu Alam. Bocah itu tidak bergeming melihat serangan Kalo Mantiko.

Kalo Mantiko kaget, karena tiba tiba Lindu menghilang hanya sejengkal sebelum serangan nya menemui sasaran. Ia segera memutar badannya dan melihat Lindu berjarak sepuluh tombak darinya.

Bocah itu tetap menatapnya dengan mata mencorong. Seorang pria setengah baya berdiri disampingnya. Kalo Mantiko merasakan hawa mantagi teramat besar dan kuat menekannya. Punggung langsung basah oleh keringat dingin.

Pria setengah baya itu menatap Kalo Mantiko dengan tenang. Tapi Kalo Mantiko bergetar hebat jiwanya. Dadanya bergemuruh oleh detak jantung yang tidak teratur. Kalo Mantiko menarik nafas dalam dan berusaha menenangkan hati nya. Ketika ia mau berkata, pria setengah baya itu lebih dulu berucap...

"Cukup Mantiko, karma atas perbuatan mu pasti akan kau terima."

Zleepp....

Pria itu menghilang bersama Lindu. Kalo Mantiko melihat itu bergumam pelan agak mendesis...

"Dewa Tapa Bayangan" Punggungnya basah oleh keringat dingin.

Ya, pria itu adalah Dewa Tanpa Bayangan. Ia seorang manusia super sakti dan sangat terkenal di seantaro dunia. Meski penampakan nya tampak setengah baya, usia dari Dewa Tanpa Bayangan sudah sangat tua. Mungkin lebih dari lima ratus tahun. Sepanjang catatan sejarah rimba persilatan, tak pernah ada yang mampu melawan bahkan mengimbangi Dewa Tanpa Bayangan.

Kalo Mantiko masih menatap ketempat menghilang nya Dewa Tanpa Bayangan dan Lindu. Punggung nya kuyup dan di pelipisnya menetes keringat dingin.

\=\=\=***\=\=\=

Note :

- Mandeh \= Ibu, dari bahasa Minang.

- Abak \= Ayah

- Linyak \= Hancur seperti bubur

#3. Menjadi Murid

Talago Dewi, adalah sebuah telaga kecil, berada dipuncak gunung Singgalang. Telaga itu dikelilingi oleh hutan sangat lebat dan lembab. Hampir semua pohon di hutan itu ditumbuhi lumut tebal. Ada sebuah portal dimensi disana. Jika ada pendekar yang bisa sampai di hutan itu, maka portal dimensi akan mengisap mereka. Tidak diketahui seperti apa nasib mereka selanjutnya. Hutan itu dikenal dengan hutan Bunian.

Diluar hutan, ada jurang tebing karang yang sangat curam sampai pinggang gunung. Orang orang menamainya Tabiang Bunian. Sudah tidak terhitung nyawa melayang menjadi korbannya. Beberapa bagian yang lebih terjal ada di sebelah timur. Ditempat itu tampak tanaman dengan bunga bewarna putih namun memendarkan aura keemasan. Itu adalah tanaman herbal alias tumbuhan spirit tingkat tinggi. Bunga Eidle, yang mampu mendongkrak kemampuan seorang pendekar satu tingkat penuh.

Hanya mereka yang memiliki ilmu meringankan tubuh tinggi yang bisa melintasi Tabiang Bunian. Namun begitu meski bisa melewati Tabiang Bunian dan sampai dipinggir hutan bunian, mereka akan ditekan oleh aura energi yang sangat besar. Jika mereka masih mencoba masuk, sebelum tiba dikawasan Talago Dewi mereka akan dihisap oleh portal dimensi yang ada disana.

---**

Hari masih pagi. Matahari baru naik sedikit. Seorang anak lelaki berdiri menatap Talago Dewi yang penuh misteri. Air di permukaan telaga berkilau terlihat seperti perak, tenang tanpa riak sedikitpun. Telaga ini memancarkan aura dingin dan intimidasi sangat kuat.

Perlahan bocah tampak berusia delapan tahun itu membuka bajunya dan masuk telaga. Air telaga amat sangat dingin, mungkin jauh dibawah titik beku namun tidak pernah membeku. Tapi hal itu seperti tidak mempengaruhi nya.

Bocah lelaki itu kemudian bersila disebuah batu yang ada di dalam telaga. Dan mulai menyerap energi yin yang amat padat dari telaga.

Benar, bocah itu Lindu Alam. Sudah tiga tahun lebih ia tinggal di pinggir talago dewi dengan gurunya Dewa Tanpa Bayangan. Saat ini dia baru berumur enam tahun. Tubuh anak itu tampak melebihi usia nya. Karena hampir setiap hari makan berbagai tanaman spirit, Lindu tumbuh menjadi anak bertubuh tinggi dan kuat. Bahkan saat itu tubuhnya sudah ditingkat macan emas. Sangat kuat untuk anak usia enam tahun.

Tidak terasa, sudah tiga hari Lindu menyerap energi yin dari talago dewi.

Prang...!

Boom !!

Terdengar suara kaca pecah diikuti ledakan. Ia telah menembus level pendekar tingkat langit menengah. Kalau pendekar lain melihat, dipastikan mereka akan muntah darah dibuatnya. Itu bukan jenius lagi, tapi monster. Karena pendekar langit itu adalah tingkat para tetua di klan dan sekte besar benua Emas.

Perlahan Lindu membuka matanya. Ia mengepal tangan merasakan kekuatan sangat besar dalam tubuhnya. Perlahan Lindu menyalurkan energi dingin ke kepalan tinjunya. Perlahan muncul bunga es yang terus membungkus tinju anak lelaki itu.

"Hmm... Kekuatan ini terasa berbeda" bisik hatinya. Lindu tersenyum sekilas dan keluar dari telaga.

Setelah berganti pakaian, Lindu membakar ikan puyu perak. Puyu perak banyak hidup di Talago Dewi. Daging puyu perak berkhasiat meningkatkan kekuatan otot dan tulang. Sambil menunggu bakarannya matang, Lindu mengenang kejadian tiga tahun lalu. Ketiga kedua abak dan mandehnya dibunuh seorang lelaki tinggi besar bernama Kalo Mantiko. Beruntung dia diselamatkan oleh Dewa Tanpa Bayangan dari Kalo Mantiko seorang tetua di sekte Iblis Tambun Tulang.

flash back

Dari ruang hampa muncul sosok pria tampan setengah baya dengan seorang bocah laki laki. Mereka Dewa Tanpa Bayangan dan Lindu Alam.

Dewa Tanpa Bayangan melirik Lindu disampingnya yang berdiri agak linglung. Muka bocah itu sedikit kotor dan pucat. Tapi tidak terdengar sedikitpun keluhan dari mulutnya.

"Sungguh anak yang luar biasa" Dewa Tanpa Bayangan berbisik dalam hati. "Tekanan energi sebesar ini tidak berpengaruh pada anak ini."

Sesaat kemudian Lindu langsung bersujud didepan Dewa Tanpa Bayangan.

"Ungku...

Terimakasih telah menyelamatkan aku"

Dewa Tanpa Bayangan mengangkat dan mendudukan Lindu diatas balai-balai yang terbuat dari kayu ulin di depan sebuah rumah kayu yang lumayan besar. Iya melakukan tanpa menyentuh Lindu, hanya melambaikan tangan saja.

Ada sekilas kekaguman dimatanya. Bocah kecil itu tampak begitu tegar, padahal orang tua nya baru saja dibantai didepan mata nya.

"Nak, siapa nama kamu ?" Dewa Tanpa Bayangan bertanya dengan suara lembut.

"Lindu Alam Ungku" Lindu memberi tau kan namanya.

"Menangis lah kalau kamu mau Lindu" suara Dewa Tanpa Bayangan terdengar lembut penuh kasih.

Lindu hanya diam dan menatap lelaki setengah baya didepannya.

"Ungku siapa ?"

"Hm... orang-orang memanggil ku dengan Dewa Tanpa Bayangan"

Lindu langsung turun dari balai-balai kayu tempat dia duduk. Bocah yang hampir berusia empat tahun itu kembali bersujud di depan Dewa Tanpa Bayangan. Ia pernah mendengar tentang Dewa Tanpa Bayangan dari anaknya ketika habis berlajar silat. Lindu tau dari cerita abaknya, Dewa Tanpa Bayangan adalah pendekar nomor satu di benua Emas. Bahkan mungkin sampai ke jawadwipa, borneo dan selebes. Teramat sulit untuk ditemukan lawan yang seimbang menghadapi Dewa Tanpa Bayangan.

Hampir setengah hari Lindu bersujud didepan Dewa Tanpa Bayangan. Lindu sama sekali tidak mengangkat kepala dari tanah sampai terdengar suara Dewa Tanpa Bayangan.

"Bangunlah Lindu. Aku tau apa yang kau inginkan. Mungkin kau memang berjodoh jadi murid ku." Didalam hati nya Dewa Tanpa Bayangan memang sudah memutuskan mau mengangkat Lindu jadi murid nya. Karena itu dia membawa bocah ajaib itu ke tempatnya di Talago Dewi.

Ketika menyelamatkan Lindu ia merasakan energi yang sangat padat. Dewa Tanpa Bayangan sangat kaget ketika merasakan lingkar energi mendalam tingkat raja puncak pada Lindu. "Akhirnya surga mengirim seorang murid untuk ku". Gumam Dewa Tanpa Bayangan dalam hati.

"Terimakasih ungku guru. Aku akan melakukan yang terbaik dan menjadi kebanggaan ungku guru" Lindu bersujud tiga kali pada gurunya Dewa Tanpa Bayangan.

"Baiklah Lindu, hari ini kamu istirahat dulu. Besok pagi kita akan mulai latihan".

" Pilih kamar yang kamu mau gubuk itu"

Dewa Tanpa Bayangan menunjuk ke rumah kayu besar yang ada disitu. Lindu melangkah perlahan menuju rumah.

Pagi hari usai sarapan dengan talas japun rebus. Lindu duduk bersila di hadapan Dewa Tanpa Bayangan.

"Lindu, pertama guru akan menjelaskan tingkatan dalam kemampuan kultivasi dan jenis tubuh kepadamu"

Dewa Tanpa Bayangan mulai memberi penjelasan pada Lindu.

Dalam dunia kultivator, ada beberapa hal mendasar yang harus kamu ketahui. Semua itu saling berkait untuk seorang pendekar mampu mencapai puncak tertinggi seorang kultivator.

Jenis Tubuh.

Tubuh manusia dibedakan atas lima tingkatan.

- Tubuh fana. Jenis tubuh fana adalah tubuh orang awam dan mereka yang mempelajari dasar-dasar ilmu silat.

- Tubuh Serigala, jenis tubuh ini rata rata dimiliki oleh mereka yang mempelajari ilmu silat. Mereka bisa melakukan kultivasi. Tubuh jenis serigala mampu menampung kekuatan sampai tingkat menengah yaitu kultivasi tingkat perak.

- Tubuh macan, jenis tubuh ini sangat baik untuk pendekar menengah dan tinggi. Tubuh jenis ini mampu mencapai kultivasi tingkat suci, bahkan sampai tingkat agung awal

- Tubuh naga adalah jenis tubuh terbaik. Level tertinggi dari jenis tubuh naga bisa menjadi landasan yang kokoh untuk seorang pendekar ditingkat puncak.

Setiap tingkatan tubuh terdiri atas empat level yaitu besi, perunggu, perak dan emas. Sebenarnya masih ada satu tingkatan lagi, tapi sudah lebih seribu tahun tidak ada lagi yang memiliki tubuh itu.

"Tubuh tingkatan apa itu guru ?"

Dewa Tanpa Bayangan menjelaskan itu adalah Tubuh Ilahi. Pendekar yang memiliki tubuh ilahi, jika mendapatkan jalur yang benar akan meraih tingkatan tertinggi dalam dunia kultivator.

"Saat ini tubuhmu adalah jenis tubuh macan perak. Kita akan meningkatkannya menjadi tubuh jenis naga nantinya."

Tenaga mendalam adalah jumlah lingkar energi yang dimiliki oleh seorang pendekar. Tingkatan dalam energi mendalam, menentukan tingkatan seorang pendekar. Tingkatan energi mendalam adalah:

- Pendekar Pemula yaitu mereka yang memiliki lingkar tenaga mendalam dari satu lingkaran sampai seratus lingkaran.

- Pendekar Perunggu, tingkatan ini memiliki energi mendalam sampai dua ratus lima puluh lingkaran.

- Pendekar Perak, memiliki energi mendalam sampai lima ratus lingkaran.

- Pendekar Emas, pada tingkatan ini memiliki energi mendalam sebanyak seribu lima ratus lingkaran.

- Pendekar Bumi, adalah pendekar dengan tenaga mendalam lima ribu lingkaran.

- Pendekar Langit, memiliki tenaga mendalam sepuluh ribu lingkaran.

- Pendekar Suci, tingkatan ini memiliki energi mendalam sebesar lima pulu ribu lingkaran dan pendekar tingkat ini juga sudah mulai mengolah zenqi.

- Pendekar Agung, memiliki energi mendalam seratus ribu lingkaran dan tentu saja zenqi tingkat menengah.

- Pendekar Dewa, boleh dikatakan ini adalah puncak tingkatan pendekar. Memiliki energi mendalam sampai tiga ratus ribu lingkaran dan sebuah danau zenqi yang luas di dantiennya.

- Pendekar Legenda. Ini adalah tingkatan yang sangat tinggi. Sudah lebih dari 1000 tahun berlalu, tak ada lagi yang pernah mencapai tingkatan ini. Jumlah energi mendalam pada pendekar legenda sudah tidak terhitung. Selain itu zenqi di dantiennya seperti lautan luasnya.

Flash back end

Lindu mulai memakan ikan bakarnya. Ia sangat menyukai ikan bakar dan jamur tapak dewa yang banyak tumbuh hutan Bunian.

Usai makan, Lindu menyibukkan diri untuk belajar alkemis. Meracik pil sumber daya adalah sesuatu yang sangat disukainya. Mempelajari semua jenis tanaman obat dan racun. Juga tanaman spirit herbal yang memiliki kegunaan khusus. Tentu saja Lindu belajar mengolah tanaman itu untuk menjadi pil.

Malam hari, Lindu selalu berkultivasi menghimpun tenaga mendalam. Menyerap esensi energi langit dan bumi yang padat di tempat tinggal gurunya. Pagi sampai sore ia melatih jurus jurus silatnya dan kadang berlatih tanding dengan gurunya.

\=\=\=***\=\=\=

note :

- Ungku \= panggilan penghormatan untuk seorang lelaki yang seumuran kakek .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!