Menikahi Kakek Tampan
Ian berusia 38 tahun sedang mencari keberadaan Lampard di area ballroom. Ian sangat kesal dan ingin melahap orang pada pagi ini. Bagaimana tidak hari ini adalah hari ulang tahun si kembar. Seluruh orang sedang sibuk mempersiapkan acara tersebut dengan susah payah. Malah Lampard menghilang tanpa jejak. Ian meminta seluruh pengawalnya mencari keberadaan Lampard tersebut hingga ketemu.
Tak lama kemudian datang seorang pengawal dan mengatakan kalau Lampard sedang berada di apartemennya. Pengawal itu menjelaskan kalau Lampard tidur terlelap di apartemennya. Ian terkejut dengan mata membola. Bagaimana bisa Lampard yang membuat acara malah masih tidur. Mau tidak mau Ian pergi meninggalkan ballroom hotel untuk membangunkan Lampard.
"Dasar Lampard sialan! Kamu yang membuat acara si kembar malah tidur terlelap!" maki Ian yang masih fokus pada kendaraannya.
Sejam berlalu Ian bergegas menuju ke apartemen Lampard dengan penuh amarah. Ian memasukkan kode hingga pintu itu terbuka. Matanya mulai menyalang dan mencari keberadaan Lampard. Lalu Ian masuk ke dalam kamar dan melihat Lampard yang masih tidur terlelap dengan damai.
"Wake up! Man! Sudah saatnya kamu bangun dari tidurmu! Hari ini ada ulang tahun si kembar! Apakah kamu lupa itu!" geram Ian.
Sementara Lampard tidak terusik keberadaan Ian meskipun sedang berteriak. Lampard malah asyik dengan tidurnya. Dengan terpaksa Ian menunggu Lampard bangun dari tidurnya.
Sejam dua jam sampai tiga jam Ian merasakan ponselnya berdering. Ian segera mengangkat ponselnya dan berbicara. Seketika Ian terhenyak mendengar Scarlett sedang marah. Ian lupa kalau pagi ini Lampard ada janji dengan Scarlett. Ian masuk ke dalam dan mengijinkan Scarlett memarahinya. Ian sengaja membesarkan volumenya dan menaruh ponselnya di samping telinga Lampard. Akhirnya Ian meninggalkan Lampard di kamar sendirian.
"Kakek... Kakek Lampard! Kakek jahat! Katanya mau jemput Scar, Ed dan Kak Sean! Huahaha!" tangis Scarlett hungga membuat Lampard terbangun dari tidurnya.
Lampard membuka matanya dan meraih ponsel itu sambil berkata, "Maaf... Kakek lupa. Kakek akan bangun dan mandi dulu. Setelah itu kakek akan pergi ke mansion."
Lampard beranjak dari tidurnya dan membersihkan tubuhnya. Tak lama Lampard keluar dan memakai celana bahan dan memakai t-shirt. Lampard melihat Ian sedang asyik bermain game. Lalu Lampard mengajaknya pergi sebelum mendapatkan amukan dari Scarlett, "Ayo kita pergi!"
"Kamu tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahun si kembar?" tanya Ian.
"I know," jawab Lampard tanpa berdosa.
"Lalu kenapa kamu telat bangun!" geram Ian.
"Aku tidur hanya sebentar. Kamu tahu semalam aku pergi ke pelabuhan untuk mengecek barang datang. Setelah itu aku pulang ke sini dan memutuskan untuk tidur hanya sebentar," jawab Lampard tanpa berdosa.
"Kamu kira hanya sebentar! Kamu lihat ini sudah jam sepuluh siang! Lima jam lagi cucumu akan berulang tahun!" geram Ian.
"Maaf Ian... Aku tidak sengaja bangun sesiang itu," jawab Lampard dengan wajah tengilnya. "Ayo kita berangkat sebelum Scar menangis lagi."
Ian terpaksa mengalah untuk berdebat dengan Lampard. Sebelum berangkat Ian mengambil ponselnya dan keluar dari apartemen. Sebelum sampai ke basemant Lampard menghubungi supirnya untuk membawa mobil Limosin yang sudah didesain untuk ketiga cucunya itu.
Sedangkan di mansion Scarlett nama gadis kecil itu tersenyum lebar. Gadis itu memang tidak kesal sama sang kakek melainkan untuk mengerjainya. Sering sekali Scarlett membuat drama agar semua orang di sekitarnya tergopoh-gopoh. Bahkan Scarlett lebih suka mengerjai kakek angkatnya itu. Lalu bagaimana dengan kedua kakek lainnya? Scarlett tidak berani melakukannya. Walau kedua kakek itu ingin sekali direpotkan oleh Scarlett. Entah kenapa ini bisa terjadi.
Selesai berdandan Alexa mendekati Scarlett yang sedang tersenyum bahagia. Alexa mengerutkan keningnya dan menatap wajah Scarlett yang penuh tanda tanya. Kemudian datang Edward dan Sean dengan senyum manisnya. Mereka akhirnya menghampiri Alexa sang mama.
"Mama," sapa Sean.
"Ayo ke sini kita berkumpul!" titah Alexa yang berlutut untuk menyamakan tinggi badannya dengan ketiga anaknya tersebut.
"Ada apa ma?" tanya Sean.
"Hari ini adalah hari ulang tahun Scar dan Ed. Kita di sana untuk merayakannya. Tapi kalian ingat jangan terlalu over. Kalian tidak boleh makan coklat dan es krim!" perintah Alexa.
Mata Scarlett membulat sempurna. Scarlett bingung dengan perintah sang mama. Pasalnya sang mama tidak mengijinkannya makan es krim dan coklat. Bagi Scarlett ini perintah yang sangat menyeramkan. Sepertinya Scarlett harus mencari cara agar bisa menikmati kedua makanan itu.
Kemudian Lampard datang bersama Ian dengan senyum merekah. Mereka segera mendekati Scarlett, Edward dan Sean. Alexa segera bangun dan melihat Lampard, "Apakah senjata yang aku pesan sudah datang pa?"
"Iya. Tapi aku belum mencobanya. Aku harap kualitasnya sangat bagus," jawab Lampard.
"Maaf aku tidak datang ke sana. Harusnya aku yang ke sana. Aku sedang disandera oleh mereka," jawab Alexa sambil menunjuk ketiga anaknya.
Lampard terkekeh melihat Alexa yang sudah menjadi seorang ibu. Lampard tahu kalau pekerjaan seorang ibu itu sangat berat. Beberapa saat kemudian Lampard meminta izin kepada Alexa untuk membawa mereka. Alexa menyetujuinya dan percaya dengan Lampard. Mereka akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari mansion. Sebelum keluar Alexa mengingatkan kembali kepada anak-anaknya itu agar tidak memakan coklat dan es krim. Mereka mengangguk paham dan kesal terutama Scarlett.
Sepanjang perjalanan menuju ke Snowden Hotel's, Scarlett memajukan mulutnya sepanjang sepuluh senti. Tak sengaja Lampard melihat Scarlett dan mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Scar... Kamu kenapa?"
"Aduh kakek. Ini masalah sangat besar sekali buat kami," jawab Scarlett yang ngambek itu.
"Masalah besar apa? Apakah kamu bertengkar dengan Rara?" tanya Lampard lagi.
"Tidak. Rara adalah sepupuku yang menyenangkan. Kakek tahu tidak mama tidak mengizinkan kami makan es krim dan coklat," jawab Scarlett sambil cemberut.
Ian dan Lampard menahan tawa karena melihat Scarlett yang sangat menggemaskan itu. Lalu Lampard segera meraih tubuh mungil Scarlett lalu memangkunya, "Kenapa kamu cemberut seperti itu? Bukannya anak gadis itu akan cantik jika tidak cemberut atau ngambek seperti itu?" tanya Lampard sambil mencium pipi Scarlett.
"Scar kesal sama mama. Kami tidak boleh makan es krim dan coklat. Kakek tahukan kalau makanan itu adalah makanan favorit kami," rengek Scarlett.
"No Scar. Yang dikatakan oleh mamamu benar. Bagaimana jika gigi kalian sakit?" tanya Lampard yang membetulkan nasihat Alexa.
"Jika kami sakit gigi, apakah gigi Scar akan dicabut semuanya?" tanya Scarlett yang tubuhnya bergetar karena membayangkan giginya hilang semua.
"So pasti," jawab Sean dengan jujur. "Nanti kamu mirip nenek-nenek yang tidak memiliki gigi."
"Berarti aku," ucap Scarlett.
Edward sangat kesal terhadap sang kakak. Bagaimana bisa Sean menjelaskan kalau Scarlett bisa ompong? Sedangkan dirinya sangat menginginkan coklat dan es krim itu? Rasanya Edward ingin memukul sang kakak saat ini juga. Kemudian Edward menjelaskan gigi Scarlett tidak ompong asalkan dirinya rajin menyikat gigi. Scarlett paham dan tersenyum sumringah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 423 Episodes
Comments
Tukang_Halu
aku mampir
2022-11-28
1
Masyitah Ellysa
hi author macam mana ya nak tambah buku ni ke rak buku sebab sekarang noveltoon sudah tidak ada button love tu
2022-10-25
2