Tetangga ½ ons

Tetangga ½ ons

Bab 1 : Tetangga ½ ons

Dari banyaknya pertanyaan mengenai kesukaan dalam hal apapun. Chaca Aliska selalu menjawab apapun yang disukai mas Aga maka dia juga akan menyukainya.

Tetangga baru yang datang 2 tahun yang lalu didalam hidupnya, Membuat kehidupan Chaca terasa lebih bewarna.

Kehilangan sosok ayah membuat kehidupan Chaca berantakan jika saja saat itu Aga—pria yang usianya nyaris beda 8 tahun lebih tua darinya tidak datang dengan satu boneka Phoo super besar. Aga selalu ada disisinya setiap hari, menghibur Chaca dengan segala sikap dingin namun penuh perhatian. Tak terasa masa-masa SMP berlalu begitu saja hingga dirinya kini berada di kelas 3 SMA.

Mas Aganteng, Chaca terkadang memanggilnya seperti itu. Mas Aganteng dan mbak Chacantik. Uhuk.

Ya mungkin terdengar menjijikan ditelinga orang lain, terutama ditelinga paman rasa teman di rumahnya itu. Namun Chaca tak peduli sama sekali. Toh mas Aga juga tidak merasa keberatan.

"Ayo kita menikah setelah lulus" ucap Aga. Mata pria ini menatap lurus dengan penuh keyakinan.

"Ayo. Chaca mau"

"Aku suka sama kamu"

Chaca tersenyum lebar "Aku juga suka sama mas Aga"

"Aku benar-benar serius. Kita sudah berpacaran hampir 2 tahun. Aku juga sudah mendapat pekerjaan tetap. Jadi ayo kita menikah" Aga meraih tangan wanitanya dan menggenggamnya dengan erat.

"Ayo mas Aga. Kan Chaca udah setuju dari tadi"

"Apapun syarat dari kamu, aku bersedia untuk mengabulkannya."

Chaca menggelengkan kepalanya "Ngga ada mas. Tenang aja. Chaca nerima mas luar dan dalam. Dari hati paling ujung ini"

"Kalau kamu mau ngelanjutin study kamu sampai S3, aku nggak masalah sama sekali."

Buset S3. S1 aja belum nyentuh sama sekali. Oh jangankan S1, surat tanda kelulusan tingkat sekolah menengah atas saja belum ada hilalnya kapan bisa cap 3 jari dan dikantongi pulang ke rumah. Masih terlalu jauh.

"Nggak. Chaca belum kepikiran sampai ke sana kok mas. Tapi nggak tahu ke depannya Chaca mau gimana. Yang penting mas kantongi dulu duitnya ya. Nabung"

"Jadi mau nikah sama aku?"

"Etdah si Mas Aganteng. Mau. Chaca mau mas. Mau mau mau mau mau. Mau sampai timbangan bakal jebol saking nggak kuatnya"

"Dek bisa diam sebentar nggak?!" ucap Aga ketus.

Chaca mendengus sebal. Pandangan yang sebelumnya terarah ke Aga kini beralih menatap dua tangan mas Aga yang menggenggam erat tangan wanita yang memiliki jari-jari indah ciptaan Tuhan yang terlihat begitu sempurna yang panjang nan juga lentik. Tak seperti jarinya yang pendek-pendek bin bulat lengkap dengan lemak yang mengganjal perutnya.

Jika diibaratkan, jari wanita itu seperti sawi dan jarinya seperti cesim.

Dari tangan. Pandangan Chaca beralih menatap wajah cantik jelita bernama mbak Dini yang ditekuk sedari tadi karena Chaca malah ikut datang mengekor kemanapun Aga berada.

"Kamu ngajakin aku nikah, tapi tetep aja bawa ni bocah?" tanya Dini sewot.

Dianggap bocah padahal sebentar lagi lulus SMA dan akan menjadi mahasiswi, Chaca jelas tidak terima. Ia balik menatap sinis ke arah Dini " Eh mbak-mbak yang punya piala olimpiade sains banyak. Chaca bukan bocah lagi ya. Sebentar lagi Chaca juga bisa kaya mbak Dini. S1 lanjut S2, kerja terus S3"

"Terserah kamu" balas Dini ketus.

"Jangan pada ribut. Dek kamu diam dulu ya" ucap Aga.

Chaca kembali berdecih tak suka. 2 tahun lalu saat tahu jika Mas Aga berpacaran dengan mbak Dini, Chaca menangis uring-uringan nggak jelas yang membuat mamih memasukan Chaca ke dalam kardus super besar dan dikirim ke rumah bunda—ibu dari mas Aga yang berada tepat di depan rumahnya.

Jangan lupa dengan pesan yang di print dengan font Text New Roman, di bold lalu di underline dengan ukuran 400. Nyetaknya pakai printer arsitektur milik om Dimas. Kalimatnya kurang lebih seperti ini.

Nih bocah nembang terus. Terserah mau di daftarin ke KDI atau nggak. Padahal jelas-jelas Chaca nangis bukan nyanyi.

Dini menjulurkan lidahnya ke arah Chaca bertanda jika dia kembali menang "Kamu bilang mau nurutin semua syarat aku kan?"

Chaca buru-buru mencondongkan wajahnya lebih dekat ke wajah Aga lalu menggelengkan kepala. Oh Chaca bahkan mencopot kalungnya dan menggoyangkannya didepan Aga seolah-seolah tengah menghipnotisnya.

Mas. Lo kalau nggak mau geleng mending tidur. Tidurlah, tidurlah, tidurlah oh mas Agantengku.

Namun namanya juga cara edan dengan kenormalan setengah ons ini, Chaca tak mendapatkan gelengan kepala. Aga malah mengangguk setelah menjauhkan kepala Chaca dengan menonyornya pelan.

"Apapun itu. Aku bakal ngabulin"

Meski tahu caranya bakal sia-sia. Chaca kini balik berusaha menghipnotis Dini yang langsung mendapat pelototan dari wanita ini.

Kampret ini Om Dimas. Katanya bisa buat pesugihan dan hipnotis ini kalung, eh nggak mempan sama sekali. Mas Aga nggak dapet, duit juga nggak dapet ini mah.

Istighfar Cha. Pesugihan itu dibenci sama Allah. Astaghfirullah.

"Pertama aku udah daftar lanjut S3 di Amerika, jadi kita bisa nikah setelah aku lulus. Karena aku penginnya langsung punya anak setelah nikah. Tapi karena aku kuliah dan kerja. Jadi itu agak mustahil kalau nikah sekarang"

Chaca tersenyum lebar sambil mengacungkan jempolnya ke arah mbak Dini "Bagus mbak. Jangan nikah, sekolah aja dulu ya mbak yang pinter. Biar mas Aga nikahnya sama Chaca"

"Idih" ucap Dini.

"Tapi kalau kita tunangan dulu nggak apa-apa kan?"

Mata Chaca melotot ke arah mas Aga yang baru saja bicara. Aduh. Sakit hati adek mas. potek iki loh mas Aganteng.

"Oke setuju"

Buset dah. Ngenes banget gue.

"Musik mas. Sungguh malangnya nasib ku, ku, ku, ku. Kehilangan dirimu, mu, mu, mu" dari pada menyedihkan, Chaca kini malah bernyanyi membuat Aga menggelengkan kepalanya.

Syukur, kafe dalam kondisi sepi seperti sekarang. Aga tak perlu repot-repot membekap mulut tetangga setengah ons nya ini.

"Syarat ke dua. Bisa nggak, nih bocah disingkirin dulu? Kalau ngikut kita mulu, aku berasa kaya punya anak." lanjut Dini.

"Aku, seorang Dewasaaa. Mempunyai KTP. kalau berjalan hap hap hap. Aku seorang dewasa" timpal Chaca dengan nada lagu seorang kapiten. Sejak dulu Chaca dan Dini memang bagaikan air dan minyak yang tak akan pernah bersatu.

Aga menggelengkan kepala "Kalau nyingkirin dia nggak bisa. Aku udah terlanjur janji sama bapaknya buat jagain dia"

Chaca kini balik menjulurkan lidahnya ke arah Dini. Sama-sama menang sekarang.

Tambah sewot pula Dini sekarang "Sudah nikah juga harus jagain dia?"

Aga kembali menggeleng "Nggak segitunya juga. Lagi pula dia juga mau ke Jerman. Kuliah di sana"

Ah Chaca lupa dengan nasib study nya yang harus dilanjutkan di luar negeri itu. Alasannya? Jelas bukan karena keinginan Chaca melainkan keinginan sang mamih. Dirinya bahkan masih mengingat ucapan sang mamih yang entah kenapa dulu termakan oleh nya.

"Mas Aga itu pinter. Kalau kamu mau jadi pacar mas Aga, ya kamu harus pinter juga. Kuliah dulu yang bener"

Dan bodohnya Chaca percaya saja meski tahu niat sang mamih adalah untuk memisahkannya dari mas Aga. Kata mamih, Chaca terlalu menempel di Aga hingga membuat pria ini merasa bosan.

"Ih. Orang belum juga daftar" jawab Chaca.

"Tapi kamu apply berkas-berkas kamu kan?" tanya mas Aga lagi.

Chaca mengangguk "Udah"

"Bagus kalau gitu. Aku sama mas Aga bakal doa dan rajin tahajud malam buat doain kamu biar keterima" bukan Aga yang menjawab, melainkan mbak Dini yang kini tersenyum begitu lebar.

...****************...

Mari berkenalan dengan Chaca teman-teman. kalau ditanya karakternya mirip Flora jawabannya iya. Berhubung draftnya sudah ke hapus, jadi aku pengin coba nulis lagi dengan karakter kaya dia. ada beberapa scene juga yang mungkin sama.

cuman ini nggak up tiap hari ya, paling 2 hari sekali, sampai cerita Anya bener-bener tamat.

sok atuh ayo kasih komentar tentang watak macam Chaca

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

saya mampir.. hayuu kak ditunggu

2022-11-05

0

Sulis Cupliez

Sulis Cupliez

waahh.. berasa reunian sma Flora😂

2022-10-19

0

Miss Tiya😊

Miss Tiya😊

mampir thor.. mirip wine wataknya agak2 gitu xixixi

2022-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!